Home / Romansa / Sayembara Pelakor Milyader / Wajah Penuh Hipnotis

Share

Wajah Penuh Hipnotis

Author: Ammi Poe YP
last update Last Updated: 2023-10-01 13:23:44

Aku menatap Dion, ucapannya membuatku langsung mendekatinya. "Kamu mengenalnya?"

"Iya, Nyonya. Kami dulu teman sekantor dan satu divisi, sekarang dia sudah jadi manager. Tapi sayang, dia naik jabatan dengan cara curang. Dia orang yang sudah menyingkirkan saya, Nyonya. Hingga saya harus kehilangan pekerjaan."

"Diih ... tampan-tampan kok curang!" decihku mulai illfeel dengan Reza.

Namun, ketika mengingat ciuman itu ... ah, semua yang buruk tentangnya jadi hilang.

"Mungkin saja kalian salah paham, Dion. Karena kulihat dia orang yang baik dan punya integritas."

"Tidak, Nyonya. Dia itu serakah, dia penjilat, dan juga bermuka dua." Dion berusaha menyangkal pendapatku.

Hmm ... penuturan Dion membuatku berpikir sejenak. Jika Dion mengenal Reza, itu artinya akan mudah bagiku mencari informasi tentang lelaki itu.

"Maaf, Nyonya. Kenapa Nyonya Merry ingin pria ini ikut sayembara? Apa Nyonya Merry tertarik dengannya?" tanya Dion dengan hati-hati.

Aku memandangnya, lalu tersenyum. "Kamu tidak perlu tahu, Dion. Cukup bawa laki-laki itu ke sini. Eh, bukan ... maksudku, buat istri Reza mengantar dia ke sini dan menyerahkannya padaku."

Ekspresi Dion masih kebingungan. "Bukannya semua peserta memang harus mengantarkan suaminya ke sini, Nyonya?"

"Bodoh! Itu wanita lain yang rela menjual suaminya! Apa kamu pikir, istri Reza akan bersedia menjual suaminya juga? Jadi, tugasmu harus membuat istri Reza tertarik dengan hadiah yang ditawarkan!" bentakku emosi karena pemuda di hadapanku ini tak juga paham.

Pantas saja dia tergeser oleh Reza, mungkin dari segi kecakapan otak, Reza lebih unggul.

"Baik, Nyonya!"

Dion pun berlalu dan keluar dari ruanganku.

Sesaat setelah pemuda itu keluar, ponselku berdering. Panggilan dari Rosa.

"Apa, Ros?"

"Ibu Riana, tiga puluh menit lagi ada meeting dengan klien penting. Ibu Riana di mana?"

Kalimat Rosa sudah kembali formal, itu artinya dia sedang di kantor.

"Dua puluh menit lagi aku ke sana!"

Langsung aku tutup panggilan. Bergegas aku keluar dari ruangan, kemudian kembali ke mobil. Beruntungnya, semua staf aku tempatkan di pavilun samping rumah utama, jadi aku tak perlu repot berpapasan dengan mereka.

Namun, saat kaki mendekati mobil, terdengar suara memanggil.

"Nyonya Merry Usbad, maaf ... saya ingin melaporkan perkembangan proses sayembara," ujar Meta.

Aku melihat arloji kecil di pergelangan tangan kiri, tak cukup waktu untuk mendengarkan penjelasan Meta.

"Meta, tolong semua data peserta masukkan ke dalam drive yang sudah aku sediakan. Nanti aku akan pantau secara online saja. Waktu pendaftaran hanya satu minggu, dan semua aku percayakan padamu. Aku akan ke sini lagi sepekan dari sekarang."

"Baik, Nyonya Merry." Meta membungkukkan badan untuk memberi hormat.

Aku pun bergegas masuk mobil dan melajukannya. Waktuku tidak banyak untuk mengejar meeting time. Sebisa mungkin dengan kecepatan tinggi bisa sampai di sana. Ternyata ....

Huh! Macet parah!

