Share

Neraka untuk Reza

Aвтор: Ammi Poe YP
last update Последнее обновление: 2023-10-04 11:13:18

Tiga hari berlalu ....

Usahaku mempengaruhi Raka agar memecat Reza terus saja gagal. Hari ini fokusku sedikit kacau, bahkan saat Rosa menjelaskan laporan pun aku tak bisa memahami.

"Rosa, tolong laporanmu ditunda dulu. Aku masih ada pekerjaan lain," perintahku pada sahabat yang menjawab sebagai sekretarisku.

"Baik, Bu Riana."

Rosa segera keluar. Dia memang profesional, saat di kantor dia tetap menjaga sikap layaknya bawahan ke atasan.

Dengan cepat kusambar ponsel yang ada di tumpukan berkas, kemudian menelepon Dion. Sengaja aku gunakan nomor lain, khusus untuk masa sayembara saja.

"Dion, apa kamu sudah ada hasil?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Maaf, Nyonya Merry. Saya belum berhasil membujuk istrinya Reza, tapi saya janji akan terus berusaha."

Mendengar itu, aku pun mendengkus kesal.

"Kita ketemu siang ini! Temui aku di Cafe Tulip, tiga puluh menit dari sekarang!" perintahku, lalu menutup panggilan.

Aku tidak bisa membiarkan rencana sayembara itu gagal. Targetku hanya Reza, dia harus memakan ucapannya yang sudah mengatakan aku sebagai wanita expired!

Enak saja, sudah mencuri ciuman pertamaku, masih menghancurkan psikisku dengan perundungan secara verbal. Seorang Mariana Leurissa pantang dihina.

***

Sebuah cafe dengan nuansa estetik, dihias dengan rumpun bunga tulip berbagai warna. Kesan menenangkan dan memanjakan mata begitu terasa.

Aku sengaja datang lebih awal dari Dion, agar punya waktu untuk mengubah penampilan. Dengan skill dewa, aku mampu menyulap penampilan dari Mariana Leurisaa menjadi Merry Usbad.

Sebelum turun dari mobil, aku sudah memastikan penampilan Merry Usbad sudah sempurna, sehingga saat ini aku bisa duduk dengan begitu percaya diri. Pasalnya, ketika menjadi Merry Usbad, aku tak perlu khawatir akan diketahui oleh orang lain.

Kulirik penunjuk waktu di ponsel, lima menit menuju waktu yang telah aku tentukan. Dion belum juga muncul.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk. Segera aku membuka, dan tersenyum saat membacanya.

[Nyonya Merry, baru saja saya deal dengan istrinya Reza.]

Kemudian sebuah foto Dion yang sedang bersama dengan seorang wanita muda. Dia adalah istrinya Reza, dan mereka saling bersalaman.

Ada kelegaan tersendiri. Entah usaha apa yang telah dilakukan Dion, tapi dia pantas mendapatkan reward dariku.

Aku hanya membalas pesannya dengan emoticon ibu jari. Lalu, mengambil tempat duduk di sudut ruang dekat dengan jendela. Datang seorang waitres menawarkan daftar menu, dan aku memesan secangkir cofee latte ditemani sepiring kentang goreng.

Aku rasa tak masalah menunggu Dion yang pasti akan datang terlambat, sembari menikmati secangkir kopi diiringi alunan musik romantis. Berasa tidak nyambung sih, siang hari mereka memutar musik romantis, berasa ngantuk.

Aku pun abaikan musik yang bagiku liriknya cukup lebay itu. Memilih asyik dengan macbook, memantau data peserta sayembara yang telah masuk.

Senyumku semakin mengembang, bukan karena melihat antusiasme peserta yang membludak. Melainkan ada nama Reza Mahardika di barisan paling bawah. Terdapat foto lelaki itu, kemudian semua data tentang Reza pun dapat kubaca.

Dari data tersebut, dapat aku ketahui dia berusia 28 tahun. Tinggi 179 cm, berat badan 73 kg. Berat badan yang proporsional, apalagi saat aku teringat lengan itu begitu kekar dan perut yang sixpack. Sungguh dia pria sempurna bagiku.

Entahlah, setiap mengingat Reza, duniaku seketika teralihkan. Senyum akan mengembang tanpa aku sadari. Apakah ini yang dinamakan kasmaran?

