Home / Romansa / Scandal Maker / Bab 4 - Perhatian Joe

Share

Bab 4 - Perhatian Joe

Author: Fantazia
last update Last Updated: 2021-08-30 13:54:30

Eliana membeku saat membaca isi artikel itu. Ia syok bukan main melihat berita yang tidak benar tentang dirinya.

Tring! Tring! Tring!

Tiba-tiba saja ponselnya dipenuhi notifikasi dari media sosial. Ratusan orang membanjiri kolom komentar dan pesan pribadinya. Eliana membuka notifikasi itu—dan seketika darahnya mendidih membaca komentar-komentar jahat yang ditujukan padanya.

“Apa kau benar sedang berkencan dengan William Vinclet?”

“Eliana Clark, sebaiknya kau jangan macam-macam dengan William. Atau kami akan membuat hidupmu tidak tenang!”

“Jangan ambil William kami! Dasar wanita murahan! Tak punya harga diri!”

“Lihat wajahnya! Yang seperti itu sangat tidak cocok dengan William kami!”

“Tidak mungkin kan William berkencan dengan tante-tante seperti ini?!”

Eliana menjatuhkan ponselnya. Ia merasa kesal, marah, dan sedih. Ini jelas bentuk penghinaan verbal yang melukai perasaan dan mentalnya.

Ponselnya masih terus berdering—teror itu belum berhenti. Eliana menutup telinganya dengan kedua tangan, berharap ada seseorang yang datang menenangkannya. Jujur saja, ia belum siap menghadapi gosip murahan semacam ini.

Ting-tong!

Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Eliana berlari menuju pintu dan segera membukanya. Seorang pria berdiri di sana, mengenakan mantel dan masker hitam. Tanpa berkata apa-apa, pria itu langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. Begitu ia membuka maskernya, Eliana langsung memeluknya erat.

“Eliana...”

“Joe!” seru Eliana.

“Bagaimana ini, mereka menghujatku di media sosial. Mereka juga mengancamku, Joe! Aku takut... Aku takut karierku hancur!” lirih Eliana, penuh ketakutan.

Joe tak mengatakan apa-apa. Ia hanya membelai lembut kepala Eliana. Setelah Eliana mulai tenang, barulah Joe berbicara.

“Apa yang diberitakan itu... benar?” tanyanya sambil menatap mata Eliana dalam-dalam. Mereka duduk di sofa, dan tangan Joe menggenggam tangan Eliana dengan lembut.

Eliana hanya bisa mengangguk pelan. “Maafkan aku, Joe,” lirihnya.

Joe menghela napas berat. Ia tahu Eliana memang lebih sering menghabiskan waktu bersama William—baik saat syuting maupun di luar jam kerja. Karena memang mereka dekat.

Namun, Joe tidak bisa marah, baik pada Eliana maupun William. Ia tahu, berkat William-lah ia bisa mengenal Eliana. Dulu, William yang memperkenalkan Eliana padanya, saat Eliana baru saja masuk ke agensi dan masih menjadi trainee. William meminta Joe menjaga dan membimbing Eliana. Dari sanalah hubungan mereka berkembang, hingga akhirnya memutuskan untuk berkencan secara diam-diam.

Joe memeluk Eliana, mengecup lembut puncak kepalanya. Pelukan itu memberi rasa nyaman bagi Eliana.

“Tenanglah, pihak agensi pasti akan menangani ini. Maafkan aku karena akhir-akhir ini jarang ada waktu untukmu. Siang tadi ponselku mati waktu aku pemotretan untuk majalah.”

“Tidak apa-apa, Joe. Terima kasih sudah datang malam ini.”

Baru saja Joe ingin mencium bibir Eliana, bel rumah kembali berbunyi. Joe berdiri dan membukakan pintu.

“William...?”

“Ah, ternyata kau datang, Joe,” ucap William sedikit canggung. “Aku cuma khawatir dengan Eliana setelah membaca berita itu. Apa dia baik-baik saja?”

“Kau tak perlu khawatir. Dia sudah lebih tenang sekarang. Silakan masuk.”

“Tidak, aku hanya ingin memastikan saja. Baiklah, aku permisi.”

William segera berbalik pergi. Joe menatap punggungnya dengan ekspresi tak suka. Hubungan mereka sebelumnya baik-baik saja, tapi sejak Joe memberitahu William bahwa ia sedang berkencan dengan Eliana, sikap William berubah menjadi lebih dingin dan menjauh secara perlahan.

---

Beberapa jam kemudian

“Yakin mau pulang sekarang, Joe?” tanya Eliana ketika terbangun dan melihat Joe sudah mengenakan mantel.