Di tengah kemacetan, aku manfaatkan untuk menghapus riasan Merry Usbad dan mengganti riasan menjadi Mariana Leurissa. Tidak mungkin juga aku ke kantor dengan penampilan seorang Merry, bisa-bisa diusir dari kantor sendiri.

Semua serba kilat. Bahkan untuk pakaian pun, aku hanya mengganti blazer saja. Sepatu juga segera aku ganti menjadi sepatu high heel berwarna mocca.

Kembali aku bercermin di kaca lipat yang selalu ada di dalam tas. Mencoba mematut, dan baru sadar jika style rambut masih belum aku ubah. Baru saja mengambil sisir, bunyi klakson dari belakang terdengar berulang-ulang.

Buru-buru kuinjak gas agar mobil kembali berjalan. Sungguh berisik sekali mobil belakang itu.

Aku lebih terkejut lagi ketika seseorang menggedor kaca pintu mobil. Ya, pemilik mobil berisik tadi sengaja mensejajarkan mobilnya dengan mobil yang aku kendarai. Dia menggedor dengan cukup keras sembari menyetir.

Parah! Tidak berpikir kalau tindakannya bisa membahayakan orang lain. Lelaki dengan kaca mata hitam dan memakai masker itu terus menggedor, takutnya kalau dia adalah perampok. Dengan kecepatan yang aku tambah, segera berusaha menghindar dan mendahului mobil tersebut.

Beruntung kemacetan telah terurai, sehingga mobil dapat kulajukan lebih kencang. Segera aku putar kemudi ke arah kanan untuk memotong jalan, sekaligus menghilangkan jejak dari si pengejar tadi.

Sesampai di parkiran kantor, bergegas kuubah style rambut. Aku tidak mau jadi bahan tertawaan orang, masa iya dandanan Mariana tapi rambut ala Merry Usbad?

Setelah memastikan semua beres, aku pun turun dari mobil. Kutilik kembali arloji, sudah telat lima menit. Dengan langkah buru-buru, aku segera menuju gedung megah yang menjadi kantor perusahaan milikku.

Baru juga lima kali kaki ini melangkah, sebuah panggilan terdengar.

"Ini dia, cewek yang bikin aku terlambat!" teriaknya seraya menarik bahuku.

Refleks, aku yang jago bela diri pun menarik kuat tangan itu dan menguncinya ke belakang punggung.

"Aauw, sakit!" teriak lelaki yang ternyata menggedor pintu mobilku tadi.

Dengan kasar aku tarik masker yang menutupi separuh wajah, dan ....

Kurasa aku mengenalnya. Kaca mata hitam turut aku lepas, barulah jelas seratus persen wajah itu.

"Reza!" seruku seraya melepaskan puntiran tangannya.

"Ka ... kamu ... sepertinya aku pernah melihatmu, di mana ya?" Lelaki itu tampak serius berpikir, mencoba mengingat wajah yang beberapa hari lalu dia temui di apartemen Rosa.

Dering ponselku kembali berbunyi. Aku pun tergeragap, sadar dari hipnotis ketampanan wajah Reza.

"Iya, Ros. Ini aku sudah di depan kantor, sebentar lagi sampai. Suruh saja klien menunggu!"

Aku pun berlalu dari Reza tanpa berpamitan. Fokusku hanya satu saat ini, segera menemui klien penting.

Benar saja, di ruang meeting telah hadir seorang lelaki tampan. Dia adalah pengusaha sukses yang telah memulai karir bisnis sejak usia sembilan belas tahun. Sungguh luar biasa, di usia dia yang ke tiga puluh lima telah berhasil membangun perusahaan besar dengan banyak cabang hampir di seluruh Indonesia.

Bagiku, dia adalah klien yang teramat penting. Nilai project product skincare kali ini pun bernilai sangat besar. Apalagi bahan yang diimport, semua asli dari korea.