Huff ... sayangnya dia milik wanita lain, dan sekarang aku harus berjuang untuk mendapatkannya. Parahnya, aku menggelontorkan banyak dana hanya untuk membuat skenario penyerahan suami.

"Selamat siang, Nyonya Merry." Dion menyapa dan membuatku kaget, sehingga kembali ke alam sadar, meninggalkan lamunan gila.

"Duduk dan pesanlah makanan!" perintahku.

"Maaf, Nyonya ... sudah membuat Anda menunggu. Jadi, saya tidak ingin Anda menunggu lagi."

Aku pun paham, dia tidak ingin pesan makanan ataupun minuman. Dia lebih suka to the point dengan setiap urusan. Kinerja yang aku suka.

"Begini, Nyonya. Istri Reza sudah menyetujui, tapi dia mendaftarkan tanpa persetujuan suaminya." Dion mulai menjelaskan.

Aku pun tercengang. Apakah semua yang mendaftar juga sama seperti istrinya Reza? Ah, ternyata ... uang memang bisa mengalahkan kesetiaan.

Dari hasil pengecekan tadi, sudah masuk 213 peserta yang tersaring untuk mengikuti seleksi tahap awal setelah seleksi administrasi dan cek foto. Meta benar-benar paham dengan kriteria yang aku inginkan, sehingga dari seribu lebih pendaftar, tinggal 213 peserta saja.

Bisa dibayangkan, berapa banyak suami tergadai akibat tawaran 10 milyar itu? Mengerikan, kesetiaan yang rapuh sehingga mudah ditukar dengan harta.

"Jadi, akan ada kemungkinan Reza tetap menolak atau menuruti kemauan istrinya, Nyonya. Hanya saja, tadi saya sudah mengikat dengan perjanjian bahwa jika dia ingkar, maka akan dikenakan denda dua milyar."

Mendengar penjelasan Dion, kedua bola mata ini membeliak. Tak kusangka lelaki di hadapanku ini punya akal selicik itu. Namun, aku suka cara kerjanya.

Aku pun tersenyum. "Kerja bagus, Dion. Dengan begitu, Reza tidak akan bisa menolak."

Dion mengangguk dan turut tersenyum.

Jika seperti ini, aku tak perlu lagi membujuk Raka untuk memecat Reza. Karena empat hari lagi, Reza akan keluar dari pekerjaannya untuk mengikuti sayembara tersebut.

Segera aku menelepon Meta untuk menutup link pendaftaran.

"Hallo, selamat siang, Nyonya Merry." Terdengar suara sapaan gadis muda itu.

"Meta, tutup pendaftaran Sayembara Miss Merry Usbad Mencari Jodoh sekarang juga! Kemudian lakukan penyeleksian tahap berikutnya, dan sisakan hanya 100 peserta saja!"

"Baik, Nyonya. Itu artinya tahap seleksi berikutnya diajukan. Apakah Nyonya Merry akan datang kemari?"

"Tidak usah. Semua aku percayakan padamu. Cek semua kesehatan peserta, kondisi badannya, dan pastikan tidak ada cacat!"

"Baik, Nyonya."

"Satu lagi, khusus peserta bernama Reza Mahardika tetap lakukan test. Hanya saja, apapun hasilnya, tetap loloskan dia."

"Baik, akan saya catat dan ingat, Nyonya. Ada yang lain lagi, Nyonya Merry?"

"Tidak ada. Kerjakan sebaik mungkin!"

"Baik, Nyonya. Siap melaksanakan tugas!"

Setelah itu aku akhiri panggilan. Senyum puas pun kembali menyembul, hingga lupa saat ini tengah jadi Nyonya Merry Usbad yang begitu anggun.

"Kerja bagus, Dion. Dan aku akan berikan reward untukmu, karena kamu berhasil membujuk istri Reza sekaligus menjebak Reza." Kembali aku memuji Dion, dia pun membalas dengan senyum penuh kebanggaan.

"Saya turut senang jika Nyonya puas dengan kinerja saya. Dan ... jika diijinkan, setelah selesai sayembara ini, saya ingin tetap bekerja dengan Nyonya Merry."

Aku tertegun mendengar permintaan Dion. Pasalnya, jika selesai sayembara maka mereka akan aku bubarkan. Jelas tak ada lagi pekerjaan untuk mereka.

