Home / Romansa / Satu Malam Untuk Selamanya / Mahkota Yang Terenggut

Share

Mahkota Yang Terenggut

Author: Rachel Kim
last update Last Updated: 2025-03-26 14:11:43

“Sudah bangun?” tanya Levin sambil mengulas senyum tipis, mengabaikan raut kekagetan yang pasti tercetak jelas di wajah Claire.

Pertanyaan Levin membuat Claire tersadar. Gadis itu berdeham, berusaha bersikap santai meskipun rasa gugup, panik, takut sedang menguasai hatinya.

“Hmm… apa yang terjadi padaku semalam?”

“Kamu sungguh tidak ingat?”

Claire menggeleng dan menjawab lirih,

“Aku hanya ingat sedang minum di area bar dengan Mia, namun tiba-tiba saja tubuhku terasa aneh ditambah lagi kepalaku pusing karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol,” jawab Claire, mengungkapkan apa yang diingatnya meski samar.

“Mia? Siapa dia?” ulang Levin dengan nada sambil lalu, seolah tidak peduli meski rasa penasaran menggerogoti hatinya, ternyata telinganya memang tidak salah dengar.

Pria yang ingin mengambil keuntungan dari Claire memang orang suruhan Mia.

“Ya, Mia, dia sahabatku.”

Jawaban Claire membuat Levin memahami satu hal. Mia, sahabat yang bermuka dua. Di depan Claire, wanita itu mungkin bersikap baik, tapi di belakang Claire, siapa yang menyangka kalau wanita itu tega menjebak sahabatnya sendiri untuk memuaskan hasrat pria suruhannya? Pengetahuan itu membuat Levin semakin muak.

Namun meski begitu Levin tidak mengatakan apapun. Biarkan saja itu menjadi rahasianya sendiri. Levin tidak ingin ikut campur. Yang penting dirinya berhasil menggagalkan rencana busuk Mia terhadap Claire semalam.

“Apa hanya itu yang kamu ingat? Tidak ada hal lain lagi yang kamu ingat tentang apa yang terjadi semalam?” selidik Levin, mengalihkan pembicaraan.

Tidak ingin membahas tentang Mia terlalu jauh. Tidak penting.

Claire mengangguk. Dirinya sudah berusaha untuk mengumpulkan kepingan ingatan miliknya yang berserakan, tapi masih belum berhasil. Sepertinya karena pengaruh alkohol membuat otaknya masih berkabut dan enggan untuk diajak bekerjasama.

Jangankan disuruh berpikir, kepalanya saja masih pusing!

“Hal terakhir yang aku ingat adalah aku pergi ke toilet, setelah itu aku tidak ingat apapun lagi,” tambah Claire sambil memijat keningnya yang terasa berputar.

Levin menarik nafas dalam. Melihat raut wajah Claire yang terlihat bingung, Levin yakin kalau gadis itu tidak berdusta dan serius dengan ucapannya, jadi lebih baik memberitahu Claire tentang apa yang sebenarnya terjadi daripada gadis itu terus bertanya-tanya. Claire layak tau kebenarannya kan?

“Ada yang sengaja memberimu obat perangsang. Aku tidak tau seberapa banyak yang orang itu berikan, tapi itu cukup untuk membuat gairahmu melonjak naik dan bertingkah liar hingga kita mengulang pergulatan panas itu berulang kali,” jawab Levin membuat Claire terbelalak kaget dengan jawaban pria itu yang seolah tanpa dosa.

Claire memang sudah menduga apa yang terjadi padanya, tapi saat Levin mengatakan hal itu dengan santai dan tanpa dosa tetap saja membuat hatinya mencelos.

Informasi yang didengarnya mengingatkan Claire akan apa yang terjadi meski dalam bentuk kepingan samar. Obat perangsang. Ya, Claire ingat saat tubuhnya terasa aneh, jantung berdebar dan gairahnya yang menggila. Astaga!

Ingatan itu membuat Claire memaksa otaknya untuk berpikir meski enggan. Memikirkan tersangka utama yang mungkin melakukannya, tapi nihil. Claire tidak bisa menebak siapa yang berniat sejahat itu padanya.

“Sebenarnya siapa yang tega menjebakku dengan memberikan obat terkutuk seperti itu?” lirih Claire, nada sakit hati terdengar jelas dari suaranya.

Seingat Claire, dirinya tidak pernah berbuat jahat pada orang lain, tapi kenapa ada orang yang sejahat ini padanya? Apa salahnya hingga orang itu tega menjebaknya dengan obat perangsang? Keterlaluan!

“Entahlah. Aku juga tidak tau. Aku hanya menyelamatkanmu dari pria asing yang hendak berniat jahat,” balas Levin, memutuskan untuk tidak memberitahu Claire tentang apa yang dirinya ketahui semalam.