"Selamat siang, Pak Raka. Maaf, saya datang terlambat. Tahu sendiri jalanan kota Jakarta ini," ujarku seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Tak apa, Nona Mariana. Kebetulan, hari ini jadwal saya tidak terlalu padat. Jadi, aman saja kok!" tutur lelaki bernama Raka itu, senyumnya cukup manis, dan pembawaan dia begitu ramah.

"Apa kita langsung mulai pembahasan kita?" tanyaku sembari mengeluarkan macbook dari tempatnya.

"Maaf, Nona. Ada dokumen yang tertinggal, jadi ini saya masih menunggu manager saya. Dia akan mengantarkan ke sini, kebetulan dia juga yang menangani project kita."

"Baiklah kalau begitu, mungkin kita bisa diskusi kecil dulu. Jujur, saya tertarik dengan bahan baku yang Anda tawarkan."

Raka mengubah posisi, menegakkan badan dan mulai membuka Ipad Pro miliknya.

"Ini, Nona. Bahan-bahan ini sangat bagus untuk pembuatan kosmetik, selain itu juga aman dikonsumsi. Sudah grade-food juga." Raka mulai menjelaskan seraya menampilkan beberapa gambar product yang ditawarkan.

Aku pun mendekat, kemudian men-scroll layar ipad pro tersebut. Di setiap produk telah tercantum nama dan manfaatnya. Aku dengan serius membaca setiap detail deskripsi produk tersebut.

Tanpa kusadari, mata Raka ternyata menatapku tanpa berkedip. Entah sejak kapan, karena aku baru tahu saat hendak mengajukan pertanyaan.

Dia tidak menjawab pertanyaan yang aku lontarkan, justru dia hanya tersenyum sembari menatap wajahku.

"Pak Raka, Anda baik-baik saja?" panggilku dengan mengibaskan tangan di depan wajahnya.

Dia pun terkejut dan salah tingkah. "Ma ... maaf, Nona Mariana. Wajah Anda benar-benar menakjubkan. Saya dengar, usia Anda sebenarnya tak lagi muda, tetapi kulit wajah Anda berkata lain."

Hmm ... rayuan model lawas. Ternyata pria satu ini sama saja! gerutuku dalam hati.

"Saya masih berpikir, produk apa yang Anda pakai? Kurasa, dengan penampilan Anda ini ... ehm ... ya, aku punya ide. Anda bisa membuat produk kali ini akan menjadi viral, Nona Mariana."

Aku mengernyitkan dahi. "Apa maksud Pak Raka ini?"

"Begini, produk kecantikan kali ini berbahan premium semua. Bahkan bahan baku import langsung dari Korea. Nah, Nona Mariana ini memiliki wajah yang begitu cute, layaknya gadis Korea. Padahal, usia sudah kepala empat. Bukankah akan jadi sesuatu yang sangat menarik?"

Sejenak aku terdiam, berpikir dan mencerna saran dari Raka. Jika begitu, itu artinya aku harus jadi bintang utama dalam produkku sendiri. Sedangkan selama ini, aku selalu bayar model iklan.

"Baiklah, itu nanti akan saya pertimbangkan." Aku mencoba memberi alasan.

Jujur, aku paling tidak suka berada di depan kamera. Bawaannya selalu saja gugup, macam demam panggung.

Fokus kami kembali ke ipad pro milik Raka. Otakku mulai menganalisa, bahan mana saja yang paling bagus untuk kulit dan bakalan diminati oleh banyak orang. Aku dan Raka kembali disibukkan dengan perbincangan membahas bahan baku, hingga akhirnya percakapan terhenti saat seseorang mengetuk pintu.

"Masuk!" perintahku.

Muncul Rosa, tetapi kali ini wajahnya agak beda. Ada ekspresi khawatir dalam raut itu.

"Ada apa, Ros?"

"Ehm ... ini, Bu Riana. Ada ... ehm ... itu ...."

"Ada siapa?!" tanyaku tak sabar.

"Ada manager Pak Raka yang mengantar dokumen."

"Ya sudah suruh masuk! Malah gugup gitu ngapain?"

