Share

Membuatmu Rileks

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2023-02-27 21:11:45

Tetap saja Elena merasa risih, namun tidak bisa mencegah Liam saat pria itu sudah menarik turun kemejanya, hingga menampakkan bra Elena yang sama lusuhnya dengan pakaiannya. Liam menarik turun tangan Elena yang menyilang di depan dadanya,

"Jangan pernah menutupi keindahan itu dariku, Wifey. Milikmu sangat indah, aku belum pernah melihat dua bukit seindah ini, padahal belum terbuka semuanya," bujuknya.

"A ... Aku belum ... Jangan!" Elena mencegah tangan Liam yang hendak membuka pengait branya, hingga sebelah alis pria itu terangkat tinggi,

"Jangan? Apa aku tidak boleh mencicipinya? Tadi di mobil kamu mengizinkanku menyentuhnya."

"Ti ... Tidak secara terbuka."

"Astaga ... Kamu bersikap layaknya seorang gadis yang masih suci saja, Wifey. Tidak ada seorang gadis yang mendatangi Club milikku itu. Semua orang tahu kalau Club itu didirikan dengan satu tujuan, saling memberikan kenikmatan sesuai keinginan mereka."

Ya, Elena tahu tempat apa yang ia datangi barusan. Namun selama beberapa hari ini ia aman berada di Club itu, karena ada Finn yang selalu menjaganya dari para pria hidung belang yang berusaha menggodanya. Namun ia baru menyadari sekarang, kenapa Finn tidak mencegah Liam membawa Elena pergi? Biasanya pria itu akan baku hantam dengan siapapun pria yang berusaha mendekati Elena.

Liam memanfaatkan lamunan Elena untuk melepaskan pengait branya, hingga wanita itu tersadar dari lamunannya dan kembali menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya,  "Aku ... Tidak terbiasa," lirihnya.

Perlahan Liam menurunkan kembali tangan Elena, ia menelan salivanya sebelum berkata, "Mulai hari ini, biasakan dirimu untuk selalu terbuka di depanku, Wifey. Aku suamimu, aku berhak melihatmu dalam keadaan apapun, ok?"

Ya, Liam benar. Salah sendiri Elena membiarkan pria itu menyeretnya ke kantor sipil untuk menikahinya tanpa adanya satupun keluarga mereka yang hadir. Ini sama saja menikah di bawah tangan, meski ada akta nikah yang mereka miliki.

Dengan enggan Elena pun mengangguk pelan, ia hanya dapat menggigit bibir bawahnya saat tangan Liam menangkup kedua bukitnya dengan tangannya yang besar. Desahan pelan keluar dari mulut Elena saat mulut Liam sudah melumat salah satu puncak bukitnya. Ribuan kupu-kupu seolah menari-nari di dalam perutnya.

Sementara jantungnya ... Tidak perlu ditanyakan lagi sekencang apa jantungnya berdetak, yang pastinya Liam bisa mendengarnya.

"Aahh Liam ... " desah Elena lagi saat Liam berpindah pada puncak bukit yang satu lagi, dan kali ini pria itu meninggalkan jejak merah di sana, di atas kulit lembut Elena, sementara tangannya mulai menurunkan celana selutut Elena beserta dengan pakaian dalamnya.

"Kenapa lagi, Wifey? Stop dramanya, biarkan aku menyentuhmu," pinta Liam dengan suara serak, gairahnya sudah nyaris tak tertahankan lagi. Namun Elena menggeleng keras, ia masih merasa malu harus berdiri tanpa sehelai benangpun di depan pria asing, yang kebetulan adalah suaminya sendiri.

Setelah mengumpat pelan karena hasratnya yang tertahan, Liam pun mulai menanggalkan satu-persatu pakaiannya hingga sama polosnya dengan Elena. Sorot mata wanita itu seolah terpaku pada bagian pribadi Liam yang telah berdiri tegak. Terlihat besar dan kuat, hingga Elena harus menahan dirinya untuk tidak menyentuh bagian pribadi suaminya itu.

