Share

Meminta Klarifikasi

last update Last Updated: 2025-04-03 13:06:00

Membuka pintu kamar dengan gerakan kasar, Rain memandang nyalang pada Lady yang kini berdiri tegak di hadapannya. “Selain ngeganggu gue keahlian lo apa lagi sih?”

Tuh kan, ternyata benar dugaan Lady. Rain pasti akan menceramahinya. “Aku nggak mau mengganggu kamu. Bunda kamu yang memintaku untuk memanggil kamu,” kata Lady membela diri.

”Udah salah masih ngeyel, dasar parasit.”

Lady tidak mendengar ucapan terakhir Rain karena keburu pergi dari hadapan laki-laki itu.

“Rain udah bangun, Dy?” tanya Kanayya saat melihat Lady muncul sendiri tanpa anak lelaki kesayangannya.

“Udah, Dok.”

Tak lama berselang Rain muncul ke ruang makan, bergabung bersama mereka. Lelaki itu belum mandi dan membawa muka bantalnya.

“Pagi, Nda,” sapa Rain pada Kanayya lantas menarik salah satu kursi dan memosisikan diri di sana.

“Pagi, kamu baru bangun?”

“Iya nih, Nda, aku baru pulang jam tiga lewat jadi masih ngantuk banget.” Rain menutup mulutnya yang menguap dengan telapak tangan.

“Nanti setelah makan kamu bisa ti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kamu Yang Hamil, Aku Yang Muntah

    ”Nggak mungkin aku hamil,” sangkal Lady membantah. Masalahnya saat ini dirinya sedang menstruasi, jadi mana mungkin bisa hamil? Begitu logikanya. Iya kan?“Kenapa nggak mungkin?”“Aku kan lagi menstruasi.”“Bukan, Lad, tapi kamu pendarahan,” kata Rain meluruskan. “Tadi dokter udah jelasin semua sama aku.”Lady terdiam mencerna kata-kata yang diucapkan Rain. Kemudian setelahnya yang bisa ia loloskan dari mulutnya hanyalah kata, “Bisa gitu ya?”“Ya bisalah, Lad. Nanti biar Bunda yang jelasin semua sama kamu.”Lady lalu termangu karena belum sepenuhnya mengerti.”Dokter tadi bilang kamu bisa jadi kayak gini mungkin karena kelelahan, stres dan banyak pikiran. Kamu harus istirahat total, Lad, kamu harus bed rest. Kandungan kamu lemah.”“Berarti aku nggak boleh ke mana-mana?””Ya, kamu nggak boleh ke mana-mana dan aku juga nggak akan ke mana-mana. Aku akan nemenin kamu dua puluh empat jam.””Terus toko gimana? Aku kan juga harus kuliah.” Lady mulai khawatir. Semestinya meskipun sedang hamil

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kehamilan Seorang Lady

    “Eh iya, apa tadi, Mbak?” Lady tergagap menyikapi panggilan yang ditujukan padanya.“Mau packing biasa atau untuk gift, Mbak?” Pelayan mengulang lagi kata-katanya.“Sebenarnya sih untuk saya tapi dipacking gift aja, Mbak,” kata Lady memberi jawaban.”Baik, Mbak. Mohon ditunggu sebentar.” Pelayan baby shop kemudian pergi meninggalkan Lady dalam ketermanguan. Lady tidak tahu apa yang dilakukannya saat ini. Ia hanya melakukan sesuai kata hatinya.Lady lalu menggulir mata mencari keberadaan Sydney yang menghilang dari peredaran. Ia menemukan perempuan itu masih sibuk memilih pakaian bayi di sudut yang lain. Lady menghampirinya.“Banyak banget, Ney?” Lady terheran-heran melihat troli Sydney yang dipenuhi pakaian bayi. Perempuan itu seakan ingin membeli seisi toko.”Aku bingung jadi kuambil aja semua,” jawab Sydney ringan. Setelah memandang Lady sekilas atensinya kembali tertuju pada pakaian bayi yang lain.Lady tidak mungkin mencegahnya. Ia hanya bisa membiarkan. Memahami Sydney dan eufori

