Share

40. Kehangatan Sebuah Desa

Kepulan asap membubung naik. Riak air itu kini tak lagi bergerak tenang. Bergetar. Berguncang. Beberapa letupan kecil semakin bertambah seiring dengan waktu yang terus berjalan. Tak lama, air di dalam belanga itu pun akhirnya mendidih sempurna. Bergegas, dua orang perempuan langsung memasukkan beberapa jenis sayuran sekaligus.

“Ini adalah tempat yang biasa kami gunakan untuk memasak,” kata Wakaru, menjelaskan. Ia dan rombongan baru saja tiba di sebuah bangunan yang tingginya hampir menyentuh langit. Di dalam bangunan itu, beberapa orang perempuan tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. “Sebagian besar perempuan di desa ini sehari-sehari memang bertugas untuk membuat berbagai macam makanan.”

“Kapan jamuan besarnya akan dimulai?” tak sabar, Wrahaspati langsung menginterupsi.

“Tunggu sebentar, Kawan. Kau bisa lihat sendiri, kan, semua perempuan yang ada di sini masih sibuk memasak.”

Wrahaspati mengerucutkan bibirnya. Ada kesal yang begitu kentara. “O

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status