Share

Bab 5. Kamu Cukup Bodoh!

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-23 11:58:43

Yang dikatakan Arka memang benar. Bagaimana bisa Lirea meminta Arka untuk memaafkannya dengan mudah. Dia sudah tidur dengan pria lain. Bahkan pria yang menidurinya itu adalah adik kandungnya Arka sendiri.

Sudah begitu jelas kesalahan Lirea.

Apa yang bisa ia harapkan lagi?

Lirea mengangkat kepalanya sambil menangis tersedu-sedu. Angin datang berhembus dari sekelilingnya membuat rambutnya beterbangan dengan liar.

Beberapa saat kemudian, Lirea mendengar suara benturan logam yang cukup keras, seketika ia pun menoleh dan melihat Rendra keluar dari gerbang.

Brak!

Rendra berhenti di gerbang besi, kakinya yang panjang berada di tengah jalan, dan saat ini posisinya hanya berjarak setengah meter dari Lirea. Rendra meninggalkan barang bawaannya di tanah.

Dia melihat ke atas dan merasakan angin di sekelilingnya. Lalu ia berkata, "Cuaca yang bagus."

Tidak lama setelah Rendra berkata seperti itu, tetesan air hujan besar menghantam Lirea, dan suara guntur terdengar sangat keras.

Dalam sekejap, hujan turun dengan deras. Hanya dalam waktu kurang dari satu menit, rambut Lirea menjadi basah kuyup dan semua barang yang menempel tubuhnya juga menjadi basah. Lirea menggigil kedinginan. Dia duduk di tanah sambil menangis tersedu-sedu.

Tiba-tiba, dua lampu menyilaukan datang dari kejauhan. Lirea berkedip dan melihat mobil itu perlahan mendekat ke arahnya. Lirea menggeser tubuhnya ke tepi jalan.

Rendra tersenyum lembut padanya lalu berkata, "Masih takut mati ya?”

Suara hujan sangat keras dan diiringi petir yang menggelegar, bahkan Lirea tidak bisa mendengar suara mesin mobil yang ada di depannya, apalagi suara Rendra. Kemudian dengan segera, mobil itu berhenti di depan mereka berdua.

Tidak lama kemudian tampak seorang pria turun dari mobil sambil membawa payung dan berjalan cepat ke arah Rendra, "Bos!" Lalu pria itu melirik Lirea yang duduk di tanah.

Rendra berbalik dan jongkok di depan Lirea. Di sisi lain Lirea menatap Rendra dengan ketakutan, tubuhnya menggigil di tengah derasnya hujan yang mengguyur, "Mau ikut denganku tidak?" Tanya Rendra.

"Hiks..." Lirea menangis dengan putus asa. Ia sama sekali tidak bisa mendengar apa yang Rendra katakan. Tapi dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Rendra. Cahaya mata Rendra menghangat, dia mengulurkan tangan untuk menggendong Lirea.

Namun Lirea masih tetap berusaha untuk berdiri sendiri, tetapi tubuhnya yang lemah seperti tidak memiliki kekuatan apa pun. Kemudian Rendra menoleh dan melihat cahaya lampu di vila yang belum padam. Tatapan matanya tampak sangat dingin.

Jika dia tidak pulang tepat waktu, apa yang akan dilakukan Arka pada Lirea?

Saat memikirkan kemungkinan yang terjadi pada Lirea, tatapan mata Rendra menjadi gelap dan penuh aura membunuh. Ia menundukkan kepalanya dan mencium dahi Lirea dengan lembut. Saat ini Lirea telah pingsan di pelukannya, dia sama sekali tidak merasakan ciuman lembut dari Rendra.

Saat Lirea terbangun, dia masih merasa tubuhnya lemas. Dia melihat sekelilingnya, dan menemukan dirinya berada di ruangan yang asing.

