Share

Part 90. Pencemburu

Elang benar-benar gila sore ini. Dia seperti mendapatkan mainan baru sehingga tidak ingin melepaskan Pijar. Yang lebih membanggakan lagi adalaha tidak ada satu pun orang yang mengganggunya. Tidak ada ketukan pintu atau sejenisnya. Kedamaian itu terasa seperti di surga. Elang mengecup pundak Pijar sebelum menggigitnya.

“Bangun, Sayang. Kita belum makan dan aku lapar.” Pijar enggan untuk membuka mata. Dia merasakan kantuk yang luar biasa sampai matanya terasa tak bisa dibuka.

“Aku ngantuk. Makan saja sendiri.” Mata boleh tertutup, tetapi telinga yang aktif mendengar, membuat bibirnya sanggup bergumam. “Salah siapa nggak sabaran. Tulangku rasanya lepas semua.”

Bukannya marah, Elang justru terkekeh. “Makanya jangan suka menggoda. Aku ini kalau udah berurusan sama kamu nggak akan bisa tahan.” Elang menyangga kepalanya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya begitu aktif menjamah tubuh istrinya. Mulai dari perut lalu naik ke pundak.

“Lang … ih!” Pijar mendorong suaminya itu den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status