Lagipula sekarang Levin ingat kenapa wajah Claire terlihat familiar baginya dan dirinya sudah bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Ditambah lagi Levin ingin tau apa motif wanita yang bernama Mia, wanita yang dianggap sahabat oleh Claire namun ternyata berniat busuk hingga tega menjebak Claire. Apakah karena rasa iri?

Atau mungkin dendam? Entahlah, Levin harus mencari tau jawabannya sendiri.

Sebenarnya Levin bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi untuk kasus Claire adalah sebuah pengecualian. Kepingan ingatan akan masa lalu membuat Levin tidak ingin lagi berjauhan dari gadis yang hampir dilupakannya.

Jadi anggap saja kalau ini adalah salah satu cara Tuhan untuk mempertemukan mereka kembali meskipun harus dengan cara yang terbilang tidak terduga.

Cara yang bisa dibilang merugikan Claire, namun memberikan keuntungan bagi Levin.

“Kamu bilang hendak menyelamatkanku dari pria asing yang ingin berniat jahat padaku, tapi yang aku lihat kamulah yang melakukan hal jahat padaku,” sarkas Claire.

“Apa maksudmu?” tanya Levin, pura-pura bodoh.

“Kamu pasti paham maksudku. Tidak usah pura-pura bodoh! Kamu meniduriku kan?” ketus Claire membuat Levin mendesah, tidak ingin mengelak.

“Ahh itu! Iya benar, aku memang menidurimu, tapi aku hanya ingin membantu untuk mengurangi penderitaan yang kamu rasakan akibat obat perangsang itu. Dan hanya itulah satu-satunya cara ampuh yang aku tau, yaitu memuaskanmu.”

Jawaban Levin membuat perasaan Claire berkecamuk. Pria brengsek memang tidak bisa berubah. Bagaimana bisa Levin mengatakan hal itu dengan santai? Tidak taukah Levin kalau pria itu sudah merenggut hal yang paling berharga dalam hidupnya?

Merenggut mahkota yang telah Claire jaga selama 20 tahun!

Merenggut harta yang awalnya hendak Claire persembahkan kepada calon suaminya kelak di malam pertama saat dirinya telah resmi menyandang status istri!

Dan pria itu merenggutnya secara paksa saat dirinya tidak sadar dan tanpa izin. Tidak terlihat bersalah pula! Malah menjadikan obat perangsang sebagai alasan!

‘Dasar brengsek! Pria sialan!’ maki Claire dalam hati.

Tak urung jawaban Levin membuat perasaan Claire campur aduk antara marah dan putus asa karena dunianya runtuh seketika!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Air Mata Kesedihan

    Setelah keluar dari ruangannya, Claire berlari sambil berusaha keras menahan laju air matanya yang kian deras. Pandangannya sudah buram. Tidak, Claire tidak bisa lagi bertahan. Wanita itu jatuh terduduk di pinggir jalan, tidak peduli meski banyak orang yang menatap heran ke arahnya seolah Claire adalah makhluk aneh. Saat ini Claire tidak bisa lagi berlari. Kakinya terasa lemah. Pengakuan Levin membuat Claire mengutuk keegoisan hatinya, tapi mau bagaimana lagi? Masa lalu tidak bisa diubah atau diputar ulang kan? Claire hanya bisa menyesal karena membuat Levin merasa seterpuruk itu karena keegoisannya. Claire tidak menyangka kalau Levin akan sakit hati sedalam itu, padahal dirinya pikir Levin dapat melupakannya dengan mudah dan mengganti posisinya dengan wanita lain dalam hitungan bulan! Tapi siapa sangka kalau pria itu terus mengingatnya dan menyimpan rasa sakit hatinya hingga bertahun-tahun? “Maafkan aku, Levin. Maafkan aku!” lirih Claire dengan isak tangis yang semak

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kenapa Kamu Pergi Meninggalkanku?

    Claire terpekik kaget dengan tindakan Levin, tidak menyangka kalau pria itu akan bersikap sekasar ini padanya. Claire menoleh sekeliling, berharap dapat mencari bala bantuan, sayangnya tidak ada siapa-siapa. Hampir semua karyawan di lantai ini sudah pulang, terlihat dari sebagian besar ruangan yang telah gelap gulita! “Lepaskan aku, Levin! Kamu menyakitiku!” pinta Claire, mengabaikan kenyataan kalau pria yang sedang menarik tangannya adalah boss di tempat kerjanya, bukan lagi teman kuliah yang berstatus sebagai kekasihnya. Levin seolah tidak mendengar dan terus menarik wanita itu. Saat mereka sudah berada di ruangan Claire, barulah Levin melepaskan cengkeramannya. Claire meringis saat pergelangan tangannya terasa perih. Serius, cengkeraman Levin begitu kuat seolah pria itu sengaja mengerahkan seluruh tenaganya. Tidak heran kalau sekarang pergelangan tangannya terlihat memerah! Dasar pria kurang ajar! Jujur, saat melihat Claire meringis kesakitan karena tindakannya, Le

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Rahasia Yang Tak Boleh Terbongkar!

