Maira merasa bersyukur bisa mempunyai pacar yang sangat baik kepada dirinya walaupun kadang suka membuat dirinya kesal. Beberapa lama Riski dan Maira makan, akhirnya selesai juga dan mereka memilih untuk duduk sebentar saja di McD ini sambil meringankan perutnya setelah makan. Setelah perutnya agak lega, Riski mengajak pacarnya itu untuk berkeliling mallnya karena takut kesorean apabila duduk terus di dalam McD.
Di saat mereka berdua sedang jalan-jalan, mereka melihat baju couple yang sangat bagus. Tetapi harganya cukup mahal, mereka pun tidak jadi membelinya dan melanjutkan ke tempat swalayan karena Riski harus membeli beberapa stok untuk di tempat kost. Setelah mereka berdua selesai belanja di swalayan dalam mallnya, Riski dan Maira berkeliling-keliling lagi. Riski tidak sengaja melihat jam yang sangat bagus, dia pun mengajak pacarnya untuk pergi ke toko jam terlebih dahulu.“Sayang sayang jam ini bagus ngga buat aku ?” tanya Riski sambil menunjuk jam yang menurut dirinya bagus.“Bagus ko sayang cocok tahu sama kamu,” jawab Maira kepada pacarnya itu.“Iya udah aku beli jam yang itu ya sayang, kamu mau ngga biar aku yang beliin ?” tanya Riski yang ingin membelikan jam juga kepada pacarnya itu.“Hmm ngga usah deh sayang aku ngga enak sama kamu, kamu kan tadi udah traktir aku,” kata Maira yang merasa tidak enak dengan pacarnya.“Udah ngga apa-apa sayang, ayo kamu mau jam yang mana ?”“Yang mana aja boleh sayang.”“Ayo kamu pilih aja sayang kan aku ngga tau yang kamu suka yang mana,” ucap Riski yang meminta Maira untuk memilih jamnya sendiri.“Aku ngga enak tahu sayang masa kamu ngebeliin aku terus,” kata Maira yang masih merasa tidak enak dengan pacarnya.“Udah ngga apa-apa sayang pilih aja aku ikhlas kok kamu kan kesayangan aku.”“Iya udah aku pilih ya sayang.”“Iya sayang kamu pilih aja yang kamu suka nanti abis dari sini kita ke tempat tamzone yuu,” ajak Riski karena dia sudah lama tidak bermain tamzone.“Boleh sayang bentar aku pilih dulu.”Maira pun langsung memilih-milih jamnya yang menurut dia bagus tetapi tidak begitu mahal karena Maira merasa kasihan dengan Riski apabila dirinya memilih jam yang cukup mahal. Beberapa lama Maira memilih jamnya, akhirnya dia pun menemukan juga jam yang cocok untuk dirinya. Mereka berdua langsung membayar jam tersebut ke kasir yang berada di toko jam tersebut.“Ini yah mba jamnya 2,” kata Riski sambil memberikan jamnya ke kasir.“Iya mas," jawab kasir sambil menghitung total harga yang dibeli oleh Riski dan Maira.“Totalnya 180.000 ya mas,” kata kasir yang langsung memasukkan jamnya ke dalam pepper bag tokonya.Lalu Riski pun membayarnya dengan uang pas dan meninggalkan toko jamnya untuk pergi ke tempat tamzone yang berada di lantai 3. Setelah sampai di lantai 3, mereka berdua langsung membeli koin untuk memainkan mainan yang berada di dalam tamzonenya. “Mas saya beli koinnya 20k ya,” kata Riski yang sambil memberikan uang pas kepada kasirnya. “Baik mas.”Kasir pun memberikan koinnya sebanyak 20 biji kepada Riski dan Maira. Mereka berdua langsung memainkan mainannya dan mengumpulkan tiket itu agar bisa ditukar dengan barang yang kita mau. “Sayang sayang kita main basket yu terus kita balapan siapa yang paling banyak masukin bola ke ringnya dia yang menang,” ajak Riski yang menantang Maira untuk bermain basket bersama. “Boleh sayang ayo siapa takut yang menang pasti aku lah kamu kan cemen hahaha,” kata Maira sambil meledek Riski.“Ngga lah kamu yang kalah, ayo sayang kita itung barengan yah.”