“Sialan! Kenapa harus ada Maura di sana,” ujar Arshel kesal sambil melempar tas kerjanya ke atas meja. Dia kembali ke kantornya dengan perasaan marah.
“Berani sekali dia menantangku. Dia sangat bangga karena sudah menjadi wanita simpanan pria kaya itu. Benar-benar wanita murahan,” umpat Arshel masih mengingat sikap Maura di kantor Kevin.
“Maafkan aku, Arshel. Tapi ayolah berhenti membahas Maura. Kita sedang mengalami masalah besar dalam perusahaan. Kita sudah gagal mendapatkan bantuan dari Xavery Enterprise. Sekarang apa yang harus kita lakukan? Hanya mereka satu-satunya harapan kita,” ujar Reno menyadarkan atasannya itu.
“Lupakan meminta bantuan dari perusahaan itu, Reno. Aku tidak sudi. Kevin itu sangat sombong. Apalagi kau dengar sendiri dia mengatakan hanya mau membantu kita jika Maura mengizinkannya. Aku tahu pasti Maura yang sudah memanfaatkan kedekatannya dengan Kevin untuk menjatuhkanku. Dia ingin aku mengaku kalah padanya. Tapi tidak, dia tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan,” kata Arshel dengan egonya yang tinggi.
Arshel berpikir Maura akan semakin mencibirnya jika dia sampai meminta bantuan dari perusahaan milik kekasih baru Maura. Arshel tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Harga diri baginya adalah hal yang paling utama.
“Lalu bagaimana kita akan mengatasi permasalahan perusahaan kita sekarang?” tanya Reno mengisyaratkan agar Arshel mencari solusi alternatif.
“Aku akan coba berbicara dengan mertuaku,” ujar Arshel.
“Maksudmu orang tua Sellia?” tanya Reno memastikan.
“Iya. Keluarga mertuaku itu juga pemilik perusahaan. Meskipun tidak sebesar Xavery Enterprise, tapi paling tidak kita bisa mendapatkan sedikit bantuan dalam situasi mendesak. Aku akan berbicara dengan ayah mertuaku,” ujar Arshel.
“Baiklah kalau begitu. Semoga ada jalan keluar untuk masalah kita,” balas Reno mencoba untuk bersikap lebih tenang.
Arshel pun berbicara dengan Handoko Pradiksa, mertuanya sekaligus pemilik Pradiksa Company. Dulu perusahaan keluarga Arshel pernah mendapatkan bantuan dari Pradiksa Company sehingga bisa menjadi perusahaan besar sekarang. Hal itu pula yang menjadi alasan di balik pernikahan Arshel dengan Sellia. Arshel optimis kali ini pun perusahaan mertuanya itu juga bisa membantunya. Dia tidak perlu mengemis bantuan di Xavery Enterprise.
Tapi tentu saja Maura tidak membiarkan Arshel dapat menyelesaikan masalahnya dengan mudah. Lewat kemampuan Edward, ia bisa mengetahui rencana Arshel untuk meminta bantuan pada perusahaan mertuanya. Setelah Maura kembali, Antonio memang menugaskan Edward agar bekerja untuk Maura. Sebagai orang kepercayaan Antonio dan Kevin, Edward bertugas untuk menjaga Maura dan melakukan apa pun yang perempuan itu inginkan.
Maura memerintahkan Edward untuk terus memata-matai pergerakan Arshel. Itu sebabnya Edward menyuruh orang untuk meletakkan alat penyadap secara diam-diam di ruang kerja Arshel sehingga mereka bisa mendengarkan obrolan Arshel dan Reno.
“Aku tidak akan membiarkan dia mendapatkan bantuan dari perusahaan mana pun termasuk milik mertuanya. Dia hanya akan mendapatkan bantuan dari perusahaan kita,” ujar Maura begitu ambisius. Dia tidak akan membiarkan Arshel lepas dengan tenang.
“Tapi bagaimana cara kita menahan Pradiksa agar tidak memberikan bantuan?” tanya Edward.
