Share

Akhir Penantian

last update Last Updated: 2025-04-19 08:39:36

Setelah mengantar Lady ke ruangan Rain, Kanayya dan suster keluar, meninggalkan mereka hanya berdua.

Dari tempatnya duduk Lady memerhatikan Rain tanpa melewatkan seinci pun bagian dari diri laki-laki itu. Rain tampak tenang dalam lelap, namun entah apa yang terjadi di dalam dirinya. Mungkin saat ini Rain sedang berjuang melawan maut dan mati-matian mencoba untuk bangun.

Lady memberanikan diri menyentuh tangan Rain. Ia melakukannya dengan hati-hati. Tangan suaminya itu terasa dingin saat kulit mereka saling bersentuhan.

“Rain, ini aku, Lady.” Ia berujar pelan.

Tidak ada respon apa-apa. Rain tetap di posisi semula. Ya, tentu saja. Rain kan tidak sadarkan diri.

”Kapan kamu bangun? Kasihan Bunda. Bunda nggak berhenti nangis mikirin kamu. Aku juga cemas ngeliat keadaan kamu kayak gini. Nggak cuma aku dan Bunda, tapi Alana dan Ale juga. Kami semua sayang sama kamu, Rain…”

Ucapan Lady terhenti ketika teringat sesuatu. Ia merasa ada yang salah dengan kalimatnya. Sayang? Benarkah ia sayang p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Setiap Yang Bernyawa Pasti Akan Mati

    ”Ma, Pa, Zee siapa sih?”Ale dan Alana sama-sama terkejut mendengar pertanyaan lugas yang disampaikan Giandra. Nama itu sudah sangat lama tidak mereka dengar. Bahkan keduanya menganggap pemilik nama tersebut tidak ada lagi.”Nanyanya kok gitu? Kamu tahu dari mana tentang itu, Gi?” tanya Alana setelah berhasil meredakan rasa terkejutnya.”Kemarin di rumah sakit Tante Ney yang ngusulin gimana kalau minta bantuan Zee aja,” jawab Giandra memberitahu sesuai dengan apa yng didengarnya. “Emang dia siapa, Ma?”Alana memandang ke arah Ale meminta bantuannya. Alana takut salah-salah bicara dan memberi jawaban.Ale mengumpulkan napas dan membangun kekuatan untuk bicara. Meski bagaimanapun anak-anaknya dan Alana tidak boleh tahu mengenai masa lalu mereka.“Bukan siapa-siapa. Dia saudaranya Sydney.” Ale akhirnya menjawab dengan suara berat.“Aku baru tahu kalau Tante Ney punya saudara, tapi aku kok nggak pernah dengar ya selama ini Om Rain atau Tante Lady cerita tentang dia?” Giandra merasa penasa

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Finally Found You

    Mobil yang membawa Rain serta Chris dan seorang lagi kawannya yang bernama Daniel terus melaju.Kondisi jalan yang mulus dan tidak padat adalah hal yang mereka temui pada awal perjalanan sepanjang New England Highway. Lalu mereka melewati hutan eucalyptus dan pepohonan lain khas Australia, daerah-daerah kecil, peternakan domba dan sapi, hingga perkebunan anggur.Setelah sekitar empat jam perjalanan dari Sydney akhirnya mereka tiba di Tamworth. Tapi perjalanan belum berakhir di sana. Tempat tinggal Ney berada di pedesaan. Sedangkan Tamworth adalalah kotanya.Tamworth menyambut mereka dengan dingin yang menusuk. Pusat keramaian dan jalan di sana sangat sepi. Hanya sedikit kendaraan dan orang yang tampak di sana. Toko-toko pun banyak yang tutup. Di bagian kotanya pohon-pohon peneduh berjejer rapi di trotoar yang terhampar di kedua sisi jalan. Masing-masing tampak nyaris selebar jalanan kendaraan di tengahnya. Walaupun tidak begitu lebar, jalannya terdiri dari dua arah serta terdapat are

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Mencari Sydney

    (S2) Niat Baik Qey Dan Rencana Mencari Sydney Part 2Rain dan Lady tidak langsung menjawab. Keduanya saling pandang meningkahi keinginan anak mereka.“Ma, Pa, aku bersedia. Kalau sumsum tulangku cocok dan sesuai dengan Kak Brie pake punyaku aja.” Qey menyatakan kesungguhan tekadnya pada kedua orang tuanya. Qey tidak main-main dengan niatnya.Rain dan Lady saling diam, tidak langsung memberi keputusan. Banyak hal yang mereka pikirkan saat ini.“Ayolah, Ma, Pa, katanya waktu Kak Brie udah nggak lama lagi. Katanya Kak Brie hanya bisa selamat dengan transplantasi itu. Jadi apa lagi yang ditunggu?” Qey mendesak menyadarkan Rain dan Lady yang termangu.“Qey, kamu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan?” tanya Rain mengonfirmasi sebelum melakukan tindakan tersebut.”Yakin, Pa, yang penting Kak Brie bisa selamat,” jawab Qey tanpa ragu. Segala rasa sedih dan merasa tersisihkan akibat perhatian orang-orang di sekitarnya yang berlebihan pada Brienna perlahan memudar saat Qey menyaksikan sendiri

