Share

4. Tinggal Bersama

Penulis: dtyas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-30 23:04:59

Anya mengerjapkan pelan matanya, pendingin ruangan membuat tidurnya terjaga karena hembusan udara seakan menembus kulitnya. Bahkan ia meringis merasakan kepala terasa berat.

Yang lebih mengejutkan ada beban di atas perutnya. Saat ia s***k selimut ternyata tangan memeluknya dan menyadari tidak mengenakan apapun, hanya selimut saja.

“Di mana pakaianku?” gumam Anya.

Perlahan ia menyibak selimut dan melihat tangan melingkar di perutnya.

Mas Rama, dia peluk aku. Rasanya … tidak mungkin, batin Anya. Mencoba mengingat kejadian semalam, makan malam yang dihadiri juga dengan Om Pram dan Bima. Setelah itu ia pulang, bahkan digendong ke kamar oleh Rama, tentu saja karena ia mabuk.

Senyum terbit di bibir Anya, ternyata suaminya bisa bersikap manis. Apa ini pertanda hubungan mereka mulai membaik. merasakan tubuhnya tidak baik-baik saja, jelas semalam terjadi sesuatu. Apa yang selama ini dijaga telah ia berikan pada sang suami yang memang sudah menjadi haknya.

“Mas Rama,” panggil Anya lirih sambil perlahan berbalik. Seketika matanya langsung terbelalak dan gegas beranjak duduk setelah menyingkirkan tangan yang memeluk perutnya.

Sambil memegang erat selimut agar tidak mengekspos tubuhnya yang polos, Anya mengucek mata memastikan pria yang berbaring di sampingnya tadi.

“Bi-ma,” ucapnya lirih. “Kemana Mas Rama?” Menatap sekeliling kamar, tidak ia dapati Rama di sana. Bahkan dress yang semalam ia gunakan, tergolek dan berantakan di lantai juga dengan pakaian pria yang mungkin saja milik Bima.

“Hei, bangun!” Bima hanya mengerang pelan dan berbaring memunggunginya. “Bangun!” ujar nya Anya lagi sambil mendorong pelan tangan Bima.

Pria itu berdecak kemudian berbalik dan mengerjapkan matanya.

“Kenapa bisa kita tidur satu ranjang? Apa yang terjadi?” cecar Anya.

Awalnya Bima terlihat bingung bahkan mengernyitkan dahinya, kemudian ia bangun.

“Semalam kamu mabuk. Jadi aku mengantar—”

“Apa maksudmu? Bukannya Mas Rama yang menggendongku pulang?” sela Anya. Debar jantungnya makin menjadi-jadi. “Di mana dia?”

“Rama?” Bima mendengus. Pria itu mengacak rambutnya. “Entah. Dia menyerahkan kamu yang mabuk begitu saja padaku saat ia menerima telepon. Sepertinya telepon itu jauh lebih penting daripada istrinya sendiri.”

Anya resah mengingat kembali kejadian semalam. Rasanya ia ingin berteriak karena begitu ceroboh melakukan sesuatu yang seharusnya diberikan pada suaminya.

“Aku pasti sudah gila.”

Raut wajahnya mulai panik mengingat ia berada di kamar, kediaman mertuanya. Sewaktu-waktu bisa saja Rama datang meski sekarang entah di mana pria itu.

“Pergi dari sini,” usir Anya pada Bima.

“Tenang saja manis. Rama tidak ada, kamu--“

“Pergi!” usir Anya sambil menunjuk pintu kamarnya. “Lupakan apa yang semalam terjadi, kita tidak melakukan apapun.”

Bima terkekeh sambil beranjak dari ranjang, Anya mengalihkan pandangannya saat pria itu meraih pakaian.

“Bagaimana bisa aku melupakan kejadian semalam. Kita berdua tidak akan bisa lupa dan mengabaikannya.”

Rasanya Anya ingin menjerit dan menghampiri Bima untuk menghardiknya kalau saja ia sudah berpakaian. Ia harus menggeser posisi duduknya saat Bima mendekat ke area di mana ia berada.

“Aku yang pertama untukmu. Seumur hidup kita tidak akan pernah melupakan kejadian semalam.”

“Omong kosong. Aku ini sudah menikah, suamiku sepupumu. Apa yang terjadi semalam ada kesalahan, jadi lupakan saja dan keluar.”

Sepertinya Bima mengalah, ia mengangkat tangannya seakan menyerah dengan ucapan Anya lalu beranjak pergi. Tangannya sudah memegang handle pintu, saat berbalik dan kembali istri dari sepupunya.

“KIta bicara lagi nanti saat kamu sudah tenang.”

“Pergi!” sahut Anya.

Setelah kepergian Bima, Anya memaksakan tubuhnya bergerak dan beranjak dari ranjang. Membersihkan diri lalu membereskan kekacauan di kamar. Tidak ingin Rama tahu apa yang terjadi semalam di kamar itu.