"Aku tidak tahu seperti apa percintaanmu dengan pria sebelumnya. Yang pastinya tidak sampai membuatmu terlihat polos di depannya, karena jelas sekali ini pertama kalinya kamu berdiri tenpa satu helai benangpun di depan seorang pria, ya kan?" tebak Liam.

"I ... Iya." Elena bermaksud membenarkan kalau ini kali pertamanya ia berdiri polos di depan pria. Namun Liam mengira jawaban Elena itu untuk pertanyaan yang lainnya juga, mengenai pria lain yang pernah bersama dengannya sebelumnya.

Liam tertawa hambar saat membayangkan seperti apa percintaan Elena dengan pria asing itu, "Bodoh sekali pria itu!" ejeknya.

'Astaga, pria itu yakin sekali kalau aku pernah berhubungan dengan pria lain sebelumnya!' sungut Elena dalam hatinya. Namun enggan untuk menyanggahnya, biarkan saja pria itu yang akan merasakannya sendiri nantinya.

Kepanikan melanda Elena saat Liam merebahkannya di atas tempat tidur, namun alih-alih menyentuh Elena, pria itu malah menuangkan minuman ke gelas kosong di samping nakas, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam laci nakas dan menuangkannya ke dalam minuman itu,

"Minum ini!" perintahnya.

"A ... Apa ini?" tanya Elena.

"Untuk membuatmu rileks. Aku mengerti mungkin kamu belum bisa menghilangkan bayangan percintaanmu dengan mantan kekasihmu, dan obat ini dapat membantumu untuk melupakannya sejenak," jawab Liam.

Elena hanya terpaku menatap gelas di tangan Liam itu, hingga akhirnya Liam meminumnya setengah, "See? Ini bukan racun. Bukan pula obat perangsang, ini hanya untuk ... Membuatmu lebih rileks"

Elena harus akui kalau saat itu ia memang butuh sesuatu untuk menenangkannya, untuk menekan rasa takutnya karena ini adalah pertama kalinya ia akan berhubungan badan dengan seorang pria. Setelah berkali-kali menghela napasnya, Elena pun mengambil gelas itu dan langsung menenggak habis isinya, lalu menyerahkan gelas yang telah kosong pada Liam.

Pria itu pun tersenyum puas. Setelah meletakkan gelas kosong di meja nakas lagi, Liam mulai memposisikan dirinya di atas Elena, dan Liam benar, Elena tidak lagi merasakan ketakutan dan kepanikan seperti sebelumnya, kini Elena merasa jauh lebih santai.

Liam melepaskan kacamata tebal Elena dan meletakkannya di samping nakas, ia menatap penuh kedua mata istrinya itu, "MInus berapa?" tanyanya.

"Enam," jawab Elena asal. Kenyataannya itu hanyalah kacamata biasa saja, kedua matanya masih normal, tidak minus tidak juga silinder.

"Lain kali kenakan saja lensa kotak, supaya benda konyol itu tidak menutupi mata indahmu ini," pinta Liam.

"Kamu sudah mulai mengaturku di hari pertama pernikahan kita?" keluh Elena dan Liam pun terkekeh pelan,

"Tidak, aku hanya menyarankannya saja. Baiklah kita mulai melakukan malam pertama kita, apa kamu sudah siap?"

Mungkin tanpa minuman apapun yang Liam berikan tadi Elena akan merasakan kepanikan yang luar biasa. Tapi dengan minuman itu, ia sama sekali tidak panik apalagi merasa takut, malah merasa antusias.

"Tidak. Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya. Saat itu aroma khas Liam menyeruak masuk ke dalam lubang hidungnya, dan ia sangat menyukainya.

"Kamu bisa menyentuh apapun yang mau kamu sentuh, Wifey. Aku tidak akan melarangmu," jawab Liam sebelum mendekatkan bibirnya ke bibir Elena untuk berbisik di bibir istrinya itu,

"Aku sangat menginginkanmu, Wifey." Elena belum sempat merespon karena bibir Liam sudah keburu melumat bibirnya, awalnya ringan dan menggoda, sebelum akhirnya dalam dan mendesak.

