Share

Bab 77. Berjuang

Penulis: Silvania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-18 14:03:32

Emily menunduk dalam, dia meremas kedua tangannya sambil mengutuki dirinya sendiri. Kenapa salah terus di mata Tuan Arlen, batinnya.

"Jalan, Pak!"

Mobil bergerak perlahan. Arlen membuang pandangannya, menatap ke luar jendela dengan ekspresi sulit ditebak, sementara Emily menarik napas pelan. Udara di dalam mobil terasa sesak, bukan karena sempit, melainkan karena kehadiran pria itu yang begitu menekan. Bahkan untuk bernapas saja, rasanya sulit saat berada di samping Tuan Muda Arlen.

Seharusnya, dia tetap tinggal di rumah Nyonya Audrey. Seharusnya, dia tidak menerima tawaran Arlen. Namun, semuanya sudah terjadi. Penyesalan tak akan mengubah keadaan. Kini, Emily harus menerima konsekuensi dari keputusannya.

Saat memasuki perbatasan, jalan yang biasanya lancar tiba-tiba macet. Orang-orang ramai berdiri di pinggir jalan, beberapa terlihat sibuk mengobrol, sementara yang lain berusaha mengintip ke depan.

"Ada apa, Pak?" tanya Arlen, menengok ke depan.

Emily ikut menoleh, rasa p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 279. Hadiah Terbaik

    Setelah memarkirkan mobilnya di area parkir khusus yang masih sepi, Arnold turun terlebih dahulu. Dengan gerakan lembut dan penuh perhatian, ia memutar mengelilingi mobil lalu membukakan pintu untuk Emily. Senyum hangatnya menyambut istri dan putri kecil mereka yang tertidur lelap dalam pelukannya. Cassie, yang sempat terbangun selama perjalanan, kini kembali pulas setelah kenyang menikmati susu siangnya. Napasnya teratur, wajahnya damai, seakan tahu bahwa ia sedang berada di tengah-tengah cinta yang utuh. "Ayo," ucap Arnold pelan sembari mengulurkan tangan. Emily menyambut uluran itu tanpa ragu. Tangan mereka saling menggenggam erat, menyalurkan kehangatan yang tak perlu diterjemahkan dalam kata-kata. Mereka melangkah bersama, menyusuri lorong luas yang membentang di antara deretan toko. Di kanan dan kiri, toko-toko barang branded berdiri dengan gaya arsitektur modern dan minimalis. Etalase-etalase kaca memajang koleksi fashion terkini, perhiasan, tas kulit, dan sepatu dari merek-

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 278. Kejutan Yang Bertubi-tubi

    Kedatangan Arnold sontak membuat semua pelayan yang tadi mengerubungi ruang keluarga langsung kembali ke dapur. Mereka tampak kaget dan sedikit canggung, seolah merasa tertangkap basah tengah mengobrol terlalu santai di ruang yang seharusnya tenang. "Arnold!" seru Emily riang. Emily mengulurkan tangannya ke arah suaminya. Ia duduk manis di sofa, dikelilingi buket bunga warna-warni yang memenuhi seisi ruangan dengan aroma harum yang menenangkan. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela kaca besar menyinari wajahnya yang berseri. Arnold berjalan melewati deretan bunga-bunga yang sangat cantik—buket mawar merah, lily putih, dan baby breath dalam vas kristal—semuanya tampak sempurna, tapi tidak lebih memukau dari dua orang kesayangannya yang tentu tak kalah cantik: Emily dan Cassie. Emily bergeser ke samping agar Arnold bisa duduk di sampingnya. Tanpa berkata banyak, Arnold menyambut tangan istrinya dan mengecup pipi Emily yang merona malu. "Selamat ulang tahun, sayang," ucapnya le

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 277. Kejutan Ultah Emily

    “Cassie, hari ini hari ulang tahun Mommy-mu. Bagaimana kalau kita memberinya kejutan?” bisik Arnold pelan di telinga putrinya yang tengah berbaring di pelukan. Bayi mungil itu hanya mengedipkan mata seolah tidak mengerti, namun senyuman kecil yang terbit dari bibirnya membuat Arnold merasa seakan Cassie setuju dengan rencana kecilnya.Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Emily masuk dengan membawa nampan di tangannya. Aroma masakan sarapan yang masih hangat langsung memenuhi ruangan.“Apa dia menangis, Sayang?” tanya Emily sambil melirik Cassie.“Tidak, Cassie-ku sangat pintar,” jawab Arnold sambil mengusap pipi tomat sang putri dengan penuh kasih sayang.Emily tersenyum, hatinya selalu luluh melihat Arnold yang kini semakin manis sebagai seorang ayah. Namun, senyum itu sedikit pudar saat Arnold tiba-tiba berkata, “Emily, aku akan pergi keluar kota siang ini. Dan baru pulang besok sore.”Emily terkejut, langkahnya terhenti. “Kok mendadak?”Arnold menghela napas, mencoba memberi penjelasan s

