Share

Berita Pagi Itu

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 10:15:46

Lady menatap Rain dengan sorot mata tidak percaya. Rain meminta maaf padanya? Kenapa tiba-tiba? Dia nggak ada salah makan kan?

“Kenapa ngeliat aku kayak gitu?” Rain balas menatap Lady dengan keheranan yang sama. “Kamu pikir aku lagi main-main?”

“Aku agak nggak percaya sama kamu, tiba-tiba minta maaf kayak gini.”

“Nah kan, aku salah lagi. Giliran aku deket sama Brienna dibilang nggak peka, saat aku udah nyadar malah kamunya nggak percaya. Gimana sih? Apa wajahku kurang meyakinkan?”

“Wajah kamu udah lebih dari meyakinkan, tapi aku nggak tahu hatimu gimana. Aku takutnya ini hanya sesaat, besok kamu bakal berubah lagi.”

Rain menghela napas. Tadi entah mengapa kesadaran itu hadir begitu saja dalam renungannya yang singkat. Tapi jujur, Rain tidak main-main dengan ucapannya.

”Aku terlalu sering ingkar janji ya, Lad? Makanya kamu nggak percaya?”

”Syukur deh kamu sadar.” Lady menahan senyum.

Melihat ekspresi Lady yang menggemaskan Rain tidak tahan untuk melewatkannya. Dalam hitungan detik bibi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
virna putri
Iya ga usah jenguk.. ntr drama lg.. kakak & adik kan drama queen.. wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Flashback

    Bab ini panjang ya. Gabungan dari 10 bab. Happy reading & sorry for typo ^^***Setelah dari pemakaman, Alana, Romy serta Giandra melanjutkan rencana mereka nonton di bioskop. Giandra sebenarnya bukanlah anak yang terlalu penuntut. Kalau pun menginginkan sesuatu permintaannya bukanlah hal yang aneh-aneh. Semua masih berada pada batas koridor yang wajar dan bisa dipenuhi oleh Alana.“Minggu depan ulang tahun kamu kan, Gi?” cetus Romy yang sedang menyetir sembari memandang anak itu melalui spion tengah.”Iya, Pa. Minggu depan umurku sudah lima tahun.” Giandra menjawab dari belakang dengan penuh rasa antusias.”Mau dirayain?”Giandra tidak langsung menjawab, melainkan meminta pertimbangan dari Alana. “Gimana, Ma?””Kalau kamu maunya gimana?””Aku mau ulang tahunku dirayakan, boleh kan, Ma?””Tentu boleh, Sayang.””Asyiiikkkk!!! Nanti aku mau kuenya Captain America ya, Ma.””Boleh. Kamu mau apa lagi?”“Hmm… apa ya?” Giandra terlihat berpikir beberapa saat. “Oh iya, Ma, nanti semua teman-t

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   It Seems Like Only Yesterday

    Alana menggeliat di tempat duduknya, meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Ia menghentikan sejenak kegiatannya dan menjauhkan mata dari komputer. Ia butuh pemandangan baru guna menyegarkan matanya yang lelah lantaran berjam-jam menatap layar. Alana berkedip berkali-kali, beradaptasi dengan penampakan yang lain. Tiba-tiba matanya beradu dengan bingkai foto yang terpajang di atas meja, tidak jauh dari letak komputer, bersisian dengan kotak stationary berisikan pensil berbagi tipe.Di dalam bingkai foto tersebut berisi potret dirinya dan Giandra, anak laki-lakinya satu-satunya yang sangat Alana sayangi melebihi dirinya sendiri. Tanpa sadar senyum sedih terbit dari bibirnya mengingat kehidupannya selama lima tahun ini membesarkan anak itu. Tanpa terasa minggu depan Giandra akan merayakan pertambahan usianya yang ke lima.It seems like only yesterday…Rasanya baru kemarin Alana hamil dan baru saja menyelenggarakan acara tujuh bulanan. Tapi kini anak yang ia kandung sudah menjadi bocah l

