Adegan malam itu terus saja menghantui pikiranku. Kecupan bibir Reza masih saja terasa. Ah, entahlah ... dia yang mengecup atau aku yang mengecup. Semua terjadi begitu cepat dan tanpa bisa ditolak.
Jujur, aku memang pernah pacaran dua tahun. Kupikir pacaran seusiaku waktu itu bukan tentang sekedar ciuman, melainkan pemikiran matang yang harus dipersiapkan.Ya, kami hanya makan bareng atau sesekali ke tempat wisata. Selebihnya adalah waktu kerja, apalagi pacarku itu adalah salah satu karyawan yang kuangkat jadi manager di perusahaan.Parah sih, pacaran dua tahun tapi baru tahu kalau dia ternyata punya istri dan anak. Selama dua tahun itu pula, aku dimanfaatkan untuk menghidupi keluarganya. Beruntung Tuhan masih sayang denganku, ditunjukkannya siapa lelaki jahanam itu, tepat dua hari menjelang pernikahan digelar.Dan sekarang, justru aku terjebak perasaan dengan suami orang. Bahkan lelaki itu baru saja kukenal dengan cara yang buruk, sangat buruk malah. Sudah mencuri ciuman pertamaku, masih juga menghinaku sebagai wanita expired. Sudah macam barang dagangan tak laku saja aku ini. Parah sekali, kan?Sungguh menyebalkan, tapi herannya kenapa lelaki itu mampu mengalihkan duniaku?Sejak kejadian malam itu, ketenanganku dirampas. Reza telah mampu mencuri lelap tidurku, setiap mata terpejam selalu saja adegan itu yang melintas. Apakah ini yang dinamakan terpikat tanpa pelet?Keputusanku mengadakan sayembara sudah bulat. Aku tidak bisa lagi menahan perasaan, hasrat ingin memiliki pria muda nan tampan rupawan itu tak mampu aku kendalikan lagi. Namun, untuk menjadi pelakor pada umumnya, kurasa tak mungkin. Aku harus tampil beda, pelakor milyader yang punya value lebih.Hanya saja ... ada beberapa hal yang aku khawatirkan dengan sayembara yang akan aku gelar. Sayembara yang sebenarnya sudah jelas targetnya, tetap saja membuatku ketar-ketir. Bagaimana jika Reza tidak ikut? Sedangkan targetku adalah dia.Kurasa aku harus membuat ketentuan yang lebih spesifik. Selain tampan, ia harus memiliki tubuh atletis dan ideal, juga statusnya sudah berisitri. Lelaki single minggir dulu, biar tidak memenuhi lamaran yang dikirim.Mungkin sayembaraku ini akan banyak menuai kecaman, tapi kurasa bagus juga untuk menilai seberapa cintanya sang istri pada suaminya. Bukankah seorang istri yang baik tidak akan melepas suaminya demi apapun?Tapi aku yakin, akan banyak wanita yang kalap saat melihat nominal hadiah yang ditawarkan. Mereka pasti akan dengan rela hati menukar suaminya demi uang 10 milyar. Hal ini sudah pernah aku lakukan eksperimen sebelumnya, berupa sebuah postingan jajak pendapat.Postinganku waktu itu berbunyi, "Pilih uang 1 milyar atau pasangan?"Para istri kebanyakan memilih uang, sedangkan para suami lebih memilih istri. Ini sudah membuktikan bahwa istri memandang segala sesuatu hanya dari uang. Itu baru satu milyar yang kujadikan jajak pendapat, bagaimana dengan hadiah sepuluh milyar? Bisa semakin kalap, kan?Tak habis pikir dengan wanita. Eh, aku juga wanita ya, hahaha ....Di tengah keraguan yang sempat muncul, jajak pendapat itu kembali menguatkan keyakinanku. Aku pasti akan berhasil mengambil Reza tanpa harus disebut pelakor murahan, kecuali istrinya beneran cinta dengan Reza.Malam ini aku