Share

Setelah Malam Itu...

Penulis: Rachel Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 14:11:01

Keesokan paginya…

Claire terbangun karena silau matahari yang membuat tidur nyenyaknya terganggu. Kepalanya terasa pusing dan berat. Tubuhnya seolah remuk redam. Claire melenguh sambil menggeliat pelan, belum menyadari akan apa yang telah terjadi semalam.

“Aduhh!”

Claire meringis saat menyadari kalau tubuhnya terasa remuk dan bagian sensitifnya di bawah sana terasa nyeri. Rasa nyeri yang belum pernah dirasakannya, bahkan meski hanya bergerak sedikitpun, rasa nyeri itu langsung menyerbu area kewanitaannya.

Claire memaksa kedua matanya untuk terbuka meski masih terasa berat dan melihat sekeliling kamar yang tampak asing di matanya. Bukan kamar tidurnya. Rasa panik seketika menyerbu hatinya hingga satu ingatan muncul di benaknya. Baru ingat kalau semalam, sebelum bersenang-senang di bar, dirinya memang sengaja membuka satu kamar karena enggan pulang ke rumahnya yang selalu sepi bagaikan kuburan.

Rasa sepi yang membuat Claire memutuskan untuk bersenang-senang di bar yang menyatu dengan hotel ini. Namun ingatannya hanya sebatas itu. Tidak ada lagi yang Claire ingat, semuanya tampak samar, seolah dirinya mengalami amnesia partial.

Claire memegang keningnya yang terasa berat dan mengeluh pelan.

‘Pasti semalam aku terlalu banyak minum alkohol!’

Claire kembali bergerak dan berhenti seketika saat rasa nyeri yang teramat sangat kembali menyerbu area kewanitaannya. Menyadarkan Claire kalau masih ada satu puzzle yang belum berhasil terpecahkan.

Alasan kenapa dirinya berada di kamar hotel memang sudah terjawab, tapi penyebab kenapa area sensitifnya terasa nyeri masih menjadi misteri hingga satu kenyataan lain menyadarkan Claire saat kulitnya langsung bergesekan dengan sprei, tanpa ada lapisan pakaian yang menghalangi.

Refleks, matanya mengintip ke balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan kenyataan yang dilihatnya membuat wajah Claire memucat.

Tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun alias telanjang. Naked. Padahal selama ini Claire tidak pernah tidur telanjang, semabuk apapun dirinya.

‘Damn! Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?!’ batin Claire dengan jantung berdentum kencang, bahkan rasa dingin terasa menusuk punggungnya.

Rasa panik kembali menguasai hatinya, kali ini jauh lebih dahsyat daripada sebelumnya. Kepanikannya kian meningkat saat telinganya mendengar suara percikan air dari dalam kamar mandi. Panik campur takut.

Sadar kalau ada orang lain di dalam kamar ini, padahal Claire tidak mengajak siapapun. Dirinya hanya menginap seorang diri, tapi kenapa kini malah ada tambahan orang?

“Siapa yang ada di dalam sana? Mia kah? Rasanya tidak mungkin, dia bahkan tidak tau kalau aku menginap disini. Aku yakin tidak mengatakan apapun padanya,” gumam Claire mencoba menebak-nebak sambil mengais kembali kepingan ingatan miliknya yang berserakan dan terhilang sebagian akibat pengaruh alkohol.

Claire menunggu siapapun yang sedang berada di dalam kamar mandi dengan hati berdebar takut. Sedikit banyak dirinya mulai memahami kejadian apa yang menimpanya. Claire bukan gadis bodoh. Dirinya sudah kuliah, sudah beranjak dewasa.

Menilik dari tubuhnya yang polos tanpa pakaian sama sekali, bagian sensitifnya yang nyeri dan tubuhnya yang remuk redam seolah habis kerja rodi membuat Claire yakin kalau dugaannya tidak meleset, apalagi ia melihat pakaiannya berceceran di lantai!

Claire menggigit bibir, berusaha meredam rasa takut dan panik yang muncul dalam hatinya. Tapi percuma, seberapa keraspun Claire berusaha, rasa takut itu tetap ada. Wajar, karena Claire sadar kalau apa yang terjadi semalam adalah kesalahan.

Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, menampilkan satu sosok pria berwajah tampan, bertubuh tinggi tegap, dan atletis. Tampil topless hingga otot perutnya tercetak jelas, hanya ada handuk putih yang melingkari pinggangnya hingga sebatas lutut untuk menutupi bagian pribadinya.

Claire terbelalak kaget saat melihat pria yang muncul di hadapannya. Pria yang sama sekali tidak pernah diduganya, bahkan dalam bayangannya yang paling liar pun, Claire tidak pernah memikirkan kemungkinan ini. Kemungkinan bahwa dirinya bisa berada di dalam satu kamar yang sama dengan pria itu. Tapi kenyataannya inilah yang terjadi!

Tanpa dapat dicegah debaran jantungnya kian menggila. Bukan karena ketampanan pria itu, tapi karena hal lain. Hal yang sudah dirinya pendam sejak lama, bahkan hampir dilupakannya, namun kini kembali muncul ke permukaan tanpa izin. Hal yang hanya diketahui olehnya. Dan ini semua terjadi karena kehadiran mendadak pria itu! Damn!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kisah Cinta Yang Tragis

    Nick memutuskan pulang ke rumah Claire. Ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh wanita itu. Lebih tepatnya Nick ingin memastikan kondisi Claire. “Hei,” sapa Nick saat melihat Claire sedang menemani Revel mengerjakan PR. “Uncle!” Panggilan bernada riang itu muncul dari bibir Revel yang belum memahami kegalauan hati yang sedang melingkupi hati sang mommy dan sang uncle, karena nyatanya, bukan hanya Claire yang galau, tapi Nick juga! Setelah bercanda dengan Revel sebentar, Nick kembali memusatkan perhatiannya pada Claire. Beruntung tidak lama kemudian Revel sudah selesai mengerjakan PR dan bersiap untuk tidur siang bersama Susan. Setidaknya dengan begitu Nick memiliki waktu luang untuk bicara berdua dengan Claire. “Apa yang kamu pikirkan sekarang?”“Entahlah, terlalu banyak hal yang aku pikirkan membuatku bingung sendiri,” keluh Claire dengan nada lelah. Bukan hanya nadanya yang lelah, tapi raut wajah dan gesture tubuhnya juga terlihat lelah hingga wanita

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Take It Or Leave It!

    Levin baru saja ingin menunjukkan semangat juangnya saat ucapan Nick selanjutnya membuat beban Levin terasa lebih berat hingga kalimat motivasi yang sempat muncul di benaknya langsung raib! Berganti dengan kekhawatiran! Nick sialan! Siapa sangka pria itu pandai membuat Levin merasa kalah sebelum bertanding?“Aku yakin tidak akan mudah untuk membujuk daddy Alex karena beliau melihat sendiri bagaimana kesulitan dan perjuangan Claire selama beberapa tahun terakhir ini. Meski Claire tidak pernah mengatakan apapun, tapi sebagai seorang daddy, daddy Alex pasti ikut merasakan beban mental yang Claire rasakan meski wanita itu berusaha keras bersikap ceria jika di depan beliau.”“Jika bisa, aku juga tidak ingin Claire melalui kesulitan itu seorang diri. Aku ingin ikut menemaninya melewati masa sulit itu. Aku juga tidak ingin Revel tumbuh besar tanpa kasih sayang daddy kandungnya, tapi masalahnya, Claire lah yang enggan memberiku kesempatan untuk berada di sisinya dulu. Aku bukannya m

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Perjalanan Cinta Yang Berliku

    Claire menyentuh dagu bagian bawah, area yang disebutkan oleh Nick. Salah satu tempat dimana Levin menyematkan kissmark.“Lebih baik sekarang kamu pulang. Habiskan waktu bersama Revel. Jangan hanya menghabiskan waktu dengan si brengsek ini saja!” ketus Nick.Claire mengangguk. Ya, ucapan Nick benar, lebih baik menghabiskan waktu bersama Revel. Siapa tau dengan begitu bisa menyegarkan otaknya yang kusut kan? Bukankah selama ini Revel selalu bisa membuat suasana hati Claire menjadi lebih baik? Semoga saja kali ini putranya juga bisa menghapus rasa gundah yang menggelayuti hatinya! “Aku akan mengantarmu pulang.”“Tidak perlu, Levin. Tolong beri aku waktu untuk sendiri, okay?”“Tapi…”“Tolong hormati permintaan Claire, Levin. Dan lagi masih ada hal lain yang harus aku bahas denganmu. Berdua saja.” Levin mendesah kesal. Ucapan Nick mengingatkan dirinya bahwa masih ada hal penting yang harus mereka bahas berdua. Oh, padahal tadi pagi Levin yang menelepon pria