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Niat Baik Qey & Rencana Mencari Sydney

    “Eh, Qey, tumben ke sini?” Alana terkejut ketika pagi itu Qeyzia datang ke rumahnya. Saat itu Alana baru saja akan berangkat kerja dan langsung turun dari mobil ketika melihat Qeyzia datang.Qey tersenyum tipis. “Aku mau ketemu Gian. Gian-nya ada, Tante?”“Ada tuh di kamarnya masih belum bangun. Bangunin gih. Sekalian kalau mau sarapan langsung sarapan aja ya.”“Iya, Tante.”“Tante tinggal dulu nggak apa-apa kan? Mau ke kantor.”“Nggak apa-apa, Tante.”Qey menunggu sejenak, melepas Alana pergi. Begitu mobil bergerak dan Ale membunyikan klakson sambil meninggalkan halaman barulah Qey masuk ke dalam rumah.Qey langsung gerak cepat menuju kamar Giandra. Iseng memutar gagang pintu yang ternyata tidak dikunci. Dengan langkah perlahan Qey masuk ke dalam.Giandra tampak berbaring di atas tempat tidur sambil memeluk guling. Tampak nyenyak dan tidak terusik oleh apa pun.Qey lalu duduk di tepi ranjang. Ia termangu sesaat sambil memindai wajah Giandra inci demi inci. Wajah itu tetap terlihat g

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Berpura-pura Itu Melelahkan

    Giandra memandangi Celine yang sedang tidur di pelukannya. Celine terlihat sangat pulas dalam lelap. Akan tetapi tidak sepicing pun Giandra bisa memejamkan mata. Berbagai pikiran kini memberati kepalanya.Sudah sejak kemarin mereka berada di sini dan yang keduanya lakukan hanyalah tidur-tiduran, jalan-jalan menikmati pemandangan lalu kembali lagi ke hotel.Dan… sejak berada di sini juga Giandra tidak pernah menyentuh Celine dalam hal yang lebih intim. Giandra khawatir jika apa yang akan dilakukannya nanti bisa memengaruhi kehamilan Celine.Giandra hanya berani menyentuh Celine sebatas memeluk dan menciumnya. Tidak lebih.Baru saja Giandra mencoba memejamkan mata, suara notifikasi terdengar berdenting dari ponselnya. Masih dengan posisi berbaring, Giandra menjangkau ponsel dengan sebelah tangan. Ada pesan dari Haris.Mas Haris: Lo lagi di mana, Gi?Giandra mengembuskan napas lelah. Ternyata ia lupa mematikan ponselnya.Giandra: Di luar kota, Mas.Mas Haris: Ngapain?Giandra: Lagi nuli

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   We’re Hubby And Wifey Now

    “Papa dulu sama Mama nikah umur berapa?” Pertanyaan itu meluncur dari bibir Giandra yang membuat Ale menoleh padanya. Saat iitu mereka baru saja selesai duet membawakan lagu lawas It Must Have Been Love. Ale yang memetik gitar dan Giandra yang bersenandung.”Kira-kira pertengahan dua puluh empat masuk dua puluh lima. Kenapa, Gi, kok nanya gitu sama Papa, udah mau nikah kamu?”Giandra nyengir kuda. “Ya mana bisa, Pa, kan aku masih ada kontrak.””Terus tadi tiba-tiba nanya gitu ke Papa kenapa?””Iseng aja sih. Tapi untuk ukuran laki-laki umur segitu kan lumayan cepat. Gimana sih, Pa, rasanya nikah muda?”Ale menyandarkan punggung ke dinding bersama dengan menarik mundur pikirannya ke masa lalu. Terlalu banyak hal menyakitkan yang terjadi kala itu. Sebenarnya Ale belum pernah menceritakan tentang sisi gelap hidupnya pada Giandra serta anak-anak yang lain. Ale bahkan tidak ingin lagi mengingatnya. Semuanya cukup menjadi rahasia kelamnya dengan Alana.“Rasanya bahagia karena ada yang mend

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status