Share

39. Cerita Masa Lalu

Kedua mata indah itu tak lepas mengamati langit berbintang. Suara debur ombak yang sama. Kesiur angin yang sama sekali tak jauh beda. Suasana itu tak berubah sedikit pun, namun tetap terasa kurang. Ada sosok penting yang tiba-tiba hilang.

Sebulir air mata jatuh. Buru-buru Kuja menghapus dengan tangan. Tak ia biarkan siapa pun tahu tentang kesedihannya. Cukup ia, dan malam yang terlampau datang lebih awal.

Tanpa diminta dan diduga, Seorang lelaki bertubuh gempal datang mendekat. “Apa kau sudah menemui ibumu?” tanya Luca sembari berdiri. Pandangan matanya seketika menyapu ke langit malam.

Kuja bergeming. Beberapa hari bersama lelaki itu, tak perlu lagi ia menoleh untuk melihat sosoknya, mendengar suara langkah kakinya saja, ia tahu, Kepala Suku akan mengganggu keheningan malam yang mulai nyaman ia rasakan.

“Sudah,” jawab Kuja, datar. Sungguh, ia sedang tak ingin diganggu.

Luca berkacak pinggang. “Kau seharusnya tahu, ibu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status