Nalla menatap pantulan dirinya di cermin, berkali-kali ia menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, hari ini, dia akan menikah dengan Kenzo,yang ia tahu selama ini adalah kakak kandungnya.
"Lihat La ... kamu sangat cantik,"ujar Narra yang pagi ini bertugas merias saudara kembarnya."iyalah cantik copas aku,"seru Narra berbangga diri.
Nalla tersenyum tipis dengan candaan Narra, kembali menatap pantulan dirinya di cermin, dia memang terlihat cantik,dengan hanya memakai kebaya yang sama yang mama Kalya gunakan saat akad pernikahan mama dan papanya dulu.
Ya tidak ada pesta pernikahan, mereka hanya melakukan akad nikah yang hanya di hadiri kakek Abimanyu dan nenek Nabila serta para pembantu di rumah itu.
Bahkan saksi pernikah
Nalla memasuki kamarnya,masih berdiri di balik pintu, ia langsung menatap tangannya, jantungnya berasa berdegup begitu kencang seakan ingin lepas dari dadanya."Aku kenapa?"gumamnya.Mengingat kembali tatapan Kenzo padanya,pipinya serasa memanas."Aku ... lebih baik mandi saja."Sementara di ruang keluarga, Narra masih asik berceloteh dengan kakek dan neneknya."Kemarin ada yang antar Narra ke rumah, ganteng tinggi putih,"celetuk nenek Nabila."Oh ya, apa anak mama sudah mulai move on nih dari Arjuna?"goda mama Kalya"Ih Nenek, apaan sih, cuma teman, lagian Zavin itu baru kenal beberapa bulan."
Nalla menatap ruangan yang baru saja ia masuki, ada sebuah sofa kecil berwarna abu-abu yang hanya muat untuk dua orang dewasa, sebuah meja bundar kecil di sisinya,serta karpet bulu berwarna abu-abu tua yang langsung menghadap televisi 31" di dinding depannya.Melihat ke dalam lagi, rupanya langsung terhubung dengan meja makan pembatas dapur dengan dua kursi ala cafe.Nalla melangkahkan kakinya masuk lebih ke dalam, hanya ada dapur kecil dengan sebuah kulkas kecil di sana."Kakak pikir hanya akan tinggal sendiri di sini La,jadi ya semuanya serba minimalis,"ujar Kenzo.Nalla hanya menatap pria bertatus suaminya itu. Ya, Nalla memutuskan untuk ikut tinggal di apartemen Kenzo 2 hari lalu, dan setelah mendapat izin dari mama dan papanya, h
Zavin menghentikan mobilnya di depan rumah Narra, lalu ia menoleh ke samping,ternyata gadis cantik di depannya tengah terlelap.Pemuda itu menatap Narra lekat, ia tersenyum sambil menyingkirkan poni gadis itu ke belakang telinganya."Dia agak mendengkur."gumamnya menahan senyum.Lalu Zavin menoleh ke jam di tangannya."Jam 5."Lalu ia mengambil ponselnya dan membukan salah satu sosial media."Benarkan dia sedang Live."gumamnya lalu memasang headset ke telinganya.Zavin tersenyum dan sesekali tertawa dengan apa yang tengah di tontonnya."Dia tetap saja ceroboh."Sementara Narra
Kenzo memasuki kamarnya, di lihatnya rupanya Nalla belum tidur.Istrinya itu sedang duduk di ranjang dan membaca sebuah buku."La ....""Iya Kak.""Ini kamu belum minum susu sama vitamin,"ujar Kenzo sambil menyerahkan segelas susu hamil dan juga botol vitamin.Nalla memasang wajah menolaknya."Kak tidak mau, enek!"Kenzo menghela nafasnya lalu duduk di depan Nalla."La ... demi bayi kita sehat.""Ck ....""Ayo ... ini vitaminnya ... aak!"Nalla akhirnya terpaksa membuka mulutnya lalu menerima sebutir kapsul dari tangan Kenzo ke mulut
Nalla mengerjapkan matanya,lalu menutup matanya dengan telapak tangannya karena cahaya dari mentari pagi yang mulai menembus celah tirai jendela balkon kamarnya."Sudah jam berapa ini?"gumamnya, lalu ia berbalik dan meraba tempat Kenzo semalam."Kak Kenzo,"gumamnya."di mana dia?"Nalla bangkit, melihat ke sekelilingnya, tak ada Kenzo di manapun, lalu ia melihat jam di atas nakas."Jam 7 ... aku kesiangan."Nalla bangkit lalu turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.Beberapa saat kemudian, Nalla keluar kamar.Srengg.... Srengg....
Narra masuk ke kantin, dia sudah merasa lapar karena tadi pagi tidak sempat sarapan karena ia bangun kesiangan. "Mba ... basonya satu ya, sama ketupat satu juga terus minumnya es jeruk pilih yang asam ya jeruknya." "Baik neng." Narra memindai ke sekelilingnya, ia melihat jam di tangannya lalu mengambil ponselnya sekedar untuk memantau sosial medianya. "Tumben suka yang asam-asam, jangan-jangan ada yang ngidam juga nih,"celetuk seseorang di samping Narra di susul beberapa bisik-bisik yang mulai mengusiknya. Narra benar-benar menahan rasa sabarnya yang mulai menipis itu. "Eh Ra ... jadi adik kamu itu gimana kabarnya? Ada yang ma
Nalla menatap mata Kenzo yang semakin dekat dengan wajahnya."Kak,"lirih Nalla takut.Kenzo memejamkan matanya, ia melepas cengkraman tangannya pada lengan Nalla lalu berbalik menuju lemari untuk mengambil sesuatu."Ini ... kamu lihat ini ... apa ada kakak adik yang memiliki buku pasangan ini?Ingat La, aku sekarang suami kamu, kamu istri aku, stop mengingat aku sebagai kakak kamu."Nalla menggeleng."Bukan itu maksudku, tapi ...,""Tapi apa? "Kenzo memicingkan matanya menatap Nalla."oh, atau kamu suka sama Zaki, bukankah waktu itu kalian sempat dekat."Lagi Nalla menggeleng."Bukan kak ... tapi,"ujar Nalla ragu untuk melanjutkan kalim
Nalla menatap mata Kenzo yang semakin dekat dengan wajahnya."Kak,"lirih Nalla takut.Kenzo memejamkan matanya, ia melepas cengkraman tangannya pada lengan Nalla lalu berbalik menuju lemari untuk mengambil sesuatu."Ini ... kamu lihat ini ... apa ada kakak adik yang memiliki buku pasangan ini?Ingat La, aku sekarang suami kamu, kamu istri aku, stop mengingat aku sebagai kakak kamu."Nalla menggeleng."Bukan itu maksudku, tapi ...,""Tapi apa? "Kenzo memicingkan matanya menatap Nalla."oh, atau kamu suka sama Zaki, bukankah waktu itu kalian sempat dekat."Lagi Nalla menggeleng."Bukan kak ... tapi,"ujar Nalla ragu untuk melanjutkan kalim