MasukYang dikatakan Arka memang benar. Bagaimana bisa Lirea meminta Arka untuk memaafkannya dengan mudah. Dia sudah tidur dengan pria lain. Bahkan pria yang menidurinya itu adalah adik kandungnya Arka sendiri.
Sudah begitu jelas kesalahan Lirea. Apa yang bisa ia harapkan lagi? Lirea mengangkat kepalanya sambil menangis tersedu-sedu. Angin datang berhembus dari sekelilingnya membuat rambutnya beterbangan dengan liar. Beberapa saat kemudian, Lirea mendengar suara benturan logam yang cukup keras, seketika ia pun menoleh dan melihat Rendra keluar dari gerbang. Brak! Rendra berhenti di gerbang besi, kakinya yang panjang berada di tengah jalan, dan saat ini posisinya hanya berjarak setengah meter dari Lirea. Rendra meninggalkan barang bawaannya di tanah. Dia melihat ke atas dan merasakan angin di sekelilingnya. Lalu ia berkata, "Cuaca yang bagus." Tidak lama setelah Rendra berkata seperti itu, tetesan air hujan besar menghantam Lirea, dan suara guntur terdengar sangat keras. Dalam sekejap, hujan turun dengan deras. Hanya dalam waktu kurang dari satu menit, rambut Lirea menjadi basah kuyup dan semua barang yang menempel tubuhnya juga menjadi basah. Lirea menggigil kedinginan. Dia duduk di tanah sambil menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba, dua lampu menyilaukan datang dari kejauhan. Lirea berkedip dan melihat mobil itu perlahan mendekat ke arahnya. Lirea menggeser tubuhnya ke tepi jalan. Rendra tersenyum lembut padanya lalu berkata, "Masih takut mati ya?” Suara hujan sangat keras dan diiringi petir yang menggelegar, bahkan Lirea tidak bisa mendengar suara mesin mobil yang ada di depannya, apalagi suara Rendra. Kemudian dengan segera, mobil itu berhenti di depan mereka berdua. Tidak lama kemudian tampak seorang pria turun dari mobil sambil membawa payung dan berjalan cepat ke arah Rendra, "Bos!" Lalu pria itu melirik Lirea yang duduk di tanah. Rendra berbalik dan jongkok di depan Lirea. Di sisi lain Lirea menatap Rendra dengan ketakutan, tubuhnya menggigil di tengah derasnya hujan yang mengguyur, "Mau ikut denganku tidak?" Tanya Rendra. "Hiks..." Lirea menangis dengan putus asa. Ia sama sekali tidak bisa mendengar apa yang Rendra katakan. Tapi dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Rendra. Cahaya mata Rendra menghangat, dia mengulurkan tangan untuk menggendong Lirea. Namun Lirea masih tetap berusaha untuk berdiri sendiri, tetapi tubuhnya yang lemah seperti tidak memiliki kekuatan apa pun. Kemudian Rendra menoleh dan melihat cahaya lampu di vila yang belum padam. Tatapan matanya tampak sangat dingin. Jika dia tidak pulang tepat waktu, apa yang akan dilakukan Arka pada Lirea? Saat memikirkan kemungkinan yang terjadi pada Lirea, tatapan mata Rendra menjadi gelap dan penuh aura membunuh. Ia menundukkan kepalanya dan mencium dahi Lirea dengan lembut. Saat ini Lirea telah pingsan di pelukannya, dia sama sekali tidak merasakan ciuman lembut dari Rendra. — Saat Lirea terbangun, dia masih merasa tubuhnya lemas. Dia melihat sekelilingnya, dan menemukan dirinya berada di ruangan yang asing. Lirea segera duduk. Peristiwa kemarin dengan jelas terulang di benaknya. Jantungnya berdebar sangat kencang, dan tanpa sadar dia terjatuh. Kenapa... Kenapa bisa seperti ini? Lirea merasa kebingungan dan tidak berdaya. Keputusasaan mulai menyebar dalam hatinya. "Arka..." Lirea meringkuk sambil menangis terisak-isak. Arka adalah cinta pertamanya. Meskipun terkadang dia khawatir dengan status sosial mereka yang sangat jauh berbeda dan berakhir tidak ada hasil, tapi selama ini ia belum pernah terpikirkan hubungannya akan berakhir seperti ini. Bahkan Arka juga mengatakan kalau dia adalah wanita murahan. "Sudah bangun, ya." Suara Rendra terdengar. Seketika Lirea langsung terkejut. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Rendra yang sedang berdiri di depan pintu. Kemudian dia segera duduk dengan tergesa-gesa, lalu menarik selimut untuk menutupi dirinya, dan mundur beberapa langkah. Rendra tidak bisa menahan tawa ketika melihat gelagat Lirea yang seperti ini, "Kita pernah tidur bersama, buat apa kamu tutupi?" "Diam!" Teriak Lirea sambil menatap Rendra dengan marah, "Itu... itu..." Lirea teringat kembali dengan kejadian tadi malam, tapi ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Semalam, dia memang sangat aktif dan liar. Namun saat itu tubuhnya benar-benar di luar kendali otaknya. Dia bahkan berpikir jika itu mungkin karena dia terlalu banyak minum atau... mungkin dia dibius. Tapi… Bukannya dia hanya meminum sedikit sampanye? Bagaimana aku bisa mabuk? Meskipun aku mabuk, aku tidak akan mabuk dengan kepanasan yang menyala-nyala sampai tidak mau melepaskan seorang pria! Jadi, aku kemarin dibius? Siapa... siapa yang membiusku? Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Lirea. Tiba-tiba Lirea teringat bahwa pria yang ada di depannya itu telah memberinya air. Itu berarti pria ini… Seketika Lirea langsung mendongak dengan terkejut, "Kamu yang sudah membiusku!" "Aku membiusmu?" Tanya Rendra balik. Kemudian Rendra mendekatinya dan meletakkan tangannya di atas kepala tempat tidur, lalu mengelilingi seluruh tubuh Lirea di depan dadanya. Napas yang hangat itu menerpa wajah Lirea, "Apa kita sudah berkenalan sebelum kita naik ke atas ranjang?" "Kamu..." Lirea yang mendengar kata naik ke ranjang, seketika dia langsung marah, "Kamu memberiku air minum!" "Oh..." Rendra mengangkat alisnya yang indah sembari berkata, "Kenapa kamu ingin minum air?" "Ka... Karena..." Lirea tergagap, dan tubuhnya menegang. Saat itu Lirea meminta air pada Rendra karena ia merasa kepanasan. Itu berarti ia sudah dibius oleh orang lain. "Me... Meskipun begitu, ka... kamu tidak... Seharusnya tidak boleh, aku ini tunangan Kakakmu!" "Tunangan Kakakku?" Wajah Rendra menjadi gelap dan bertanya dengan suara yang dingin, "Aku ingin bertanya, bagaimana bisa tunangan Kakakku berada di kamarku?" "Aku... itu..." Saat ini pikiran Lirea masih sangat kacau. Tiba-tiba ia terkejut dan bertanya, "Kamarmu? Yang aku masuki itu kamarnya Arka!" "Kamu tidak tahu kamarnya dimana? Aneh sekali." Tanya Rendra. "A... Aku belum pernah masuk ke kamarnya sebelumnya..." Lirea sepertinya tersadar karena sesuatu. Tiba-tiba, dia kedinginan dan tidak bisa mempercayainya. Di sisi lain Rendra tahu jika Lirea telah mengerti. Lalu dia mundur, "Kamu teryata cukup bodoh! Dijebak orang lain saja nggak tahu!" Lirea langsung menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. Dia memegang selimut itu erat-erat dengan sepuluh jarinya sampai memperlihatkan urat biru di punggung tangannya. Lirea memutuskan akan pergi menemui Arka. Ternyata Arka telah menyuruhnya masuk ke kamar yang salah. Sebenarnya, apa yang direncanakan Arka? Mereka berdua sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama