🌼🌼🌼
Hari sudah semakin sore, dan kami juga telah membeli beberapa helai baju untuk anak-anak yang akan dipakai saat lebaran nanti.
Setelah anak-anak puas berjalan-jalan di Mall. Maka kami semua segera menuju ke hotel tempat Kak Virda menginap.
Kak Virda juga sudah mengirimkan alamat hotel tersebut melalui pesan WhatsApp. Dia juga berkata bahwa Bang Majid juga sudah disana bersama dengan anak-anaknya, tapi Kak Arimbi masih di rumah. Dan Bang Majid akan menjemput Kak Arimbi.
Sengaja aku membawakan kue-kuean yang berada di Mall untuk Kak Virda dan juga Bang Majid serta anak-anaknya.
Jujur saja, hati ini terasa agak sedikit senang saat Kak Virda mau me
"Li-Li-Lila?" Ucap Kak Arimbi dengan gugup, dia juga langsung refleks menjauh dari laki-laki berpostur tinggi tersebut."Kenapa kamu disini, Lila?" Kini Kak Arimbi dan juga laki-laki yang sedang bersamanya mulai mendekatiku dan juga Bang Arham. Biar saja, biar sekalian dia terkejut saat melihat siapa yang membuka pintu kamar yang berada di depanku ini."Loh, kok malah nanya? Bukannya Kakak dari tadi ngancem aku terus di pesan WhatsApp? Ini aku langsung samperin kemari, tapi Kakak malah terkejut gitu sih?" Jawabku sinis."Kamu apakan Sisil? Kenapa kamu tega mempermalukan adik aku di depan umum? Kamu cuma orang miskin Lila! Kamu nggak bisa ngelawan aku! Terus kenapa kamu bisa sampai tahu kalau aku disini?" Kini Kak Arimbi berkata dengan nada berapi-api. Sedangkan aku ber
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (26)POV MAJIDSetelah telepon dimatikan oleh Arimbi, aku pun langsung menuju ke rumah. Niatku untuk mengambil surat rumah serta surat-surat penting lainnya.Aku baru sadar kini, dan ternyata aku bodoh sekali. Karena terlalu percaya dengan istriku, padahal dia adalah seorang pengkhianat.Seketika aku jadi teringat kelakuanku dulu dengan Ayah. Karena Ayah selalu menentang keinginanku untuk menikahi Arimbi. Kata Ayah perempuan itu tak baik untukku, tapi ucapan Ayah tak kuhiraukan lagi.Semenjak aku tahu kalau istriku bermain api dibelakangku, semenjak itu juga aku merasa jadi orang yang sangat bodoh. Aku malah menyia-nyiakan semuanya
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (26)Kami semua berbuka puasa dengan keadaan yang terasa canggung, semuanya terasa sunyi sepi, padahal saat ini kami sedang berada di tempat keramaian.Tak ada berbincang-bincang, tak ada canda tawa dan tak ada saling sapa. Semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Hambar!Tampak sekali raut gelisah yang terpancar dari wajah Bang Majid. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh abangku itu.Yang terpenting aku selalu mendoakan semua saudara-saudaraku agar mereka semua dilindungi oleh Allah dan selalu dalam lingkaran kebaikan dalam hidup. Meski terkadang banyak sikap dan kata-kata mereka yang menusuk ke dalam relung hati ini, hanya karena status sosial kami yang berbeda.
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (27)POV MAJIDSungguh, hati ini terasa sesak sekali saat tahu kalau gudang bahan baku untuk catering mengalami kebakaran.Kenapa cobaan ini datang bertubi-tubi padaku ya Allah? Istriku telah selingkuh dan tak setia kepadaku, kini gudang untuk bahan baku juga harus ludes dilahap si jago merah. Apa ini yang dinamakan karma atau balasan untukku? Atas perbuatanku pada Ayah dan juga Ibu.Kini, aku benar-benar tak tahu harus berbuat apalagi. Semuanya kini telah hancur, sehancur hidupku.Malam ini, aku terpaksa menginap di hotel dekat Kak Virda menginap. Besoknya baru aku mencari tahu penyebab kebakaran dan mencari mantan istriku it
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (28)Pov Majid"Ada urusan apa? Ferdynya nggak ada, dan kalau kamu mau nagih hutang, saya lagi nggak punya duit! Jadi jangan berharap kalau saya bakal bayar utang-utang si Ferdy!" Tak lama pintu pun ditutup dengan kencang, sontak saja aku dan Lila beserta anak-anak jadi terkejut."Sebenarnya ini rumah siapa, De?" Aku langsung bertanya pada Lila karena rasa penasaran di hati yang sudah memuncak."Aku penasaran dengan lelaki yang sedang bersama Kak Arimbi, Bang. Karena kemarin kata tetangga, Kak Arimbi pergi dengan seorang laki-laki yang ciri-cirinya mirip dengan pacarnya Sofi--ponakan Bang Arham," jelas Lila panjang lebar, dan aku pun jadi semakin bingung. Apa mungkin yang dimaksud Lila itu l
#Saudara Rasa Orang Lain (29)POV 3'Ada apa ini ya Allah? Kenapa aku bisa sampai sebodoh ini? Ternyata aku selama ini beristrikan seorang penjahat, bahkan aku rela mendurhakai kedua orang tuaku demi seorang penjahat seperti Arimbi. Maafkan aku ya Allah.' Majid hanya bisa bermonolog di dalam hati."Udah, kamu jangan takut, Bang. Kita disini cuma mau bersenang-senang aja kok, merayakan kemenangan aku, sekarang harta kamu udah beralih ke aku semua, hahaha …." Tawa Arimbi akhirnya memecah keheningan di dalam ruangan ini, dan Majid pun hanya bisa terdiam mendengarkan ocehan istrinya.Kini, Majid hanya bisa berdoa saja di dalam hatinya. Agar Arimbi tak berbuat
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (30)POV 3[Astaghfirullah al adzim, Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raaji'un, meninggal kenapa Bang?]"Yaudah pokoknya kamu kesini aja ya? Tadi Abang udah telpon Kak Alma dan juga Sofi untuk menjaga anak-anak di rumah kita," akhirnya setelah telepon ditutup, Lila bergegas untuk segera pergi menuju ke rumah Bang Majid, untuk melihat jenazah Kak Arimbi.🌼🌼🌼Setelah Kak Alma dan juga Sofi datang, Lila langsung menitipkan semua anak-anak dan segera pergi menuju ke rumah Bang Majid untuk melihat keadaan Kak Arimbi untuk yang terakhir kalinya.Lila melangkahkan kakinya, dan
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (31)POV 3"Kembalilah, Anakku. Dan kembalikan hak Lila yang telah kau rampas, Ayah dan Ibu ingin sekali melihat kalian semua menjadi Saudara yang akur dan saling menyayangi." Majid menangis sejadi-jadinya saat mendengar ucapan dari Ayah dan Ibunya itu.🌼🌼🌼🌼Kini semua tim kepolisian dan juga Lila dan Arham telah sampai di lokasi tempat penyekapan Bang Majid.Tim kepolisian segera berpencar untuk mengepung para penjahat yang sedang berada di dalam. Sedangkan Lila dan Arham disuruh bersembunyi terlebih dahulu di balik pepohonan yang rindang yang berada tak jauh dari rumah tersebut, agar tak ketahuan oleh para penja