Rosa tidak menjawab, dia mempersilahkan tamu masuk. Dan ternyata ....

OMG ... kenapa makhluk penuh hipnotis itu lagi yang datang? Sungguh waktu yang tidak tepat, aku yakin pasti akan ada hal konyol yang terjadi.

Bagaimana ini? Aku tak bisa menghindar, tanpa sadar tangan ini mulai meraba bibir dan teringat ciuman waktu itu.

Sialan! Pikiranku mulai kacau, fokus pun mulai buyar. Ambyar semua!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sayembara Pelakor Milyader   Ancaman

    Sarah muncul dengan sikap begitu santai, bahkan senyum smirk seolah mengejek kehadiranku. Dia melipat dada dan bersandar di bibir pintu.Aku bergegas menerobos masuk, mendorong asisten rumah tangga paruh baya itu, kemudian menghentakkan tangan Sarah. Selanjutnya aku dorong wanita itu ke sofa, dan memulai aksiku.Tanganku mencengkeram kuat leher jenjang milik Sarah. Namun, wanita itu masih saja berusaha bersikap santai, sungguh membuatku semakin muak pada wanita biang onar ini."Jauhi Riana! Jangan pernah kamu berusaha menggagalkan rencanaku!" bentakku seraya mengeratkan cengkeraman di leher, sehingga Sarah nyaris kelojotan akibat kehabisan oksigen.Segera aku kendorkan kembali cengkraman, takut saja jika dia mati. Bagaimana pun, aku tidak mau masuk penjara karena membunuh manusia tak penting ini."Tuan Raka, cukup! Lepaskan Nona Sarah!" teriak asisten rumah tangga itu seraya berusaha menarik tanganku dari leher Sarah.Setelah beberapa menit, wanita itu akhirnya bisa menarik tanganku d

  • Sayembara Pelakor Milyader   Mantan

    POV RakaLangkahku terhenti saat hendak menaiki anak tangga. Sekilas kulihat sosok Rocky sedang duduk di ruang tengah sembari menaikkan satu kaki ke atas paha yang lain. Tatapan mencibir tampak jelas di bibir yang tersenyum miring.Entah apa maksudnya, tetapi bisa kurasakan persaingan di antara kami kian memanas. Persaudaraan antar darah yang mengalir di tubuh kami tak lagi menjadi pengingat. Rocky adalah lelaki yang sangat ambisius. Dia memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan.Tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Perusahaan keluarga bisa berkembang dan terus bertahan saat pailit pun ada campur tangan diriku. Aku tidak akan rela jika dia menggantikan posisi ayah dengan begitu saja. Apalagi besar saham dan kontribusi dia tak jauh beda dengan apa yang sudah kuberikan pada perusahaan tersebut. Bahkan saat ini, perkembangan perusahaan mulai semakin besar juga atas jasaku.Perusahaan bahan baku merupakan ideku, dan uang hasil rampasan dari keluarga Sarah aku alok

  • Sayembara Pelakor Milyader   Tuntutan

    POV RakaKehadiran Sarah telah mengacau pikiranku. Bukan karena kisah di masa lalu, persetan dengan perasaan saat itu. Satu-satunya alasan aku khawatir hanyalah kegagalan menikahi Mariana Leurissa semata.Tuntutan sekaligus tantangan dari keluargaku, harus memenangkan hati Mariana Leurissa. Perawan tua nan cantik dan menggairahkan, penampilannya tampak 10 tahun lebih muda dari usianya.Selain itu, dia juga wanita karier yang sukses. Ada triliunan harta yang dia miliki. Itu sebabnya Papa memintaku untuk menjerat Mariana Leurissa.Aku keluar dari resto dengan sedikit tergesa. Bahkan hati tidak berhenti menggerutu."Apa dia sengaja ingin mengorek masa laluku? Sebenarnya, apa saja yang sudah dikatakan oleh si Sarah pada Riana? Jangan sampai pernikahan ini batal karena ulah Sarah, aku tidak mau kehilangan tambang harta melimpah," gumamku di dalam hati, seraya aku berjalan ke arah luar. Namun, baru beberapa langkah hendak mencapai area parkir, langkahku terhenti oleh kehadiran wanita dari