***

Entah sudah berapa lama Anya berada di balkon, duduk termenung memikirkan kejadian semalam dan dampaknya ke depan. Tidak menyadari kehadiran Rama dan sudah berdiri di tengah pintu balkon.

“Ck. Aku harus bagaimana,” gumam Anya.

“Cepat masuk dan temui orang tuaku.”

“MAs Rama.” Anya terkejut dengan kehadiran Rama, ia pun berdiri.

“Tentu saja aku, Rama. Memang siapa yang kamu pikirkan?” Anya hanya menggeleng pelan. “Cepat turun dan temui orang tuaku.”

“Mereka sudah pulang?”

“Hm. KIta akan malam siang bersama.” Anya pun mengekor langkah Rama meninggalkan balkon dan keluar dari kamar. saat melewati ranjang, pandangan Anya kembali memindai tempat itu memastikan lagi kekacauan dan kesalahan semalam sudah ia bereskan.

“Ingat, jangan bilang atau adukan apapun tentang aku dan Selly,” bisik Rama dengan nada ancaman saat mereka menuruni anak tangga.

Anya hanya bisa menghela pelan, malas untuk menjawab.

“Kamu dengar ‘kan?” tanya Bima lirih.

“Dengar Mas, aku dengar. Tidak usah terus dibahas, kamu pikir aku tidak muak mendengar urusanmu dengan wanita itu.”

Anya mendahului Bima menuruni anak tangga dengan cepat menuju meja makan.

“Anya, kemari, sayang!” pinta Mama Malika saat melihatnya dan Rama datang.

Melihat kedua mertuanya dan disambut dengan hangat, tentu saja Anya tersenyum. Baru mulutnya hendak menanyakan kabar pada pasangan yang baru saja tiba dari perjalanan bisnis, mendadak bibirnya kelu dan senyum pun hilang melihat ada Bima di sana. Bahkan pria itu menoleh dan menatap ke arahnya. Menyadari kalau ia akan sering bertemu Bima, mengingat pria itu juga tinggal di rumah orangtua Rama.

Bagaimana ini, kami akan sering bertemu, batin Anya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Semalam Dengan Sepupumu   145. Season 2 - Happy Ending

    Meski dengan perdebatan panjang, akhirnya diputuskan kalau Selly hanya akan mengakhiri kontrak kerjanya sampai akhir tahun. Setelah itu ia akan fokus menjadi ibu rumah tangga saja.Rama masih tinggal di Bali, dalam beberapa bulan ke depan akan bolak-balik Jakarta Bali masalah pekerjaan. Resepsi pernikahan akan mereka laksanakan di Bali. Bahkan Rama setuju usulan Selly untuk menetap di sana.Mulai tahun depan Bima akan memimpin kantor cabang yang ada di Bali, Umar yang akan menggantikan posisi Rama. Bahkan rumah untuk tempat tinggal, sudah mereka dapatkan.“Aku suka tinggal di sini, banyak tempat indah.”“Tapi biaya hidup di sini mahal.”“Kamu ‘kan yang kerja, aku diminta di rumah saja. Aku tidak boros kok,” jelas Selly dan Rama sudah meyakini itu. Kehidupan Selly berubah dari sebelumnya, jarang menggunakan barang branded kecuali di acara tertentu.Bahkan tidak jarang ia tidur menggunakan daster yang dibeli secara online dua ratus ribu dapat tiga pcs.“Ayo tidur,” ucap Selly menjauhkan

  • Semalam Dengan Sepupumu   144. Season 2 - Aku CInta Kamu

    “Rama, kamu yakin?” Selly menarik tangan Rama yang akan membuka pintu.“Tentu saja aku yakin, memang kamu mau sembunyi di mana. Mama pasti tinggal di sini untuk beberapa hari. Semenjak papa tiada, dia posesif padaku. Hari ini aku akan berikan apa yang dituntut selama ini?”“Apa?” tanya Selly masih berbisik sedangkan ketukan pintu dan suara bel bagai bersahutan.“Calon istri,” jawab Rama lalu membuka pintu.“Lama sekali, kamu ngapain sih. Makanya jangan begadang, mama mulai diabaikan. Pasti … ini siapa? Kenapa kalian berdua ada di … kamu bukannya … Selly.” Malika mencecar setelah melihat Selly dari balik tubuh putranya.Sambil bersedekap, Malika menarik nafasnya memandang Rama dan Selly duduk berdampingan berseberangan dengannya di sofa. Dari penampilan mereka bisa dipastikan aktivitas dewasa. Kemeja Rama berantakan, apalagi rambutnya. Sama halnya dengan Selly dengan rambut berantakan dan dress dilapisi blazer.“Hah, jadi ini yang kamu lakukan di sini?”“Mah, dengar penjelasanku dulu.

