Share

Cinta Segi Banyak

last update Huling Na-update: 2025-05-13 12:00:48

Daun pintu terbuka. Di hadapan Lady kini Kanayya berdiri tegak sambil menatapnya.

“Bunda cariin ke mana-mana ternyata kamu di sini. Kamu baik-baik aja kan?” Kanayya meneliti setiap inci wajah menantunya, khawatir jika saja terjadi sesuatu.

“Iya, Bunda, aku baik-baik aja. Aku lagi nemenin Rain. Kepalanya pusing. Tadi Rain muntah,” terang Lady menjelaskan.

”Rain sakit?” Kanayya bertanya antusias sambil melongokkan kepalanya ke arah dalam. Apa pun yang berhubungan dengan keadaan anaknya itu tidak akan pernah ia abaikan begitu saja. Rain adalah harta paling berharga yang ia miliki. Rain adalah separuh jiwanya yang lain.

“Coba deh Bunda periksa.” Lady menggeser kaki memberi jalan pada mertuanya agar bisa lewat.

Dengan langkah tergesa Kanayya menghampiri Rain yang berbaring di ranjang sambil memeluk guling. Muka putranya terlihat kusut.

“Rain, kamu sakit?” Kanayya meraba pipi, leher dan dahi Rain. Suhu tubuhnya normal dan wajar.

“Aku pusing, Nda, tadi muntah mendadak.”

Kanayya menyipit. “Ta
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Nanti Kangennya Bisa Infeksi

    Beberapa hari berlalu. Brie masih di rumah sakit, Qey sudah diizinkan pulang. Sedangkan Sydney dan Kyle sudah kembali ke Australia.Awalnya Ney tidak mau pergi dan ingin menanti hingga Brie benar-benar sehat dan pulang ke rumah. Akan tetapi Rain mengusir dengan mengatakan bahwa Brie belum tahu kapan sehatnya. Rain akhirnya sampai memberikan uang pada Ney untuk pegangannya beberapa bulan ini hingga Ney kembali mendapat pekerjaan.“Nggak ada gunanya juga lo di sini. Mending lo balik deh, jadi lo bisa ngelanjutin hidup,” kata Rain waktu itu.“Tapi Brie gimana, Bae? Aku nggak akan tenang ninggalin Brie dalam keadaan kayak gini.” Ney bersikeras tidak ingin pergi.“Lo nggak usah pikirin Brie, biar jadi urusan gue. Lagian emangnya lo mau di sini sampai kapan?”Cukup lama Ney terdiam. Banyak yang ada di pikirannya saat itu. Tentang kehidupannya yang tidak mudah serta tentang pekerjaaannya yang telah hilang.“Bae, gimana caranya aku balik?””Gue yang ongkosin lo.”“Terus hidupku gimana? Aku ud

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Setiap Yang Bernyawa Pasti Akan Mati

    ”Ma, Pa, Zee siapa sih?”Ale dan Alana sama-sama terkejut mendengar pertanyaan lugas yang disampaikan Giandra. Nama itu sudah sangat lama tidak mereka dengar. Bahkan keduanya menganggap pemilik nama tersebut tidak ada lagi.”Nanyanya kok gitu? Kamu tahu dari mana tentang itu, Gi?” tanya Alana setelah berhasil meredakan rasa terkejutnya.”Kemarin di rumah sakit Tante Ney yang ngusulin gimana kalau minta bantuan Zee aja,” jawab Giandra memberitahu sesuai dengan apa yng didengarnya. “Emang dia siapa, Ma?”Alana memandang ke arah Ale meminta bantuannya. Alana takut salah-salah bicara dan memberi jawaban.Ale mengumpulkan napas dan membangun kekuatan untuk bicara. Meski bagaimanapun anak-anaknya dan Alana tidak boleh tahu mengenai masa lalu mereka.“Bukan siapa-siapa. Dia saudaranya Sydney.” Ale akhirnya menjawab dengan suara berat.“Aku baru tahu kalau Tante Ney punya saudara, tapi aku kok nggak pernah dengar ya selama ini Om Rain atau Tante Lady cerita tentang dia?” Giandra merasa penasa

