Share

Bab 4. Diusir

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2025-10-23 11:57:35

Setelah ditepuk beberapa kali, Lirea bangun dan mengeluh, "Sayang… aku masih ngantuk. Biarkan aku tidur lagi.”

Nada bicara Lirea terdengar manja, seolah-olah dia telah mengenal pria yang ia jadikan sandaran di belakangnya. Hal ini membuat semua orang di ambang pintu semakin bingung.

Tatapan mata Lirea tampak redup, ia tidak melihat dengan jelas siapa orang yang ada di belakangnya, kemudian ia memiringkan badan dan kembali tidur.

Beberapa saat kemudian, Lirea seperti menyadari sesuatu. Dia terkejut--

Pria yang ada di belakangnya ternyata bukan Arka!

Lirea menoleh dan melihat pria yang ada di depannya. Kemudian ia pun berteriak dengan kencang, "Ahhh..."

Rendra membuka bibirnya dan berkata, "Ingin mencari suamimu?"

Seluruh tubuh Lirea terasa dingin dan matanya membelalak lebar karena terkejut.

Su... Suami? Dia tampak linglung.

Lirea ingat adegan panas yang telah ia lakukan sebelumnya. Dia memanggil 'suami' lagi dan lagi.

Ternyata pria ini bukan Arka, tapi pria itu adalah pria yang sama sekali tidak ia kenal.

"Lirea, bukannya kamu tunangan Kak Arka?" Tanya Aira yang berpura-pura terkejut.

Lirea yang mendengar suara itu langsung menoleh dengan terkejut. Ia melihat Arka dan seluruh keluarga Maherson berdiri di depan pintu. Lirea membelalakkan matanya. Saat ini ia merasa lebih ketakutan dan kedinginan daripada sebelumnya. Seperti ada es yang menekan dari punggungnya.

Arka seperti mendapat pukulan yang keras, kemudian ia berkata dengan suara yang gemetar, "Ka... Kamu... Kamu ternyata..."

"Aku..." Otak Lirea tidak bisa berpikir dengan jernih, "Aku tidak tahu... Arka..."

"Jadi, sebenarnya kamu ini Kakak Iparku?" Tiba-tiba Lirea mendengar suara pria yang ada di sebelah itu berbicara di dekat telinganya.

Lirea seketika langsung menoleh, kemudian ia menampar wajah Rendra lalu ia segera mundur sambil menarik selimutnya, "Pergi!”

Ekspresi wajah Rendra tampak sangat marah. Berani-beraninya wanita ini menamparnya, "Pergi? Siapa yang baru saja bilang masih mau nambah lagi?"

"Aaah!" Lirea berteriak liar, lalu langsung menyela Rendra, "Diam! Diam! Aku tidak melakukannya, Arka..."

Arka tidak mengatakan apapun kecuali tatapannya yang sangat dingin.

Kemudian dia mundur selangkah dan langsung bergegas pergi.

"Arka..." Lirea mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Arka dan melompat ke depan. Lirea justru terjatuh di lantai. Untungnya, selimut itu juga masih menempel di badannya, hingga ia tidak terlihat telanjang di depan orang lain.

Juna Maherson berteriak pada Rendra, "Turun!" Setelah itu Juna Maherson berbalik dan langsung pergi.

Di sisi lain, Aira berusaha mencoba menenangkan dirinya kemudian ia berkata kepada Nyonya Maherson, "Bibi, sebaiknya aku pergi dulu."

"Kalau begitu aku akan memanggil sopir." Nindya menatap Rendra dengan tatapan masih tidak percaya. Setelah itu ia mengajak Aira pergi dari kamarnya. Saat ini Lirea terkulai lemas di lantai dan tidak tahu harus berbuat apa.

Rendra melepaskan lilitan handuk di pinggangnya, lalu membuka koper dan mengeluarkan satu setelan pakaian untuk ia kenakan. Setelah itu dia berjalan ke arah Lirea, "Pakai dulu bajumu."

Lirea mengangkat kepalanya, tatapan matanya tampak kosong dan tidak berdaya. Dia menitikkan air mata putus asa, "Brengsek... kamu brengsek..."

Pria ini... yang menghancurkanku. Batin Lirea menderita.

"Ada orang yang lebih brengsek dariku."

Setelahnya, dia turun dengan barang bawaannya. Lirea mengenakan pakaiannya lalu berjalan ke lantai bawah dengan langkah yang berat.

Saat ini pikiran Lirea dalam keadaan kacau. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi.

Ketika dia sampai di tangga, tiba-tiba dia teringat adegan Arka yang sedang memapah dirinya. Kemudian, sesuatu muncul di benaknya.

"Terakhir kali, kamu membunuh Kakak Iparmu, dan kali ini apa yang telah kamu lakukan pada Kakakmu? Kamu meniduri calon istrinya!" Sebuah raungan datang dari lantai bawah.

Seketika tubuh Lirea gemetar hebat.

Kakak ipar? Terakhir kali? Siapa yang sedang dibicarakan?

Apa Arka pernah menikah?

