Share

305). Terus Terang

***

"Minum dulu."

Aludra menyodorkan segelas es jeruk yang baru saja dibawa Bi Minah pada seorang perempuan yang kini duduk di depannya—memasang raut wajah serius.

"Enggak butuh minum, butuhnya penjelasan," ketus perempuan di depan Aludra.

Aludra mendongak. "Penjelasan apa?" tanyanya.

"Penjelasan apa?" tanya perempuan tersebut—mengulang ucapan Aludra. "Menurut kamu, telepon pagi tadi enggak butuh penjelasan, apa? Nangis-nangis telepon Kakak terus putusin telepon gitu aja. Ditelepon balik, malah enggak aktif."

"Kamu pikir, itu enggak bikin panik?"

Alula. Tentu saja perempuan yang duduk di depan Aludra dengan wajah seriusnya adalah Alula.

Dia yang semula berniat pergi ke Bandung besok pagi, langsung memajukan jadwal kepergiannya menjadi sore ini setelah pukul satu siang tadi meminta izin pulang lebih awal.

Dan satu-satunya alasan Alula mempercepat semuanya tentu saja telepon dari Aludra tadi pagi. Mendengar adiknya menangis tanpa tahu sebab yang jelas, Alula tak enak hati.

Selama di kan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
nah bener ra pake hati lula
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
alula dah baik beneran ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status