Hari ini Xeena menikmati coklat hangat dan menatap kolam yang berada tepat di bawah balkon kamarnya. Air yang terlihat tenang itu membuat Xeena terpaku. Bayangan masa lalu saat kebahagian keluarganya itu kembali terbayang. Xeena tersenyum miris mengingat itu semua.
"Lalu kenapa jika perusahaan itu hancur? Bukankah itu bisa memberi Daddy pelajaran?"
Xeena kembali diam saat kata-kata itu begitu mudah meluncur dari bibirnya. Bayangan sosok ibunya yang tersenyum membuat Xeena mengehela napas.
"Tidak. Perusahaan itu di bangun bersama oleh Daddy dan Mommy. Ya, dan aku harus pulang ke London."
Xeena membalikkan badannya dan terpaku saat melihat Tania sudah berdiri di hadapannya. Keluarga Raiden benar-benar aneh di mata Xeena. Tak ada m
Xeena melangkah yakin meninggalkan halaman keluarga Calisto. Menyeret kopernya lalu menaiki sebuah taxi. Ia hanya menatap Raiden yang meneriaki namanya. Senyum tipis Xeena tersungging."Aku lelah dengan semua hal yang berkaitan denganmu, Agera. Aku bukan bonekamu yang bisa menuruti semua perintahmu!"Xeena sampai di bandara lalu melangkah yakin. Berdiri untuk membeli tiket dan kembali terpaku saat tak ada satu penerbangan pun yang mau menerimanya."Aozora Xeena Calisto! Hah, aku lupa jika identitasku telah berganti dengan embel-embel namanya!"Xeena menyeret kopernya dan duduk di salah satu bangku. Menatap paspornya yang sama sekali tak berlaku. Xeena menggeram kesal dengan semua hal yang telah ia lakukan selama ini.
Rex menggandeng tangan Xeena saat turun dari pesawat. Xeena terlihat bahagia karena telah kembali pulang ke London. Bahkan Xeena tak lagi memikirkan Raiden hingga Xeena tak menolak saat Rex menggandeng tangannya. Mereka sama-sama tersenyum dan melangkah beriringan. Beberapa mata menatap kebersamaan mereka dan mulai membicarakannya. Namun hal itu membuat Rex tersenyum dan kian erat menggenggam erat tangan Xeena."Benar, harusnya kita seperti ini. Berjalan bersama dengan penuh bahagia. Harusnya kau tetap di sisiku dan aku akan melindungimu selama hidupku." ucap Rex dalam hati saat melihat senyum Xeena yang terkembang.Mereka menuju mobil dan melaju menuju apartemen. Xeena menatap gedung tinggi lalu menatap Rex yang masih menarik tangannya. Xeena tersenyum kecil mengingat kejadian saat pertama kali mereka bertemu. Siapa yang
"Kau tahu? Malam ini entah kenapa, rasanya tubuhku panas bagai terbakar."Raiden melangkah dan melewati Rex begitu saja. Melihat Xeena yang terusik pelan membuat Rex maju."Apakah kau tak bisa menunggu hingga esok?""Tidak!""Dia tengah tidur, Raiden!""Lalu kenapa jika dia tidur?""Biarkan dia istirahat dengan nyaman!"Raiden mendengus. "Dia akan nyaman jika bersamaku!"Rex mengikuti langkah Raiden yang terus melangkah. "Raiden...! Raiden...!""Diam! Aku membawa Istriku da
Xeena turun dari mobil dengan tatapan kaget. Altar merah dengan seluruh media di sisi kanan dan kirinya membuat Xeena tak nyaman. Raiden yang tahu akan hal itu tersenyum lembut dan meraih tangan Xeena lembut dalam genggamannya. Raiden melangkah diikuti Xeena yang tak jauh darinya. Seluruh media berkumpul dengan cepat saat tatapan Xeena tertuju pada mereka."Mr. Raiden, bisakah anda jelaskan kedekatan hubungan Istri anda dengan Mr. Rex dari keluarga Acacio? ""Apakah mereka menjalin kasih di belakang anda?""Apakah Istri anda benar-benar selingkuh?""Kami melihat Istri an
"Bukankah sudah aku katakan? Kehadiranmu merupakan masalah! Untukku dan untuk semua orang yang berada di sekitarmu. Kau tahu kenapa? Karena kau hanya akan hidup di sangkar emasku!"Xeena termenung mengingat kata-kata Raiden empat bulan yang lalu. Hatinya terluka sangat dalam dengan semua hal yang Raiden lakukan. Xeena kian sadar bahwa Raiden rela melakukan apapun untuk kepuasan hatinya. Dan Xeena salah jika menganggap Raiden hanya akan melewatkannya begitu saja. Xeena salah karena menyetujui kontrak itu."Dia mengerikan. Dia tak bisa ditebak. Dia merampas hal-hal yang kumiliki secara pelan. Dan aku hanya bisa diam," Xeena menghela napas kasar mengingat wajah Raiden."Aku benar-benar terkurung bersamanya. Dia tak mengijinkan aku melakukan hal-hal yang kusukai. Aku hidu
Xeena terus melangkah tanpa menoleh ke belakang. Langkahnya terhenti saat dari arah berlawanan Raiden datang dan melambaikan tangannya. Tersenyum hangat lalu menarik Xeena dalam pelukannya. Violette yang melihat itu tersenyum samar. Saat penjaga Xeena undur diri, Violette melangkah untuk menghampiri Xeena."Lepaskan! Sesak!"Raiden tertawa kecil. Melonggarkan pelukannya sedikit dan berbisik. "Bukankah kau harus bersikap manis padaku?""Berhenti, Agera! Aku lelah! Aku akan manis padamu selama kontrak itu masih-""Aku berpikir akan memperpanjang pernikahan kontrak kita," ucap Raiden jelas sambil melepaskan pelukannya. Membuat Xeena diam dan berpikir."Kontrak?" sahut Violette yan
Sore ini, Xeena merasa kosong dan sepi. Langkah kakinya membawa Xeena memasuki sebuah kamar yang terlihat rapi. Di ranjang tersebut, Raiden tengah terlelap dengan nyaman. Xeena tersenyum dan duduk di pinggir ranjang. Menatap wajah Raiden yang terlelap dengan seksama.Perlahan perasaannya menyeruak. Xeena mengulurkan tangannya, menyentuh rambut Raiden pelan lalu turun ke wajah Raiden. Ingatan tentang kata-kata Raiden saat itu kembali terulang."Jangan pernah jatuh hati padaku, Xeena! Karena kau tahu aku tak memiliki tempat untukmu."Xeena tersenyum getir. "Bagaimanapun hatiku adalah milikku, Agera! Dan kau tak berhak melarangku untuk mencintaimu."Xeena menyentuh bibir Raiden pelan. Sangat pelan karena takut Raiden akan terban
Nathan dan Violette kembali terpaku saat melihat mobil yang akan mereka naiki untuk menuju rumah utama Gilhive. Kali ini keduanya saling berpikir tentang siapa Xeena sebenarnya karena tak semua orang mampu membeli mobil BMW hitam keluaran terbaru."Baiklah, silahkan masuk." Erian membukakan pintu mobil dan menunduk hormat."Terimakasih, Paman." Violette masuk dan tersenyum pada Erian yang mengangguk.Ethan menyusul dan mobil hitam itupun mulai melaju. Violette yang merasa aneh lalu menoleh ke belakang, matanya terbelalak saat melihat beberapa mobil sedan hitam yang mengikuti mobil yang mereka tumpangi. Erian yang melihat tingkah Violette tertawa kecil.