Share

Bab 4

   Eliana membeku membaca isi artikel itu. Ia begitu syok membaca berita tak benar mengenai dirinya itu.

   Tring!

   Tring!

   Tring!

   Tiba tiba saja ponsel Eliana dipenuhi notifikasi dari sosial media miliknya. Ternyata ratusan orang menghujami direct message dan kolom komentar miliknya. Eliana membuka notifikasi itu dan seketika darahnya mendidih membaca komentar komentar jahat itu.

   ‘Apa kau benar sedang berkencan dengan William Vinclet?’

   ‘Eliana Clark, sebaiknya kau jangan macam macam dengan William. Atau kami akan membuat hidupmu tidak tenang!’

   ‘Jangan ambil William kami! Dasar wanita murahan! Tak punya harga diri!’

   ‘Lihat wajahnya! yang seperti itu sangat tidak cocok dengan William kami!’

   ‘Tidak mungkinkan William berkencan dengan Tante Tante seperti ini?!’

   Eliana menjatuhkan ponselnya, ia merasa kesal, marah dan sedih. Ini adalah sebuah bentuk penghinaan secara verbal. Tentu saja ini melukai perasaannya dan mentalnya.

   Sementara itu ponselnya terus berdering menandakan teror itu masih berlangsung. Eliana menutup telinganya dan berharap ada seseorang yang datang untuk menenangkannya. Jujur, Eliana belum siap menghadapi gosip gosip murahan seperti ini.

   Ting! Tong!

   Tiba tiba bel rumah Eliana berbunyi, ia segera berlari menuju pintu dan membukanya. Begitu ia membuka pintu, seorang pria dengan mantel hitam dan masker hitam berdiri di sana. Tanpa berkata apa apa, pria itu langsung menerobos masuk ke dalam rumah Eliana dan menutup pintunya. Begitu membuka maskernya, Eliana langsung menghambur ke dalam pelukannya.

   “Joe!”

   “Bagaimana ini, mereka menghujatku di sosial media. Mereka juga mengancam ku, Joe! Aku takut sekali! aku takut karirku akan hancur, Joe!” lirih Eliana ketakutan.

   Joe tak berkata apa apa, ia hanya membelai lembut kepala Eliana. Begitu Eliana sudah mulai tenang, barulah Joe mengajaknya berbicara.

   “Apa yang diberitakan itu benar dirimu?” tanya Joe dengan menatap mata Eliana dalam. Mereka kini sedang duduk di sofa, tangan Joe menggenggam tangan Eliana mesra. Eliana hanya bisa mengangguk lemah.

   “Maafkan aku, Joe!” lirihnya.

   Joe hanya bisa menghela napas sesak, pasalnya Eliana memang lebih sering menghabiskan waktu bersama William. Entah saat proses syuting mau pun saat di rumah. Karena memang Eliana dekat dengan William.

   Joe tidak bisa marah pada Eliana ataupun William. Mengingat berkat Williamlah akhirnya ia bertemu dengan Eliana. Saat itu William mengenalkan Eliana pada Joe. Eliana ketika itu baru masuk agency yang sama dengan Joe dan sedang menjalani trainee. William meminta Joe untuk menjaga Eliana dan mengawasinya. Sejak saat itulah Joe dan Eliana akhirnya menjadi dekat satu sama lain dan memutuskan untuk menjalin hubungan secara diam diam.

   Joe memeluk tubuh Eliana, ia mengecup puncak kepala Eliana dengan lembut. Hal ini membuat Eliana terasa nyaman.

   “Tenanglah, pihak agency pasti akan mengurus ini semua. Maafkan aku jika selama ini selalu tidak ada waktu untukmu. Tadi siang ponselku mati ketika aku sedang pemotretan untuk majalah.”

   “Tidak apa apa, Joe. Terima kasih karena sudah datang malam ini.”

   Baru saja Joe ingin mengecup bibir Eliana, bel rumah Eliana berbunyi. Joe membuka pintu untuk mengetahui siapa yang datang.

   “William ..."

   “Ah, tenyata kau datang, Joe. Aku hanya khawatir dengan Eliana setelah membaca berita itu. Apa ia baik baik saja?” tanya William canggung.

   “Kau tidak perlu khawatir, ia sudah tidak apa apa. Silahkan masuk.”