“1...2...3 mulai,” kata Riski dan Maira secara bersamaan. Lalu mereka berdua pun langsung bertanding dengan semangat karena tidak mau ada yang kalah. Beberapa menit mereka berdua bertanding basket, akhirnya selesai juga dan pertandingan basket ini dimenangkan oleh Maira. “Tuh kan aku yang menang kamu kalah yaa kalah," kata Maira yang merasa senang karena dia menang dari pacarnya. “Sebenarnya aku ngalah aja sih pas tadi soalnya aku kasihan sama kamu kalau kamu kalah,” ucap Riski yang beralasan kepada Maira. “Haha boong banget kamu bilang aja kalah ya kalah.”“Haha iya deh aku kalah kamu hebat banget sayang, iya yu kita main yang lain itu tiketnya diambil sayang nanti kita kumpulin.”“Iya sayang yuu.”Setelah selesai bermain basket, Riski mengajak Maira untuk bermain games dancer yang berada di dalam tamzone tersebut.“Sayang kamu bisa main itu ngga ?” tanya Riski yang menunjuk games dancernya.“Ngga bisa sayang aku ngga pernah mainin itu kalau ke tamzone, memang gimana caranya sayang ?” kata Maira karena dia belum pernah memainkan itu sebelumnya.“Nanti kamu lihat yang di depan layar itu sayang, kalau layarnya biru atau kuning atau warna apa kamu tinggal injek aja sesuai warna di layarnya.”“Oh gitu sayang ayo deh kita coba.”Riski dan Maira langsung memulai games tersebut dengan pilihan dua orang agar lebih seru. Mereka berdua sangat senang sekali karena jarang-jarang mereka bisa seperti ini, apalagi Maira dia tertawa lepas di saat memainkan games dancernya. Beberapa lama Riski dan Maira bermain tamzonenya, mereka berdua memilih untuk menyudahi bermainnya karena sudah lelah.“Sayang kita tuker tiket ini dulu yu udah lumayan banyak nih,” kata Riski yang mengajak Maira untuk menukarkan tiketnya agar bisa menjadi barang.“Ayo sayang aku juga udah cape banget nih yu kita tuker dulu.”Mereka berdua menukarkan tiketnya ke tempat kasir tadi dan mendapat sebuah gelas kecil yang sangat lucu.“Lumayan nih sayang kita dapet gelas kecil lucu banget lagi, ini kau ditaruh dimana ya sayang buat kenang-kenangan,” ujar Maira yang memegang gelas kecil tersebut.“Iya lucu banget sayang kaya kamu, mending taruh di rumah kamu aja deh sayang kalau di aku takut pecah.”“Boleh deh sayang aku taruh ya, kita pulang yu sayang udah sore nih.”“Ayo sayang kamu cape ya.”Riski pun memegang tangan Maira sambil turun ke lantai 1. Setelah sampai di lantai 1, Riski mengajak Maira untuk pergi ke tempat boneka terlebih dahulu karena dia ingin membelikan boneka untuk menemaninya Maira tidur. “Sayang kita ke tempat boneka dulu yu,” ajak Riski kepada Maira sebelum pulang ke rumahnya. “Boneka ? Boneka buat siapa sayang,” jawab Maira yang merasa bingung karena tidak biasanya Riski membeli boneka. “Udah ayo kita ke toko boneka dulu.”Lalu mereka berdua pun langsung pergi ke tempat toko dan membeli boneka untuk Maira.“Sayang kamu suka ngga boneka ini ?” tanya Riski kepada pacarnya.“Ini buat aku sayang ?”“Iya buat kamu sayang masa buat siapa lagi kan kesayangan aku kamu, kamu mau ngga sayang boneka ini ?”“Mau sayang mau makasih banyak yah aku belum punya boneka kaya gini.”“Sama-sama sayang jaga boneka ini ya nanti kalau kamu kangen aku peluk aja hehe.”“Boleh-boleh sayang nanti aku peluk pas mau tidur.”“Asik iya udah yu bayar sayang,” Riski merasa bahagia karena Maira tidak berhenti tersenyum sambil memeluk boneka yang dia pilih tadi. “Ayo sayang.”Riski dan Maira langsung pergi ke kasir untuk membayar boneka tersebut.“Ini mba saya beli boneka ini ya,” ucap Riski sambil memberikan boneka yang dia pilih kepada kasirnya.