“Iya. Aku ada pemotretan pagi ini, dan siangnya kita kan ada jadwal syuting,” jawab Joe sambil mengenakan topi.

Eliana bangkit dari tempat tidur, lalu mengecup bibir Joe. “Hati-hati di jalan, baby,” bisiknya lembut.

Joe tersipu malu dan membalas dengan pelukan hangat. “Jangan ragu untuk menceritakan apapun padaku, oke?”

Tiba-tiba ponsel Eliana berdering. Tertulis “Nomor Tidak Dikenal”. Eliana ragu mengangkatnya, akhirnya Joe yang menjawab.

“Wanita murahan! Pergi kau dari dunia ini! Kalau kau berani melukai William kami, kami akan membunuhmu!” teriak seorang wanita dari seberang sana. Suaranya begitu kencang hingga Joe menjauhkan ponsel dari telinganya.

“Siapa kau?!” tanya Joe.

“Kau tak perlu tahu. Kau siapa? Pacarnya, ya? Hahaha... dasar jalang!”

Joe mengepalkan tangan. “Teruskan bicara. Aku sudah merekam semuanya. Tunggu polisi datang ke rumahmu, ya!”

Klik. Telepon ditutup.

Joe mematikan ponsel Eliana dan menghela napas panjang. Eliana hanya terdiam, bingung.

“S-siapa, Joe?” tanyanya pelan.

“Tak penting. Sekarang kau harus selalu mengunci pintu rapat-rapat. Jangan buka untuk siapapun yang mencurigakan. Jangan terima apapun dari orang asing.”

“Aku takut, Jo...”

“Selama kau nurut, semuanya akan baik-baik saja. Haruskah aku minta saudaraku menemanimu tinggal di sini?”

“Tidak perlu. Aku masih bisa mengurus diri sendiri. Aku akan minta pihak apartemen memperketat keamanan di bawah. Seperti katamu, aku akan baik-baik saja... kan?”

Joe tak menjawab. Ia hanya memeluk Eliana erat dan mengecup keningnya.

“Beritahu aku jika terjadi apa-apa.”

“Baik, Joe,” balas Eliana sambil memeluknya kembali.

Tak lama, Eliana mengantar Joe sampai pintu. Mereka tak berani terlalu mencolok—takut ada yang melihat. Joe pun langsung menuju mobilnya di basement.

Namun, begitu ia masuk ke dalam mobil, matanya menangkap pemandangan tak terduga. Tepat di mobil yang terparkir di depannya, ia melihat William—tengah berciuman dengan seorang wanita.

Meskipun basement gelap dan kaca mobil itu gelap, Joe cukup yakin. Ia mengenali nomor pelat mobil William, dan samar-samar melihat bayangan wajahnya.

Wanita itu bukan Angela. Rambutnya berwarna cokelat kemerahan—sedangkan Joe ingat, rambut Angela tidak seperti itu. Tidak mungkin Angela mengganti warna rambutnya secepat itu.

Joe segera mengeluarkan ponselnya...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Scandal Maker   Bab 14

    Mobil yang dikendarai Eliana bertabrakan dengan mobil yang berlawanan arah dengannya. Tubuh Eliana terbentur dashboard mobil dengan keras. Ia kehilangan kesadarannya karena terlalu banyak kehilangan darah.Begitu pula dengan pengemudi mobil yang terlibat kecelakaan dengan Eliana. Jika saja ia tak membanting stir. Kecelakaan yang dialami Eliana pasti lebih parah dari ini. Pria itu keluar dari mobil dengan kepala bercucuran darah.Dengan tertatih, ia berjalan menghampiri mobil Eliana yang rusak parah. Dan seketika ia terkejut kala melihat Eliana yang sudah tak sadarkan diri.“Eliana?” pekik pria berambut coklat yang sepertinya mengenal gadis itu.Tak berapa lama, orang-orang yang melintas langsung menolong mereka dan segera melarikannya ke Rumah Sakit terdekat.***William dan Joe yang mendengar kabar kecelakaan Eliana segera menuju ke Rumah Sakit. Mereka sangat khawatir dengan kondisi Eliana. Mereka bahkan tak menghirauka

  • Scandal Maker   Bab 13

    Eliana terkejut bukan main ketika mendengar penawaran dari Angela. Netranya menatap gadis dengan rambut blonde itu lekat-lekat. Sungguh, ia sama sekali tak menyangka bahwa kata-kata seperti itu akan meluncur dari bibir Angela, temannya sendiri.“K-kau bicara apa Angela? Jangan bercanda!” tukas Eliana.Angela berdecih mendengar perkataan Eliana. “Apa aku terlihat seperti sedang bercanda, El?”Eliana terdiam.“Walaupun kau temanku, aku tidak akan tinggal diam jika sesuatu yang telah menjadi milikku terancam direbut orang lain. Kau tahu, aku orang yang ambisius, kan?” ujar Angela.Perkataan Angela barusan sukses membuat Eliana terdiam.“Baiklah, jika kau tak ingin menjawab sekarang. Kau bisa menghubungiku jika berminat. Kau tahu nomor teleponku, kan?” Angela bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan gadis berambut coklat itu."Tunggu, Angela. Kau mungkin telah salah pah

