Home / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Sesuatu Yang Menyesakkan Dada

Share

Sesuatu Yang Menyesakkan Dada

last update Huling Na-update: 2025-06-19 20:37:50

Tanpa perlu Ale melarang, Alana juga tidak akan sudi membesuk Zee ke rumah sakit. Baginya Zee bukan lagi sahabat melainkan orang asing yang tidak ingin ia kenal.

Akan tetapi Alana kurang yakin jika Ale mampu bertahan untuk tidak mengunjungi mantan kekasihnya. Setidaknya rasa khawatir pasti ada di dalam diri laki-laki itu.

“Aku nggak masalah kalau kamu mau ke rumah sakit,” ucap Alana. Lebih baik ia tahu dan terang-terangan memberi izin daripada Ale diam-diam di belakangnya.

“Udah aku bilang kan, kalau aku nggak akan ke sana?”

“Tapi nanti di belakang aku kamu pergi diam-diam,” ujar Alana tanpa bermaksud menuding.

”Kalau kamu nggak percaya sama aku, kamu bisa ikut aku seharian. Temenin aku di kantor sampai selesai dan ke mana pun aku pergi.” Ale tidak bermain-main dengan niatnya. Kalau memang Alana mau menemaninya dua puluh empat jam dirinya oke-oke saja. Jika perlu Alana sekalian resign dari Graha Cipta dan bekerja di Lee Property.

“Bukannya aku nggak percaya, tapi kalau kamu memang mau
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
semoga aja lady pregnant
goodnovel comment avatar
Priskila Hendi
Gagal liburannya karena Lady hamil?
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Flashback

    Bab ini panjang ya. Gabungan dari 10 bab. Happy reading & sorry for typo ^^***Setelah dari pemakaman, Alana, Romy serta Giandra melanjutkan rencana mereka nonton di bioskop. Giandra sebenarnya bukanlah anak yang terlalu penuntut. Kalau pun menginginkan sesuatu permintaannya bukanlah hal yang aneh-aneh. Semua masih berada pada batas koridor yang wajar dan bisa dipenuhi oleh Alana.“Minggu depan ulang tahun kamu kan, Gi?” cetus Romy yang sedang menyetir sembari memandang anak itu melalui spion tengah.”Iya, Pa. Minggu depan umurku sudah lima tahun.” Giandra menjawab dari belakang dengan penuh rasa antusias.”Mau dirayain?”Giandra tidak langsung menjawab, melainkan meminta pertimbangan dari Alana. “Gimana, Ma?””Kalau kamu maunya gimana?””Aku mau ulang tahunku dirayakan, boleh kan, Ma?””Tentu boleh, Sayang.””Asyiiikkkk!!! Nanti aku mau kuenya Captain America ya, Ma.””Boleh. Kamu mau apa lagi?”“Hmm… apa ya?” Giandra terlihat berpikir beberapa saat. “Oh iya, Ma, nanti semua teman-t

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   It Seems Like Only Yesterday

    Alana menggeliat di tempat duduknya, meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Ia menghentikan sejenak kegiatannya dan menjauhkan mata dari komputer. Ia butuh pemandangan baru guna menyegarkan matanya yang lelah lantaran berjam-jam menatap layar. Alana berkedip berkali-kali, beradaptasi dengan penampakan yang lain. Tiba-tiba matanya beradu dengan bingkai foto yang terpajang di atas meja, tidak jauh dari letak komputer, bersisian dengan kotak stationary berisikan pensil berbagi tipe.Di dalam bingkai foto tersebut berisi potret dirinya dan Giandra, anak laki-lakinya satu-satunya yang sangat Alana sayangi melebihi dirinya sendiri. Tanpa sadar senyum sedih terbit dari bibirnya mengingat kehidupannya selama lima tahun ini membesarkan anak itu. Tanpa terasa minggu depan Giandra akan merayakan pertambahan usianya yang ke lima.It seems like only yesterday…Rasanya baru kemarin Alana hamil dan baru saja menyelenggarakan acara tujuh bulanan. Tapi kini anak yang ia kandung sudah menjadi bocah l