"Liam aku ... Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Aku ... Aku ingin ... Apapun itu lakukan, Liam," pinta Elena dengan suara parau karena gairahnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Secret - Rahasia Sang Istri   Menikah Untuk Yang Kedua Kalinya (END)

    Pernikahan Liam dan Elena dilangsungkan di salah satu hotel mewah di London. Sesuai dengan keinginan Liam, acara sakral itu diadakan secara tertutup. Tidak ada satu pun awak media yang diundang, bahkan tamu undangan tidak diperkenankan mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabadikan acara itu, atau mereka akan berurusan tidak hanya dengan para bodyguard Foxmoore tapi juga pengawal kerajaan, karena Sang Ratu hadir juga di acara itu.Liam tidak pernah melepaskan rangkulan tangannya di pinggang Elena saat mereka menyapa tamu penting yang hadir, ia tidak peduli jika terlihat terlalu posesif, semua demi wanita yang ia cintai juga calon anak mereka yang tengah berkembang di dalam rahim istrinya."Bagaimana rasanya menikah untuk yang kedua kalinya dengan pria yang sama, El?" tanya Belinda dengan tatapan menggodanya."Rasanya jauh lebih indah yang kedua ini, Belle. Karena kami sudah sama-sama saling mencintai, tidak seperti pernikahan pertama kami yang terjalin karena keputusan impulsif kami sa

  • Secret - Rahasia Sang Istri   Press Conference

    Awalnya Liam mau mengadakan press conference seorang diri, tapi Elena memaksakan dirinya untuk ikut juga dalam press conference itu. Karena ia pun akan menjelaskan juga berita yang tengah panas di berbagai media mengenai dirinya dan Liam.Mereka duduk berdampingan, sementara cahaya kamera berkali-kali menerangi wajah mereka, hingga akhirnya press conference itu dimulai. Liam yang lebih dulu memberikan penjelasannya."Seperti yang sudah kalian ketahui mengenai kejadian tidak menyenangkan di acara After Party, keberadaan saya di sana adalah untuk melindung tunangan saya, Lady Elena, wanita yang sangat saya cintai. Seseorang berniat jahat padanya, yang untungnya saya datang tepat waktu untuk menyelamatkannya," mulai Liam.Elena sungguh terharu, karena Liam mau mengakui perasaannya pada Elena di hadapan banyak wartawan. Mereka pasti akan kembali menjadi trending topik, dan menjadi tajuk utama di berbagai media, baik lokal maupun internasional."Tunangan? Kapan tepatnya kalian bertunangan

  • Secret - Rahasia Sang Istri   Positif

    "Aku hamil?""Ya, Wifey. Gayle sedang membeli alat tes kehamilan untuk lebih memastikannya diagnosa Gemma. Karena tidak mungkin kamu membawamu ke rumah sakit sekarang tanpa menimbulkan skandal baru lagi.""Gemma di sini?""Kamu juga mengenalnya?""Sehari setelah aku kembali ke London, Henry langsung membawaku ke rumah Gemma untuk memastikan aku hamil atau tidak. Tapi saat itu semua alat tes kehamilan menunjukkan kalau aku negatif, pun dengan USG, tidak terdapat kantong kehamilan. Tapi, kenapa sekarang tiba-tiba aku hamil? Apa karena kita melakukannya lagi semalam? Tapi tidak mungkin juga kalau aku langsung hamil kan?" Elena mencecar Liam dengan pertanyaan.Liam merapikan selimut Elena saat menjawab, "Mungkin saja saat itu terjadi kesalahan. Nanti kita tanyakan lagi pada Gemma. Sekarang kamu mau apa? Ada sesuatu yang kamu idamkan?"Elena menggeleng pelan. Ia sedang tidak mengidamkan apapun, ia hanya merasa tersiksa dengan rasa mualnya saja. Lalu tiba-tiba saja Elena duduk saat tering

