Narra tengah mengaduk minuman jahe di dapur di bantu asisten rumah tangganya.
"Udah gini aja Bi? "tanya Narra
"Iya Non, cukup. "
Narra menghela nafasnya."Kasihan Nalla muntah-muntah sampai lemes gitu,"gumam Narra.
"Haaahhhh ... Narra jadi merasa bersalah banget, coba dulu Narra tidak pergi ke rumah kak Juna, pasti semua tidak akan seperti ini. "
"Semua sudah takdir Non, dan semua pasti akan baik-baik saja."
"Iya Bi, apalagi sekarang Nalla sama Kak Kenzo terlihat saling cinta Bi, ah bikin Narra baper. "
"Iya Non, den Kenzo romantis banget sama non Nalla, semalam bibi lihat den Kenzo
Narra tengah memakai sepatunya, lalu berdiri dan kembali mematut penampilanya di cermin."Mau Kemana Ra? "Narra menoleh, iapun tersenyum pada saudara kembarnya. "Mau ke bandara jemput Zavin. ""Jemput, emang tidak ada taksi? "Narra tampak berfikir."Iya ya, kenapa dia minta di jemput?"Nalla tersenyum lalu merangkul bahu kembarannya itu."Sepertinya dia beneran suka sama kamu deh Ra. "Blush... Narra mengulum senyumnya, pipinya langsung merona "Mm ... kayaknya enggak deh La,"ujar Narra mengingat ada beberapa hal yang Zavin,seperti memiliki hal yang begitu ia rahasiakan darinya,bahkan kadang pria itu akan sangat marah saat ia menyentuh barang yang mungkin penting baginya."Kok melamun?"tanya Nalla."Ah, mm ... enggak."Nalla duduk di ranjang."Cerita Ra, seperti dulu,kamu selalu cerita apapun sama aku."Narra menghela nafasnya, lalu duduk di sebelah saudari kembarnya."Zavin baik banget sama aku, dia juga penge
Narra menatap wanita cantik di depannya, ia semakin gugup ketika wanita itu memeluk lengan Zavin di depannya"Hallo, kamu Narra ya?"Zavin tersenyum."Ra ... kenalkan dia mommy aku. "Ragu-ragu Narra menatap Zavin sesaat, lalu menatap wanita cantik yang Narra fikir lebih cocok sebagai kakak dari Zavin alih-alih ibu pemuda itu."Na ... Narra ... Aunty ... ,"jawab Narra gugup, ia tak tahu kenapa dia menjadi gugup seperti ini."Owh, manisnya. "Tiba-tiba Narra menatap Zavin saat tubuhnya di peluk oleh wanita yang Zavin kenalkan sebagai mommy Zavin itu."Panggil mommy juga ya, mommy Gaby,"ujar mommy Zavin sambil melepas pelukannya dan mengusap pipi Narra."ah cantik sekali ... dia mirip mommy waktu muda Vin.""I ... iya aun ... eh ... Mom-my."Narra benar-benar tak menyangka jika ia akan bertemu dengan ibu dari Zavin hari ini,Zavin bahkan tak pernah membicarakannya sebelum ini."Yuk kita pulang,"ajak mommy Gaby sambil menggande
Narra terus berlari keluar dari kamar Zavin, entah bagaimana perasaannya kini, yang jelas ia takut jika ia akan terbawa perasaan dan berujung kecewa lagi.Dulu dia juga begitu, terbawa perasaan akan manisnya sikap Arjuna padanya, tapi apa? Pada akhirnya dia harus menelan pil pahit, perasaan Arjuna tak sama dengannya, Arjuna justru mencintai Nalla.Dan soal Zavin, jujur dia ingin menepis perasaan yang mulai muncul karena sikap pria itu padanya, ia tak mau hal yang sama terulang lagi. Ia merasa jika Zavin memiliki hal yang ia sembunyikan darinya."Jangan sentuh pulpen itu Ra."Masih Narra ingat ekspresi kesal Zavin saat ia hanya menyentuh sebuah pulpen di atas meja belajar Zavin di apartemen,hanya satu pulpen yang tak boleh di sentuh olehnya.Karena itu, Narra pikir benda itu adalah benda penting, mungkin milik kekasih pria itu."I ... Ini... Aduh mana pintu keluarnya sih? "Bingung Narra saat ia masih berlari-lari di dalam rumah besar