   “Tidak, aku hanya ingin tahu saja. Baiklah aku permisi."

   William langsung meninggalkan Joe begitu saja. Joe menatap punggung William dengan tatapan sinis. Hubungan keduanya sebelumnya memang baik baik saja. Tapi sejak Joe memberitahu William bahwa ia sedang berkencan dengan Eliana, William agak sedikit dingin pada Joe dan menjauh secara perlahan.

***

   “Apa kau yakin akan pulang sekarang, Joe?” tanya Eliana yang terbangun begitu Joe beranjak dari ranjangnya. Eliana melihat Joe yang sudah siap dengan mantel hitamnya.

   “Iya, aku harus pulang sekarang, El! Pagi ini aku ada jadwal pemotretan dan siang ini bukankah kita memiliki jadwal syuting,” jawab Joe sambil memakai topinya.

   Eliana bangkit dari tidurnya, ia mengecup lembut bibir Joe.

   “Hati hati di jalan, baby!” bisiknya lembut. Hal itu membuat Joe tersipu malu, ia membalas Eliana dengan sebuah pelukan hangat.

   “Jangan pernah ragu untuk menceritakan apapun padaku, ok?!”

   Tiba tiba ponsel Eliana berdering, tertera nomor tidak dikenal disana. Eliana tak berani mengangkat panggilan itu, akhirnya Joe yang mengangkatnya.

   "Wanita murahan! pergi kau dari dunia ini! jika kau berani melukai William kami, kami akan membunuhmu?" teriak seorang wanita. Saking besarnya suara wanita itu membuat Joe harus menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

   "Siapa kau?!" tanya Joe.

   "Kau tidak perlu tahu aku siapa, kau sendiri siapa? Ah, kau pasti client wanita murahan itu ya?! Hahaha dasar jalang!"

   "Teruslah kau berkata seperti itu, aku sudah merekam semuanya. Tunggu polisi datang di rumahmu ya!"

   Klik!

   Joe langsung mematikan ponsel Eliana, ia menghela napasnya kesal. Eliana hanya bisa terdiam melihat Joe yang sedang kesal.

   "S ... Siapa Joe?" tanyanya terbata.

   "Tidak penting, sekarang kau harus selalu menutup dan mengunci pintu rumahmu rapat rapat. Kau harus selalu berhati hati. Juga, jangan terima apapun dari orang asing!" perintah Joe mengingatkan. Karena memang posisi Eliana sedang tidak aman sekarang.

   "Aku takut, Jo"

   "Selama kau mengikuti ucapanku, kau akan baik baik saja, El. Haruskah aku meminta saudaraku untuk tinggal di sini menemanimu?"

   "Tidak! Sepertinya aku masih bisa mengurus semuanya sendiri. Aku akan meminta pihak appartment memperketat pengamanan di bawah. Seperti katamu, aku akan baik baik saja, kan?"

   Joe tak mengatakan sepatah katapun, ia memeluk tubuh Eliana dan mengecup keningnya. 

   "Beritahu aku jika ada sesuatu terjadi."

   "Baiklah, Joe," jawab Eliana sambil membalas pelukan hangat dari kekasihnya itu.

   Sebelum akhirnya Eliana mengantar Joe hanya sampai depan pintu rumahnya. Karena takut ada yang melihat Eliana di sana. Joe langsung bergegas menuju mobilnya yang terparkir di basement.

   Begitu sampai di dalam mobil, Joe menyaksikan pemandangan yang tak seharusnya ia lihat. Ia melihat William dan seorang wanita tengah berciuman di dalam sebuah mobil yang terparkir tepat di depan mobilnya. Walaupun kondisi di dalam basement cukup gelap dan juga kaca mobil William yang gelap. Namun Joe dapat melihat sedikit bayangan William dengan seorang gadis dari dalam mobil itu.

   Terlebih lagi, Joe tahu kalau itu adalah mobil William karena Joe hapal nomor belakang plat mobil William. Joe tidak dapat melihat dengan jelas siapa wanita yang bersama William. Joe yakin itu bukan Angela, karena yang Joe ingat rambut Angela tidak berwarna coklat kemerahan. Tidak mungkin Angela mengganti warna rambutnya secepat itu. Joe lalu mengeluarkan ponselnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status