“Selidiki lebih lanjut tentang Pradiksa Company. Apakah mereka punya riwayat pernah bekerja sama dengan perusahaan kita atau mungkin ada salah satu dari anak perusahaan kita yang masih bekerja sama dengan mereka. Kita akan menekan mereka dan membuat mereka kesulitan agar tidak bisa membantu perusahaan Arshel. Kalau perlu aku akan menciptakan masalah juga untuk Pradiksa Company. Kali ini aku akan melibas habis siapa pun yang berusaha ikut campur,” ujar Maura.
“Waw...kali ini aku salut pada semangat bantaimu, Adikku” puji Kevin seraya memberikan tepuk tangan. Dia baru tahu bahwa amarah Maura bisa sangat berbahaya. Maura tidak segan untuk menumbangkan siapa pun yang bisa menghalangi tujuannya.
“Kau dengar itu, Edward? Lakukan semuanya dengan baik,” titah Kevin pada Edward.
“Baik. Saya akan segera mencari informasi sesuai perintah Nona Maura,” jawab Edward patuh. Dia pun pergi meninggalkan ruangan Kevin.
“Baiklah. Aku tahu kau sangat berapi-api untuk membalas pengkhianatan suamimu. Tapi jangan terlalu serius juga. Sepertinya adikku butuh sedikit hiburan,” ujar Kevin sembari berlagak memijat pundak adiknya.
“Hiburan apa yang kau maksud?” tanya Maura mengerutkan kening.
“Kau ikut aku party di club malam ini.”
***
“Hari ini benar-benar melelahkan. Emosiku berantakan. Nanti sebelum pulang kita mampir ke tempat biasa dulu. Aku butuh refresh pikiran,” ajak Arshel pada Reno. Reno sudah hafal tempat yang dimaksud oleh Arshel. Mereka berdua sering ke sana untuk mengurangi beban pikiran.
Hari itu mereka pulang cukup malam karena banyak masalah perusahaan yang harus diurus. Arshel pun meminta Reno menemaninya ke club. Reno sudah hafal Arshel pasti akan kalap minum dalam kondisi seperti itu sehingga tidak mungkin baginya membiarkan Arshel pergi sendiri. Benar saja, setibanya di sana, Arshel langsung meminta dihidangkan minuman.
“Biarkan pikiranku terbang bebas malam ini. Beberapa hari ini aku sangat lelah memikirkan urusan kantor,” ujar Arshel.
Reno pun tidak menghalangi Arshel. Reno tahu bahwa sebenarnya Arshel menjadi seperti itu bukan hanya karena urusan perusahaan. Arshel lebih kacau karena pertemuan tidak menyenangkan dengan Maura di kantor Xavery Enterprise.
Namun ternyata, kedatangan Arshel ke club itu justru semakin membuatnya tidak tenang. Hal itu terjadi saat Reno melihat seorang perempuan yang tampak familiar meskipun dengan penampilan yang berbeda. Itu adalah perempuan yang sama yang sudah membuat Arshel kacau tadi pagi.
Tak jauh dari tempatnya berada, Reno melihat Maura sedang berjoget bebas menikmati alunan musik dengan dikerumuni para pria. Maura juga tampak sangat cantik dan seksi mengenakan sequin dress emerald yang hanya menutupi tubuhnya sampai paha. Dress dengan tali tipis dan belahan dada rendah itu benar-benar membuat penampilan Maura tampak menggoda. Rambut panjangnya yang digerai seolah turut bergerak lepas mengikuti alunan nada.
“Shel, apa kau melihat perempuan yang sedang berjoget di sana?” ujar Reno mencoba memberitahu Arshel.
“Apa? Kau melihat perempuan cantik? Dekati saja sepuasmu sana,” balas Arshel tak terlalu peduli.
“Maksudku, bukankah itu Maura?” kata Reno membuat Arshel akhirnya memperhatikan pemandangan yang dimaksud rekannya. Reno menunjuk ke arah Maura untuk membantu Arshel mengenali dengan jelas.
“Benar itu memang Maura. Tapi untuk apa dia berada di tempat seperti ini,” keluh Arshel. Dia sendiri cukup terkejut melihat Maura bisa berada di tempat yang tidak pernah dia bayangkan.
“Aku tidak pernah tahu kalau Maura bisa secantik itu,” puji Reno tanpa mengalihkan pandangan dari Maura yang sedang bersenang-senang. Sontak saja hal itu membuat Arshel menatap kesal pada Reno.