"Ma ... maaf, Nyonya. Maaf jika saya lancang. Hanya saja, mencari pekerjaan sangatlah sulit bagi saya saat ini. Sedangkan saya butuh uang untuk pengobatan ibu saya. Beliau terkena kanker servik dan harus menjalani pengobatan," tutur Dion dengan wajah tertunduk.

Ada kesedihan di raut wajah itu. Hatiku tersentuh. Miris sekali, di saat dia berjuang malah harus tersingkir oleh Reza. Aku sendiri tidak menyangka jika seorang Reza mampu berbuat zalim pada rekan kerjanya sendiri.

Di sisi lain ingin menolong Dion, tetapi jika dia terus bekerja denganku, itu artinya dia akan tahu siapa sejatinya diriku. Sedangkan sosok Nyonya Merry Usbad akan berakhir setelah selesainya sayembara.

"Baiklah, Dion. Nanti akan aku pertimbangkan."

"Terima kasih, Nyonya. Besar harapan saya, dan saya berjanji akan jadi pegawai yang paling loyal dan berdedikasi pada Nyonya Merry."

Lelaki itu tersenyum, ada secercah harapan yang dia tampilkan. Aku pun membalas dengan senyum tipis.

Kembali aku menyeruput coffe latte yang hampir dingin, berniat menghabiskan kemudian kembali ke kantor. Namun, baru saja satu seruputan, ada sosok yang membuatku hampir saja tersedak. Siapa lagi kalau bukan si pengambil alih duniaku.

Reza tampak masuk berbarengan dengan Raka. Pandangan mereka mengedar untuk mencari tempat duduk, sontak tatapan Reza bertemu dengan bola manik yang masih mendelik ini.

Reza pun terhenyak dan langsung berjalan ke arahku. Aku yang menyadari itu, langsung menutupi wajah dengan daftar menu.

"Nyonya Merry, Anda kenapa?" tanya Dion, dan aku respon dengan kode menyuruh dia diam.

Tak aku pedulikan wajah Dion yang bingung. Saat ini, aku hanya ingin menghindari dari Reza karena tampilanku saat ini sebagai Merry Usbad.

"Kamu! Kenapa kamu ada di mana-mana? Jangan-jangan, kamu juga akan bikin malu lagi di sini! Mempermalukan aku terus!" umpat Reza seraya menarik kasar daftar menu yang aku gunakan untuk menutup wajah.

Aku pun semakin merasa malu, karena sikap Reza yang akhirnya menarik perhatian banyak orang.

Dion yang melihat adegan tersebut, dia pun terhenyak. Menyadari siapa orang yang sedang menghardik bos-nya, Dion pun berdiri dan mendorong Reza hingga mundur beberapa langkah.

"Gila ya kamu! Tidak ada sopan santun dengan orang tua!" bentak Dion.

Wajah Reza seketika kaget saat melihat siapa yang mendorongnya.

"Dion! Kamu ... hahaha ... ternyata sekarang kamu jadi peliharaan tante girang ya?" ejek Reza tanpa perasaan.

Hal itu membuat Dion naik pitam dan segera melayangkan bogem mentah ke arah wajah Reza. Lelaki itu tak sempat menghindar, tepat bagian pelipis dan bibir Reza terkena pukulan yang dilayangkan Dion beberapa kali.

Reza meringis kesakitan, apalagi ketika menyadari bibirnya yang keluar darah.

"Cukup! Ini tempat usaha orang! Jangan merusak di tempat ini!" teriak Raka, kemudian menarik Reza.

Akibat kericuhan itu, sekuriti pun datang dengan beberapa pelayan cafe.

"Ada apa ini? Tolong jika ingin ribut, silahkan keluar saja!" perintah sekuriti itu dengan tegas.

Aku yang tidak ingin berlama-lama di tengah keributan, akhirnya menarik lengan Dion untuk meninggalkan tempat kejadian.

Dion menurut saat aku mengajaknya keluar. Namun, langkahku terhenti saat mendengar teriakan Reza yang pastinya membuat malu diriku.

"Dasar, wanita expired! Sudah tua, bukannya bertaubat malah demen mempermainkan berondong! Tante girang yang nggak ada akhlak!"

