Home / Romansa / Sekertaris Kesayangan Tuan Seno / Bab 3. Pacar Untuk Pak Seno

Share

Bab 3. Pacar Untuk Pak Seno

Author: Bulanbintang
last update Last Updated: 2022-09-21 21:39:40

Pikiran Agatha tak pernah tenang, dia memikirkan bagaimana Pak Seno tadi menyentuh tubuhnya walau itu tak sengaja karena tadi rupanya bosnya itu ingin membantu resleting gaun Agatha yang belum sampai atas.

Namun karena sentuhan itu justru membuat Agatha selalu saja membayangkan hari pertama mereka bertemu dulu.

"Butuh tumpangan?" tanya seseorang pria yang tidak dia kenal.

Seorang wanita cantik yang tadi tengah menunggu bus datang namun tiba-tiba saja kedatangan seorang pria tampan dan kaya dengan menggunakan mobil mewah. Walau wajah pria itu terlihat seseorang yang suka merayu para wanita atau lebih tepat dikenal playboy namun jika dilihat-lihat dengan baik lagi pria itu adalah orang yang baik dan karena sudah meyakinkan dirinya sendiri membuat Agatha mengangguk menerima tawaran pria yang tidak dia kenal itu.

Selama perjalanan Agatha tak banyak bicara, dia hanya diam dan yang terus berbicara adalah pria yang saat ini duduk di sampingnya itu. "Kamu mau pergi kemana?" tanyanya.

"Saya mau pergi pulang," jawabnya dengan wajah yang datar.

"Pulang? Memangnya kamu dari mana?"

Terus saja mendapatkan pertanyaan membinar Agatha kesal, dia sangat tidak menyukai seseorang yang banyak bicara. "Saya tadi habis interview kerja."

"Benarkah? Saya ucapkan selamat kalau begitu, selamat ya," ucap pria asing itu dengan menyodorkan tangan untuk memberikan selamat kepada dirinya.

"Untuk apa? Untuk saya yang tak lolos?" tanyanya dengan wajah yang kesal.

Mendengar ucapan wanita itu membuat Seno terpaksa menarik tangannya kembali, dia menjadi merasa tidak enak karena sudah membuat wanita yang dihadapannya itu bersedih.

"Maaf, saya minta maaf. Saya tidak tahu jika kamu gagal. Dan bagaimana jika kita pergi jalan-jalan sebentar untuk menghapus kesedihan kamu?" tanya dia dengan mengajak Agatha pergi.

Agatha menganggukkan kepalanya, lagi pula dia harus mencari tempat menenangkan diri untuk dirinya karena Agatha benar bersedih. Entah apa yang kurang darinya itu karena hanya sebuah ucapan kalau Ibunya adalah mantan kupu-kupu malam. Lagi pula semua itu adalah masa lalu Ibunya, dan Ibunya pun sudah bertobat juga menerima hukuman.

***

Lampu remang-remang menerangi wajah mereka berdua. Terus saja meminum tanpa henti membuat kedua pipinya memerah.

"Aku mau nambah lagi!" ucapnya dengan mengangkat gelas kecil.

"Dengan senang hati," jawab Seno dengan menuangkan kembali minuman itu.

Mereka berdua sudah kehilangan kesadaran, pandangan yang sudah memburam dan bahkan meracau tidak jelas, hingga hal aneh terjadi pada keduanya.

"Arghhh... kenapa tubuhku panas sekali?" ucap Agatha dengan membuka satu kancing pada kemejanya.

"Tubuhku juga," jawab Seno. "Bagaimana kita menjadi tempat yang nyaman dan dingin agar tak kepanasan seperti ini," ucap Seno kembali dengan mengajak Agatha pergi. Dia hanya mengikuti saja, mereka berdua saling bergandengan satu sama lain seolah-seolah sudah sangat mengenal satu sama lain padahal keduanya tadi hanya berkenalan singkat saja.  