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 276. Hanya Maut Yang Memisahkan

    Emily tidur pulas di sofa, tubuh mungilnya meringkuk dengan wajah damai. Rambutnya tergerai lembut di atas bantal kecil, napasnya terdengar teratur, seakan semua lelah yang ia simpan selama ini terhapus untuk sesaat. Di sisi lain, Arnold duduk di balkon, menatap langit senja yang perlahan berubah gelap. Jemarinya menggenggam rokok yang sudah setengah terbakar, asapnya melayang perlahan terbawa angin. Ada kebahagiaan yang sulit ia jelaskan dengan kata-kata. Semua terasa begitu lengkap: Emily, Cassie, dan rumah kecil yang kini kembali terasa hangat. Namun, di tengah kebahagiaan itu, ingatannya melayang pada satu momen yang selalu menghadirkan sesal: saat putrinya lahir. Ia tidak bisa menemani Emily melalui proses melahirkan yang penuh perjuangan. Ada rasa hampa di dadanya setiap kali ia mengingat wajah lelah Emily saat pertama kali menimang Cassie sendirian. Arnold mengembuskan asap rokoknya perlahan, seakan ingin meluruhkan rasa sesal itu bersama udara malam. “Aku janji tidak akan pe

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 275. Rindu Semuanya

    Emily terdiam sejenak, matanya menatap dalam ke mata Arnold. Dalam sorot mata itu, ia melihat kerinduan yang tak terucap, juga cinta yang selama ini menguatkan mereka berdua. Arnold kemudian menariknya perlahan duduk di pangkuannya, membiarkan Emily menyandarkan kepala di bahunya. “Aku rindu semua ini,” gumam Arnold lirih. Jemarinya mengusap punggung Emily, menyisir helai rambutnya yang jatuh di bahu. “Rindu suaramu, rindu pelukanmu, rindu saat kita hanya berdua.” Emily menghela napas, tubuhnya melunak dalam dekapan Arnold. “Aku juga rindu… tapi aku takut kalau kau memaksakan diri. Luka di bahumu belum benar-benar pulih.” Arnold tertawa lirih, meraih wajah Emily dengan kedua tangannya. “Kalau luka ini bisa sembuh dengan pelukanmu, aku akan memelukmu sepanjang malam,” bisiknya sambil menempelkan keningnya di kening Emily. Emily tersipu, matanya berkaca-kaca. Betapa ia merindukan saat-saat seperti ini, ketika mereka bisa saling berbicara dari hati ke hati. Perlahan, ia mulai mer

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 274. Perlu pengaman?

    Selepas kepergian Robert, Arnold kembali ke kamar dengan langkah pelan. Udara di dalam kamar terasa hangat dan tenang, aroma lembut bayi tercium samar bercampur dengan wangi susu. Cahaya lampu tidur menerangi ruangan dengan redup keemasan. Di atas kasur, Emily tampak berbaring miring membelakangi pintu, tubuhnya melengkung lembut, melindungi Cassie yang tengah dipeluknya. Arnold berhenti sejenak di ambang pintu, menatap pemandangan itu dengan senyum tipis. Ada rasa damai menyelinap di dadanya. Ia lalu melangkah perlahan, nyaris tanpa suara, mendekati istrinya. Saat tiba di sisi kasur, ia baru menyadari Emily ternyata tengah memberi ASI pada Cassie. Bayi mungil itu mengisap dengan pelan, kedua tangannya yang kecil menggenggam kain dress ibunya. “Bilang pada Cassie sisakan sedikit untuk Daddy-nya,” ucap Arnold dengan nada menggoda, membuat sudut bibirnya terangkat. Tubuh Emily langsung bergetar menahan tawa. Matanya tak berani menatap Arnold, takut tawanya pecah begitu saja. “Kau ini

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status