pun memulai misiku. Segera menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari membuat akun palsu, lalu membuat pengumuman untuk merekrut para pekerja. Tidak mudah juga ternyata, mereka awal-awal mengira postinganku itu hanyalah penipuan. Namun, setelah aku posting sebuah video room tour rumah mewahku, akhirnya mereka percaya.Para staff di rumah yang akan aku gunakan nanti, sengaja kupilih orang-orang baru. Tujuannya agar penyamaranku tak ada yang tahu. Mereka yang akan bertugas menyediakan jamuan, membersihkan ruangan dan tempat para peserta istirahat, kemudian ada juga team yang akan mengelola data para peserta, dan beberapa orang yang akan membantu saat seleksi kandidat.Tidak lupa ada dua bodyguard yang sengaja aku sewa, tentu saja untuk menjagaku dari jamahan tangan nakal. Siapa tahu ada yang khilaf, kan?'Merry Usbad', itu adalah nama akun yang aku sematkan. Tidak ada tampilan foto wajahku, hanya beberapa video yang menunjukkan kemewahan rumah dan brankas berisi gepokan uang merah. Tujuannya ya jelas, untuk menarik mata manusia yang lapar akan harta.Semua lamaran wajib dikirim ke email yang sudah aku persiapkan pula. Nama itu sengaja aku pilih, karena terinspirasi dari sebutan yang diberikan oleh Nando, lelaki terakhir yang mengajak berkencan malam itu. 'Merry Usia Setengah Abad' disingkat menjadi 'Merry Usbad' akan menjelma sebagai sosok wanita tua nan kaya raya.Dalam waktu satu minggu, semua karyawan sudah berhasil aku rekrut. Melalui seleksi ketat dan aku sendiri yang menguji mereka. Tak satu pun orang lama yang kulibatkan, bahkan Rosa pun tidak tahu rencana konyol sudah mulai kujalankan. Entahlah, apa yang akan dia katakan atas kenekadan yang dianggap bodoh ini.Aku juga tidak bisa membayangkan wajah Papa dan Mama jika tahu tingkah anak gadisnya ini. Ah, biarlah ... lagian aku sudah dewasa, usia kelewat matang. Sudah saatnya diriku bisa menentukan mana yang terbaik untukku.Usai seleksi, mereka harus menunggu di ruang yang sudah aku sediakan. Mereka bebas makan dan minum di sana, seluruh makanan aku pesan dari catering langganan, untung saat melihatku mereka tidak mengenali penyamaranku.Setelah mempertimbangkan dengan seksama dan dalam waktu sesingkat-sesingkatnya ... aku pun mengambil keputusan dan mengumumkan siapa saja yang diterima.Para staff akhirnya terpilih dan telah mendapatkan posisi sesuai yang kubutuhkan, semua peraturan wajib mereka taati. Jika ada yang melanggar maka langsung pecat saat itu juga.Ya, aku saat ini telah berubah menjadi sosok wanita dengan kepribadian jauh dari Mariana Leurissa yang sebenarnya. Pribadi Mariana dikenal anggun dan elegan, sekarang berubah menjadi wanita paruh baya yang cerewet dan tanpa ampun.Riasan wajah sengaja aku ubah menjadi sosok wanita paruh baya, pakaian yang aku kenakan juga sengaja berlapisi dengan busa, sehingga membuat kesan gemuk pada tubuh. Biarlah mereka tergiur akan uangku, asal bukan tubuhku. Penyamaran ini harus berhasil, termasuk membuat perangkap bagi Reza.Tidak dapat kubayangkan saat Reza harus memakan ucapannya, dia dijual oleh istrinya ke wanita tua. Dan aku yakin, Reza tidak akan bisa menolak.