Share

Aksi Nekat Sydney

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-04 19:40:03

Dentingan notifikasi handphone Rain menginterupsi Rain dan Lady yang sedang bermesraan. Mereka baru saja tiba di rumah sekitar beberapa menit yang lalu dan menghabiskan waktu di kamar.

“Siapa lagi sih?” gumam Rain kesal.

Lady membantu Rain menjangkau ponsel dan memberikan pada sang suami.

Mendapati pesan dari Sydney, Rain berdecih jengkel. “Mau apa lagi sih dia?”

Rain kemudian menekuri ponselnya selama beberapa saat. Membaca pesan yang dikirimkan Sydney padanya. Sempat terdiam namun kemudian tertawa ringan. “Ada-ada aja,” gumamnya pelan.

“Ada apa, Rain? Siapa yang chat?” tanya Lady di sebelahnya.

Rain memberikan gawainya pada Lady agar sang istri bisa membacanya sendiri.

Menerima ponsel yang disodorkan Rain, Lady terdiam cukup lama. Sebagai sesama wanita hatinya jelas tergugah. Ia sangat mengerti apa yang dirasakan Sydney. Kasihan, pikirnya.

Apa yang Lady pikirkan lantas ia sampaikan pada sang suami. “Rain, kasihan dia.”

“Lad, itu hanya modus, aku harap kamu jangan sampai luluh. Dia
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Setelah Bercerai

    Celine tidak tahu apa Giandra mengerti apa itu talak tiga beserta konsekuensinya. Yang Celine tahu Giandra sedang emosi saat mengatakannya. Ketika Celine memutar tubuh untuk masuk kembali ke dalam rumah, ia menemukan Agha sudah berdiri di belakangnya. Entah sejak kapan. Bisa jadi laki-laki itu sudah lama di sana mendengar dan menyaksikan pertengkarannya dengan Giandra tadi.”Jadi dia bukan sepupu kamu?” Belum sempat Celine bicara Agha sudah berkata.Tidak ada lagi jalan bagi Celine untuk mengelak apalagi lari. Satu-satunya pilihan baginya adalah mengaku dan berterus terang saat ini juga, terlebih ketika mendengar kelanjutan ucapan laki-laki itu.”Aku udah dengar semuanya, Lin, tapi aku nggak ngerti gimana keadaan sesungguhnya. Kalau kamu nggak keberatan aku siap mendengarkan.”Celine mengangguk, lalu masuk ke dalam rumah. Agha mengikuti dari belakang. Laki-laki itu siap mendengarkan apa yang akan Celine sampaikan padanya meskipun tadi ia merasa syok menyaksikan pertengkaran Celine da

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Ceraikan Kamu

    “Nggak usah dijawab sekarang, pikirin aja dulu.” Lalu Qey berdiri, pergi dari kamar Giandra.Giandra termangu memikirkan kata-kata Qey. Semestinya tadi ia bisa menjawab tanpa perlu memikirkan apa-apa. Nyatanya kini ia meragukan perasaannya sendiri pada Celine. Tapi kalau Giandra tidak memiliki rasa apa pun pada perempuan itu ia tidak perlu marah kan saat melihat atau tahu Celine pergi dengan Agha?Suara pintu yang dibuka serta derap langkah yang mendekatinya membuat Giandra tersentak. Lamunannya memudar dan kemudian buyar seketika.“Bau parfum cewek.” Max mengendus-endus membaui seisi kamar. “Tadi Qey ke sini ya?” sambungnya sambil menatap ke arah Giandra. Max langsung bisa menebak kalau itu Qey karena ia sudah hafal aroma gadis itu saking mencintainya dengan sepenuh hati.“Kok lo tahu?”Max tersenyum jumawa. “Apa sih yang nggak gue tahu tentang Qey? Kalo lo nanya ukuran branya juga gue bakal jawab sekarang.””Jangan macam-macam lo, Max!” Giandra tidak suka pada gurauan Max. Max boleh

