Home / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 265. Cinta Sejati

Share

Bab 265. Cinta Sejati

Author: Silvania
last update Huling Na-update: 2025-07-16 21:43:25

"Ya, aku rasa kita perlu berada di tempat pertama kita menjalani kebersamaan kalau ingin aku cepat kembali mendapatkan ingatanku."

Suara Arnold terdengar mantap, namun lembut, mengalir bersama harapan yang mulai tumbuh di dadanya.

Dengan langkah perlahan dan mantap, Arnold menghampiri Emily yang sedang duduk di sisi tempat tidur. Ia duduk di sampingnya, lalu mengangkat tangan dan mengusap pipi Emily dengan penuh kelembutan. Matanya menatap dalam, seolah ingin membaca isi hati wanita yang kini menjadi poros hidupnya.

"Apa kau keberatan?" bisiknya, sambil melingkarkan lengannya ke pinggang Emily dan menyandarkan dagunya di pundaknya.

Emily tak langsung menjawab. Ia menghela napas, menatap kosong ke arah lantai, lalu berkata pelan, "Kalau aku keberatan, apa kau akan mengubah rencanamu? Apa menurutmu kita memang perlu ke sana?"

Pertanyaan itu membuat Arnold terdiam. Ia memang yakin, rumah lama mereka menyimpan banyak memori yang bisa membantu proses pemulihannya. Tapi ia lupa, bahwa rumah
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 267. Apa Boleh Menikah Lagi?

    Sinar matahari menyusup lembut melalui celah horden, memantulkan cahaya keemasan yang hangat ke seluruh ruangan. Emily menggeliat pelan di atas kasur, mencoba mengusir rasa kantuk yang masih menempel. Begitu matanya terbuka, kesadarannya langsung terarah pada satu hal—Cassie. Jantungnya berdetak lebih cepat, ia segera menoleh dan mendapati pemandangan yang membuatnya terdiam haru.Arnold, suaminya, tertidur di kursi dengan posisi sedikit membungkuk, kedua tangannya memegangi sisi box bayi, seolah memastikan Cassie aman sepanjang malam. Entah jam berapa Arnold akhirnya menyerah pada rasa kantuk, yang jelas dari lingkar gelap di bawah matanya, dia menjaga Cassie semalaman. Emily tahu, setiap kali Cassie haus atau rewel, Arnoldlah yang bangun terlebih dahulu, lalu membangunkannya hanya saat benar-benar dibutuhkan.Arnold adalah sosok ayah yang siaga, penuh perhatian, dan itu membuat Emily tak kuasa menahan haru. Air mata kebahagiaan jatuh begitu saja dari sudut matanya. Hatinya berdesir

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 266. Menjaga Cassie

    Tangis Cassie yang nyaring memecah keheningan malam, menginterupsi momen romantis yang tengah menghangat di antara Emily dan Arnold. Emily berusaha bangkit dari sofa, namun tubuhnya tampak lelah dan sedikit kesulitan karena waktu sudah larut. Arnold segera menahan tangannya dengan sigap dan lembut.“Biar aku saja,” ucapnya pelan, namun penuh perhatian.Tanpa menunggu lagi, Arnold melangkah menuju box bayi yang berada di sudut kamar. Ia membungkuk dan mengangkat Cassie dengan penuh hati-hati, seolah tengah menyentuh sesuatu yang rapuh dan berharga. Tatapannya langsung melembut saat melihat putrinya menggeliat dan terus menangis sambil mengisap jempol kecilnya."Anak kita haus," gumamnya lirih, mata cokelatnya tak bisa lepas dari sosok mungil itu.Cassie bergerak gelisah di pelukannya. Emily sudah bersiap dengan posisi duduk yang nyaman di ujung sofa. Ketika Arnold menyerahkan putrinya, Emily menyambut dengan hangat, menggendong Cassie erat dalam dekapannya.Dengan cepat, Cassie mulai

