Share

Hati yang memanas

Penulis: Yunisa Futri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-27 23:30:37

Deandra tidak pergi ke toilet, namun dia pergi ke lorong dekat toilet, dia tertunduk saking malunya mengingat perkataannya tadi pada Marco.

Seorang pria mendekati Deandra lalu memegang bahu Deandra oleh tangan kirinya dan satu tangannya lagi memegang tembok, seolah mengunci Deandra agar tidak pergi kemana pun.

"Kau benar-benar mencintaiku?" lagi-lagi suara bariton merdu itu membuat hatinya berdebar tak menentu.

Deandra menatap Marco dengan tatapan penuh cinta. Ya pria itu adalah Marco.

"Lihat mataku, apa terlihat ada kebohongan disana?" ucap Deandra.

Marco terdiam.

“Aku begitu mencintaimu sampai hatiku sakit.” ucap Deandra lagi sambil memegang dadanya.

Tangan Marco berpindah dari bahu Deandra ke bibir Deandra, dia mengusap nya seolah Deandra tidak harus melanjutkan perkataannya barusan.

Marco mendekatkan bibirnya, Marco hendak mencium Deandra.

“DEANDRA SALIM ! DIMANA KAU ?!” suara Devin itu menggema di telinga Deandra.

“Pak, maaf saya harus pergi.” Deandra buru-buru pergi ke sumber suara.

Marco hanya memejamkan mata dan mengepalkan tangannya.

“Sialan kau, Devin !”

Deandra menghampiri Devin yang sudah mabuk parah.

“Pergi kemana saja kau, bitch?!” tanya Devin.

“Aku hanya pergi ke toilet sebentar.”

“Jangan bohong kau ! Kau ingin pergi dariku kan ?!” seru Devin dengan mendorong bahu Deandra.

“Kau sudah mabuk parah, ayo kita pulang, Vin.” Deandra mendekat dan memapah Devin.

“Kau tau aku sangat mencintaimu bukan?”

“Iya, Vin.”

“Kau tak akan meninggalkanku kan, bitch?”

Deandra terdiam sambil berjalan memapah Devin keluar dari club itu.

“Jawab Deandra !” seru Devin.

“Iya, Vin.”

“Anak pintar.” ucap Devin sambil mengelus rambut Deandra.

Deandra sudah biasa dengan sikap Devin yang seperti ini, bukan kali pertama pula Devin mengajak Deandra ke club dan seperti hari ini Deandra hanya menyaksikan Devin dengan para wanitanya.

Deandra memesan taksi dan mereka pun pergi dari club dengan di saksikan Marco yang mengepal tangannya dan memukul tembok.

“Dasar bajingan !” umpat Marco.

***

Marco dan Devin memang tidak saling mengenal, Marco hanya tahu bahwa Devin adalah CEO dari Yudistira Grup yang mempunyai karir mentereng, dia jenius dan sukses menjadi CEO di usia muda sama seperti Marco. Dan Devin hanya tahu bahwa Marco adalah CEO dari Baskoro Grup yang sekarang adalah bos kekasihnya, Deandra.

Marco bukan tipe laki-laki kepo yang ingin tahu urusan orang lain, tapi melihat perlakuan Devin pada Deandra itu membuatnya sangat geram dan membuatnya ingin mengetahui siapa itu Devin Yudistira yang sebenarnya.

Hari libur yang biasanya dia pakai untuk bersantai dan berolahraga pun, hari ini dia putuskan untuk mencari tahu tentang Devin, ingin rasanya dia menghubungi Deandra menanyakan keadaannya hanya terhalang karena dia ingat karakter Devin yang begitu mengekangnya.

"Bagaimana Tan, apa ada info mengenai si Devin itu?" tanya Marco pada Nathan.

"Menurut data yang saya baca jika disimpulkan, Deandra menjadi kekasih Devin setelah PT Salim Sejahtera di akuisisi oleh Yudistira Grup."

"Sudah kuduga, Deandra memang terpaksa bersama Devin.” ucap Marco.