  • Scandal Maker   Bab 12

    Hingga tanpa sadar Joe memperdalam ciumannya pada gadis itu. Dan terjadilah hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.***Joe terbangun dari tidurnya kala mendengar ponselnya berdering. Kepalanya masih terasa berputar-putar. Ia memperhatikan sekelilingnya yang tampak asing. Ini bukanlah kamarnya atau pun kamar Eliana.Karena terlalu syok, ia sampai mengabaikan ponselnya yang terus berdering sedari tadi.“Kau sudah bangun?” Suara seorang gadis yang baru saja keluar dari toilet. Gadis itu hanya memakai piyama mandinya.“A-apa yang kita lakukan semalam?!” tanyanya terkejut bercampur bingung.Jenny menghampiri Joe dan duduk didekatnya. Ia mengamati tiap senti dari wajah pria tampan di sampingnya itu.“Kau sungguh tidak ingat?!” Jari jemari Jenny mengelus wajah Joe secara perlahan, hingga membuat pria itu merinding seketika.Joe menggeleng sambil beringsut dari tempatnya berbaring, berusaha agar s

  • Scandal Maker   Bab 11

    Baru saja bibir mereka akan bersentuhan, Eliana tiba-tiba membuka matanya. Ia terkejut ketika melihat William berada di depan wajahnya, sangat dekat. Refleks Eliana mendorong tubuh William dan menjauh darinya. “A-apa yang kau lakukan?!” Eliana ketakutan melihat William. William tersenyum tipis dan malah semakin mendekatkan wajahnya ke Eliana, bahkan ia naik ke atas ranjang Eliana. Ia menatap Eliana dalam, pandangannya begitu menghangatkan. Eliana berusaha menahan degup jantungnya yang bergemuruh. Nafasnya tercekat ketika wajah William hanya tinggal berjarak beberapa centi lagi dari wajahnya. “Mau dilanjutkan?” bisik William dengan suara berat yang terdengar seksi. Mendengar hal itu membuat tubuh Eliana merinding seketika. Entah mengapa tubuhnya seperti membeku, tak bisa berkutik dihadapan pria seperti vampire ini. “W-Will, j-jangan macam-macam.” Eli

  • Scandal Maker   Bab 10

    "Angela!” ucap William terkejut melihat Angela. William nampak panik, karena memang sedang ada Eliana di dalam rumahnya. Dan William tahu betul jika Angela pasti tak akan menyukainya. Angela langsung menerobos masuk dan memeluk kekasihnya itu. “Kenapa kau tak mengabariku jika ingin kesini?” tanya William. Angela tak menjawab karena ia menangkap sosok Eliana di meja makan William tengah menyantap sandwich. Angela melirik tajam ke arah William sebelum akhirnya menghampiri Eliana yang sama terkejutnya. “Hai, Eliana.” “A-Angela! A-aku bisa jelaskan ini.” Eliana nampak kikuk, namun Angela dengan santai duduk dihadapannya. Dan meneguk gelas yang berisi air yang ada di atas meja. “It’s okay, Eliana. William pasti butuh bersenang-senang juga,” ucap Angela datar.

  • Scandal Maker   Bab 9

    William bergegas menuju tempat duduknya. Ia melihat dua buah gelas, namun salah satunya telah kosong. Dengan cepat ia meneguk gelas yang masih berisi minuman itu. Rasa asam dan manis ia rasakan pada indera pengecapnya. "Dia salah minum milikku!" gumam William. Ia dapat dengan mudah membedakan antara minuman beralkohol dan bukan. Akhirnya William kembali ke lantai dansa, dan mendapati Eliana sedang bersama beberapa pria. Eliana yang polos seketika berubah menjadi liar. Eliana tanpa risih menari bersama para pria itu. William hanya memperhatikan dari jauh, matanya tertuju pada sesosok pria yang dikenalnya. Tiba tiba, pria itu merangkul pundak Eliana yang terkespos. Karena mantel bulu tebalnya ia tinggalkan di kursi, dan Eliana hanya mengenakan sebuah dress selutut berwarna hitam. Eliana tampak tidak menyukai hal itu, dengan kasar ia melepas tangan pria lancang tersebut. "Lepas!"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status