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kehilangan

    Satu hari berlalu sejak pertengkaran dengan Celine.Sudah sejak tadi Giandra melihat bolak-balik ke layar gawai hanya demi meyakinkan diri bahwa Celine memang tidak menghubunginya. Tidak ada pesan apalagi panggilan telepon di deret notifikasinya. Yang tidak berhenti dari tadi adalah notifikasi dari grup Anonim. Raia sibuk mengoceh tentang persiapan keberangkatan mereka besok. Berkali-kali gadis itu me-mention memanggil Giandra, namun Giandra tidak peduli. Ada yang lebih penting saat ini melebihi keberangkatan tur mereka. Apa lagi kalau bukan Celine.Alih-alih akan menelepon, mengirim pesan singkat pun tidak.‘Harusnya aku yang marah sama kamu, Lin, bukan kamu.’Semalaman Giandra memikirkan lagi perdebatannya dengan Celine. Merunut kembali kronologi kejadian tersebut beserta kata-kata yang ia ucapkan pada perempuan itu. Giandra mengernyitkan dahi saat mengingat ucapannya pada kalimat terakhir, tepat sesaat sebelum ia pergi meninggalkan apartemen itu. Apartemen yang ia beli untuk Celin

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jalan Terbaik

    Giandra membanting pintu mobil dengan keras. Ia mengusap mukanya setelah menjatuhkan diri di jok pengemudi. Ini adalah untuk kedua kalinya Giandra merasakan rasa kecewa yang mendalam pada perempuan. Dulu Swabitha, dan sekarang Celine. Hanya saja pada mantannya dulu mungkin ucapan Giandra tidak sekeras seperti yang diucapkannya pada Celine. Giandra menjadi leluasa pada Celine karena perempuan itu adalah istrinya, pasangannya yang sah, perempuan halal miliknya.“Aku paling benci yang namanya pengkhianatan,” gumamnya sambil memukul setir. Dengan sekali sentakan kasar Giandra menyalakan mesin lalu menekan pedal gas dalam-dalam, pergi dari tempat itu.Giandra menyetir tanpa kendali, tidak peduli jika pengguna jalan lain merasa terganggu saat ia mengklakson keras-keras atau pun ketika dirinya menyalip dari kiri. Yang penting emosinya tersalurkan.***Sudah lebih dari setengah jam yang lalu Giandra pergi, tapi hingga detik ini Celine masih duduk melamun. Bukan di kursi ataupun sofa, melain

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kejutan Mengejutkan

    Lelaki itu melangkah dengan tegap. Sesekali ia menebar senyum saat berpapasan dengan orang-orang yang menyapanya. Entah itu mengenalnya atau pun hanya sekadar berbasa-basi.Langkahnya lalu terhenti tepat di depan sebuah ruangan. Perlahan tangannya memutar gagang pintu, lalu menarik langkah pelan ke dalam. Ruangan itu serba putih. Atmosfir di sekitarnya menguarkan bau yang khas.Laki-laki bersnelli putih itu adalah Agha Ardiya Arnawarma, dokter kandungan yang tadi menangani perempuan yang sedang berbaring tak sadarkan diri di tempat tidur rumah sakit. Orang-orang memanggilnya Agha atau Aga.Sedangkan perempuan yang tengah berbaring itu adalah Celine. Agha tidak tahu bagaimana ceritanya. Semua serba kebetulan. Ada pasien yang pendarahan dan Agha yang menangani. Kejutannya adalah pasien tersebut ternyata Celine, apoteker di tempatnya praktik selain di rumah sakit ini.Agha baru saja akan keluar dari ruangan tersebut ketika tangan Celine terlihat bergerak pelan. Agha menahan langkah, menu

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Yang Penting Kamu Bahagia

    Celine menatap Giandra yang mengunyah nasi gorengnya tanpa selera. Gerakan bibir laki-laki itu teramat lambat dan terlihat berat yang membuat Celine harus bertanya padanya.“Nggak enak ya, Gi?”“Enak kok, tapi mungkin sarapannya yang kepagian, jadinya nggak terlalu selera.”“Tapi tadi katanya laper.”“Iya sih, tapi enak kok.” Lalu Giandra membuat gerakan mulut yang terkesan sangat menikmati makanannya.Celine tersenyum mengamati, lalu tertawa lucu di dalam hati. Menertawai takdir hidup yang dijalaninya. Ia tidak pernah mengira jika pria seumuran adiknyalah yang akan menjadi suaminya. Sama sekali tidak menyangka jika tindakan tanpa pikir panjangnya dulu juga akan berbuntut panjang. Menempatkannya pada posisi yang teramat sulit.“Skripsi kamu udah sampai mana, Gi?” tanya Celine membangun obrolan baru.“Udah bab tiga, kalau lancar aku bisa wisuda tahun ini. Itu makanya aku kejar habis-habisan. Aku harap kamu bisa ngerti.”“Aku ngerti, aku selalu support kamu. Yang terbaik buat kamu ya…”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status