Lirea segera duduk. Peristiwa kemarin dengan jelas terulang di benaknya. Jantungnya berdebar sangat kencang, dan tanpa sadar dia terjatuh.

Kenapa... Kenapa bisa seperti ini?

Lirea merasa kebingungan dan tidak berdaya.

Keputusasaan mulai menyebar dalam hatinya.

"Arka..." Lirea meringkuk sambil menangis terisak-isak.

Arka adalah cinta pertamanya. Meskipun terkadang dia khawatir dengan status sosial mereka yang sangat jauh berbeda dan berakhir tidak ada hasil, tapi selama ini ia belum pernah terpikirkan hubungannya akan berakhir seperti ini. Bahkan Arka juga mengatakan kalau dia adalah wanita murahan.

"Sudah bangun, ya." Suara Rendra terdengar.

Seketika Lirea langsung terkejut. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Rendra yang sedang berdiri di depan pintu. Kemudian dia segera duduk dengan tergesa-gesa, lalu menarik selimut untuk menutupi dirinya, dan mundur beberapa langkah.

Rendra tidak bisa menahan tawa ketika melihat gelagat Lirea yang seperti ini, "Kita pernah tidur bersama, buat apa kamu tutupi?"

"Diam!" Teriak Lirea sambil menatap Rendra dengan marah, "Itu... itu..."

Lirea teringat kembali dengan kejadian tadi malam, tapi ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Semalam, dia memang sangat aktif dan liar. Namun saat itu tubuhnya benar-benar di luar kendali otaknya. Dia bahkan berpikir jika itu mungkin karena dia terlalu banyak minum atau... mungkin dia dibius.

Tapi…

Bukannya dia hanya meminum sedikit sampanye?

Bagaimana aku bisa mabuk? Meskipun aku mabuk, aku tidak akan mabuk dengan kepanasan yang menyala-nyala sampai tidak mau melepaskan seorang pria! Jadi, aku kemarin dibius? Siapa... siapa yang membiusku?

Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Lirea.

Tiba-tiba Lirea teringat bahwa pria yang ada di depannya itu telah memberinya air. Itu berarti pria ini…

Seketika Lirea langsung mendongak dengan terkejut, "Kamu yang sudah membiusku!"

"Aku membiusmu?" Tanya Rendra balik. Kemudian Rendra mendekatinya dan meletakkan tangannya di atas kepala tempat tidur, lalu mengelilingi seluruh tubuh Lirea di depan dadanya. Napas yang hangat itu menerpa wajah Lirea, "Apa kita sudah berkenalan sebelum kita naik ke atas ranjang?"

"Kamu..." Lirea yang mendengar kata naik ke ranjang, seketika dia langsung marah, "Kamu memberiku air minum!"

"Oh..." Rendra mengangkat alisnya yang indah sembari berkata,

"Kenapa kamu ingin minum air?"

"Ka... Karena..." Lirea tergagap, dan tubuhnya menegang. Saat itu Lirea meminta air pada Rendra karena ia merasa kepanasan. Itu berarti ia sudah dibius oleh orang lain.

"Me... Meskipun begitu, ka... kamu tidak... Seharusnya tidak boleh, aku ini tunangan Kakakmu!"

"Tunangan Kakakku?" Wajah Rendra menjadi gelap dan bertanya dengan suara yang dingin, "Aku ingin bertanya, bagaimana bisa tunangan Kakakku berada di kamarku?"

"Aku... itu..." Saat ini pikiran Lirea masih sangat kacau. Tiba-tiba ia terkejut dan bertanya, "Kamarmu? Yang aku masuki itu kamarnya Arka!"

"Kamu tidak tahu kamarnya dimana? Aneh sekali." Tanya Rendra.

"A... Aku belum pernah masuk ke kamarnya sebelumnya..." Lirea sepertinya tersadar karena sesuatu. Tiba-tiba, dia kedinginan dan tidak bisa mempercayainya.