Kenzo tersenyum mendengar cerita Nalla yang kini duduk di depannya, mereka baru saja selesai makan malam dan saat ini tengah menonton tv di ruang keluarga sambil Nalla menikmati biskuit dan susu hamilnyaSesekali Kenzo membelai perut Nalla yang sudah sedikit membuncit. "Lusa aku tidak ada kuliah, kita usg yuk,aku ingin sekali melihat anak kita sudah seperti apa,"ujar KenzoNalla mengangguk cepat."Ayo kak.""Kira-kira anak kita lebih mirip siapa ya? Aku atau kamu?"Nalla mengerutkan keningnya lalu menggeleng."Tidak tahu.""Semoga kalau perempuan mirip kamu, cantik. Kalau laki-laki mirip akulah, tampan. "Lagi dengan cepat Nalla menga
Nalla menutup bukunya,lalu menata beberapa buku di depannya"Minggu depan latihan ulangan ya La ....""Iya bu, makasih untuk hari ini,"ucap Nalla pada guru pembimbingnya yang datang ke rumah setiap 3 hari sekali."Sama-sama La, kamu anak pintar sayang kalau sampai harus putus sekolah."Nalla hanya tersenyum tipis, lalu memainkan pulpen di tangannya, dia termasuk beruntung karena papa dan mamanya bisa mengupayakan agar dia tetap bisa sekolah meski melalui home schooling, tapi bagaimana jika apa yang di alaminya juga di alami orang lain, hamil di luar nikah.Bukan hanya edukasi pentingnya menghindari pergaulan bebas, tapi penting juga mendampingi korban pelecehan seksual apa lagi yang
"Apa benar jika kak Kenzo terpaksa untuk bertanggung jawab padaku?"lirih Nalla di sela tangisnya."Hiks ...."Kenzo yang sudah berdiri di belakang Nalla hanya bisa mengepalkan tangannya, entah apa yang sudah di katakan oleh kakak beradik itu pada Nalla hingga istrinya itu bisa menangis seperti itu.Tak tahan melihat kerapuhan istrinya, Kenzo mendekat lalu memeluk istrinya"Eh ...."Buru-buru Nalla menghapus air matanya."Kak ... Kak Kenzo ....""Iya sayang, ini aku ... suamimu. "Nalla mengatur nafasnya, lalu melepas pelukan Kenzo padanya dan memberanikan diri menatap Kenzo sendu."K
Zavin menghentikan mobilnya tak jauh dari rumah Narra,Teringat kembali apa yang Kenzo katakan padanya tadi."Tolong jika pada akhirnya kalian berpisah, berpisahlah baik-baik,agar Narra tak kecewa dengan yang namanya cinta."Zavin menenggelamkan wajahnya pada kemudi.'Ya Tuhan, apa keputusanku salah?'batin Zavin."Zavin, mommy mohon rubahlah isi hatimu, demi mommy sayang."Zavin lalu mengambil ponselnya, menyandarkan punggungnya pada kursi kemudinya,ia menscrol isi ponselnya."Memang apa yang salah dengan apa yang ku rasakan?"gumamnya."Aku tak merugikan siapapun.""Aaarggghh ... sial ...,"kesalnya memukul kemudi di depannya.Narra, gadis cantik yang selalu menampilkan kesan juteknya itu memang menarik perhatiannya sejak pertama mereka bertemu.Narra, membuatnya penasaran,Zavin merasa begitu tertantang untuk melalui hari dengan Narra yang menurutnya begitu rumit, Narra selalu memiliki kejutan untuknya.
Meski hubungan Kenzo dan papa Keano sudah kembali membaik, tapi tetap saja tak merubah kemauan Kenzo untuk mandiri, terbukti dengan seminggu kemudian dia membawa Nalla kembali ke apartemennya."Tidak apa kan kita kembali tinggal di sini?"tanya Kenzo sambil memeluk Nalla dari belakang begitu mereka memasuki apartemen."Hemm ... tapi ini kok sudah bersih?"Kenzo melepas pelukannya lalu menuntun Nalla menuju kamar."Kemarin aku bersihkan."Ceklek... Memasuki kamarnya, Nalla di buat takjub dengan apa yang ada di dalamnya."Ini ...,"ucap Nalla tak percaya, bahkan dia sampai menutup mulutnyaKamar mereka sudah berubah suasana, dinding kamar di rubah yang tadinya berwarna abu-abu sekarang menjadi cantik dengan wallpaper bunga-bunga berwarna pink, Sprei dan tirai juga sama, berwarna baby pink. Lalu ada lemari kecil berwarna putih, juga....Satu benda yang membuat Nalla tak bisa menahan air matanya, ada sebuah box bayi berwarna puti