***Beberapa hari kemudian ....Pengumuman sayembara pun diumumkan. Hampir semua media sosial menayangkan pengumuman itu. Sebuah video dengan latar brankas berisi gepokan uang merah, kemudian terdapat text yang dicantumkan.Sayembara Mencari JodohHadiah utama uang sebesar 10 MilyarSyarat dan ketentuan berlaku:Harus tampan dan memiliki badan atletis dengan bobot idealSudah memiliki istri tanpa anak (harus dibuktikan dengan kartu keluarga)Harus rela melepas istrinya jika terpilih sebagai pemenang (lampirkan surat pernyataan yang ditandatangani istri)Segera daftarkan diri Anda ke nomor yang tercantum.TtdPelakor MilyaderBegitulah isi dari pengumuman yang aku buat. Team yang bertugas mengurus sayembara pun mulai menyebar pengumuman tersebut. Hampir semua media sosial digunakan untuk menjaring peserta.Sesuai perkiraan, tidak butuh waktu lama, postingan para admin dibanjiri dengan berbagai komentar. Ada yang menghujat, ada pula yang menganggap penipuan. Beberapa menjadikan postingan itu sebagai candaan orang gabut."Gila ya, gabutnya orang kaya begitu amat.""Wanita kalau udah banyak duit, suami orang pun mau dibeli.""Wah, bisa nih suamiku ikutan. Cuman dia item dekil, gendut pula, hahaha ....""Iming-iming 10 M, dah gitu uang yang dipamerin ternyata palsu semua!"Dan masih banyak lagi komentar dari para netizen yang luar biasa, memang maha benar dan paling menangan mereka ini.Akibat banyak komentar dan orang yang share video, tak ayal video pun viral dan fyp, seketika banyak konten creator yang men-stitch video para admin. Biasa, mereka memanfaatkan video viral untuk mengangkat akun mereka. Pansos, itu istilahnya.Untung tidak pakai akun asli, bisa dibayangkan jika sampai nama Mariana Leurissa tenar hanya karena sayembara ingin mengambil suami orang.Huff ... jaman sekarang, netizen memang lebih menyeramkan dari gerandong. Ditambah para kompor yang bermunculan, membuat suasana semakin panas dan heboh.Hari pertama postingan gagal.Team sayembara kembali aku kumpulkan. Aku memimpin diskusi secara langsung. Penekanan pada team yaitu mencari cara agar postingan berikutnya mendapat kepercayaan dari banyak orang."Meta, sebaiknya kamu bikin konten video saja. Kamu bisa mengaku sebagai pegawai Merry Usbad dan menjelaskan bahwa majikanmu menggelar sayembara."Meta tidak langsung menjawab, dia sepertinya ragu untuk menjalankan tugasnya."Meta! Kenapa diam? Tidak sanggup menjalankan tugasmu?""Bukan begitu, Nyonya. Hanya saja, saya belum siap dihujat para netizen."Jawaban Meta membuatku kesal, aku berdiri dan memandang tajam ke arah Meta. Gadis berperawakan tinggi langsing dan putih itu mulai ketakutan.Bruaaak!!!Sebuah gebrakan keras di atas meja. Sebenarnya sakit juga tangan ini, hanya saja demi menjaga wibara, tetap saja berpura-pura menampilkan wajah garang.Tampak wajah gadis muda itu ketakutan. Apalagi saat aku memberi kode pada kedua bodyguard untuk menyeretnya keluar."Ampun, Nyonya. Tolong jangan pecat saya, saya butuh pekerjaan ini." Gadis muda itu memohon, dan akhirnya aku memberi kode agar bodyguard melepaskannya.Gadis itu kembali mendekatiku. "Maaf, Nyonya Merry. Bukan bermaksud mengecewakan Anda, tapi saya harus memutar otak agar semua berhasil.""Baiklah, aku kasih kamu waktu hingga sore ini. Dan ingat, jangan perlihatkan identitas kalian dan rumah ini! Jika ingin bikin konten