“Apa kau menyesal, Bos?” tanya Reno mengejek.
“Diam kau, Reno!” bentak Arshel. Dia tampak tidak tenang di tempatnya hingga akhirnya dia bangkit dan menghampiri Maura. Arshel langsung menarik kasar Maura dan menjauhkannya dari kerumunan para pria yang memandang dengan tatapan ingin memangsa.
“Hei,” seru Maura saat ada orang yang mengganggu kesenangannya. Arshel membawa Maura ke tempat yang lebih sepi.
“Wow, Arshel. Tidak menyangka bisa bertemu lagi,” sapa Maura saat menyadari siapa yang sudah menariknya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Arshel dengan nada menginterogasi.
“As you see, aku bersenang-senang,” jawab Maura dengan santainya. Hal itu semakin memancing emosi Arshel.
“Bersenang-senang dan mengobral harga diri itu hal berbeda, Maura. Kau benar-benar terlihat seperti perempuan murahan,” umpat Arshel
“Memangnya kenapa? Berhenti mencampuri urusanku,” balas Maura tak peduli.
“Aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan pria lain. Kau itu masih istriku. Aku tidak mau tindakanmu sampai membuatku malu,” kata Arshel membuat Maura tertawa remeh.
“Apa kau bercanda, Arshel? Tidak ada yang tahu bahwa aku ini istrimu, jadi apa pun yang aku lakukan tidak akan ada pengaruhnya padamu. Kau tidak memberiku status istri, kau juga tidak membiarkanku menjadi seorang ibu dengan mengambil anakku, jadi sekarang aku adalah perempuan yang bebas. Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan dan jangan halangi aku.”
“Tetap saja aku tidak suka melihatmu seperti ini.”
“Kenapa? Apakah diam-diam kau sudah jatuh cinta padaku?”
“Bagaimana perkembangan pembalasan kita, Edward?” tanya Maura dalam perjalanan pulang dari rumah sakit. Dia sudah diperbolehkan pulang dan seperti biasa Edward masih setia menjadi orang yang sigap mengantar jemputnya.“Tidak ada yang bisa menghalangi video panas Sellia tersebar di internet. Sekarang semua orang tahu dan citranya menjadi buruk. Bahkan beberapa agency sudah tidak mau lagi memakai jasanya sebagai model. Itu adalah balasan yang pantas dia terima karena sudah melakukan kejahatan padamu,” jawab Edward.“Baguslah kalau begitu. Biarkan dia merasakan akibatnya. Beraninya dia ingin menghancurkan hidupku. Sekarang lihat, siapa yang menghancurkan siapa. Dia tidak tahu siapa Maura yang dia hadapi. Dia salah memilih lawan,” ujar Maura dengan senyum miring. Dia tidak akan mau dikalahkan apalagi oleh orang yang sudah pernah mempermainkannya.“Bahkan keluarga Arshel dan keluarga Sellia sendiri juga sudah tahu tentang hal itu,” kata Edward.“Mereka pasti malu dengan perbuatan putri sek
Arshel dan Sellia mendatangi kediaman Adhiyaksa. Mereka berpikir hanya Hera yang ingin menemui mereka. Tapi nyatanya mereka sudah disambut layaknya terdakwa yang akan diadili oleh mereka semua. Tidak hanya orang tua Arshel, bahkan orang tua Sellia juga dihadirkan di sana. Masalah itu sangat serius bagi mereka. Jelas saja, bukan candaan jika putri dan menantu keluarga terungkap melakukan perbuatan hina.Sellia hanya tertunduk tak mampu menatap wajah-wajah orang tua mereka. Ada tatapan tak percaya dan kecewa. Sebelum berangkat ke sana, Sellia juga sudah disalahkan oleh Arshel. Isu perselingkuhannya yang sempat tertutupi kembali mencuat. Tapi kini situasinya semakin rumit.Sellia tidak tahu siapa yang sudah menyebarkan videonya di internet. Bahkan karirnya sebagai model juga terancam karena citranya menjadi buruk setelah video panas itu tersebar. Beberapa agency bahkan sudah memutuskan kontrak kerja dengan Sellia.“Bagaimana bisa masalah memalukan seperti ini bisa terjadi?” ujar Adhiyaks
