Levin baru berdiri dari duduknya saat teringat satu hal penting yang nyaris terlupakan.
“Eh, Dad. Ada satu hal lagi yang belum aku beritahu pada daddy dan mommy.”“Apa lagi? Apa ada masalah lain yang kamu lakukan tanpa sepengetahuan kami?” tanya daddy Keenan dengan mata memicing tajam.“Bukan begitu, Dad. Hanya saja daddy pasti sudah mengenal siapa orangtua Claire.”Daddy Keenan mengerutkan kening saat mendengar ucapan Levin. Rasa curiga dan was-was kembali menguasai hatinya. Feelingnya mengatakan akan ada kejutan lain yang terlontar dari bibir putra brengseknya ini.“Siapa?”“Claire adalah putri dari daddy Alex, salah satu pengusaha yang bekerjasama dengan perusahaan kita, sampai detik ini.”“Ya Tuhan! Bagaimana mungkin kamu tega mempermalukan daddy sampai segini parahnya, Levin?! Jadi gadis yang kamu perkosa adalah putri dari Alex?!” teriak daddy Keenan, semakin frustasi saat mendengar kenyataan yang ada.Kenyataan lain yang tak kalah mengejutkanNick mengerling saat mendengar ucapan Revel, detik itu juga pria itu sadar ada hal yang belum sempat Claire ceritakan padanya karena raut wajah wanita itu terlihat kesal. Ya, bagaimana tidak kesal? Claire merasa Levin terlalu memanjakan Revel. Selalu menuruti permintaan putra mereka. Hal yang menurut Claire tidak bijak.Sedangkan pola didik Claire adalah menanamkan kemandirian pada Revel sejak kecil. Nick hanya tersenyum saat mendengar keantusiasan Revel, tidak mungkin menanyakan hal itu pada Claire sekarang karena itu adalah hal yang harus dibahas oleh sesama orang dewasa saja. Dan sepanjang perjalanan, Revel tidak berhenti cerita, mendominasi waktu Nick hampir seharian, bahkan setelah mereka sampai di rumah, Revel masih asyik dengan ceritanya! Nick pun tidak terlihat keberatan, malah senang mendengar celotehan Revel. Setidaknya celotehan Revel membuat hidupnya tidak lagi sepi. Setelah lelah bercerita, Revel mengajak Nick bermain. Entah bermain bola di halaman be
Nick meringis saat Claire mengucap kata ‘mencari jodoh’, hal yang belum Nick pikirkan hingga detik ini karena hatinya masih tertutup rapat. Enggan menerima wanita baru setelah dirinya berhasil mengikhlaskan Claire. Karena meski telah berhasil membalut luka di hatinya, tapi luka itu masih belum mengering sepenuhnya. Nick masih perlu waktu untuk memulihkan luka hatinya agar dapat sembuh total. Ya, tanpa sepengetahuan siapapun, sebenarnya kepergian Nick ke Singapura bukan untuk urusan pekerjaan, tapi untuk menjauhkan diri sementara waktu dari Claire. Nick sadar kalau dirinya perlu waktu untuk menetralkan perasaannya agar tidak terus tertuju pada Claire. Dirinya perlu waktu untuk membalut luka hatinya yang berdarah. Dan berjauhan dengan Claire adalah cara terbaik. Claire’s detoxification. Well, itu hanyalah istilah yang Nick buat sendiri karena dirinya harus mendetoksifikasi hati dan pikirannya dari Claire. Ralat, yang mengetahui tentang alasan kepergiannya ke S