Marco jadi membayangkan betapa tersiksanya Deandra bersama Devin melihat sekilas kemarin bagaimana perlakuan Devin pada Deandra, Marco sudah menyimpulkannya.

“Deandra.” gumam Marco sambil menutup matanya membayangkan kekasih hatinya itu.

"Aku begitu mencintaimu." batinnya lagi.

***

Deandra sedikit bernafas lega, pasalnya Devin yang semalam mabuk parah tidak akan menganggunya hari ini. Deandra sayang terhadap Devin namun dia menganggap Devin seperti kakaknya sendiri tidak lebih. Hati Deandra memang sudah terkunci pada Marco sejak dulu.

Deandra jadi teringat kejadian malam saat dia mengungkapkan perasaannya pada Marco seperti dulu.

Untungnya hari ini hari libur, jadi dia setidaknya tidak bertemu dengan Marco untuk dua hari ke depan.

"Apa yang kau katakan semalam sangat memalukan Deandra !" ucapnya sambil menghadap cermin.

"Kau memang selalu tidak bisa menahan perasaanmu ! bahkan selalu saja kau ungkapkan !" ucapnya lagi pada dirinya sendiri.

Deandra menarik nafasnya.

"Aku hanya tak ingin Pak Marco menjauh lagi dariku." batin Deandra sambil meratapi nasibnya.

"Aku begitu mencintaimu." batinnya lagi.

Hari sabtu ini, akan Deandra gunakan untuk merawat dirinya juga menenangkan hati dan pikirannya sebelum hari minggu tiba.

Hari minggu dia harus menemani Devin seperti biasa, minggu ini jadwal Devin adalah bermain Golf, dia harus bersiap-siap menjadi pembantu Devin lagi, ya Devin selalu memperlakukan Deandra seperti itu. Devin sering mengungkapkan bahwa dia sangat mencintai Deandra namun karena perlakuannya itu, Deandra sama sekali tak percaya dengan ungkapannya.

***

Waktu berjalan begitu cepat, saatnya kembali bekerja.

Devin ada agenda ke Jepang untuk 2 minggu ke depan dan berangkat di Minggu malam, tentu saja sudah jelas Deandra yang akan menyiapkan semua keperluannya, harusnya Devin merasa beruntung mempunyai kekasih seperti Deandra.

Untungnya Deandra tidak telat datang bekerja hari ini, dia hanya tidak datang pagi-pagi seperti biasanya.

"Selamat pagi"

"Se-lamat pa-gi, Pak Marco." ucap Deandra sedikit terbata karena terkejut Marco menyapanya terlebih dahulu.

Mahendra yang selalu di mendampingi Marco pun tersenyum kepada Deandra.

Mereka masuk keruangan CEO.

"Syukurlah, mood pak Marco sudah kembali." batin Deandra.

"Mungkin karena sudah bertemu lagi dengan Katrina, Pak Marco kembali ceria" batinnya lagi.

Deandra masih belum sadar bahwa mood Marco berubah bukan karena Katrina melainkan oleh dirinya. Deandra hanya takut terbawa perasaan oleh Marco sehingga dia tidak mau kepedean menganggap Marco mencintainya.

"Dra, kau dipanggil keruangan, bos." ucap Mahendra.

"Ku titip bosku ya, aku ada keperluan sebentar." ucap Mahendra lagi.

"iya baik, pak"

Jantung Deandra bergemuruh dengan hebatnya, dia sebenarnya masih belum siap bertemu dengan Marco mengingat malam itu saat dia mengungkapkan perasaannya pada Marco.

Deandra memberanikan diri keruangan CEO itu.

Tok tok tok

"Pak aku ijin masuk." seru Deandra.

"Masuk lah."

Jantung Deandra masih berdegup kencang malah semakin kencang.

"Ada yang bisa saya bantu, pak?"

"Apa saja agenda ku hari ini?"

"Agenda bapak hari i-ni." Deandra mendadak lupa agenda Marco hari ini.

"Hari i-ni bapak."