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terjebak Ucapan Sendiri

    Sejenak aku berpikir, apakah pertanyaanku akan membuat Riana curiga atau tidak. Hanya saja, aku juga perlu memastikan segalanya."Hmm ... kamu ingin tanya apa, Raka?" tanya Riana dengan santai, kemudian menyeruput kembali minumannya."Kamu kenal Sarah dari mana? Dan kenapa kenapa bisa kenal sedekat itu?""Oh itu, lewat sosial media, Raka. Jadi gini ceritanya, kata Sarah ... dia tiba-tiba tertarik dengan usaha produk kecantikan. Kata dia, dia juga ingin memulai bisnis baru dan pakai jasa maklon yang aku tawarkan di iklan. Ya sudah, dia menghubungi bagian marketing dan hari ini dia mengajak ketemuan gitu." Panjang lebar dia menjelaskan untuk meyakinkan aku."Memangnya kenapa?" tanya Riana dengan ekspresi menyelidik."Nggak ... nggak apa-apa. Aku hanya sekedar tanya." Aku mencoba menutupi kegugupanku."Kalau boleh tahu, kamu kenal Sarah dari mana? Sepertinya kalian sudah kenal lama juga ya?"Seketika pertanyaan Riana membuat dada ini semakin berdebar kencang, untung saja dia tidak tahu k

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terkejut

    POV RakaSebuah kejutan dihadiahkan oleh seorang Mariana Leurissa. CEO cantik tapi perawan tua itu memang tak bisa dikasih hati. Sepertinya dia sedang menguji kesabaranku.Jujur, tidak pernah kusangka jika suatu hari dia akan datang bersama wanita dari masa laluku. Ya, Sarah memang mantan istriku. Perasaan cinta dulu memang pernah ada, tapi karena tuntutan dari Papa, maka aku harus mengesampingkan perasaan yang pernah ada.Hari itu, aku berniat mengajak makan siang Riana. Niatnya jelas untuk kembali membujuk agar pernikahan cepat diajukan. Namun, di luar dugaan ... Riana justru mengundang Sarah dan Dion. Alasan Riana, Sarah hanyalah calon klien. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja.Kehadiran Sarah membuat aku harus mati-matian berusaha bersikap sewajar mungkin, agar tidak mengundang kecurigaan Riana."Kenapa harus ada Sarah segala sih? Bagaimana kalau Sarah menceritakan siapa aku ke Riana? Bisa-bisa rencanaku gagal untuk mendapatkan Riana, apa yang harus aku katakan?" gerutuku dal

  • Sayembara Pelakor Milyader   Pertimbangan Matang

    Untuk beberapa saat aku terdiam dan berpikir. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan matang. Namun, kesempatanku untuk bisa membuat Raka berhenti dengan niatannya juga penting. Aku harus bisa membuat Papa dan Mama percaya denganku, bukan calon menantu licik itu."Ide yang bagus kalau menurutku, Nona Riana." Dion mencoba meyakinkan aku."Baiklah," ujarku akhirnya seraya tersenyum dan menyetujui usulannya Sarah.Sudah kupikirkan dengan matang, mungkin dengan adanya bukti nyata pernikahan Sarah dengan Raka, maka tak akan ada lagi kesempatan mengelak bagi Raka. Bahkan yang ada malah Raka akan panas dingin tatkala aku menunjukkan rekaman video itu."Aku akan mengirimkan video rekaman pernikahan aku dengannya ke kamu, Riana," ujar Sarah kembali. "Sebentar, Nona Riana dan Bu Sarah. Bagaimana kalau rekaman video itu, kita putar di restoran tempat Raka mengajak Nona Riana candle dinner nanti malam?" Dion memberi usulan lain."Jadi gini maksudku ... uhm ... nanti setelah Raka mengeluar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status