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kissmark Yang Membongkar Segalanya

    Kini, setelah makan siang usai. Setelah mengantar Revel pulang dan menitipkannya pada Susan. Setelah Claire memberitahu Jane kalau dirinya ada urusan mendesak diluar kantor yang tentu saja langsung disetujui oleh Levin karena pria itu juga memiliki andil dan harus menemaninya, mereka bertiga memutuskan pergi ke salah satu café yang memiliki ruang tertutup. Tidak ingin pembicaraan mereka didengar oleh orang lain. “Jadi?”Hanya itu pertanyaan pembuka dari Nick. “Aku tau kamu pasti marah dengan apa yang kami lakukan.”“Tentu saja aku marah, Claire. Kenapa kamu mau ditiduri oleh pria brengsek ini dengan begitu mudahnya? Padahal dulu kamu paling anti dengan yang namanya seks sebelum menikah, tapi sekarang kamu malah melakukannya tanpa berpikir!” “Aku…”“Apakah kamu sudah memutuskan untuk menerima lamaran Levin?” sela Nick, mengabaikan penjelasan apapun yang ingin Claire berikan karena menurutnya itu semua pasti hanya sekedar alasan. “Untuk saat ini ak

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kerja Atau 'Main'?

    “Kamu memang gila, Levin! Selalu melakukannya berkali-kali hingga membuatku lelah!” omel Claire dengan nafas terengah membuat pria itu tersenyum puas. Puas karena berhasil membuat wanitanya tergeletak lemas karena ulahnya.Puas karena berhasil memanjakan juniornya sebelum disibukkan dengan pekerjaan.“Aku memang gila dan itu semua karena kamu, Sayang! Kamu yang membuatku tergila-gila dan bertekuk lutut sampai seperti ini,” balas Levin tanpa dosa.Ucapan yang menimbulkan rona merah di pipi Claire. Tidak bisa dipungkiri kalau ucapan Levin membuatnya bangga karena dirinya sanggup membuat pria itu tergila-gila padanya. Semoga saja bukan hanya tergila-gila pada tubuhnya! Levin menatap Claire yang terbaring dengan mata terpejam, seolah masih ingin meresapi betapa nikmatnya percintaan mereka barusan, hingga satu kesadaran merasuk ke dalam benak Claire. Kesadaran yang membuat wanita itu membuka mata dengan panik dan menatap liar ke arah jam yang berada di sisi kiri rua

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kegilaan di Kantor

    Claire melenguh pelan saat Levin kembali menguasai tubuhnya. Kembali menyatukan diri meski Claire berusaha menolak. Tapi sejak dulu Levin memang pantang ditolak, pria itu sengaja mengabaikan penolakan Claire dan terus melanjutkan niatnya! “Hentikan, Levin! Kita sedang di kantor!” pinta Claire dengan nada lirih, suaranya terdengar putus-putus karena hentakan Levin membuat tubuh mungil Claire terguncang. Ya, kali ini, Levin melakukan kegilaannya di sofa yang biasa digunakan saat pria itu ingin beristirahat, namun kali ini, Levin menjadikannya sebagai arena tempur untuk menggempur tubuh mungil Claire! Dengan posisi favorit Levin, dimana Claire berada di atas tubuhnya, namun bedanya kali ini Levin lah yang bergerak karena sejak awal Claire sulit diajak bekerjasama. Takut ada yang memergoki kegilaan mereka. Well, kegilaan Levin sebenarnya karena Claire sudah berusaha menolak cumbuan pria itu meski hasilnya nol besar! “Biarkan saja. Aku tidak peduli!” desis Levin tanpa berh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status