satu setengah tahun, tapi ternyata Arka merencanakan semua ini padanya? Lirea mengangkat kepalanya, kemudian ia pun menyeka air mata dari sudut matanya dan bertanya, "Di mana ini?" "Hotel." Rendra dengan murah hati memberi tahu. "Hotel?" Lirea tiba-tiba kembali teringat kejadian tadi malam di tengah hujan, Rendra menggendongnya. Namun ia tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Rendra membawaku ke hotel? Bagaimana bisa seperti ini? Apa yang akan dipikirkan Ibu jika tahu kalau putrinya dibawa pergi oleh pria asing ke hotel? Ekspresi wajah Lirea menjadi sedikit malu. Kemudian dia melihat dirinya sendiri dan ia baru sadar kalau saat ini dia sedang mengenakan kemeja pria. Seketika itu Lirea langsung berteriak. —Lirea meliriknya dan berkata agak tak berdaya, "Mengerti."Setelah keduanya pergi ke bioskop, mereka memilih salah satu film yang paling banyak ditayangkan untuk ditonton.Tapi mereka kurang beruntung, semua kursi di tengah sudah penuh, dan hanya ada baris pertama dan terakhir kursi yang tersisa.Baris pertama terlalu dekat, tentu keduanya memilih baris terakhir.Rendra berpikir ini benar-benar lokasi yang bagus.Setelah beberapa saat, lampu menjadi redup, suasana menjadi sedikit gelap, Rendra dapat menyentuh Lirea sepuasnya.Kalau hamil kurang dari tiga bulan, tidak mungkin dia diizinkan untuk makan daging, tetapi kadang-kadang seteguk kaldu adalah ide yang bagus. Saat berada di rumah, Lirea selalu bersikap waspada. Sekarang di bioskop, dengan begitu banyak orang dia tidak dapat terlalu banyak bergerak. Lirea hanya dapat membiarkan Rendra melakukan apa pun yang dia inginkan.Idealnya begitu muluk-muluk, tapi kenyataannya sangat jauh dari ideal.Tidak lama setelah film diputar, Lirea
Tapi siapa pun yang mampu membayar harga tinggi bisa memintanya membuat orang miskin menjadi kaya.Di Beijing ada tempat bernama Bar Malam Gelap. Dari luar terlihat seperti bar biasa, tetapi di dalamnya hidup seorang Dewa Malam yang misterius.Tidak tahu sejak kapan Dewa Malam menjadi terkenal, dan banyak pebisnis mencarinya.Ada yang bangkrut dan berharap bisa bangkit kembali.Ada yang tengah krisis dan ingin mencegah perusahaan runtuh.Ada yang ingin membuat musuh mereka bangkrut.Semua orang-orang ini memohon dan terus memohon padanya.Tidak ada yang berani berada di sisi yang salah dari Dewa Malam.Nona Muda Yu sudah pernah mendengar kisah ini, tetapi dia selalu merasa legenda itu terlalu dilebih-lebihkan.Tetapi pada saat ini, Yulan tidak bisa menahan diri untuk bertanya,"Saudaraku, jangan sampai kamu melakukannya."Baru-baru ini, beberapa saham Yu dimanipulasi dengan jahat, dan keluarga Yu curiga bahwa seseorang diam-diam membeli saham yang tersebar di luar. Kalau demikian, mak
Tuan Muda Yulan bertanya sambil berjalan, "Kapan Tuan Muda Rendra menikah? Tidak ada berita apa pun mengenai pernikahan kalian.""Belum lama kami menikah, tapi saat ini Lirea sedang hamil. Nanti setelah semua urusan kami selesai, kami pasti akan mengundang Tuan Muda Yulan. Tapi aku khawatir justru Tuan Muda Yulan yang tidak dapat hadir karena terlalu sibuk.""Bagaimana bisa aku tidak datang, Tuan Muda Rendra adalah seorang yang terhormat. Kamu sudah berjanji untuk mengundangku, jangan sampai lupa."Mendengar percakapan antara keduanya, Lirea dan Xinran saling melontarkan tatapan kebingungan satu sama lain.Lirea berpikir, apakah Tuan Muda Yulan tahu kemampuan pribadi Rendra? Jika tidak, mana mungkin putra tertua dari orang terkaya di negara ini bisa begitu antusias bertemu tuan muda kedua keluarga Maherson?Nona Muda Xinran berpikir, Apa yang terjadi dengan saudaraku hari ini? Baru-baru ini setelah adanya masalah dengan saham perusahaan Yu, dia begitu kelelahan hingga tidak memiliki