Pertanyaan di dalam otak Lirea saat dia mendengar keributan yang terjadi di lantai bawah.

Lirea mengambil dua langkah ke depan lalu dia bersandar dengan lemah di pagar tangga. Dia melihat Tuan Juna Maherson dan kedua putranya berdiri di ruang tamu yang ada di lantai bawah.

Ketiganya mengangkat kepala saat mendengar suara langkah kaki Lirea. Lirea memandang Arka dan memanggilnya dengan sedih, "Arka..."

Ekspresi wajah Arka tampak kaku, kemudian dengan langkah yang lebar dia berjalan mendekati Lirea. Lalu dia meraih tangan Lirea dan menyeretnya keluar dengan kasar. Lirea tersandung dan berteriak, "Arka... kamu mau membawaku kemana?"

Arka tidak menjawab Lirea dan menariknya keluar dari pintu. Di luar angin bertiup, yang membuat Lirea sangat sadar. Kemudian ia pun menangis, "Aku tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti ini... percayalah padaku..."

"Percaya padamu?" Ekspresi wajah Arka tampak sedih kemudian dia berkata, "Aku melihat sendiri kamu tidur dengannya, kamu masih menyuruhku untuk percaya padamu?”

Lirea yang memulainya duluan. Dia tidur dengan Rendra... Lalu dia merasa putus asa, dia tidur dengan Rendra... kalau begitu dia dan Arka...

Meskipun dia dan Arka bisa bertunangan karena perjodohan kakek nenek mereka, tetapi dia sangat mencintai Arka. Lirea benar-benar merasa hancur.

Terdengar suara teriakan yang cukup keras dari dalam rumah, teriakan itu adalah suara Juna Maherson, "Keluar dari rumah ini! Aku tidak punya putra sepertimu!"

Rendra berkata dengan sinis, "Ayah sudah pernah mengatakan itu beberapa tahun yang lalu. Aku sendiri memang tidak berencana pulang. Ayah sendiri yang menyuruhku segera pulang setelah lulus. Aku pikir Ayah memanggilku pulang untuk membagikan warisan padaku!"

Kelopak mata Juna Maherson berkedut, dia menunjuk ke arah Rendra dan berkata, "Keluar! Keluar dari sini! Meskipun aku punya warisan, aku tidak akan memberikannya padamu!"

"Ayah, apa Ayah akan memutuskan hubungan antara ayah dan anak denganku?" Tanya Rendra dengan nada dingin.

Setelah itu Lirea tidak bisa lagi mendengar suara keributan yang terjadi di dalam, karena Arka menyeretnya keluar.

Arka menyeret Lirea menuju gerbang vila, kemudian Arka membuka gerbang besi, dan mendorong Lirea keluar.

Lirea buru-buru meraih tangan Arka dan memegangnya dengan erat, "Arka, dengarkan penjelasan dariku..."

"Penjelasan? Apa lagi yang perlu dijelaskan?” Arka berkata dengan nada dingin.

“Lirea, kamu sudah berhubungan seks dengan pria lain. Dan pria itu adalah adikku sendiri!"

"Lirea! Aku tidak menyangka kalau kamu ternyata wanita murahan!"

Lirea sangat terkejut saat mendengar Arka berkata seperti itu kepadanya.

Aku wanita murahan?

Tiba-tiba, Arka mendorong Lirea keluar. Karena Arka mendorongnya cukup keras, Lirea tersungkur di tengah jalan.

“Lirea, untuk sementara ini. Jangan hubungi aku dulu. Tolong beri aku waktu.”

Kemudian, Lirea melihat Arka menutup gerbang besi itu, lalu ia melihat Arka kembali masuk ke dalam vila.

"Tidak..." Lirea terduduk di tanah sambil meneteskan air mata di wajahnya, "Arka..."

____

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 5. Kamu Cukup Bodoh!

    Yang dikatakan Arka memang benar. Bagaimana bisa Lirea meminta Arka untuk memaafkannya dengan mudah. Dia sudah tidur dengan pria lain. Bahkan pria yang menidurinya itu adalah adik kandungnya Arka sendiri.Sudah begitu jelas kesalahan Lirea. Apa yang bisa ia harapkan lagi? Lirea mengangkat kepalanya sambil menangis tersedu-sedu. Angin datang berhembus dari sekelilingnya membuat rambutnya beterbangan dengan liar. Beberapa saat kemudian, Lirea mendengar suara benturan logam yang cukup keras, seketika ia pun menoleh dan melihat Rendra keluar dari gerbang. Brak! Rendra berhenti di gerbang besi, kakinya yang panjang berada di tengah jalan, dan saat ini posisinya hanya berjarak setengah meter dari Lirea. Rendra meninggalkan barang bawaannya di tanah. Dia melihat ke atas dan merasakan angin di sekelilingnya. Lalu ia berkata, "Cuaca yang bagus." Tidak lama setelah Rendra berkata seperti itu, tetesan air hujan besar menghantam Lirea, dan suara guntur terdengar sangat keras. Dalam sek

