Share

17. Panas

Tepat pukul 11 malam, tapi Cleo masih enggan pergi dari rumahnya. Rhea sudah mengusirnya secara halus hingga kasar, Cleo tetap tidak mendengarkan. Katanya, betah.

"Besok aku cuti, jadi tidak apa-apa jika aku bermalam di sini." rengek Cleo saat Rhea menarik paksa tangannya untuk keluar.

"Tidak bisa! Ini rumahku, jadi aku yang punya peraturan." kata Rhea hampir putus asa. Ia melepaskan tangan Cleo begitu saja, lalu menarik napas dalam. Menyerat badan besar Cleo ternyata membutuhkan tenaga lebih besar dari yang Rhea kira.

"Ini sudah malam, Rhe. Bagaimana jika aku ditodong geng bersenjata saat di tengah jalan?"

"Itu urusanmu. Terserah kau mau pulang ke Jakarta kapan, asal jangan bermalam di rumahku."

Cleo bangit berdiri sambil merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. "Hanya semalam saja, lagi pula banyak kamar kosong di rumahmu."

Rhea bersedekap dada, "Semua kamar di rumah ini belum layak di isi, kecuali kamarku." Rhea tidak berbohong, ia memang belum sempat membeli perlengkapan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status