Lirea sedikit memerah, dia membalikkan badan membelakangi Rendra lalu memejamkan mata, dan saat itu juga dia merasakan ketenangan dan kedamaian di dalam hatinya.Setelah tidur siang, Lirea merasa terlalu malas untuk melakukan sesuatu. Tidak tahu kenapa bisa seperti itu.Rendra bertanya, "Ada apa?"Lirea menghela napas, "Sepertinya perasaan seperti ini saat hamil adalah hal yang tidak dapat dihindari."Rendra memandangnya dengan bodoh, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Apa kamu merasa tertekan?""Beginilah caraku tidur di sore hari." Lirea menguap. "Aku tidak ingin berpindah ke tempat lain."Rendra menghela napas lega, dia mengira Lirea memiliki masalah psikologis. Dia berpikir sejenak dan berkata, "Kalau begitu sebaiknya kita tidak makan malam di rumah hari ini. Ayo pergi keluar makan malam dan bersantai."Lirea mengerutkan kening, "Bukankah makan malam di luar tidak higienis?""Jangan khawatir, dapur VVIP itu lebih bersih daripada yang dibuat sendiri oleh kebanyakan orang.""Itu
Lirea sangat marah, "Kamu mengatakan kalau kamu ingin menerjemahkan novel untukku? Memang jelas kamu sudah menjanjikan hal itu.”Rendra menatapnya dan melihat penampilannya yang menonjol, dengan sentuhan merah di wajahnya, semakin lama dipandang, semakin dia terlihat cantik.Rendra menundukkan kepalanya dan mencium wajah Lirea, "Apa kamu menyukai novel berjudul Suami Dadakanku Ternyata Bos? Penulis itu masih memiliki beberapa judul buku lagi. Aku akan menerjemahkan novel-novel itu untukmu.”Lirea merasa ragu-ragu sesaat dan mengangguk. “Itu novel favoritku.”Rendra tersenyum, “Kenapa? Apa karena di novel itu, kisahnya hampir mirip denganmu?”Awalnya Lirea hanya mendelik, tapi tiba-tiba dia tertegun. Benar saja, kisah dalam novel itu hampir mirip dengannya. Tiba-tiba menikah dengan pria asing. Dan pemeran prianya ternyata adalah seorang Bos Besar.Tapi…Tidak sama!Dia menikah dengan Rendra karena kecelakaan! Dan pria ini adalah pria yang belum dia kenal sepenuhnya. Apakah Bos Besar, a
Liana duduk di sofa yang tidak jauh dari tempatnya meletakkan tasnya. Saat ini dia hanya membutuhkan beberapa langkah saja. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan cek dan pena, menuliskan jumlah nominal, merobeknya, dan menyerahkannya kepada Lirea. "Ini 500 juta untukmu. Kamu segeralah pergi dari kehidupan Rendra. Kamu bisa beli beberapa barang yang kamu inginkan dengan uang itu."Lirea memperhatikan gerakannya dan berpikir dalam hati, Sepertinya Liana terlalu banyak menonton TV, sehingga dia menghayal bisa mendapatkan Rendra yang sudah jelas mempunyai istri bahkan yang sudah mengandung anaknya."Kenapa kamu tidak mau mengalah?" Liana bertanya dengan agresif.Lirea kembali sadar. Dia meletakkan nampan makanan ringan, mengambil cek, dan ingin merobeknya.Tapi ternyata Lirea tidak mampu merobek cek itu. Dia berpikir.Ini uang…500 juta lho…Lirea mungkin tidak akan bisa mendapatkan begitu banyak uang dalam hidupnya. Kalau dia merobeknya, dia akan merasa tertekan dan tidak sanggup membayang







