"Mr. Raiden, bisakah anda jelaskan kedekatan hubungan Istri anda dengan Mr. Rex dari keluarga Acacio? "
"Apakah mereka menjalin kasih di belakang anda?"
"Apakah Istri anda benar-benar selingkuh?"
"Kami melihat Istri an
"Bukankah sudah aku katakan? Kehadiranmu merupakan masalah! Untukku dan untuk semua orang yang berada di sekitarmu. Kau tahu kenapa? Karena kau hanya akan hidup di sangkar emasku!"Xeena termenung mengingat kata-kata Raiden empat bulan yang lalu. Hatinya terluka sangat dalam dengan semua hal yang Raiden lakukan. Xeena kian sadar bahwa Raiden rela melakukan apapun untuk kepuasan hatinya. Dan Xeena salah jika menganggap Raiden hanya akan melewatkannya begitu saja. Xeena salah karena menyetujui kontrak itu."Dia mengerikan. Dia tak bisa ditebak. Dia merampas hal-hal yang kumiliki secara pelan. Dan aku hanya bisa diam," Xeena menghela napas kasar mengingat wajah Raiden."Aku benar-benar terkurung bersamanya. Dia tak mengijinkan aku melakukan hal-hal yang kusukai. Aku hidu
Xeena terus melangkah tanpa menoleh ke belakang. Langkahnya terhenti saat dari arah berlawanan Raiden datang dan melambaikan tangannya. Tersenyum hangat lalu menarik Xeena dalam pelukannya. Violette yang melihat itu tersenyum samar. Saat penjaga Xeena undur diri, Violette melangkah untuk menghampiri Xeena."Lepaskan! Sesak!"Raiden tertawa kecil. Melonggarkan pelukannya sedikit dan berbisik. "Bukankah kau harus bersikap manis padaku?""Berhenti, Agera! Aku lelah! Aku akan manis padamu selama kontrak itu masih-""Aku berpikir akan memperpanjang pernikahan kontrak kita," ucap Raiden jelas sambil melepaskan pelukannya. Membuat Xeena diam dan berpikir."Kontrak?" sahut Violette yan
Sore ini, Xeena merasa kosong dan sepi. Langkah kakinya membawa Xeena memasuki sebuah kamar yang terlihat rapi. Di ranjang tersebut, Raiden tengah terlelap dengan nyaman. Xeena tersenyum dan duduk di pinggir ranjang. Menatap wajah Raiden yang terlelap dengan seksama.Perlahan perasaannya menyeruak. Xeena mengulurkan tangannya, menyentuh rambut Raiden pelan lalu turun ke wajah Raiden. Ingatan tentang kata-kata Raiden saat itu kembali terulang."Jangan pernah jatuh hati padaku, Xeena! Karena kau tahu aku tak memiliki tempat untukmu."Xeena tersenyum getir. "Bagaimanapun hatiku adalah milikku, Agera! Dan kau tak berhak melarangku untuk mencintaimu."Xeena menyentuh bibir Raiden pelan. Sangat pelan karena takut Raiden akan terban
Nathan dan Violette kembali terpaku saat melihat mobil yang akan mereka naiki untuk menuju rumah utama Gilhive. Kali ini keduanya saling berpikir tentang siapa Xeena sebenarnya karena tak semua orang mampu membeli mobil BMW hitam keluaran terbaru."Baiklah, silahkan masuk." Erian membukakan pintu mobil dan menunduk hormat."Terimakasih, Paman." Violette masuk dan tersenyum pada Erian yang mengangguk.Ethan menyusul dan mobil hitam itupun mulai melaju. Violette yang merasa aneh lalu menoleh ke belakang, matanya terbelalak saat melihat beberapa mobil sedan hitam yang mengikuti mobil yang mereka tumpangi. Erian yang melihat tingkah Violette tertawa kecil.
"Apa yang ingin kalian sampaikan?" Michael menatap Violette dan Nathan bergantian.Fiona yang tahu arah pembicaraan suaminya langsung bangun dan undur diri. Erian yang berada tak jauh dari Michael segera menyerahkan semua laporan terbaru pada tentang Xeena. Violette menatap Nathan sesaat lalu kembali menatap Michael yang tengah membaca laporan Erian."Ehm, Paman-""Daddy, panggil aku Daddy."Violette mengangguk. "Dad, ini tentang pernikahan Xeena,"Michael berhenti membaca dan kembali menatap Violette. "Kenapa dengan pernikahan Xeena.""Itu hanya pernikahan kontrak," jawab Nathan cepat.
Raiden melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kata-kata rex terngiang jelas di telinganya."Tidak!Dia hanya milikku." batin Raiden keras. Raiden mendesah kasar dan berpikir lagi secara logis. "Bukankah ini yang aku mau? Aku tak inginkan Xeena berada di sisiku. Tapi aku juga tak ingin Xeena menjadi milik siapa pun. Aku tak ingin ada satu orangpun memiliki dirinya."Raiden terus saja berpikir tanpa memperhatikan semua hal yang Rebecca bicarakan. Hatinya terasa nyeri saat membayangkan xeena tersenyum dalam pelukan Rex. "Haruskah aku melepaskanmu? Bukankah ini yang aku inginkan. Aku sangat yakin bahwa ini yang aku inginkan. Aku tak ingin ada cinta di hatimu, aku tak ingin kau memiliki perasaan itu. Karena kita hanya sebatas kontrak. Ya, kita hanya sebatas kontrak. Dan hal yang kulakukan
Satu minggu setelah pertengkaran itu, Raiden terlihat sangat sibuk. Xeena pun terlihat sama. Pagi ini, Raiden menatap menu sarapan paginya yang dibuatkan oleh Xeena. Raiden duduk di meja makan dan menatap Xeena yang terlihat menikmati makanannya tanpa sepatah kata pun."Aku minta maaf," ucap Raiden dingin memecah kebisuan.Xeena mendongak, menatap Raiden sesaat lalu kembali pada makanannya..Merasa tak ada tanggapan, Raiden menatap Xeena lama. "Kau tak dengar?""..." Xeena tetap diam."Jangan mendiamkan aku Xeena! Kau seperti orang bisu yang tak bisa bicara! Kau bahkan sudah mengabaikanku selama satu minggu!"Xeena meletakkan sendok
Raiden tertunduk lesu dan berpikir. Menimbang semua pilihan dan dampak untuk hidupnya. Sekilas wajah Xeena terbanyang, senyum itu, tawa itu, akankah dia akan merindukannya?""Tidak, kontrak itu masih berjalan. Keluarga Xeena tak akan mampu membayar denda yang aku minta." ucap Raiden dalam hati."Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Raiden lirih.Michael tertawa. "Kenapa kau lakukan itu pada Anakku?"Raiden mendongak mendapati pertanyaan yang sama. "Aku tak tahu apa maksudmu,""Jangan berpura-pura lagi. Kau tak pernah menikah dengan anakku! Semua hanya kontrak!"Deg! Mata Raiden terbelalak sesaat. Pandangannya luruh dengan tawa ke