Sontak telingaku panas, hati mendidih. Langkah ini berhenti, kemudian berbalik dan berjalan mendekati lelaki berwajah songong itu.

Tanpa basa-basi, sebuah tendangan siku aku layangkan. Tepat di tengah pangkal paha, membuat sang pemilik mendelik seraya meringis kesakitan.

"Kamu akan menelan semua ucapanmu! Sebentar lagi!" ancamku penuh dendam yang telah memenuhi ruang batin.

Aku pun pergi, meninggalkan Reza yang kesakitan dan Raka yang hanya menganga saat melihat peristiwa yang pastinya tak dia sangka.

Para pengunjung pun menatap kepergianku dengan tatapan penuh keheranan.

Reza ... hari ini dia telah mengikis rasa kagumku padanya. Dia telah mengganti perasaan suka dengan sebongkah bara dendam, keinginan untuk memiliki perlahan mulai berubah menjadi rasa ingin menghancurkan.

Aku, Mariana Leurissa ... tidak akan membiarkan lelaki songong macam dia hidup dengan tenang. Lihat saja nanti, akan aku ciptakan neraka baginya!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sayembara Pelakor Milyader   Ancaman

    Sarah muncul dengan sikap begitu santai, bahkan senyum smirk seolah mengejek kehadiranku. Dia melipat dada dan bersandar di bibir pintu.Aku bergegas menerobos masuk, mendorong asisten rumah tangga paruh baya itu, kemudian menghentakkan tangan Sarah. Selanjutnya aku dorong wanita itu ke sofa, dan memulai aksiku.Tanganku mencengkeram kuat leher jenjang milik Sarah. Namun, wanita itu masih saja berusaha bersikap santai, sungguh membuatku semakin muak pada wanita biang onar ini."Jauhi Riana! Jangan pernah kamu berusaha menggagalkan rencanaku!" bentakku seraya mengeratkan cengkeraman di leher, sehingga Sarah nyaris kelojotan akibat kehabisan oksigen.Segera aku kendorkan kembali cengkraman, takut saja jika dia mati. Bagaimana pun, aku tidak mau masuk penjara karena membunuh manusia tak penting ini."Tuan Raka, cukup! Lepaskan Nona Sarah!" teriak asisten rumah tangga itu seraya berusaha menarik tanganku dari leher Sarah.Setelah beberapa menit, wanita itu akhirnya bisa menarik tanganku d

  • Sayembara Pelakor Milyader   Mantan

    POV RakaLangkahku terhenti saat hendak menaiki anak tangga. Sekilas kulihat sosok Rocky sedang duduk di ruang tengah sembari menaikkan satu kaki ke atas paha yang lain. Tatapan mencibir tampak jelas di bibir yang tersenyum miring.Entah apa maksudnya, tetapi bisa kurasakan persaingan di antara kami kian memanas. Persaudaraan antar darah yang mengalir di tubuh kami tak lagi menjadi pengingat. Rocky adalah lelaki yang sangat ambisius. Dia memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan.Tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Perusahaan keluarga bisa berkembang dan terus bertahan saat pailit pun ada campur tangan diriku. Aku tidak akan rela jika dia menggantikan posisi ayah dengan begitu saja. Apalagi besar saham dan kontribusi dia tak jauh beda dengan apa yang sudah kuberikan pada perusahaan tersebut. Bahkan saat ini, perkembangan perusahaan mulai semakin besar juga atas jasaku.Perusahaan bahan baku merupakan ideku, dan uang hasil rampasan dari keluarga Sarah aku alok

  • Sayembara Pelakor Milyader   Tuntutan

    POV RakaKehadiran Sarah telah mengacau pikiranku. Bukan karena kisah di masa lalu, persetan dengan perasaan saat itu. Satu-satunya alasan aku khawatir hanyalah kegagalan menikahi Mariana Leurissa semata.Tuntutan sekaligus tantangan dari keluargaku, harus memenangkan hati Mariana Leurissa. Perawan tua nan cantik dan menggairahkan, penampilannya tampak 10 tahun lebih muda dari usianya.Selain itu, dia juga wanita karier yang sukses. Ada triliunan harta yang dia miliki. Itu sebabnya Papa memintaku untuk menjerat Mariana Leurissa.Aku keluar dari resto dengan sedikit tergesa. Bahkan hati tidak berhenti menggerutu."Apa dia sengaja ingin mengorek masa laluku? Sebenarnya, apa saja yang sudah dikatakan oleh si Sarah pada Riana? Jangan sampai pernikahan ini batal karena ulah Sarah, aku tidak mau kehilangan tambang harta melimpah," gumamku di dalam hati, seraya aku berjalan ke arah luar. Namun, baru beberapa langkah hendak mencapai area parkir, langkahku terhenti oleh kehadiran wanita dari