Di sisi lain Rendra tahu jika Lirea telah mengerti. Lalu dia mundur, "Kamu teryata cukup bodoh! Dijebak orang lain saja nggak tahu!"

Lirea langsung menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. Dia memegang selimut itu erat-erat dengan sepuluh jarinya sampai memperlihatkan urat biru di punggung tangannya.

Lirea memutuskan akan pergi menemui Arka.

Ternyata Arka telah menyuruhnya masuk ke kamar yang salah. Sebenarnya, apa yang direncanakan Arka?

Mereka berdua sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama satu setengah tahun, tapi ternyata Arka merencanakan semua ini padanya?

Lirea mengangkat kepalanya, kemudian ia pun menyeka air mata dari sudut matanya dan bertanya, "Di mana ini?"

"Hotel." Rendra dengan murah hati memberi tahu.

"Hotel?" Lirea tiba-tiba kembali teringat kejadian tadi malam di tengah hujan, Rendra menggendongnya. Namun ia tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya.

Rendra membawaku ke hotel? Bagaimana bisa seperti ini?

Apa yang akan dipikirkan Ibu jika tahu kalau putrinya dibawa pergi oleh pria asing ke hotel?

Ekspresi wajah Lirea menjadi sedikit malu. Kemudian dia melihat dirinya sendiri dan ia baru sadar kalau saat ini dia sedang mengenakan kemeja pria.

Seketika itu Lirea langsung berteriak.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 5. Kamu Cukup Bodoh!

    Yang dikatakan Arka memang benar. Bagaimana bisa Lirea meminta Arka untuk memaafkannya dengan mudah. Dia sudah tidur dengan pria lain. Bahkan pria yang menidurinya itu adalah adik kandungnya Arka sendiri.Sudah begitu jelas kesalahan Lirea. Apa yang bisa ia harapkan lagi? Lirea mengangkat kepalanya sambil menangis tersedu-sedu. Angin datang berhembus dari sekelilingnya membuat rambutnya beterbangan dengan liar. Beberapa saat kemudian, Lirea mendengar suara benturan logam yang cukup keras, seketika ia pun menoleh dan melihat Rendra keluar dari gerbang. Brak! Rendra berhenti di gerbang besi, kakinya yang panjang berada di tengah jalan, dan saat ini posisinya hanya berjarak setengah meter dari Lirea. Rendra meninggalkan barang bawaannya di tanah. Dia melihat ke atas dan merasakan angin di sekelilingnya. Lalu ia berkata, "Cuaca yang bagus." Tidak lama setelah Rendra berkata seperti itu, tetesan air hujan besar menghantam Lirea, dan suara guntur terdengar sangat keras. Dalam sek

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 4. Diusir

    Setelah ditepuk beberapa kali, Lirea bangun dan mengeluh, "Sayang… aku masih ngantuk. Biarkan aku tidur lagi.” Nada bicara Lirea terdengar manja, seolah-olah dia telah mengenal pria yang ia jadikan sandaran di belakangnya. Hal ini membuat semua orang di ambang pintu semakin bingung. Tatapan mata Lirea tampak redup, ia tidak melihat dengan jelas siapa orang yang ada di belakangnya, kemudian ia memiringkan badan dan kembali tidur. Beberapa saat kemudian, Lirea seperti menyadari sesuatu. Dia terkejut-- Pria yang ada di belakangnya ternyata bukan Arka!Lirea menoleh dan melihat pria yang ada di depannya. Kemudian ia pun berteriak dengan kencang, "Ahhh..." Rendra membuka bibirnya dan berkata, "Ingin mencari suamimu?" Seluruh tubuh Lirea terasa dingin dan matanya membelalak lebar karena terkejut. Su... Suami? Dia tampak linglung. Lirea ingat adegan panas yang telah ia lakukan sebelumnya. Dia memanggil 'suami' lagi dan lagi. Ternyata pria ini bukan Arka, tapi pria itu adalah pria

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 3. Malam Yang Panas!