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 265. Cinta Sejati

    "Ya, aku rasa kita perlu berada di tempat pertama kita menjalani kebersamaan kalau ingin aku cepat kembali mendapatkan ingatanku."Suara Arnold terdengar mantap, namun lembut, mengalir bersama harapan yang mulai tumbuh di dadanya.Dengan langkah perlahan dan mantap, Arnold menghampiri Emily yang sedang duduk di sisi tempat tidur. Ia duduk di sampingnya, lalu mengangkat tangan dan mengusap pipi Emily dengan penuh kelembutan. Matanya menatap dalam, seolah ingin membaca isi hati wanita yang kini menjadi poros hidupnya."Apa kau keberatan?" bisiknya, sambil melingkarkan lengannya ke pinggang Emily dan menyandarkan dagunya di pundaknya.Emily tak langsung menjawab. Ia menghela napas, menatap kosong ke arah lantai, lalu berkata pelan, "Kalau aku keberatan, apa kau akan mengubah rencanamu? Apa menurutmu kita memang perlu ke sana?"Pertanyaan itu membuat Arnold terdiam. Ia memang yakin, rumah lama mereka menyimpan banyak memori yang bisa membantu proses pemulihannya. Tapi ia lupa, bahwa rumah

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 264. Kembali Ke Rumah Lama

    Nyonya Ruby langsung memeluk putra kesayangannya dan mencium pipinya berkali-kali, seperti ingin memastikan bahwa ini semua bukan mimpi. Wajahnya yang tadi lelah kini bersinar terang, penuh kelegaan dan cinta yang tumpah ruah."Arnold, anakku…" ucapnya lirih, jemarinya gemetar saat mengusap lembut kedua pipi Arnold. "Maafkan Mama, Nak. Mama dijebak oleh Giselle. Dia bilang kedua orang tuanya sakit keras dan ingin bertemu dengan Mama. Itulah kenapa Mama pergi ke New York."Suara Nyonya Ruby bergetar, matanya kembali digenangi air mata. Jelas terlihat penyesalan mendalam dari wanita itu. Ia menggigit bibirnya menahan emosi. Giselle sudah mengatur semuanya dengan licin dan kejam demi memuluskan rencananya. Tapi untunglah, Arnold—putra kesayangannya—tidak bisa dikendalikan olehnya.Arnold hanya menatap ibunya dengan lembut. Ia mengangguk kecil, mencoba memahami walau pikirannya belum sepenuhnya pulih."Apa kau ingat Mama, Sayang?" tanya Nyonya Ruby, suaranya setipis bisikan harapan.Arnol

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 263. Kepingan Puzzle

    Setelah selesai membayar, Arnold keluar dari toko sambil tersenyum tipis. Langkahnya ringan, dan ada secercah kehangatan yang menetap di hatinya. "Pemilik toko kue ini bahkan ingat dengan jelas kebiasaanku," gumamnya pelan sambil menatap kotak cheesecake yang dibungkus rapi di tangannya. Sentuhan nostalgia yang samar terasa menelusup, membuat pikirannya sedikit bimbang tapi juga penuh harap. Setibanya di rumah sakit, Arnold tak membuang waktu. Ia segera bergegas menyusuri lorong rumah sakit, membawa cheesecake itu seakan membawa sekotak kenangan yang baru saja ia temukan kembali. Tapi kali ini, bukan Cassie, putrinya, yang paling ingin ia temui—melainkan istrinya. Emily. Ada sesuatu yang berbeda. Ada tarikan di dadanya, semacam rindu yang tak bisa dijelaskan. Sesampainya di depan kamar perawatan, Arnold melihat pintu ruangan sudah terbuka. Ia mengetuk pelan dua kali, hanya sebagai formalitas sebelum melangkah masuk. Matanya langsung menyapu seluruh ruangan. Beberapa perawat seda

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 262. Cheesecake

    "Aku tidak mempunyai kesan apa pun, Robert," desah Arnold pelan, menatap kosong ke arah lantai kayu yang mengilap di bawah kakinya."Saya mengerti, Tuan. Dan pastinya itu sangat berat," jawab Robert dengan nada empati yang tulus.Arnold menyerahkan kembali ponsel milik Robert, lalu menekan pelipisnya. Kepalanya mulai berdenyut hebat, terlebih saat ia memaksa otaknya untuk menggali memori yang hilang entah ke mana. Seperti menggenggam pasir, semakin erat ia mencoba menggenggamnya, semakin cepat semuanya menghilang."Oh iya, kemana orang tuaku? Aku belum bertemu dengan mereka," tanyanya tiba-tiba, mencoba mengalihkan pikirannya dari rasa frustasi.Pertanyaan itu menyisakan kekosongan lain di hatinya. Sejak sadar dan pulang ke rumah, tidak ada satu pun wajah orang tua yang muncul di hadapannya. Aneh, pikirnya. Seharusnya mereka adalah orang pertama yang datang menjenguk."Nyonya Ruby ke New York, sedangkan Tuan William ada di rumah. Beliau sakit," jawab Robert hati-hati."Ruby dan Willia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status