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 4. Diusir

    Setelah ditepuk beberapa kali, Lirea bangun dan mengeluh, "Sayang… aku masih ngantuk. Biarkan aku tidur lagi.” Nada bicara Lirea terdengar manja, seolah-olah dia telah mengenal pria yang ia jadikan sandaran di belakangnya. Hal ini membuat semua orang di ambang pintu semakin bingung. Tatapan mata Lirea tampak redup, ia tidak melihat dengan jelas siapa orang yang ada di belakangnya, kemudian ia memiringkan badan dan kembali tidur. Beberapa saat kemudian, Lirea seperti menyadari sesuatu. Dia terkejut-- Pria yang ada di belakangnya ternyata bukan Arka!Lirea menoleh dan melihat pria yang ada di depannya. Kemudian ia pun berteriak dengan kencang, "Ahhh..." Rendra membuka bibirnya dan berkata, "Ingin mencari suamimu?" Seluruh tubuh Lirea terasa dingin dan matanya membelalak lebar karena terkejut. Su... Suami? Dia tampak linglung. Lirea ingat adegan panas yang telah ia lakukan sebelumnya. Dia memanggil 'suami' lagi dan lagi. Ternyata pria ini bukan Arka, tapi pria itu adalah pria

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 3. Malam Yang Panas!

    Lirea merasa takut dan tidak berani berbicara. Pria itu tersenyum dengan sangat puas. Apa yang ingin dilakukan Arka sampai membawa gadis ini ke tempat tidurnya? Apa Arka ingin menyenangkanku. Lalu berdamai denganku? Hehe... jangan bercanda. Setelah kejadian itu, Arka sangat membencinya. Pria itu menundukkan kepalanya dan langsung mencium bibir Lirea. seketika Lirea merasa sedih, "Arka? Kenapa kamu..." Pria itu mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak senang, "Panggil suami!" Pria ini tidak ingin Lirea memanggil nama itu untuk saat ini. "Suami?" Lirea mengulangi dengan sedikit kebingungan. Memikirkan arti dari kata ini, seluruh badannya bersandar ke pelukan pria itu dengan rasa malu dan kelembutan, lalu ia memanggil dengan manis, "Suamiku..." Ternyata, Arka tidak ingin aku memanggilnya karena ini? Pikir Lirea dengan setengah sadar. Di lantai bawah, karena Lirea tidak hadir di acara ulang tahun Arka, saat ini Aira menemani Arka untuk memulai tarian. Dia mendapatkan pujia

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 2. Kenapa Ada Wanita Dikamarku?

    Prang! Lirea tersandung dan secara tidak sengaja membuat seorang pelayan yang lewat terjatuh. Gelas kaca yang ia pegang langsung terjatuh ke lantai dan membuat suara yang cukup keras. Orang-orang sangat terkejut. Mereka memandang Lirea dan mulai menunjuk ke arahnya, "Putri siapa itu? Kenapa tidak punya sopan santun?" Lirea tertegun saat mendengarnya. Dia tiba-tiba teringat ketika Arka memperkenalkannya kepada para tamu, Arka hanya berkata 'Namanya Lirea', dan tidak pernah berkata, 'Ini tunanganku'. Bukankah itu berarti Arka tidak ingin mengakui diriku sebagai tunangan kepada orang lain? Wajar saja jika mereka menunjuknya dengan sinis begitu. Lirea merasa sangat malu dan tidak tahu harus berbuat apa. Untungnya Arka berjalan dengan cepat ke arahnya, "Lirea, ada apa denganmu?" "Aku... aku kepanasan." Jawab Lirea. Arka meletakkan tangannya di dahi Lirea dan bertanya, "Apa kamu sakit? Sepertinya kamu demam." "Se... Sepertinya iya..." Lirea merasa pendekatan Arka ini membuatnya sem

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 1. Dimalam Pesta

    Suasana di halaman Vila mewah itu penuh cahaya lampu kristal. Musik lembut mengalun, tamu-tamu berdandan glamor, dan di tengah keramaian itu berdiri Arka Maherson. Lelaki tampan putra pertama keluarga Maherson dari istri tidak sah, yang malam ini berulang tahun ke-28.Lirea datang dengan gaun sederhana berwarna pastel. Meski cantiknya alami, dia tetap merasa minder. Dari tatapan-tatapan sinis keluarga Maherson, jelas sekali bahwa kehadirannya tidak begitu disukai. Tapi karena dia adalah tunangan Arka, jadi dia tetap datang untuk menghadiri pesta ini.Saat dia masuk, dia melihat Arka. Tapi di sebelah Arka, berdiri seorang gadis yang tidak dia kenal. Gadis itu seusianya. Terlihat sangat cantik dan menawan. Mereka mengobrol dengan akrab seperti sepasang kekasih.Itu membuat Lirea sedikit tidak senang.Pada saat itu Arka menoleh padanya, “Lirea, kamu sudah datang?” Arka menghampirinya Lirea dengan tergesa-gesa.Gadis di sebelah Arka ikut menatapnya. Senyumnya kaku dan tatapannya seperti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status