Berjalan tak benar karena keduanya terlihat begitu kesulitan apalagi dengan kondisi mereka berdua yang mabuk. Seno membawa Agatha ke dalam suatu ruangan hotel yang berada di samping bar yang baru saja mereka kunjungi. Awalnya Seno memesan dua kamar namun karena semua kamar di sana penuh dan hanya tersisa satu saja sehingga membuat Seno terpaksa memesan satu kamar. Mereka berdua melangkah bersamaan dan banyak sekali orang yang menatapnya. Hingga akhirnya Agatha dan Seno telah sampai di kamar hotel.

Wajah tak tenang Agatha dan sedikit resah karena tubuhnya merasa kepanasan sehingga membuatnya melepaskan seluruh yang menutupi tubuhnya begitu juga dengan Seno.

"Agatha kenapa melamun?" Tersentak kaget mendengar pertanyaan seseorang, padahal baru saja dia memutar memori mengenai apa yang terjadi antara mereka dulu. Agatha menatap wajah Seno, dia masih tidak yakin jika Seno tak mengingat dirinya. Jika benar, apa wajahnya sudah berubah? Lagi pula untuk bukankah lebih baik jika Seno melupakannya?

"Tidak, aku hanya sedang memikirkan bantuan apa yang Pak Seno perlukan," jawab Agatha.

"Aku minta tolong kepadamu untuk berpura-pura menjadi kekasihku."

"Ha? Kekasih Bapak?" Agatha terkejut, jika tahu inilah bantuan yang diminta Pak Seno untuk dirinya Agatha akan menolak mentah-mentah. "Tidak, saya tidak mau Pak."

"Tak ada penolakan Agatha, lagi pula kamu sudah memberikan tanda tangan untuk perjanjian kerja ini," jawabnya dengan memberikan selembar kertas. Agatha merasa tak asing dengan kertas itu, dia mengambil dari tangan Pak Seno dengan kasar. Kedua matanya kembali lagi membulat, dia terlihat kesal dan marah. "Bapak memanfaatkan saya," ucapnya dengan sorot mata yang tajam.

"Memanfaatkan? Justru kamu akan menjadi untung Agatha, uang itu akan bernilai besar di setiap kamu yang nanti akan berpura-pura menjadi pacar saya Agatha."

"Saya tak merasa menandatangani kertas perjanjian ini Pak," cetus Agatha karena memang tadi dia menandatangani itu semua tanpa sadar sebab dirinya tengah melamun tadi.

"Semua sudah tertulis dan kamu tahu jika kamu menolak maka.... "

"Oke," jawab Agatha dengan pasrah.

Bagaimana bisa dia menjadi pacar pura-pura seseorang yang sangat dirinya benci? Dan jika berdekatan dengan Pak Seno terus saja membuatnya emosi. Jika seperti ini apa dirinya bisa menjadi pasangan yang baik dihadapan orang tua Pak Seno nanti?

"Kita sudah sampai, ayo turun!" jawab Seno yang turun terlebih dahulu meninggalkan Agatha di dalam mobil.

Agatha ikut turun dari dalam mobil milik Pak Seno, walau ini semua hanyalah pura-pura namun dirinya tetap saja gugup.

"Kita ke dalam!" ucapnya dengan menggenggam tangan Agatha.

"Pak jangan bersikap tidak sopan!" cetus Agatha dengan menatap tajam Pak Seno.

"Hanya pura-pura Agatha, kita berdua harus terlihat seperti pasangan yang saling mencintai."

Kembali melangkah, keduanya memasuki restoran yang sudah dipesan khusus oleh keluarga Seno.

"Ayah perkenalkan ini Akira," ucap Seno memperkenalkan Agatha namun justru membuat Agatha menatap Seno dengan bingung karena namanya diganti.

"Akira? Rupanya Seno tak salah memilih pasangan. Ayo silahkan duduk!"

Agatha menganggukkan kepalanya atau saat ini dia tengah menjadi Akira kekasih Seno?

"Sudah berapa lama kamu dengan Seno?" 

"Uhuk... uhuk.... " Tersedak ketika tengah makan karena pertanyaan Ayah Pak Seno.

"Minum sayang, hati-hati kalau sedang makan." Seno memberikan minuman kepada Agatha. Sikap bosnya berubah saat bersama dengan Ayahnya itu. Agatha menerima minuman yang diberikan oleh Seno. 