    Claire kembali ke ruangannya dengan nafas memburu, jantungnya masih berdebar kencang. Wanita itu masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu. Tidak ingin diganggu oleh siapapun. Tidak di saat hati dan pikirannya sedang kacau balau karena kehadiran Levin yang begitu mendadak! Claire bersandar lemah, terlihat tak berdaya. Kenapa Levin kembali hadir ke dalam hidupnya setelah sekian tahun Claire berhasil melarikan diri? Kenapa Levin masih bersikap seperti tadi? Apakah itu artinya Levin belum melepaskannya? Apakah pria itu masih mengharapkannya? Mungkinkah itu? Claire memejamkan mata, di dalam ingatannya kembali berputar apa yang terjadi barusan. Claire masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana cara Levin menatapnya. Tatapan yang membuat debaran jantung Claire kian meningkat. Itu adalah tatapan yang sering dilontarkan padanya jika pria itu menginginkan sesuatu darinya. Tatapan yang menyimpan sejuta makna. Tatapan yang membuat Claire terbuai tanpa sadar. Claire bergidik nger

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Long Time No See, Baby!

    Mata Claire terbelalak saat melihat siapa pria yang ada di hadapannya. Claire mengerjap, berharap kalau ini semua tidak nyata, tapi percuma karena pria itu tetap terlihat jelas. Lidahnya terasa kelu. Claire ingin bertanya, tapi bibirnya terkunci rapat. Astaga, apa ini nyata? Apakah benar boss barunya adalah Levin? Pria yang baru saja dipuja puji oleh karyawan wanita di pantry? Atau dirinya sedang berhalusinasi?“Long time no see, Baby!” Panggilan itu membuat Claire yakin kalau dirinya sedang tidak berhalusinasi. Levin, pria itu memang nyata dan sedang berdiri tegak di hadapannya!Claire terjajar mundur dengan wajah pucat pasi. Kenapa bisa seperti ini? Padahal selama hampir 5 tahun terakhir, Claire berhasil melarikan diri dari pria itu, tapi kenapa sekarang pria itu muncul lagi di hadapannya? Ya Tuhan! Levin melangkah maju. Setiap langkah maju yang diambil pria itu, membuat Claire bergerak mundur perlahan. Wanita itu tidak menyadari kalau di belakang tubuhnya a

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Halusinasi atau Nyata?

    Claire melirik jam di layar laptopnya. Jam 2 siang. Waktu yang rawan baginya karena saat ini rasa kantuk mulai menyerang matanya, padahal pekerjaannya masih jauh dari kata selesai! Oh, sepertinya rencana Claire untuk pulang tepat waktu terancam gagal! Dengan malas Claire bergerak menuju pantry, hendak membuat kopi yang semoga saja bisa mengusir rasa kantuk. Disana, Claire menyempatkan diri untuk mengobrol dengan beberapa karyawan yang sedang asyik bergosip. Mungkin pekerjaan mereka tidak sebanyak pekerjaannya hingga bisa bergosip di tengah jam kerja. “Kalian sedang bicara tentang apa sih? Kok kelihatannya seru sekali.”“Claire, apa kamu sudah melihat boss baru kita?”“Belum. Memangnya kenapa?”“Pantas kamu masih setenang ini. Nanti setelah melihatnya, kamu pasti akan kaget.”“Memangnya kenapa sih? Aku jadi penasaran!” “Boss baru kita sangat tampan! Rasanya dia jauh lebih cocok jadi model iklan Calvin Klein daripada seorang pebisnis!” “Iya, benar.

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Harus Dituntaskan Segera!

    Johan keluar dari ruangan Levin dan menghembuskan nafas berat. Sadar kalau kali ini tuan mudanya bisa kembali goyah hanya karena seorang wanita. Wanita yang sama pula! Wanita yang memiliki kemampuan untuk menggoyahkan hati tuan mudanya! Johan hanya bisa berharap agar tuan mudanya dapat menyelesaikan masalah cintanya dengan baik, tanpa perlu melibatkan pekerjaan. Akan sangat disayangkan jika tuan mudanya salah mengambil langkah. ‘Semoga tuan muda bisa bersikap dewasa dan tidak mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan,’ harap Johan sebelum kakinya melangkah pergi untuk mencari segala informasi yang berhubungan dengan Claire. Seperti yang diperintahkan oleh Levin. Satu jam kemudian…Johan masuk ke dalam ruang kerja Levin dan menyodorkan selembar map yang berisi informasi tentang Claire. Semuanya, tanpa terkecuali. Persis seperti permintaan tuan muda yang kini menjadi bossnya. “Ini seluruh laporan yang saya dapatkan tentang nona Claire, Tuan.”“T

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status