dengan menampilkan wajah kalian, lakukan penyamaran terlebih dahulu. Aku tidak mau rumah ini diserbu paparazi apalagi netizen yang tetiba jadi detektif dadakan!"Panjang lebar aku mengingatkan mereka. Hal tersebut perlu aku lakukan untuk antisipasi."Sekarang kalian silahkan diskusikan. Aku tidak mau tahu, bagaimana pun caranya, kalian harus berhasil menggelar sayembara ini. Aku sudah membayar mahal kalian, kalau sampai gagal maka hidup kalian taruhannya!" ancamku dengan tatapan mengerikan.Aku memang harus keras, waktuku tidak banyak untuk menggelar sayembara ini. Bagaimana pun, aku memiliki kesibukan untuk mengurus perusahaan yang telah memiliki beberapa cabang.Segera aku meninggalkan ruang rapat. Lalu meminta Dion—Kepala Staff yang aku tugaskan untuk mengurus banyak hal di sini—untuk menemuiku. Aku mempercayakan rumah ini kepadanya setelah melalui rangkaian test dan menyelidiki asal usulnya. Semua data lelaki itu ada di tanganku, jadi dia tak bisa berbuat yang sekiranya merugikan diriku. Lagi-lagi, uang punya kuasa."Dion, kita bicara di ruanganku.""Baik, Nyonya." Lelaki muda itu mengikuti langkahku ke sebuah ruang khusus."Duduklah," perintahku seraya menuang wine ke gelas, lalu meneguknya dengan cara yang begitu elegan.Dion langsung mengikuti perintahku."Kamu lihat foto itu baik-baik, aku mau laki-laki itu ikut sayembara yang akan kita gelar."Dion mengambil foto yang tergeletak di atas meja, sejenaa dia memperhatikan foto tersebut."Nyonya, bukankah ini Reza?"Tatapanku seketika membulat. Tak kusangka Dion mengenal lelaki yang menjadi targetku. Jangan-jangan mereka berteman, atau punya hubungan saudaraan?Ah, dunia begitu sempit. Yang aku khawatirkan, justru Dion akan menghambat rencanaku.Aku menatap Dion, ucapannya membuatku langsung mendekatinya. "Kamu mengenalnya?""Iya, Nyonya. Kami dulu teman sekantor dan satu divisi, sekarang dia sudah jadi manager. Tapi sayang, dia naik jabatan dengan cara curang. Dia orang yang sudah menyingkirkan saya, Nyonya. Hingga saya harus kehilangan pekerjaan.""Diih ... tampan-tampan kok curang!" decihku mulai illfeel dengan Reza.Namun, ketika mengingat ciuman itu ... ah, semua yang buruk tentangnya jadi hilang."Mungkin saja kalian salah paham, Dion. Karena kulihat dia orang yang baik dan punya integritas.""Tidak, Nyonya. Dia itu serakah, dia penjilat, dan juga bermuka dua." Dion berusaha menyangkal pendapatku.Hmm ... penuturan Dion membuatku berpikir sejenak. Jika Dion mengenal Reza, itu artinya akan mudah bagiku mencari informasi tentang lelaki itu."Maaf, Nyonya. Kenapa Nyonya Merry ingin pria ini ikut sayembara? Apa Nyonya Merry tertarik dengannya?" tanya Dion dengan hati-hati.Aku memandangnya, lalu tersenyum. "Kamu tidak perlu
Re ... Reza ...?" Aku terbata-bata karena panik saat melihat wajah itu.Entah mengapa, setiap melihat wajah tampannya, justru aku malah kalang kabut. Apalagi saat bayangan peristiwa ciuman itu melintas, auto membuat tangan langsung menutup mulut dan mengusapnya berkali-kali."Kalian sudah kenal?" tanya Raka membuyarkan semua kericuhan otak."A ... aku ...." Tenggorokan seketika tercekat, tidak mungkin aku cerita jika Reza adalah pria yang mencuri ciuman pertamaku."Dia gadis yang bikin saya terlambat, Pak Rak. Melajukan motor sambil tidur mungkin, mobil lain sudah jalan tapi dia malah nggak gerak sama sekali." Reza mengarang cerita.Enak saja aku tidur, dia tidak tahu kalau aku juga sedang buru-buru tapi harus ubah penampilan juga.Deg!Aku baru ingat dan menyadari, bahwa Reza tidak tahu siapa aku. Tentu saja dia tidak ingat, karena saat adegan berciuman itu terjadi, aku masih dengan dandanan sebagai Tante Merry.Parahnya, baru saja aku keceplosan menyebut nama dia. Huh! Bodoh sekali