"Ayah juga lagi makan jangan berbicara," jawab Seno karena dia tahu kalau Agatha pasti terkejut dan mereka belum sepakat jika ada pertanyaan yang keluar dari mulut Ayahnya.

"Maafkan Om ya Akira dan boleh tidak saya bertanya satu hal yang sangat penting," ucapnya sehingga membuat Agatha terpaksa mengangkat kepalanya.

"Apa Om?" tanya Agatha atau Akira, karena keduanya adalah orang yang sama.

"Apa kamu pernah tidur dengan seorang pria?"

"Pernah," menjawab dengan santai dan begitu cepat namun membuat Agatha sedikit panik dan menutup mulutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 39. Melarikan Diri

    Sebentar lagi akan siang hari. Namun, kenapa Agatha tak keluar kamar juga, apa itu terjadi karena kejadian semalam? Lantas Bagaimana dengan pekerjaan Agatha sedangkan sejak tadi Angga terus saja menelepon dirinya. "Kenapa Agatha tak keluar kamar, bagaimana jika Angga bertanya nanti? Tak mungkin aku memberitahukan kalau Agatha marah karena hal itu," ucapnya dengan bingung karena Angga sebentar lagi akan datang ke sini untuk menjemput Agatha sedangkan Agatha sejak tadi tak keluar kamar."Nenek, Mama Agatha mana? Hago ingin makan dengannya," ucap Hago dengan berjalan mendekati nenek Agatha."Sepertinya Mama kamu sedang kelelahan, jadi jangan ganggu dia dulu ya sayang!" jawab sang nenek dan untungnya Hago adalah anak yang mudah mengerti."Kalau begitu Hago nonton dulu sambil menungggu makanan yang Nenek buat," ucapnya tersenyum gemas dan pergi menuju ruang keluarga.Rumah Agatha yang hanya te

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 38. Tersihir Oleh Pak Seno

    Wajah panik dan khawatir apa yang akan terjadi dengan Agatha saat ini. Walau hanya luka kecil saja pada bagian pelipisnya karena batu yang mengenai Agatha itu tidak begitu besar. Namun, tetap saja dia merasa takut jika sesuatu lebih buruk lagi terjadi terhadap wanita yang Seno cinta itu.Seno tak membawa atau memberitahukan siapa pun mengenai kondisi Agatha yang saat ini berada di kamarnya. Dia bahkan setelah melihat kejadian itu langsung saja membawa Agatha pergi dari rumah Agatha, dan tentu saja Agatha tak menolak karena Agatha pingsan bahkan sampai saat ini. Dilakukan Seno saat inu hanya memandangi wajah Agatha yang tengah di periksa oleh dokter."Bagaimana Dok? Apa tidak ada sesuatu yang buruk kan?" tanya Seno dengan raut wajah bingungnya. Tentu saja Dokter itu menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Seno, memang tak ada yang terjadi terhadap Agatha dikarenakan Agatha hanya terdapat luka saja pada keningnya dan darah yang keluar itu sudah dibersihkan hingga bagian kepala

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 37. Rasa yang Harus Dihilangkan

    Dia yang hendak melangkah ke kamarnya. Namun, diurungkan karena melupakan suatu hal. "Aku lupa untuk berbicara dengan Agatha, dia harus membeli susu untuk Hago besok pagi," ucap nenek Agatha takut jika cucunya nanti berangkat pagi-pagi buta dan dia tak saling berpapasan. Walau sudah tua tetapi nenek Agatha sanggup melakukan apapun dengan sendiri. Namun, berbeda jika dia sakit nanti. Dan lagi pula dengan adanya Hago dapat membuatnya tak merasa kesepian. Dia yang saat ini tengah melangkah menuju kamar Agatha tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara Agatha yang menangis. "Agatha menangis, apa yang terjadi?" ucapnya bertanya dengan dirinya sendiri. Dia yang mengubah raut wajahnya menjadi sangat Khawatir terhadap cucunya takut hal yang tak terduga terjadi di dalam. Namun, dirinya mendengar suatu kalimat yang diucapkan oleh Agatha. Dan dengan cepat juga wajahnya yang tadi khawatir berubah menjadi marah. Brak! Pintu yang dibuka dengan kasar olehnya membuat Agatha terkejut. Mel

