Beranda / Fantasi / Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen / Misteri Tujuh Mimpi (bagian 1)

Share

Misteri Tujuh Mimpi (bagian 1)

Penulis: ATua
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-20 11:34:33

Hari yang panas di Negeri Elemen… Tampak Vritz terbangun dari mimpinya yang panjang dan akhirnya dia berakhir dalam pelukan Jimmy. Dia sendiri bingung kenapa ia bisa berakhir di dalam kamar Jimmy. Perlahan-lahan, Vritz bangkit dari tempat tidur dan menurunkan kedua kakinya. Dia melihat ke sekeliling. Sepertinya kamar Jimmy agak berbeda.

“Ada apa ini? Kenapa aku bisa berakhir di kamar Jimmy?” Terlihat Vritz beberapa kali mengerepas mata. “Jim… Jim… Bangun, Jim… Sudah pagi, Jim…”

Jimmy beringsut sebentar di bawah selimutnya dan kemudian berucap,

“Bisakah kau membiarkan aku tidur lebih lama, Vritz? Aku masih mengantuk nih…” kata Jimmy.

“Pagi ini kita akan memberikan kejutan ulang tahun kepada Bang RM. Kita juga berencana mau mendamaikan Bang RM dan Bang Yongki yang bertengkar hebat kemarin sore. Apa kau sudah lupa?” tanya Vritz sedikit menggerutu.

Jimmy mendadak teringat dengan rencana kegiatan mereka pagi itu. Dia langsung bangkit dari tempat tidurnya. Dia juga menurunkan kedua kakinya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Bertanya pada Bola Kristal Peramal

    Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 3)

    “Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 2)

    Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Segala Persiapan (bagian 1)

    “Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Sebuah Kotak Kenangan

    “Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta

  • Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen   Perpisahan Tujuh Putri

    Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status