Tiga hari berlalu ....Usahaku mempengaruhi Raka agar memecat Reza terus saja gagal. Hari ini fokusku sedikit kacau, bahkan saat Rosa menjelaskan laporan pun aku tak bisa memahami."Rosa, tolong laporanmu ditunda dulu. Aku masih ada pekerjaan lain," perintahku pada sahabat yang menjawab sebagai sekretarisku."Baik, Bu Riana."Rosa segera keluar. Dia memang profesional, saat di kantor dia tetap menjaga sikap layaknya bawahan ke atasan.Dengan cepat kusambar ponsel yang ada di tumpukan berkas, kemudian menelepon Dion. Sengaja aku gunakan nomor lain, khusus untuk masa sayembara saja."Dion, apa kamu sudah ada hasil?" tanyaku tanpa basa-basi."Maaf, Nyonya Merry. Saya belum berhasil membujuk istrinya Reza, tapi saya janji akan terus berusaha."Mendengar itu, aku pun mendengkus kesal."Kita ketemu siang ini! Temui aku di Cafe Tulip, tiga puluh menit dari sekarang!" perintahku, lalu menutup panggilan.Aku tidak bisa membiarkan rencana sayembara itu gagal. Targetku hanya Reza, dia harus mema
Dion membuntuti langkah cepatku, pasalnya hati ini begitu dongkol dengan kejadian tadi. Reza, lelaki yang begitu aku kagumi justru membuat hati ini mendidih penuh amarah."Nyonya Merry, Anda harus berjalan hati-hati. Jangan terlalu cepat seperti itu," ujar Dion memberi saran.Mungkin karena di matanya aku ini hanyalah wanita tua, sehingga tak bisa berjalan cepat. Aku pun berhenti dan berbalik ke arahnya. "Dion, secepatnya laksanakan rencana selanjutnya! Aku ingin, laki-laki sombong itu memakan ucapannya!" perintahku dengan tegas."Baik, Nyonya. Akan aku pastikan Reza ada di hadapan Nyonya," ujar Dion dengan keyakinan tinggi.Senyum penuh dendam pun terulas, akan aku pastikan Reza menyesali ucapannya. Neraka itu telah aku persiapkan untuk lelaki sombong tak punya akhlak itu.***Dua hari berlalu ....Hari ini adalah hari pertama untuk para kontestan mengikuti sayembara. Setelah seleksi ketat, hanya ada 100 orang yang diterima dan berhak mengikuti tahap selanjutnya.Dari ruang pribadi,
Riuh peserta terhenti saat mendengar pengumuman dari Meta."Selamat pagi, seluruh peserta Sayembara Mencari Jodoh. Sepuluh menit lagi acara akan segera dimulai. Bagi yang masih menikmati jamuan, harap segera menyelesaikan santap sarapannya. Setelah itu, kalian berkumpul ke aula pertemuan. Letak aula ada di lorong sebelah kiri ruang jamuan. Kalian jalan lurus, kemudian belok ke kanan sedikit.""Hari ini adalah seleksi pertama yang akan dinilai langsung oleh Nyonya Merry Usbad. Jadi, pastikan kesiapan kalian. Demikian pemberitahuan kami."Selesai Meta memberi pengumuman, suasana kembali riuh. Mereka segera menghabiskan makanan. Dari sekian banyak wajah, terlihat lebih dari 50 persen terlihat gembira dan antusias. Namun, terlihat juga beberapa wajah yang menampakkan ekspresi tertekan. Kemunculan Reza ke ruang perjamuan membuat hampir semua mata tertuju padanya. Beberapa mata memandang dengan sinis, mungkin menganggap Reza sebagai rival terberat. Ketampanan Reza sulit ditampik. Secara k