“Kau serius ingin pergi menjenguk Maura?”Reno kembali mempertanyakan niatan Arshel saat mereka sudah di tengah perjalanan. Lebih tepatnya saat mereka mampir di toko buah. Arshel ingin membeli parsel sebagai buah tangan untuk Maura.“Menurutmu? Kita sudah sampai di sini dan kau berpikir aku tidak serius?” balas Arshel.“Kau masih peduli pada Maura?” tanya Reno semakin mengulik lebih dalam. Arshel hanya menghela napas panjang.“Kau ini bagaimana, Reno? Kau lupa perusahaan kita bisa bertahan karena bantuan siapa? Kevin. Sedangkan Maura memiliki hubungan erat dengan pria itu. Bahkan Kevin membantu kita atas permintaan Maura. Sekarang aku masih butuh bantuan dari Xavery Enterprise. Jadi anggap saja kunjunganku ini untuk cari muka di hadapan mereka? Mengerti?” jelas Arshel.“Benar begitu? Aku kira kau masih peduli pada istri yang belum kau ceraikan itu,” sindir Reno setengah menggoda.“Pikiran dangkal,” cibir Arshel.“Tapi apa pun alasanmu, kalau Sellia tahu kau menjenguk Maura, dia pasti
“Kurang ajar! Aku pasti akan membalas pria itu.”Kevin emosi mendengar nama Arshel disebut sebagai pengirim pesan yang meminta Maura datang ke Smith Cafe. Kecurigaan mereka jelas tertuju pada Arshel. Mereka emosi karena lagi-lagi pria itu membuat ulah dan ingin menyakiti Maura.Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruangan. Antonio, Kevin dan Edward langsung mendekat untuk mendengarkan penjelasan dari dokter. Mereka ingin tahu kondisi Maura.“Bagaimana keadaan putri saya, Dok?” tanya Antonio.“Nona Maura terlalu banyak mengonsumsi obat perangsang. Saya tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Dia mengonsumsi melebihi dosis dan hal ini hampir membahayakan keselamatannya.”“Para pria itu pasti sudah mencekoki Maura dengan obat. Dalam perjalanan, Maura memang mengeluhkan badannya yang terasa panas. Sikapnya memang tak seperti biasanya karena berada dalam pengaruh obat. Tapi beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba pingsan,” jelas Edward.“Berani sekali mereka mau melecehkan adikku. Aku tidak
“Menyingkir kau brengsek!”Satu pukulan keras membuat pria yang hendak menggagahi Maura itu terjungkal. Edward yang masuk dengan mendobrak pintu gudang langsung menghajar pria itu habis-habisan. Tiga pria lainnya tampak membantu melawan Edward. Tapi Edward berhasil mengalahkan mereka semua.Edward sangat marah melihat apa yang mereka lakukan pada Maura. Saat melihat Maura yang terbaring tak berdaya tanpa busana, darahnya terasa mendidih dan semakin berhasrat untuk menghajar para pria di hadapannya. Rasanya ingin dia habisi mereka semua tapi masih mengontrol diri. Setelah keempat pria itu terkapar tak sadarkan diri dengan penuh luka, perhatian Edward beralih pada Maura.“Mereka tidak sempat menyakitimu ‘kan, Ra?” ucap Edward panik. Jika dia terlambat, dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri karena gagal menjaga perempuan yang dia cintai. “Panas, Edward!” keluh Maura setengah sadar. Maura bergerak gelisah.Edward langsung sigap menutupi tubuh polos Maura dengan jasnya. Edward kemudia
