LOGINYang dikatakan Arka memang benar. Bagaimana bisa Lirea meminta Arka untuk memaafkannya dengan mudah. Dia sudah tidur dengan pria lain. Bahkan pria yang menidurinya itu adalah adik kandungnya Arka sendiri.Sudah begitu jelas kesalahan Lirea. Apa yang bisa ia harapkan lagi? Lirea mengangkat kepalanya sambil menangis tersedu-sedu. Angin datang berhembus dari sekelilingnya membuat rambutnya beterbangan dengan liar. Beberapa saat kemudian, Lirea mendengar suara benturan logam yang cukup keras, seketika ia pun menoleh dan melihat Rendra keluar dari gerbang. Brak! Rendra berhenti di gerbang besi, kakinya yang panjang berada di tengah jalan, dan saat ini posisinya hanya berjarak setengah meter dari Lirea. Rendra meninggalkan barang bawaannya di tanah. Dia melihat ke atas dan merasakan angin di sekelilingnya. Lalu ia berkata, "Cuaca yang bagus." Tidak lama setelah Rendra berkata seperti itu, tetesan air hujan besar menghantam Lirea, dan suara guntur terdengar sangat keras. Dalam sek
Setelah ditepuk beberapa kali, Lirea bangun dan mengeluh, "Sayang… aku masih ngantuk. Biarkan aku tidur lagi.” Nada bicara Lirea terdengar manja, seolah-olah dia telah mengenal pria yang ia jadikan sandaran di belakangnya. Hal ini membuat semua orang di ambang pintu semakin bingung. Tatapan mata Lirea tampak redup, ia tidak melihat dengan jelas siapa orang yang ada di belakangnya, kemudian ia memiringkan badan dan kembali tidur. Beberapa saat kemudian, Lirea seperti menyadari sesuatu. Dia terkejut-- Pria yang ada di belakangnya ternyata bukan Arka!Lirea menoleh dan melihat pria yang ada di depannya. Kemudian ia pun berteriak dengan kencang, "Ahhh..." Rendra membuka bibirnya dan berkata, "Ingin mencari suamimu?" Seluruh tubuh Lirea terasa dingin dan matanya membelalak lebar karena terkejut. Su... Suami? Dia tampak linglung. Lirea ingat adegan panas yang telah ia lakukan sebelumnya. Dia memanggil 'suami' lagi dan lagi. Ternyata pria ini bukan Arka, tapi pria itu adalah pria
Lirea merasa takut dan tidak berani berbicara. Pria itu tersenyum dengan sangat puas. Apa yang ingin dilakukan Arka sampai membawa gadis ini ke tempat tidurnya? Apa Arka ingin menyenangkanku. Lalu berdamai denganku? Hehe... jangan bercanda. Setelah kejadian itu, Arka sangat membencinya. Pria itu menundukkan kepalanya dan langsung mencium bibir Lirea. seketika Lirea merasa sedih, "Arka? Kenapa kamu..." Pria itu mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak senang, "Panggil suami!" Pria ini tidak ingin Lirea memanggil nama itu untuk saat ini. "Suami?" Lirea mengulangi dengan sedikit kebingungan. Memikirkan arti dari kata ini, seluruh badannya bersandar ke pelukan pria itu dengan rasa malu dan kelembutan, lalu ia memanggil dengan manis, "Suamiku..." Ternyata, Arka tidak ingin aku memanggilnya karena ini? Pikir Lirea dengan setengah sadar. Di lantai bawah, karena Lirea tidak hadir di acara ulang tahun Arka, saat ini Aira menemani Arka untuk memulai tarian. Dia mendapatkan pujia
Prang! Lirea tersandung dan secara tidak sengaja membuat seorang pelayan yang lewat terjatuh. Gelas kaca yang ia pegang langsung terjatuh ke lantai dan membuat suara yang cukup keras. Orang-orang sangat terkejut. Mereka memandang Lirea dan mulai menunjuk ke arahnya, "Putri siapa itu? Kenapa tidak punya sopan santun?" Lirea tertegun saat mendengarnya. Dia tiba-tiba teringat ketika Arka memperkenalkannya kepada para tamu, Arka hanya berkata 'Namanya Lirea', dan tidak pernah berkata, 'Ini tunanganku'. Bukankah itu berarti Arka tidak ingin mengakui diriku sebagai tunangan kepada orang lain? Wajar saja jika mereka menunjuknya dengan sinis begitu. Lirea merasa sangat malu dan tidak tahu harus berbuat apa. Untungnya Arka berjalan dengan cepat ke arahnya, "Lirea, ada apa denganmu?" "Aku... aku kepanasan." Jawab Lirea. Arka meletakkan tangannya di dahi Lirea dan bertanya, "Apa kamu sakit? Sepertinya kamu demam." "Se... Sepertinya iya..." Lirea merasa pendekatan Arka ini membuatnya sem
Suasana di halaman Vila mewah itu penuh cahaya lampu kristal. Musik lembut mengalun, tamu-tamu berdandan glamor, dan di tengah keramaian itu berdiri Arka Maherson. Lelaki tampan putra pertama keluarga Maherson dari istri tidak sah, yang malam ini berulang tahun ke-28.Lirea datang dengan gaun sederhana berwarna pastel. Meski cantiknya alami, dia tetap merasa minder. Dari tatapan-tatapan sinis keluarga Maherson, jelas sekali bahwa kehadirannya tidak begitu disukai. Tapi karena dia adalah tunangan Arka, jadi dia tetap datang untuk menghadiri pesta ini.Saat dia masuk, dia melihat Arka. Tapi di sebelah Arka, berdiri seorang gadis yang tidak dia kenal. Gadis itu seusianya. Terlihat sangat cantik dan menawan. Mereka mengobrol dengan akrab seperti sepasang kekasih.Itu membuat Lirea sedikit tidak senang.Pada saat itu Arka menoleh padanya, “Lirea, kamu sudah datang?” Arka menghampirinya Lirea dengan tergesa-gesa.Gadis di sebelah Arka ikut menatapnya. Senyumnya kaku dan tatapannya seperti