    Lirea merasa takut dan tidak berani berbicara. Pria itu tersenyum dengan sangat puas. Apa yang ingin dilakukan Arka sampai membawa gadis ini ke tempat tidurnya? Apa Arka ingin menyenangkanku. Lalu berdamai denganku? Hehe... jangan bercanda. Setelah kejadian itu, Arka sangat membencinya. Pria itu menundukkan kepalanya dan langsung mencium bibir Lirea. seketika Lirea merasa sedih, "Arka? Kenapa kamu..." Pria itu mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak senang, "Panggil suami!" Pria ini tidak ingin Lirea memanggil nama itu untuk saat ini. "Suami?" Lirea mengulangi dengan sedikit kebingungan. Memikirkan arti dari kata ini, seluruh badannya bersandar ke pelukan pria itu dengan rasa malu dan kelembutan, lalu ia memanggil dengan manis, "Suamiku..." Ternyata, Arka tidak ingin aku memanggilnya karena ini? Pikir Lirea dengan setengah sadar. Di lantai bawah, karena Lirea tidak hadir di acara ulang tahun Arka, saat ini Aira menemani Arka untuk memulai tarian. Dia mendapatkan pujia

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 2. Kenapa Ada Wanita Dikamarku?

    Prang! Lirea tersandung dan secara tidak sengaja membuat seorang pelayan yang lewat terjatuh. Gelas kaca yang ia pegang langsung terjatuh ke lantai dan membuat suara yang cukup keras. Orang-orang sangat terkejut. Mereka memandang Lirea dan mulai menunjuk ke arahnya, "Putri siapa itu? Kenapa tidak punya sopan santun?" Lirea tertegun saat mendengarnya. Dia tiba-tiba teringat ketika Arka memperkenalkannya kepada para tamu, Arka hanya berkata 'Namanya Lirea', dan tidak pernah berkata, 'Ini tunanganku'. Bukankah itu berarti Arka tidak ingin mengakui diriku sebagai tunangan kepada orang lain? Wajar saja jika mereka menunjuknya dengan sinis begitu. Lirea merasa sangat malu dan tidak tahu harus berbuat apa. Untungnya Arka berjalan dengan cepat ke arahnya, "Lirea, ada apa denganmu?" "Aku... aku kepanasan." Jawab Lirea. Arka meletakkan tangannya di dahi Lirea dan bertanya, "Apa kamu sakit? Sepertinya kamu demam." "Se... Sepertinya iya..." Lirea merasa pendekatan Arka ini membuatnya sem

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 1. Dimalam Pesta

    Suasana di halaman Vila mewah itu penuh cahaya lampu kristal. Musik lembut mengalun, tamu-tamu berdandan glamor, dan di tengah keramaian itu berdiri Arka Maherson. Lelaki tampan putra pertama keluarga Maherson dari istri tidak sah, yang malam ini berulang tahun ke-28.Lirea datang dengan gaun sederhana berwarna pastel. Meski cantiknya alami, dia tetap merasa minder. Dari tatapan-tatapan sinis keluarga Maherson, jelas sekali bahwa kehadirannya tidak begitu disukai. Tapi karena dia adalah tunangan Arka, jadi dia tetap datang untuk menghadiri pesta ini.Saat dia masuk, dia melihat Arka. Tapi di sebelah Arka, berdiri seorang gadis yang tidak dia kenal. Gadis itu seusianya. Terlihat sangat cantik dan menawan. Mereka mengobrol dengan akrab seperti sepasang kekasih.Itu membuat Lirea sedikit tidak senang.Pada saat itu Arka menoleh padanya, “Lirea, kamu sudah datang?” Arka menghampirinya Lirea dengan tergesa-gesa.Gadis di sebelah Arka ikut menatapnya. Senyumnya kaku dan tatapannya seperti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status