“Iya mas totalnya jadi 50k.”Riski pun memberikan uangnya sebesar 50.000.“Ini ya mas bonekanya terimakasih sudah belanja di sini.”“Iya mba.”Setelah Riski dan Maira membayar boneka tersebut, mereka pun berjalan keluar dari tokonya dan pergi ke tempat parkiran untuk pulang. Sesampainya di parkiran Maira mengucapkan banyak terimakasih kepada pacarnya karena sudah memberikan ini semua untuknya.“Sayang makasih banyak yah udah beliin aku boneka, jam, ditraktir makan terus main tamzone.”“Sama-sama sayang aku bahagia banget ngeliat kamu juga senyum-senyum terus dari tadi, iya udah yu sayang kita pulang udah sore nih,” kata Riski yang mengajak pacarnya untuk segera pulang.“Ab
Setelah Maira mengobrol dengan ibunya di dapur, mereka berdua pun melanjutkan masaknya agar selesai. Maira dan ibunya memasak udang saus tiram dan sayur sawi. Beberapa menit kemudian, masakan yang dibuat oleh Maira dan ibunya sudah jadi. Maira pun langsung memindahkan makanan itu ke dalam piring dan menaruhnya di meja makan. Maira yang sudah selesai membantu ibunya memasak, dia pun kembali lagi ke kamarnya untuk mengambil handphonenya di dalam kamar dan dibawa ke ruang tamu karena dia ingin menchatting pacarnya sambil menonton televisi. Maira : hallo sayang kamu lagi apa nih ? Riski yang sedang menonton televisi, handphonenya pun berbunyi dan dia langsung mengambil handphonenya dan melihat ternyata pacarnya menchatting dirinya. Riski langsung membalas chatting dari kesayangannya itu tanpa perlu waktu lama. Riski : aku lagi nonton tv nih sayang, kamu lagi apa ? Maira : sama dong aku juga lagi nonton tv sayang cuman tadi aku abis masak buat nyia
Maira merasa bahagia karena bisa bercanda dengan pacarnya itu sampai-sampai dia merasa lelah tertawa, akhirnya Maira pun memilih untuk izin tidur terlebih dahulu kepada Riski.Maira : sayang aku tidur dulu yah udah ngantuk nih, kamu mau tidur kapan sayang ?Riski : aku mau tidur sekarang juga kok sayang soalnya udah ngantuk jugaMaira : asik bagus sayang biar ngga bergadang, dadah sayang selamat malam kesayangan aku, aku tidur duluan yaRiski : iya sayang selamat malam juga mimpi indahMaira pun langsung menaruh handphonenya, begitu pula dengan Riski karena mereka berdua sudah sama-sama mengantuk. Di pagi hari yang cerah, Riski terbangun dan dia langsung mengambil handphonenya untuk mengucapkan selamat pagi kepada kesayangannya.Riski : selamat pagi sayang, kamu udah bangun belum nih ?Maira sudah bangun sejak tadi dan sekarang dia sedang merapikan rumahnya karena disuruh oleh ibunya. Di saat Riski sedang menunggu balasan
Roni yang mengobrol terus-menerus dengan Riski merasa tidak enak karena Riski sebentar lagi akan berangkat kuliah. Akhirnya dia pun memilih untuk kembali lagi ke tempat kost dirinya saja agar Riski bisa bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.“Ris gua balik dulu ya ke tempat kost gua ngga enak sama lu mau berangkat ke kampus,” kata Roni kepada Riski.“Tenang aja kali tapi gua mau siap-siap sih soalnya udah jam 8 lewat nih.”“Tuh kan iya udah gua balik yah bro.”“Iya bro.”Roni pun keluar dari tempat kostnya Riski, sedangkan Riski dia langsung bersiap-siap memakai pakaiannya. Riski hari ini memakai kemeja berwarna biru tua dan dipadukan dengan celana berwarna coklat serta tidak lupa memakai sepatu berwarna biru karena di kampus Riski tidak boleh memakai sendal. Setelah sudah siap semuanya, Riski menchatting pacarnya terlebih dahulu karena dia harus menjemput pacarnya.Riski : sayang kamu siap be