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   After All These Years

    Rain menekan pedal rem lebih dalam. Ia menepi dan berhenti, lantas mematikan mesin mobilnya. Sebelum turun Rain melirik ke arah arloji di pergelangan tangannya. Waktu sekarang menunjukkan pukul dua belas siang lebih sepuluh menit. Sepertinya ia telat, meskipun tidak terlalu lama. Namun Rain sudah bisa membayangkan ocehan-ocehan dari bibir mungil yang akan mengomelinya akibat kesalahan ‘fatal’ nya itu.Rain tersenyum sendiri membayangkannya. Hidupnya kini indah dan sempurna. Hari-harinya sangat berwarna. Rain sekarang sudah menjelma menjadi laki-laki dewasa.Tadi Rain baru saja menemani Lady ke rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan, dan kebetulan antri agak lama. Dan kebetulannya lagi dokter langganan mereka juga sedikit terlambat. Setelah semua urusan di rumah sakit beres dan selesai, Rain lalu mengantar istrinya itu kembali ke rumah, barulah ke tempat ini. Itulah sebabnya ia agak terlambat menjemput para bidadari dan seorang pangeran cilik.“Om Rain!”“Papa!”“Papa!”Suara-

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Sebelum Berpisah

    Rain dan Lady baru saja tiba di rumah setelah acara baby shower Ale dan Alana berakhir. Lady langsung merebahkan diri ke kasur. Terbayang lagi olehnya rangkaian acara tadi. Meskipun terkesan ribet mengingat banyaknya proses yang harus dilewati tapi kelihatan seru.”Rain, nanti kalau aku hamilnya udah tujuh bulan kita bakal ngadain acara kayak Alana juga nggak sih?” Perempuan itu bertanya pada Rain yang berbaring di sebelahnya.“Kamu maunya gimana?”“Aku terserah kamu.” Lady tidak banyak menuntut.“Kalau kamu mau aku oke-oke aja.” Rain juga pasrah.“Ih, kamu kok jadi ikut-ikutan?” Lady tertawa dan mencubit kecil lengan Rain.“Nih cubit lagi.” Rain menyerahkan tangannya pada Lady.Tidak menyia-nyiakan kesempatan itu Lady benar-benar menjadikan lengan Rain sebagai sasaran amukannya. “Lad, minggu ini belum ya,” gumam Rain pelan. Sementara cubitan Lady masih bersarang di lengannya.“Belum,” jawab Lady. Rain tidak perlu memperjelas karena Lady sudah tahu apa maksudnya. Sudah seminggu ini

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Temani Aku Mandi

    Romy yang awalnya terkejut buru-buru menguasai diri. Laki-laki itu menerbitkan senyum seakan tidak terjadi apa-apa dan tidak peduli pada kemarahan Ale.“Duduk, Le, mau ikut makan sekalian?”Ala menahan napas berusaha membendung emosi agar tidak meledak pada wajah tanpa dosa di hadapannya.”Gue nggak ngerti kenapa lo bisa ada di sini. Seingat gue tempat lo di rumah sakit, bukan di sini.”“Hehehe…” Romy terkekeh geli. “Di rumah sakit nggak ada yang jual cumi seenak di sini, makanya gue ke sini,” ucapnya ringan dan tanpa beban.Tidak ingin berdebat panjang lebar dan khawatir jika benar-benar akan menghadiahkan bogem mentah pada bajingan itu, Ale mengabaikan Romy dan memandang pada Alana sekilas. Lalu tanpa berkata apa-apa Ale menarik langkah pergi meninggalkan tempat itu."Rom, saya duluan," ucap Alana panik dan langsung bangkit dari tempat duduknya."Hati-hati, Lana, jangan lupa yang saya katakan tadi."Alana mengangguk sambil lalu kemudian pergi dari tempat itu menyusul Ale yang sudah

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Cemburu Ala Ale

    Hari itu seperti kebiasaannya beberapa minggu belakangan Alana ikut Ale ke kantornya. Ia menunggu suaminya itu kerja dari pagi sampai selesai. Selagi Ale berada di kursinya, Alana rebahan di sofa bed yang sengaja Ale sediakan untuknya.”Na, aku mau ke ruang meeting, kamu nggak apa-apa ya tinggal di sini?” tanya Ale yang bangkit meninggalkan kursi dan mendekati Alana.“Meeting-nya berapa jam?” Alana balas bertanya setelah menjauhkan mata dari layar ponselnya.”Belum tahu berapa jam, nanti kamu kalau ada butuh apa-apa tinggal bilang sama Hesti. Inget, jangan ke mana-mana.”“Tapi jangan terlalu lama ya, Le!”“Aku usahain secepatnya,” janji Ale. “Nanti kalau ada yang sakit kamu panggil Hesti, minta dia buat mijitin kamu. Inget ya, Na, jangan ditahan sendiri. Atau aku minta dia buat nemenin kamu di sini?” “Nggak usah, Le, biar aku sendiri.”Sungguh, Alana merasa terharu oleh perhatian yang dicurahkan laki-laki itu padanya. Padahal ruang meeting hanya berjarak beberapa meter, namun Ale ber

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status