Claire bersenandung riang sambil menyiapkan sarapan untuk Levin dan Revel. Rutinitas yang selalu dilakukan semenjak Claire resmi menyandang status sebagai istri. Sejak minggu kemarin, Revel sudah mulai sekolah dan Levin kembali disibukkan dengan urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Sekarang, saat siang hari, rumah terasa sepi dan baru akan kembali ramai saat Revel pulang sekolah. Ya, Claire tidak ingin membuang waktu dan memutuskan untuk menyekolahkan Revel di salah satu International School bergengsi agar pelajaran yang didapatkannya lebih berkualitas. Meski usia Revel belum genap 5 tahun dan masih menjalani pre-school, tapi Claire ingin Revel mendapatkan pendidikan terbaik. Menurutnya, seorang anak harus dibekali pendidikan sebaik mungkin mengingat persaingan kini semakin ketat. “Morning, Mom!” “Morning, Boy!” sapa Claire sambil mengecup pipi Revel dengan sayang. “Susan, tolong ambilkan piring untuk omelet,” pinta Claire yang sibuk berjibaku di d
Perbincangan masih berlanjut hingga Claire menyadari kalau waktu sudah menunjukkan jam 10 pagi. Nyatanya mereka sudah berada di rumah daddy Alex lebih lama dari yang direncanakan. “Lebih baik kita pulang sekarang karena kita masih harus mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan sebagai stock di rumah,” ucap Claire pada Levin.Mendengar kata supermarket, Revel yang awalnya asyik dengan mainan di tangannya, langsung menoleh, matanya selalu berbinar saat mendengar kata ‘supermarket’, yang dianggap sebagai surga untuk sebagian besar anak kecil karena memiliki banyak jajanan yang bisa mereka pilih dan masukkan ke dalam keranjang! “Supermarket? Aku boleh ikut, Mom?”“Tentu saja boleh, Sayang.”“Apa aku boleh jajan, Mom?”“Boleh, tapi dengan satu syarat. Tidak boleh makanan yang terlalu manis nanti kamu sakit gigi. Tidak boleh makanan yang terlalu gurih nanti kamu sakit tenggorokan. Setiap kali ada jajanan yang kamu inginkan, tunjukkan dulu pada mommy, oka
Claire terdiam. Penjelasan Levin menjawab seluruh pertanyaan yang selama bertahun-tahun ini menjadi teka teki baginya. Akhirnya tabir kebenaran terkuak. “Aku tidak tau kalau ternyata dia sangat membenciku.”“Dia iri padamu, Claire.”“Rasa iri memang menakutkan!” keluh Claire. “Kamu tidak perlu khawatir, Claire. Sekarang ada aku yang akan menjagamu dan Revel. Aku tidak akan membiarkan wanita licik itu menyakitimu atau putra kita, okay?”Nick menatap Levin. Pria itu memang mengucapkan janjinya pada Claire, tapi entah kenapa hatinya ikut merasa tenang setelah mendengar janji yang diucapkan dengan penuh keyakinan itu. Nick yakin kalau dirinya tidak salah merelakan Claire pada pria yang menjadi rivalnya! Setidaknya tidak sia-sia Nick mengorbankan perasaannya.“Aku harap kamu menepati janjimu karena kamu pasti tau kalau Mia adalah wanita licik yang nekat melakukan apapun agar rencananya berhasil,” ucap Nick. “Ya, aku akan mempekerjakan beberapa bodyguard unt
Keesokan paginya…Claire menggeliat, tubuhnya terasa letih seolah baru saja lari marathon berkilo-kilo meter. Wanita itu membuka mata dan mengedarkan pandangan, menyadari kalau sudah 2 hari ini dirinya bangun dengan status yang berbeda. Status sebagai istri Levin.Claire menatap lengan kokoh Levin yang sedang melingkari pinggangnya. Perlahan Claire berusaha menyingkirkan lengan Levin namun belum sempat menyelesaikan niatnya, tiba-tiba saja Levin menarik tubuh Claire agar semakin merapat ke arahnya hingga wanita itu menjerit kaget! Claire pikir Levin belum bangun, tapi nyatanya pria itu hanya berpura-pura tidur! *** Claire baru selesai mengoleskan skincare ke wajahnya saat melihat Levin keluar dari kamar mandi dengan tubuh topless. Refleks, Claire mengalihkan pandangan, enggan menatap tubuh kekar Levin atau ingatannya akan terbang pada kegiatan mereka kemarin. Kegiatan yang menghabiskan waktu seharian hingga menelantarkan Revel! Astaga, orangtua macam