“Tolong temui aku di Smith Cafe malam ini. Ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu.”Pesan dari Arshel membuat Maura pergi mengunjungi cafe itu. Dia tidak bisa mengabaikan pesan dari Arshel karena dia berpikir mungkin saja pria itu akan membahas tentang anak mereka. Maura juga ingin menegaskan kembali pada Arshel bahwa dia tetap harus punya kesempatan untuk bertemu dengan Baby Raynold sesuai perjanjian mereka meskipun Sellia keberatan dengan keberadaannya. Dia akan merundingkan cara selanjutnya agar bisa tetap bertemu dengan sang bayi.Maura pergi sendiri. Dia tidak diantar oleh Edward seperti biasanya. semenjak mengetahui kebenaran identitas dan perasaan Edward, Maura menjadi sedikit canggung dan tidak leluasa seperti dulu jika bersikap di hadapan pria itu. Terlebih lagi setelah mereka sempat bermesraan dan nyaris saling mencari kepuasan.Maura juga membatasi diri tidak terlalu membicarakan tentang Arshel jika ada Edward. Dia menghargai perasaan pria itu. Bagaimana juga ses
“Stop, Edward!”Maura menghentikan kegiatan mereka agar tidak semakin jauh. Dia mengatur napas dan berusaha mengontrol diri. Dia tidak mau melakukan sesuatu yang di luar batas bersama Edward. Dia juga tidak mengerti kenapa dirinya tidak melakukan penolakan sejak awal.“Maaf, Maura. Sekali lagi aku terbawa suasana,” ujar Edward. Dia khawatir membuat Maura merasa tidak nyaman. Maura cukup salah tingkah dan memilih untuk mengalihkan diri. Untuk saat ini Maura tidak bisa memastikan perasaannya pada Edward.“Sebenarnya ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini terkait Baby Raynold,” ujar Maura mengganti topik.“Kenapa? Kau khawatir aku tidak bisa menerima anakmu sedangkan kau seorang ibu? Jangan khawatir Maura, aku siap menjadi ayah untuk bayimu,” jawab Edward salah paham.“Bukan, Edward. Bukan itu yang ingin aku maksud.”“Lalu?” tanya Edward dengan kening berkerut.“Aku bingung bagaimana caranya aku bisa bertemu bayiku lagi,” jawab Maura membuat Edward merasa malu. Salah pahamnya ter
“Apa yang kau katakan itu benar, Edward?” tanya Antonio memastikan. Dia menatap tak percaya pada Maura. Maura hanya mengeluh dalam hati karena Edward keceplosan.“Edward hanya salah bicara, Pa” ujar Maura berusaha menutupi kebenaran.“Sayang, kamu jangan merahasiakan apa pun dari Papa. Papa tidak akan tinggal diam saja jika Arshel kembali menyakitimu. Katakan pada Papa,” bujuk Antonio. Kevin tak bersuara tapi caranya menatap Maura cukup mengintimidasi.“Pa, aku bukan anak kecil. Aku tidak sebodoh dan selemah itu, jadi aku masih bisa menghadapi Arshel. Lagi pula selama ini Papa meminta Edward selalu berada di sisiku untuk membantuku, apa kami berdua tidak cukup kuat untuk menghadapi Arshel?” ujar Maura. Dia menatap pada Edward dan memberi kode pada pria itu.“Saya sudah berjanji pada anda bahwa saya akan selalu menjaga Maura,” timpal Edward meyakinkan membuat Antonio percaya dan lebih tenang.“Saya rasa Maura masih terlalu syok dengan kebenaran ini. Kalau diperbolehkan, saya ingin berb
“Waw...luar biasa! Kau mengakui perasaan cintamu pada seorang perempuan yang masih berstatus sebagai istri orang,” sindir Arshel atas pengakuan Edward.“Apa kau tidak malu masih menyebut Maura sebagai istrimu setelah semua penderitaan yang kau berikan padanya?” balas Edward tak mau kalah.“Asal kau tahu, aku bahkan sudah mencintai Maura sebelum dia menikah denganmu,” imbuh Edward membuat Maura semakin tercengang. Dia menatap penuh tanda tanya pada pria itu. Edward pun sadar akan kebingungan Maura.“Iya, Maura. Maafkan aku. Hari ini aku sudah tidak bisa menahan diri lagi. Aku tidak bisa menyembunyikan kebenaran,” ucap Edward pada Maura. Maura masih tak punya jawaban tapi Arshel yang justru mengacau.“Aku tidak tahu sejak kapan kalian saling mengenal sampai pria ini sudah mencintaimu sebelum kita menikah. Tapi harus aku akui, kisah ini miris sekali. Cinta yang terlambat,” ujar Arshel meremehkan.“Kalau aku tahu akhirnya kau akan menyia-nyiakan Maura seperti ini, sejak dulu aku tidak aka