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Khayalan Indah Lady

    Nyaris di sepanjang perjalanan Sydney memasang muka cemberut saat Rain dan Lady mengantar ke rumahnya. Rain tidak memedulikan dan menganggap perempuan itu tidak ada. Ia lebih memilih menyetel audio mobil dan membiarkan suara Travis Scott memenuhi setiap spasi mobilnya.“Bae, bisa kecilin volumenya nggak sih? Jangan terlalu keras. Kasihan si baby!” Sydney berseru dari belakang.Rain tidak memberi respon apa-apa, membuat kekesalan Sydney semakin memuncak. Perempuan itu kembali berseru dengan nada suara lebih tinggi dari tadi.“Bae, aku tuh lagi ngomong sama kamu!” Sydney menyertai seruannya dengan guncangan di pundak Rain.“Apa sih lo?” balas Rain sewot sambil memajukan duduk, melepaskan diri dari cengkeraman tangan Sydney.“Aku bilang kecilin volumenya, kasihan baby kita, dia pasti kaget kalau denger musik keras-keras kayak gini,” ujar Sydney dengan sebelah tahan yang masih bertahan memegang perut.“Lebay lo.””Udah ah, jangan berantem lagi, sini ya aku kecilin.” Lady muncul sebagai p

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Misteri Yang Disimpan Lady

    Rain menoleh ke belakang dan melambaikan tangan agar Lady mengikutinya. Lady yang awalnya ragu dan berencana untuk tetap duduk akhirnya bangkit dan berjalan menyusul Rain menuju ranjang periksa.Rain yang berdiri di sebelah Lady merangkul punggung perempuan itu dan mendekap seerat mungkin, menahan agar tetap berada di sisinya.“Maaf ya, Ney.” Dokter Jena menurunkan celana Sydney hingga bagian bawah perut. Lantas membalurkan gel ke permukaan perut perempuan itu. Sydney menikmati setiap proses USG dan tersenyum sendiri. Tangan dokter Jena menggerakkan alat USG di atas perut Sydney, sementara matanya tidak lepas dari layar monitor, mengamati pergerakan janin yang terangkum di sana.Selagi hal tersebut berlangsung, Rain melepaskan pandangan jauh ke arah lain. Ia menghindari perut Sydney yang terbuka. Hingga kemudian suara dokter Jena yang memberitahu kondisi janin di dalam rahim, memaksa Rain memalingkan muka ke arah layar USG.Dokter Jena mulai menerangkan anatomi si janin dan menunjuk

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Syukur-Syukur Jadi Korban Malpraktik

    Melirik melalui spion tengah, Rain memandang ke arah Sydney dan bertanya padanya.“Ney, emang lo mau ke rumah sakit mana? Gue nggak mau ya kalo orang-orang jadi tahu.” Ada nada ancaman dalam kata-kata yang baru saja Rain ucapkan.”Tenang aja, Bae, Papi udah atur semuanya. Sorry, tadi maksudku bukan ke rumah sakit, tapi lebih tepatnya langsung ke rumah dokter kandungan. Papi bilang alat-alatnya lengkap sama kayak di rumah sakit.” Sydney menjawab dari belakang sembari menjelaskan dengan detail agar Rain mengerti.“Di mana tempatnya?” Suara Rain masih sedingin tadi sejak awal hingga akhir.“Namanya dokter Jena. Jam terbangnya udah tinggi. Pasiennya banyak banget, kebayang kan bagusnya gimana? Dan Papi sengaja minta khusus buat meriksa aku. Aslinya sih dia nggak buka pelayanan di rumah.”“Gue nanya alamatnya di mana, gue nggak peduli dia bagus atau enggak.” Rain menghentikan mulut Sydney yang berceloteh tanpa henti. Rain tidak ambil pusing mau jam terbangnya tinggi atau masih baru. Syukur

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tugas Pertama Calon Ayah

    Selama Kanayya dan Alana pergi Rain dan Lady tinggal berdua dan bebas melakukan apa saja. Meskipun pada hari-hari biasa Kanayya tidak mengekang tapi tetap saja rasanya berbeda.Rain pernah berpikiran untuk kembali ke apartemennya yang saat ini sedang kosong. Saat itu sang bunda meminta Rain dan Lady di rumahnya hanya sampai tangannya sehat. Tapi ketika ia sudah sembuh dan berniat untuk pindah, Kanayya belum mengizinkan dan masih menahannya.“Lad, nanti kalau Bunda udah pulang kamu lobi Bunda biar kita diizinin balik ke apartemen,” ucap Rain pada Lady.“Kenapa nggak kamu aja yang langsung ngomong ke Bunda?” balas perempuan itu.“Soalnya kalau kamu yang ngomong pasti didengerin, Bunda kan autonurut sama kamu.””Kamu ada-ada aja,” tukas Lady sambil tertawa. Perempuan itu lantas menyimpan tawanya ketika teringat sesuatu.Kembali ke apartemen Rain artinya sama dengan membuka lagi lembaran masa lalu lelaki itu dengan sang mantan kekasih. Tidak. Sebagai istri Rain, Lady tidak akan mau kembal