  • Semalam Dengan Sepupumu   143. Season 2 - Tanggung jawab

    Seharusnya pagi itu Selly mandi dulu, bukan terlihat berantakan. Meski Rama terlihat tidak masalah, tapi ia sesali. Sarapannya berakhir di warung tenda samping gedung apartemen, tidak mungkin Selly makan di resto bersama penghuni lain.Saat perbaikan unit tempat Rama, Selly memastikan sendiri semua sudah oke. Bahkan ia mencuri pandangan melihat sekeliling kamar dan tidak menemukan barang milik perempuan.“Seharusnya aku tidak boleh begini, tapi penasaran.”Berkali-kali menghubungi unit Rama saat malam dan pagi, nyatanya tidak dijawab. Kontaknya Selly tidak punya, hanya sekedar menyampaikan kalau semua sudah beres. Berharap bisa lanjut komunikasi.“Hah.” Selly tertelungkup di meja resepsionis pojok. Harapannya pupus, menduga Rama kecewa dan ilfil dengannya saat pertemuan terakhir dan itu sudah berlalu seminggu yang lalu.Sudah mendapatkan kontak Rama dari data penyewa, tapi urung menghubungi karena tidak ada alasan untuk sekedar basa basi. Hari ini Selly kembali shift dua dan tidak lam

  • Semalam Dengan Sepupumu   143. Season 2 - Drama Pemanas Air.

    “Lantai tujuh?” tanya Rama saat Selly menekan angka lantai yang mereka tuju.“Unitku di lantai tujuh,” jawab Selly.Rama terkekeh lalu menyugar rambutnya, membuat Selly bingung. Ia merasa semesta memang mendukung pertemuannya. Dari sekian banyak apartemen rumah kosan, kantor memilihkan apartemen itu untuk dirinya dan dari banyaknya lantai dan kamar nyatanya mereka malah sangat dekat.“Kenapa?”“Tujuh satu dua,” jawab Rama.“Hah, kamu di … aku tujuh kosong delapan.”Sudah kuduga, perempuan yang aku lihat malam itu memang Selly. Astaga, aku harus bagaimana Tuhan. Kenapa sedekat ini, bagaimana kalau … statusnya. Aku harus cari tahu statusnya, batin Rama.Masih dengan kecanggungan akhirnya hening, Selly mengulum senyum menyadari mereka berada dalam satu lantai. Mungkinkah mereka akan sering bertemu. Pekerjaannya hanya mengecek mana unit yang habis waktu sewa dan sewa baru, tidak berurusan dengan database penyewa atau pemilik. Kecuali sedang ada masalah seperti di unit delapan satu lima.R

  • Semalam Dengan Sepupumu   141. Season 2 - Ke Kamarmu

    Hampir subuh, Rama masih berada di balkon. Setelah menikmati makan malam di pagi buta, tidak mungkin langsung tidur. Berada di balkon kamarnya sambil fokus pada ponsel.Hari ini rencananya ia akan langsung menuju lokasi proyek. Kendaraan dan supir yang akan mengantar selama ia berada di Bali sudah dihubungi dan standy setiap jam setengah delapan pagi.Rama mengusap kasar wajahnya, antara ngantuk dan pusing. Tidur pun tidak mungkin, dia akan kesiangan.“Sepertinya mandi air hangat saja,” gumam Rama lalu menutup pintu balkon dan menuju toilet.Berada di bawah guyuran shower, air hangat mengalir menyiram tubuhnya. Benar saja ia merasa lebih segar. Saat akan membilas busa dari sabun, mendadak air yang mengguyur tubuhnya terasa dingin. Memutar kran pengatur air hangat, nyatanya yang keluar tetap dingin.“Rusak atau ….”Berkali-kali memutar kran pengatur suhu, nyatanya tidak berfungsi. Rama mengakhiri mandinya. Kecewa karena berakhir dengan kedinginan. Baru saja memakai kemeja dan celana pa

  • Semalam Dengan Sepupumu   140. Season 2 - Hanya Kebetulan

    “Selamat sore, mbak. Saya mau ambil kunci kamar, booking atas nama Rama. Rama Hardana.”Resepsionis yang sedang bertugas menatap Rama tanpa berkedip, beberapa saat masih saja diam mematung. Tidak menjawab salam dan permintaan pria di hadapannya.Rama sampai berdeham.“Mbak, saya mau ambil kunci,” ujar Rama lagi.“Eh, iya, maaf mas.” Resepsionis itu terlihat canggung. “Namanya … siapa?”“Rama Hardana,” jawab Rama kembali tersenyum.“Ah. Iya, sebentar.” Mengambil kunci access kamar sekaligus id card dan form yang harus diparaf oleh Rama. “Ini tolong ditanda tangani, boleh dibaca dulu. Kami isi berdasarkan data yang dikirim saat booking ya.”Rama membaca sekilas isian biodatanya tentang perjanjian sewa, tidak ada yang aneh dan semua terlihat aturan biasa yang berlaku untuk sewa menyewa apartemen atau gedung. Ia membubuhkan tanda tangan lalu menyerahkan kembali formulir tersebut.“Ini kartu aksesnya, selamat datang semoga nyaman tinggal di sini. Kalau ada saran atau membutuhkan sesuatu si

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status