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 36. Perasaan yang Disembunyikan

    Masih bingung dengan jawaban yang harus dia berikan, Agatha tak tahu harus menerima Angga atau tidak. Dia yang masih saja memikirkan ucapan Seno mengenai perasaan Seno saat malam itu, sedangkan dirinya baru saja tadi pagi melihat Seno sudah berpaling dengan wanita lain. Dan lagi pula dia tak mungkin menolak Angga yang sudah mempersiapkan ini semua. Tidak lama kemudian Agatha terkejut dengan kedatangan Neneknya dan juga Hago yang berada di tempat ini juga."Kalian berdua ada disini?""Iya, kami telah menyaksikannya sejak tadi," jawab Nenek Agatha sehingga membuat Agatha tersenyum. Dia pun memeluk Neneknya dan membisikkan sesuatu kepada sang Nenek."Apa jawaban yang harus aku berikan?" tanya Agatha dengan suara pelan."Terima saja!" jawab Sang Nenek sehingga membuat Agatha terdiam.Jawaban keduanya saling bertolak belakang. Neneknya yang menyetujui jika Angga menjadi calon Suami Agatha sedangkan Agatha masih bimbang. Namun ketika dia melihat wajah Neneknya dan Hago tampak bahagia membua

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 35. Sebuah Lamaran

    Karena seorang wanita hubungan seorang Ayah dan anaknya hancur. Seno yang tak terima jika wanita yang dia cinta dihina seperti tadi. Agatha bukanlah wanita selalu saja berpikiran mengenai harta, dia wanita tulus yang menerima seseorang dengan apa adanya. "Jika Ayah terus mengatakan hal buruk tentang Agatha, maka aku tidak akan lagi menginjakkan kaki di tempat ini sekali pun Ayah memaksaku!" ucapnya dalam Seno berusaha mengancam Ayahnya agar tak terus-menerus mengatakan hal buruk mengenai Agatha. Keluarganya yang sudah hancur tanpa ada seorang Ibu dan Seno hanya dibesarkan oleh Ayah yang keras kepala dan tak memiliki hati. Walau sikap Seno tidak jauh berbeda dari Ayahnya, namun dia masih memiliki hati dan berpikir keras tentang perasaan seseorang. Kini Seno tak akan lagi melangkahkan kakinya dan menginjakkan rumah milik sang Ayah. Rumah yang dulu banyak kenangan bahagia ketika saat-saat bersama dengan Ibunya dan keluarganya termasuk dibilang keluarga harmonis, akan tetapi dalam

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 34. Pertengkaran Seno dan Pak Broto

    Mendengar suara bising dari meja yang tak jauh dari tempatnya, dan ketika Seno memutarkan pandangannya dia melihat seseorang yang saat ini berada di dalam hatinya itu tengah berdiri, bahkan suara yang tadi dia dengar berasal dari wanita tersebut."Kenapa ada Agatha? Apa dia bertengkar dengan Angga atau mungkin dirinya cemburu melihat aku bersama dengan Dinda?" tanyanya dalam hati. Bukan hanya Seno saja yang melihat Agatha, Ayah Seno pun juga mengetahui keberadaan Agatha di tempat yang sama.Kepergian Agatha membuat Pak Broto tersenyum, tanpa rencananya semua berjalan dengan lancar. Sedangkan Seno justru merasa bingung dengan Agatha tadi. Dia sontak berdiri dan ingin hendak mengejar Agatha, namun sesuatu menahan langkahnya."Mau kemana kamu? Cepat duduk!" ucap Ayah Seno dengan mencekal tangan.Mendengar itu Seno tak bisa mengelak, dia telah membuat janji terhadap Ayahnya dana akan selalu menuruti ucapan Sang Ayah tanpa membantahnya sedikit pun.Dia sebenarnya masih menganggung malu deng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status