"Kenapa? Kau lupa?" tanya Marco, dia tidak marah melainkan dia sedikit tertawa.

"Maaf Pak saya lupa, sebentar saya akan mengecek nya lagi." ucap Deandra dia hendak ke mejanya untuk melihat lagi agenda Marco hari ini.

"Tidak usah Deandra, kemari mendekatlah." ucap Marco.

Deandra terdiam sejenak. Marco menyuruhnya mendekat, posisi Marco memang dia sedang duduk di kursi kerjanya.

Deandra perlahan berjalan menuju Marco.

"Duduklah di sini." ucap Marco sambil menunjuk pahanya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Misi Deandra

    Deandra masih memikirkan foto Rachel yang disimpan Nathan. “Mungkin masih ada sedikit harapan untuk Rachel, tapi tunggu! Rachel tidak boleh sepertiku, dia tidak boleh mempunyai dua kekasih.” ucap Deandra dalam hatinya, membuatnya tidak sadar sedari tadi dia melamun. “Apa yang membuatmu melamun, Deandra?” suara bariton pria yang sangat dirindukan membuyarkan pikirannya. “Pak Mar-co, maaf pak, saya tidak menyadari kehadiran bapak.” “Masuk keruanganku.” ucap Marco dengan suara lembut. Deandra mengangguk sambil tersenyum dan langsung mengikuti Marco pergi kedalam ruangannya. “Apa yang kau pikirkan perle?” ucap Marco tanpa basi basi. “Tidak ada, aku hanya merindukanmu.” ucap Deandra sambil mendekat kepada Marco. “Kau tidak bisa berbohong padaku.” Marco memandang Deandra dengan sedikit tajam. “Aku merindukanmu, itu benar! aku tidak berbohong, hanya saja memang ada sesuatu yang sedikit menganggu pikiranku.” “Apa itu?” “Ini tentang Rachel.” “Rachel? kenapa dia? apa t

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Cerita Sahabat Setia

    Marco mengerutkan dahinya mendengar laporan dari Nathan.“Bos, Devin, bukan orang sembarangan, aku khawatir, pada akhirnya dia akan mengetahui hubungan bos dengan Deandra.”Marco terdiam lalu sudut bibirnya terangkat, dia tersenyum.“Aku sudah tahu resikonya, Tan, terimakasih kau telah mencemaskanku.”Nathan hanya diam, dia benar-benar mengkhawatirkan bosnya itu, namun kenyataannya bosnya itu tidak cemas sama sekali.Orang yang sedang dimabuk cinta, memang sulit untuk dinasehati, bukan?Marco memang beruntung memiliki dua sahabat sekaligus orang kepercayaan yang sangat setia padanya.Marco menjadi ingat kembali kisah persahabatannya bersama Nathan dan Mahendra.Jika dengan Nathan, Marco sudah mengenalnya sangat lama, sejak mereka berusia 4 tahun tepatnya, karena Nathan Pratama berasal dari kalangan yang setara dengan Marco, anak tajir dari lahir.Nathan pria tampan, dia putih dan beralis tebal layaknya orang arab, penuh karisma dan sangat cuek pada hal yang dianggapnya tidak penting.

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   firasat

    “Apa kekasihku selama di sini merepotkanmu, Marco?” “Tidak, tentu saja tidak, kau tahu dia sangat membantu dalam pekerjaanku.” Devin tersenyum bangga mendengarnya. Saat ini mereka tengah breakfast di hotel tempat mereka menginap dan Deandra sedang memilih-milih makanan, jadi di meja hanya ada Marco dan Devin. “Deandra baru pertama pergi sejauh ini, bahkan ini ke New York, paling jauh mungkin hanya ke Jepang, aku jadi sangat mengkhawatirkannya.” “Itu hal yang wajar, Devin, jika aku jadi kau, aku akan melakukan hal yang sama.” Devin kembali tersenyum. Berbicara dengan Marco memang terasa nyambung dan menghibur. Di balik dua pria tampan yang sedang asyik berbincang itu, tidak sedikit wanita di sana melirik mereka berdua, menatap kagum pada kedua pria hot di sana. Anehnya Devin sedikit jaim alias jaga image di depan Marco, biasanya jika ada wanita yang menggoda, dia sedikitnya akan menggoda balik wanita itu, namun ini tidak! dia stay cool sama seperti Marco. Deandra