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   After All These Years

    Rain menekan pedal rem lebih dalam. Ia menepi dan berhenti, lantas mematikan mesin mobilnya. Sebelum turun Rain melirik ke arah arloji di pergelangan tangannya. Waktu sekarang menunjukkan pukul dua belas siang lebih sepuluh menit. Sepertinya ia telat, meskipun tidak terlalu lama. Namun Rain sudah bisa membayangkan ocehan-ocehan dari bibir mungil yang akan mengomelinya akibat kesalahan ‘fatal’ nya itu.Rain tersenyum sendiri membayangkannya. Hidupnya kini indah dan sempurna. Hari-harinya sangat berwarna. Rain sekarang sudah menjelma menjadi laki-laki dewasa.Tadi Rain baru saja menemani Lady ke rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan, dan kebetulan antri agak lama. Dan kebetulannya lagi dokter langganan mereka juga sedikit terlambat. Setelah semua urusan di rumah sakit beres dan selesai, Rain lalu mengantar istrinya itu kembali ke rumah, barulah ke tempat ini. Itulah sebabnya ia agak terlambat menjemput para bidadari dan seorang pangeran cilik.“Om Rain!”“Papa!”“Papa!”Suara-

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Sebelum Berpisah

    Rain dan Lady baru saja tiba di rumah setelah acara baby shower Ale dan Alana berakhir. Lady langsung merebahkan diri ke kasur. Terbayang lagi olehnya rangkaian acara tadi. Meskipun terkesan ribet mengingat banyaknya proses yang harus dilewati tapi kelihatan seru.”Rain, nanti kalau aku hamilnya udah tujuh bulan kita bakal ngadain acara kayak Alana juga nggak sih?” Perempuan itu bertanya pada Rain yang berbaring di sebelahnya.“Kamu maunya gimana?”“Aku terserah kamu.” Lady tidak banyak menuntut.“Kalau kamu mau aku oke-oke aja.” Rain juga pasrah.“Ih, kamu kok jadi ikut-ikutan?” Lady tertawa dan mencubit kecil lengan Rain.“Nih cubit lagi.” Rain menyerahkan tangannya pada Lady.Tidak menyia-nyiakan kesempatan itu Lady benar-benar menjadikan lengan Rain sebagai sasaran amukannya. “Lad, minggu ini belum ya,” gumam Rain pelan. Sementara cubitan Lady masih bersarang di lengannya.“Belum,” jawab Lady. Rain tidak perlu memperjelas karena Lady sudah tahu apa maksudnya. Sudah seminggu ini

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Temani Aku Mandi

    Romy yang awalnya terkejut buru-buru menguasai diri. Laki-laki itu menerbitkan senyum seakan tidak terjadi apa-apa dan tidak peduli pada kemarahan Ale.“Duduk, Le, mau ikut makan sekalian?”Ala menahan napas berusaha membendung emosi agar tidak meledak pada wajah tanpa dosa di hadapannya.”Gue nggak ngerti kenapa lo bisa ada di sini. Seingat gue tempat lo di rumah sakit, bukan di sini.”“Hehehe…” Romy terkekeh geli. “Di rumah sakit nggak ada yang jual cumi seenak di sini, makanya gue ke sini,” ucapnya ringan dan tanpa beban.Tidak ingin berdebat panjang lebar dan khawatir jika benar-benar akan menghadiahkan bogem mentah pada bajingan itu, Ale mengabaikan Romy dan memandang pada Alana sekilas. Lalu tanpa berkata apa-apa Ale menarik langkah pergi meninggalkan tempat itu."Rom, saya duluan," ucap Alana panik dan langsung bangkit dari tempat duduknya."Hati-hati, Lana, jangan lupa yang saya katakan tadi."Alana mengangguk sambil lalu kemudian pergi dari tempat itu menyusul Ale yang sudah

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Cemburu Ala Ale

    Hari itu seperti kebiasaannya beberapa minggu belakangan Alana ikut Ale ke kantornya. Ia menunggu suaminya itu kerja dari pagi sampai selesai. Selagi Ale berada di kursinya, Alana rebahan di sofa bed yang sengaja Ale sediakan untuknya.”Na, aku mau ke ruang meeting, kamu nggak apa-apa ya tinggal di sini?” tanya Ale yang bangkit meninggalkan kursi dan mendekati Alana.“Meeting-nya berapa jam?” Alana balas bertanya setelah menjauhkan mata dari layar ponselnya.”Belum tahu berapa jam, nanti kamu kalau ada butuh apa-apa tinggal bilang sama Hesti. Inget, jangan ke mana-mana.”“Tapi jangan terlalu lama ya, Le!”“Aku usahain secepatnya,” janji Ale. “Nanti kalau ada yang sakit kamu panggil Hesti, minta dia buat mijitin kamu. Inget ya, Na, jangan ditahan sendiri. Atau aku minta dia buat nemenin kamu di sini?” “Nggak usah, Le, biar aku sendiri.”Sungguh, Alana merasa terharu oleh perhatian yang dicurahkan laki-laki itu padanya. Padahal ruang meeting hanya berjarak beberapa meter, namun Ale ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status