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terjebak Ucapan Sendiri

    Sejenak aku berpikir, apakah pertanyaanku akan membuat Riana curiga atau tidak. Hanya saja, aku juga perlu memastikan segalanya."Hmm ... kamu ingin tanya apa, Raka?" tanya Riana dengan santai, kemudian menyeruput kembali minumannya."Kamu kenal Sarah dari mana? Dan kenapa kenapa bisa kenal sedekat itu?""Oh itu, lewat sosial media, Raka. Jadi gini ceritanya, kata Sarah ... dia tiba-tiba tertarik dengan usaha produk kecantikan. Kata dia, dia juga ingin memulai bisnis baru dan pakai jasa maklon yang aku tawarkan di iklan. Ya sudah, dia menghubungi bagian marketing dan hari ini dia mengajak ketemuan gitu." Panjang lebar dia menjelaskan untuk meyakinkan aku."Memangnya kenapa?" tanya Riana dengan ekspresi menyelidik."Nggak ... nggak apa-apa. Aku hanya sekedar tanya." Aku mencoba menutupi kegugupanku."Kalau boleh tahu, kamu kenal Sarah dari mana? Sepertinya kalian sudah kenal lama juga ya?"Seketika pertanyaan Riana membuat dada ini semakin berdebar kencang, untung saja dia tidak tahu k

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terkejut

    POV RakaSebuah kejutan dihadiahkan oleh seorang Mariana Leurissa. CEO cantik tapi perawan tua itu memang tak bisa dikasih hati. Sepertinya dia sedang menguji kesabaranku.Jujur, tidak pernah kusangka jika suatu hari dia akan datang bersama wanita dari masa laluku. Ya, Sarah memang mantan istriku. Perasaan cinta dulu memang pernah ada, tapi karena tuntutan dari Papa, maka aku harus mengesampingkan perasaan yang pernah ada.Hari itu, aku berniat mengajak makan siang Riana. Niatnya jelas untuk kembali membujuk agar pernikahan cepat diajukan. Namun, di luar dugaan ... Riana justru mengundang Sarah dan Dion. Alasan Riana, Sarah hanyalah calon klien. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja.Kehadiran Sarah membuat aku harus mati-matian berusaha bersikap sewajar mungkin, agar tidak mengundang kecurigaan Riana."Kenapa harus ada Sarah segala sih? Bagaimana kalau Sarah menceritakan siapa aku ke Riana? Bisa-bisa rencanaku gagal untuk mendapatkan Riana, apa yang harus aku katakan?" gerutuku dal

  • Sayembara Pelakor Milyader   Pertimbangan Matang

    Untuk beberapa saat aku terdiam dan berpikir. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan matang. Namun, kesempatanku untuk bisa membuat Raka berhenti dengan niatannya juga penting. Aku harus bisa membuat Papa dan Mama percaya denganku, bukan calon menantu licik itu."Ide yang bagus kalau menurutku, Nona Riana." Dion mencoba meyakinkan aku."Baiklah," ujarku akhirnya seraya tersenyum dan menyetujui usulannya Sarah.Sudah kupikirkan dengan matang, mungkin dengan adanya bukti nyata pernikahan Sarah dengan Raka, maka tak akan ada lagi kesempatan mengelak bagi Raka. Bahkan yang ada malah Raka akan panas dingin tatkala aku menunjukkan rekaman video itu."Aku akan mengirimkan video rekaman pernikahan aku dengannya ke kamu, Riana," ujar Sarah kembali. "Sebentar, Nona Riana dan Bu Sarah. Bagaimana kalau rekaman video itu, kita putar di restoran tempat Raka mengajak Nona Riana candle dinner nanti malam?" Dion memberi usulan lain."Jadi gini maksudku ... uhm ... nanti setelah Raka mengeluar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status