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pengakuan Yang Tidak Disadari Rain

    Alana mencoba menghiraukan keberadaan Ale dan Zee. Ia menganggap keduanya tidak ada di sana. Alana mengembalikan atensinya yang tadi terbagi pada buku di tangannya. Alana membangun konsentrasinya dengan susah payah dan mengabaikan siapa pun yang berada di sana. Nyatanya tidaklah semudah itu. Kehadiran Ale dan Zee yang terus tertangkap oleh ruang matanya tidak hanya mengganggu pikiran, tapi juga hatinya.Apa sebaiknya ia pulang saja dan menyingkir dari sini? Dari pada matanya tercemar dan hatinya bertambah perih. Sebaiknya begitu kan? Pergi dan melipir diam-diam.Setelah menimbang-nimbang selama beberapa menit Alana memutuskan untuk pergi daripada sakit sendiri menyaksikan kebersamaan sepasang sejoli tersebut.Lalu Alana memasukkan buku dan ponsel yang tadi ia letakkan di atas meja ke dalam tasnya. Bangkit dari duduk dengan perlahan, Alana menarik langkah pelan. Ia berjalan dengan sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan suara apa pun yang akan menarik perhatian orang-orang agar ter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Keperjakaannya Terlalu Sayang Ia Berikan Pada Hewan Laut

    Ale dan Zee baru saja meninggalkan Nirwana Mall. Mobil yang Ale kendarai bergerak pelan di jalan raya.“Kita ke rumah Rain dulu ya, Zee?””Nggak jadi ke toko Lady?”“Jadi, tapi Rain juga mau ikut ke sana.”“Boleh, kan kamu yang nyetir.” Zee coba bercanda dan pria kharismatik di sebelahnya langsung menebar senyum maut.”Kamu tadi kenapa bisa ada di Nirwana?” Ale tanya begitu karena haram hukumnya buat keluarga Jacob menginjakkan kaki di area milik keluarga Lee.”Kebetulan lewat dan mau ke ATM, ya udah, aku langsung berhenti.””Alesan.”“Kok alesan?”“Pasti lagi nyariin aku. Sengaja kan biar bisa ketemuan?”Zee tak kuasa menahan tawa menanggapi kenarsisan pria di sebelahnya.Ale memandang pada Zee dan tersenyum penuh makna. “Cantik banget.”“Apanya yang cantik?””Bajunya.”Refleks Zee menurunkan pandangan mengamati busananya sendiri. Saat ini ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dan bagian ujung baju diselipkan ke dalam rok span berwarna beige yang panjangnya hanya sebatas lutut. Z

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Yang Hamil Siapa, Yang Manja Siapa

    Melihat Rain senang dan sebahagia ini Lady juga ikut semringah. Ini baru rencana tapi Rain sudah sebahagia itu, apalagi jika nanti mereka benar-benar memiliki anak.“Lad, kayak yang Bunda bilang ke kamu kita kudu usaha, kita harus bakar kalori tiap hari, dari sekarang kita harus atur jadwalnya, Lad, kalau perlu tiga kali sehari kayak minum obat,” ucap Rain bersemangat.”Itu sih modus kamu aja kalii…” Lady tertawa sembari mencubit kecil lengan sang suami.“Modus untuk kebaikan apa salahnya?” Rain berkilah dan membalas cubitan Lady di tangannya dengan kecupan di pipi perempuan itu”Dasar kamu tuh ya, paling pinter kalau cari alasan.”Rain menarik Lady ke dekapannya saat istrinya itu berniat untuk pergi. ”Mau ke mana, Lad?”“Ya ke toko dong, mau ke mana lagi memangnya?”“Nggak bisa kamu di rumah aja? Temenin aku, Lad…” Rain memeluk Lady, berbisik di telinganya lalu menggigitnya pelan yang membuat Lady jadi meremang.“Aku kan harus kerja, Rain…,” kata Lady menolak.“Kamu kan owner, ngapai

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status