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Sahabat Sejak Lama

    Deandra tampak kagum dengan setiap detail apartemen Rachel. Lihatlah interior mahal itu begitu memanjakan mata! Apartemen Rachel bernuansa rose gold lebih mengarah ke tema putri kerajaan, Rachel memang sangat feminim dan begitu menyukai princess. Rachel memang merombak seluruh apartemennya sesuai yang dia sukai. Anak konglomerat memang bebas melakukan apa yang mereka inginkan. “Aku serasa di kerajaan loh, Chel.” ucap Deandra. “Tentu dong! welcome to my kingdom.” ucap Rachel sambil tertawa. “Chel, kau masih menyimpan ini?” tanya Deandra sambil memperlihatkan sebuah foto berbingkai bunga berwarna pink. “Tentu saja, kalian sabahat terbaikku, kau tahu di sini aku tidak mempunyai teman, ya selain pacarku.” ucap Rachel sambil menunduk. “Kangen ya, dengan masa sekolah dulu.” ucap Deandra. “Ya tentu saja, Dra.” Tatapan mereka berubah sendu memandang salah satu wajah sahabat mereka. Deandra dan Rachel memang bersahabat sejak lama, bukan hanya mereka berdua sebenarny

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Rahasia Hati

    Marco tidak mengikut sertakan Deandra dalam meeting bersama klien kali ini, Marco malah meminta Deandra menemani Rachel. Marco diam-diam mengkhawatirkan adik satu-satunya itu. “Dra, biasanya Bang Marco suka galak sama sekretarisnya, kalo padamu beda ya.” ucap Rachel sambil tersenyum menggoda Deandra. Saat ini mereka berada di cafe dekat universitasnya Rachel. “Mungkin karena aku sahabat dekat adiknya.” “Atau mungkin Bang Marco...” sambung Rachel. “Jangan berpikir yang aneh-aneh ya, Chel.” Deandra langsung memotong obrolan Rachel. Deandra memang menyembunyikan hubungannya dengan Marco. “Kau masih bersama Devin sang playboy tapi tampan dan panas itu?” “Tampan dan panas?” “Ya! kau tahu pacarmu itu mempunyai julukan di kalangan para wanita, tapi menurutku, Bang Marco juga tampan dan panas, benarkan?” tanya Rachel. Deandra jadi mengingat kegiatan panas mereka kemarin malam dan itu membuatnya kembali bergairah. “Hei! kenapa kau jadi melamun sih, Dra!” seru Rachel

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Gelora Cinta

    Deandra termenung di kamar hotelnya. Deandra berada di hotel bintang 5 bersama Marco, dengan kamar yang berbeda namun bersebelahan. Dia masih memikirkan curhatan Rachel mengenai kisah cintanya, ternyata ada kisah cinta yang sama rumitnya dengan dirinya. Rachel Baskoro ternyata masih begitu mencintai Nathan Pratama, sahabat sekaligus orang kepercayaan Marco, kakak kandungnya. Ini menjadi tugas baru bagi Deandra, dia perlu memastikan perasaan Nathan sekarang, apa dia menghindar pergi ke New York karena masih mencintai Rachel atau malah sebaliknya, Deandra hanya perlu pelan-pelan membongkar perasaan Nathan. Dia bertekad membantu sahabatnya itu walau Rachel tidak memintanya. “Apa Marco mengetahui perasaan Rachel yang sesungguhnya?” tanya Deandra dalam hatinya. Mengingat Marco tipe kakak yang begitu peduli pada adiknya. “Aku harus memastikannya langsung.” batin Deandra lagi. Suara pintu terbuka menyadarkan lamunan Deandra. Dan itu Marco. Tentu mudah bagi Marco untu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status