Share

Part 91. Tokcer

“Aku ini laki-laki. Tahu cara laki-laki lain menatap perempuan yang dia suka. Dan laki-laki tadi melakukannya. Kamu pikir aku akan diam saja? Cih … tentu saja tidak.”

“Ya, tapi nggak perlu kayak gitu juga, Lang. Dia itu pasti malu.”

“Biar nggak ngelakuin begitu lagi.” Elang mana bisa dikalahkan. Benar atau salah pasti dia tetap akan mencari ucapan yang benar.

Pijar tidak ingin berdebat dan memilih meninggalkan Elang di belakang. Elang menyusul, lalu memeluk pinggang Pijar sampai ke dalam ruangan.

“Makan, yuk. Laper aku.”

“Mau dipesenin apa?” tanya Pijar sambil meletakkan laptop dan juga dokumen di atas meja. Elang sama sekali tidak pernah melewatkan sekalipun makan siang bersama dengan Pijar sejak mereka menikah.

“Nasi sambal ayam di tempat biasa.”

Pijar segera memesan makan siang mereka sambil duduk di samping Elang. Elang menarik lengan Pijar agar perempuan itu jatuh di pelukannya. Pijar tidak menghindar dan memilih fokus pada ponselnya untuk memesan makan siang mereka.

Har
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status