Meta masih terdiam. Mungkin saja dia bingung untuk memutuskan. Kembali aku mengaktifkan tombol on pada mikrofon."Sebutkan nama kamu siapa anak muda, kamu belum memperkenalkan diri." Suaraku kembali menggema di ruangan yang sangat luas itu."Oh maaf, Nyonya Merry. Perkenalkan, nama saya Davin." Lelaki muda itu menjawab dengan sikap penuh kesopanan."Berapa usiamu?""Saya 28 tahun, Nyonya Merry.""Masih sangat muda. Apa istrimu di rumah sangat cantik?"Lelaki bernama Davin itu mulai gugup. "Ma ... maaf, Nyonya Merry. Apa maksud Anda?"Aku tersenyum sebelum melanjutkan pertanyaan. Melihat lelaki muda dan tampan, tapi tetap ikut sayembara mencari jodoh yang jelas-jelas akan membeli pernikahan mereka."Davin ... jika istrimu cantik, sudah pasti kamu akan membuat visi misi yang terbaik untuk menakhlukkan hatinya. Namun, jika seandainya istri kamu hanyalah wanita biasa, kukira kamu tak akan melakukan pengorbanan lebih untuknya."Suasana menjadi hening, semua fokus pada apa yang aku sampaik
Suasana ruang aula kembali riuh, mereka saling berbisik. Meta sebagai moderator pun kebingungan untuk bersikap, karena dia tahu bahwa Reza adalah target dari acara sayembara ini. Sehingga tidak mungkin dia men-diskualifikasi Reza.Akhirnya aku berinisiatif untuk mencegah kericuhan selanjutnya. Reza memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Segera aku menekan tombol on pada mikrofon."Tuan Reza Mahardika ... bisakah Anda bertanya pada diri Anda sendiri? Istri macam apa yang terpancing menyerahkan suami demi uang 10 milyar? Apakah Anda menganggap wanita yang selama ini Anda nikahi adalah wanita yang lebih mulia dari saya?" Seketika suasana hening. Tampak wajah-wajah pias terpampang di layar monitor. Begitu pun Reza, tertampar oleh rasa malu. Tak hanya itu, dia pasti merasa telah dijual oleh istrinya."Saya mengadakan sayembara ini, bukan semata-mata untuk merebut suami orang. Saya juga tidak hanya sekedar membeli satu di antara kalian. Tidak penting apa tujuan saya, tetapi kalian perlu
Kesegaran air mengucur dari ujung kepala, membasahi seluruh tubuh. Sabun mandi dengan aroma romantic menguar ke seluruh kamar mandi. Tidak lupa Egyptian A-romance shampoo turut memberikan aroma wangi pada rambutku.Selesai mandi, aku keringkan badan dan juga rambut, kemudian duduk di depan meja rias. Kutatap wajah tanpa make up, wajah seorang Mariana Leurissa. Lalu, mulai kupoles wajah dengan berbagai jenis urutan make up.Kali ini, make up aku ubah menjadi seorang gadis cantik. Dengan beberapa trik, wajah seorang Mariana Leurissa telah berubah. Malam ini sengaja aku menjelma menjadi wanita cantik nan elegan. Sebuah wig menyempurnakan penyamaranku.Tidak ada lagi Nyonya Merry Usbad yang tua, sekarang yang ada adalah Nyonya Merry yang cantik dan menawan. Keseksian tubuh sengaja aku eksplore dengan memilih gaun yang memperlihatkan lekuk tubuh. Selain itu, leher jenjang dan kulit yang putih bersih sengaja aku pamerkan.Setelah mematut diri di depan cermin, memastikan tidak ada yang kuran