  • Secret - Rahasia Sang Istri   Biang Masalah

    "Sejujurnya, saya lah pria yang El cium di pesta keluarga anda, My Lord. Skandal yang membuat anda mengusir El keluar dari Mansion anda, yang akhirnya El bertemu dengan saya dan menerima begitu saja tawaran pernikahan dari saya.""Kau! Jadi kau lah biang masalah dari semua ini! Kau yang membawa keburukan untuk El kami!" raung daddy Simon, pada akhirnya amarahnya terlepas juga setelah susah payah ia menahannya demi persahabatannya dengan ayah dari pria yang menghamili putrinya itu."Sebelumnya, saya sudah datang ke London untuk bertemu dengan El, juga memberikan penjelasan pada orang tua El mengenai hubungan kami di Miami. Tapi Henry langsung mendeportasi saya saat itu, jadi kesempatan saya untuk berterus-terang pada kalian hilang begitu saja, karena nama saya telah di blacklist di negara kalian.""Saya pun akan melakukan hal yang sama seandainya saya mengetahui masalahnya lebih dulu. Kau tidak tahu jadi semurung apa El saat kembali ke rumah kami. Tiap hari kami harus melihat raut kese

  • Secret - Rahasia Sang Istri   Siapa Yang Menghamilimu?

    "Sebaiknya kita membawa El ke rumah sakit untuk memastikan diagnosa saya.""Kenapa? Apa ada masalah serius dengan El?" desak mommy Marie."Katakan saja, Gem. Apa diagnosamu itu?" Henry turut serta mendesaknya.Tatapan Gemma kini tertuju pada pria itu, “Henry aku sendiri pun tidak mempercayainya, tapi aku yakin sekali kalau saat ini El sedang hamil.”"Hamil?" tanya semua yang ada di sana, termasuk juga Lord dan Lady Foxmoore."Ya Tuhan, El!" pekik mommy Marie."Bagaimana bisa? El belum menikah dan terlebih lagi tidak memiliki kekasih! Pasti ada yang salah dengan diagnosamu," sangkal daddy Simon."Maka dari itu saya sarankan untuk mendapatkan hasil yang akurat, lebih baik kita membawa El ke rumah sakit. Atau adakah di antara kalian yang bisa pergi keluar untuk membeli alat tes kehamilan?""Tunggu dulu, kalau memang benar El hamil, lalu siapa ayah dari janin di dalam kandungannya itu? Selama ini El tidak dekat dengan pria manapun kecuali ... "Mommy Marie tidak berani melanjutkan, terl

  • Secret - Rahasia Sang Istri   Elena Hamil?

    "Aku pun demikian, Dad. Jadi tenang saja, aku sudah menyiapkan hukuman yang teramat pedih untuk pria itu di selnya nanti," jelas Henry. Ia telah membayar seseorang untuk memastikan pria itu hanya tinggal nama dalam beberapa hari ini."Bagus! Itu baru calon Duke of Foxmoore!" puji daddy Simon."Tapi bagaimana kita akan menjelaskan pada masyarakat yang sudah kadung melihat foto-foto El di pesta itu yang sudah disebar berbagai media? Juga foto saat seorang pria membawa El masuk ke dalam mobilnya?""Untuk pria yang membawa El masuk ke dalam mobilnya, anda tidak perlu mencemaskannya, My Lady. Karena pria itu adalah aku. Dan aku sudah menyiapkan konferensi pers untuk memberikan penjelasan atas kejadian itu. Aku akan memulihkan kembali nama baik Elena," jelas Liam, ia menahan dirinya untuk tidak meraih tangan Elena untuk meremasnya, atau menarik tubuh Elena agar bersandar padanya.Dari yang Liam lihat, orang tua Elena belum mengetahui hubungan mereka. Jadi Liam tidak bisa begitu saja memprok

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status