Share

Nekat minggat

Beberapa hari ini Anea sudah berpikir matang-matang dengan rencana yang akan ia jalankan.

Namun saat melihat wajah polos Albian, akankah ia sanggup?

Kadang ingin berontak dengan keadaan, namun apa daya badan!

Anea terus mengukuhkan niat. Menebalkan hati. Albian akan lebih menderita seandainya ia tak bekerja dan terus-terusan seperti ini.

Bayangkan saja, kebutuhan setiap hari semakin besar sedangkan pemasukan mereka mampet bahkan kering kerontang.

"Semoga dengan nekatnya Ibu, kamu menjadi anak yang beruntung di hari esok, sayang." Ucapnya pelan hampir tak terdengar seraya mengelus dan mengecup puncak kepalanya.

Mungkin malam ini, adalah malam terakhir Anea tidur bersama Albian. Bahkan tidak satu malam penuh.

Sore tadi, Anea telah membuat janji dengan tukang ojek desa sebelah untuk mengantarnya ke kota. Anea beralasan mengejar jam pesawat sehingga ia diwajibkan berangkat malam-malam.

Anea mencontoh kaburnya Jan waktu itu.

Ibunya tidak akan mungkin mengijinkan Anea kembali b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status