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Finally Found You

    Mobil yang membawa Rain serta Chris dan seorang lagi kawannya yang bernama Daniel terus melaju.Kondisi jalan yang mulus dan tidak padat adalah hal yang mereka temui pada awal perjalanan sepanjang New England Highway. Lalu mereka melewati hutan eucalyptus dan pepohonan lain khas Australia, daerah-daerah kecil, peternakan domba dan sapi, hingga perkebunan anggur.Setelah sekitar empat jam perjalanan dari Sydney akhirnya mereka tiba di Tamworth. Tapi perjalanan belum berakhir di sana. Tempat tinggal Ney berada di pedesaan. Sedangkan Tamworth adalalah kotanya.Tamworth menyambut mereka dengan dingin yang menusuk. Pusat keramaian dan jalan di sana sangat sepi. Hanya sedikit kendaraan dan orang yang tampak di sana. Toko-toko pun banyak yang tutup. Di bagian kotanya pohon-pohon peneduh berjejer rapi di trotoar yang terhampar di kedua sisi jalan. Masing-masing tampak nyaris selebar jalanan kendaraan di tengahnya. Walaupun tidak begitu lebar, jalannya terdiri dari dua arah serta terdapat are

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Mencari Sydney

    (S2) Niat Baik Qey Dan Rencana Mencari Sydney Part 2Rain dan Lady tidak langsung menjawab. Keduanya saling pandang meningkahi keinginan anak mereka.“Ma, Pa, aku bersedia. Kalau sumsum tulangku cocok dan sesuai dengan Kak Brie pake punyaku aja.” Qey menyatakan kesungguhan tekadnya pada kedua orang tuanya. Qey tidak main-main dengan niatnya.Rain dan Lady saling diam, tidak langsung memberi keputusan. Banyak hal yang mereka pikirkan saat ini.“Ayolah, Ma, Pa, katanya waktu Kak Brie udah nggak lama lagi. Katanya Kak Brie hanya bisa selamat dengan transplantasi itu. Jadi apa lagi yang ditunggu?” Qey mendesak menyadarkan Rain dan Lady yang termangu.“Qey, kamu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan?” tanya Rain mengonfirmasi sebelum melakukan tindakan tersebut.”Yakin, Pa, yang penting Kak Brie bisa selamat,” jawab Qey tanpa ragu. Segala rasa sedih dan merasa tersisihkan akibat perhatian orang-orang di sekitarnya yang berlebihan pada Brienna perlahan memudar saat Qey menyaksikan sendiri

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Niat Baik Qey & Rencana Mencari Sydney

    “Eh, Qey, tumben ke sini?” Alana terkejut ketika pagi itu Qeyzia datang ke rumahnya. Saat itu Alana baru saja akan berangkat kerja dan langsung turun dari mobil ketika melihat Qeyzia datang.Qey tersenyum tipis. “Aku mau ketemu Gian. Gian-nya ada, Tante?”“Ada tuh di kamarnya masih belum bangun. Bangunin gih. Sekalian kalau mau sarapan langsung sarapan aja ya.”“Iya, Tante.”“Tante tinggal dulu nggak apa-apa kan? Mau ke kantor.”“Nggak apa-apa, Tante.”Qey menunggu sejenak, melepas Alana pergi. Begitu mobil bergerak dan Ale membunyikan klakson sambil meninggalkan halaman barulah Qey masuk ke dalam rumah.Qey langsung gerak cepat menuju kamar Giandra. Iseng memutar gagang pintu yang ternyata tidak dikunci. Dengan langkah perlahan Qey masuk ke dalam.Giandra tampak berbaring di atas tempat tidur sambil memeluk guling. Tampak nyenyak dan tidak terusik oleh apa pun.Qey lalu duduk di tepi ranjang. Ia termangu sesaat sambil memindai wajah Giandra inci demi inci. Wajah itu tetap terlihat g

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Berpura-pura Itu Melelahkan

    Giandra memandangi Celine yang sedang tidur di pelukannya. Celine terlihat sangat pulas dalam lelap. Akan tetapi tidak sepicing pun Giandra bisa memejamkan mata. Berbagai pikiran kini memberati kepalanya.Sudah sejak kemarin mereka berada di sini dan yang keduanya lakukan hanyalah tidur-tiduran, jalan-jalan menikmati pemandangan lalu kembali lagi ke hotel.Dan… sejak berada di sini juga Giandra tidak pernah menyentuh Celine dalam hal yang lebih intim. Giandra khawatir jika apa yang akan dilakukannya nanti bisa memengaruhi kehamilan Celine.Giandra hanya berani menyentuh Celine sebatas memeluk dan menciumnya. Tidak lebih.Baru saja Giandra mencoba memejamkan mata, suara notifikasi terdengar berdenting dari ponselnya. Masih dengan posisi berbaring, Giandra menjangkau ponsel dengan sebelah tangan. Ada pesan dari Haris.Mas Haris: Lo lagi di mana, Gi?Giandra mengembuskan napas lelah. Ternyata ia lupa mematikan ponselnya.Giandra: Di luar kota, Mas.Mas Haris: Ngapain?Giandra: Lagi nuli

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status