Maira pun memilih untuk berbohong saja kepada Farel agar hubungan dirinya dengan Riski baik-baik saja.“Maaf Rel gua ngga main wa.”“Kok bisa ?” tanya Farel yang merasa bingung karena jaman sekarang tuh pasti hampir semua orang sudah mempunyai whatsapp.“Iya bisa lah gua cuman punya ig doang itu juga jarang gua buka,” kata Maira yang berbohong kembali kepada Farel.“Oh gitu gua kira lu main wa soalnya kan aneh aja gitu jaman sekarang ngga punya wa.”“Kalau gua males aja sih Rel main wa.”Riski yang melihat Farel meminta nomor whatsapp Maira semakin malas, tetapi untung saja pacarnya itu tidak memberikan nomornya walaupun harus berbohong. Riski pun memilih untuk mengajak pacarnya pergi ke ruangan saja karena takut apabila lama-lama di kantin Farel bisa minta macem-macem lagi kepada Maira.“Maira kita ke ruangan yu bentar lagi mau di mulai loh,” kata Riski yang lang
Maira pun memilih untuk berbohong saja kepada Farel agar hubungan dirinya dengan Riski baik-baik saja.“Maaf Rel gua ngga main wa.”“Kok bisa ?” tanya Farel yang merasa bingung karena jaman sekarang tuh pasti hampir semua orang sudah mempunyai whatsapp.“Iya bisa lah gua cuman punya ig doang itu juga jarang gua buka,” kata Maira yang berbohong kembali kepada Farel.“Oh gitu gua kira lu main wa soalnya kan aneh aja gitu jaman sekarang ngga punya wa.”“Kalau gua males aja sih Rel main wa.”Riski yang melihat Farel meminta nomor whatsapp Maira semakin malas, tetapi untung saja pacarnya itu tidak memberikan nomornya walaupun harus berbohong. Riski pun memilih untuk mengajak pacarnya pergi ke ruangan saja karena takut apabila lama-lama di kantin Farel bisa minta macem-macem lagi kepada Maira.“Maira kita ke ruangan yu bentar lagi mau di mulai loh,” kata Riski yang lang
Di saat sudah sampai rumah sakit, Riski dan Maira mendaftar terlebih dahulu dan menunggu panggilannya sebentar karena rumah sakit ini cukup ramai padahal ini sudah sekitar jam 2.Beberapa lama mereka menunggu, Maira pun dipanggil oleh susternya untuk masuk ke dalam ruangan dokternya. Riski memilih untuk ikut ke dalam ruangannya juga karena bingung harus melakukan apa apabila di luar ruangan. Maira yang baru saja masuk ke ruangannya langsung di cek oleh dokternya.“Dok gimana dengan Maira ?” tanya Riski kepada dokternya yang masih saja memeriksa Maira.“Bentar ya mas saya periksa dulu,” ucap dokternya kepada Riski karena dokter itu belum selesai memeriksa Maira.“Iya dok.”Riski pun menunggu Maira diperiksa dan dia merasa sedikit malu karena tadi dia tidak sabaran menanyakan keadaan pacarnya itu, padahal dokter saja baru memeriksanya.“Maira tidak kenapa-napa kok mas hanya saja kecapean dan butuh isti
“Ibu bisa aja, saya minum ya bu.”Riski meminum es teh buatan ibu Maira itu sekaligus berpamitan karena harus pulang ke tempat kostnya.“Iya udah Bu saya pulang dulu yah takut kesorean.”“Iya nak hati-hati ya, sekali lagi makasih banyak udah nganterin Maira pulang.”“Iya Bu tenang aja Riski juga makasih sama ibu, Riski pamit ya bu.”Riski langsung salim kepada ibunya dan pergi keluar rumah Maira untuk menaiki motornya. Sebelum sampai tempat kostnya, Riski memilih untuk membeli makanan terlebih dahulu karena dia belum makan sejak tadi siang.Setelah membeli makanannya, Riski melanjutkan perjalanannya menuju tempat kostnya. Baru saja Riski sampai di tempat kostnya, Riski melihat Roni keluar dari tempat kostnya dan dia pun tidak lupa mengapa temannya itu.“Lu mau kenapa bro ?”“Eh lu udah pulang gua ngga ngeliat, gua mau beli kebutuhan kampus nih bro,” jawab R