Share

Bab 48 Mari bicara

Author: Strrose
last update Last Updated: 2025-08-20 19:00:03

Sepanjang perjalanan menuju Columbus, kepala Leah terasa sakit. Bukan karena lelah semata, tapi karena pikirannya terus berputar.

Fakta mengenai keluarga Arden sudah cukup membuatnya kaget. Fakta pahit bahwa Valesco dan Vincent tumbuh dengan ibu yang berbeda, di bawah bayang-bayang lelaki yang sama: Kenneth Arden.

Leah duduk dalam diam, memandangi jalanan malam yang dilalui mobil dengan kecepatan sedang. Lampu-lampu jalan seperti kilatan-kilatan ingatan, menyapu satu demi satu kenangan yang kembali bermunculan.

Ia merasa seperti menarik benang kusut yang tak kunjung selesai, semakin ditarik, semakin terasa sesak. Dalam benaknya muncul pertanyaan: sebenarnya bagaimana kehidupan di keluarga Arden itu?

Saat mobil akhirnya berhenti di depan rumah besar Valesco Arden di Columbus, langit sudah sangat gelap sepenuhnya. Cahaya lampu dari dalam rumah memancar sayup, namun anehnya tidak ada penjaga di luar. Tidak seperti biasanya.

Leah turun perlahan, sempat

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuh Aku Seperti Kau Milikku   Bab 161 Ketidaksukaan Alesco

    “Kenapa dia ada di sini?” Tanya Alesco dengan napas berat“Untuk Valeriah” jawab Leah pelan, menatap suaminya dengan lembut, mencoba meredakan ketegangan di wajahnya. “Valeriah butuh pendampingan psikolog”Alesco menghela napas panjang, tapi nada napasnya lebih menyerupai upaya menahan diri daripada sekadar lelah. “Pukul delapan pagi di hari weekend, Sunshine?” ucapnya datar, dingin, tapi jelas terdengar sindiran di balik suaranya. “Sepertinya niat baik itu datang terlalu pagi.”Leah menelan ludah kecil, merasa suasana di ruang tamu semakin berat. Ia bisa merasakan amarah Alesco yang masih menggantung, seperti bara yang belum padam meski sudah disiram air. Ia berusaha tersenyum, meski ekspresinya kaku.“Mungkin Thea memang terbiasa bekerja pagi, sebelumnya juga dia datang cepat” katanya pelan, mencoba menormalkan keadaan.Althea langsung menimpali dengan senyum yang terlalu man

  • Sentuh Aku Seperti Kau Milikku   Bab 160 Godaan Althea

    Pagi itu, udara di rumah keluarga Arden terasa lebih hangat dari biasanya. Matahari menembus tirai tipis ruang tamu, menebarkan cahaya lembut di antara aroma kopi dan wangi roti panggang dari dapur. Leah baru saja menata bunga di meja ketika suara bel pintu terdengar.Ia menoleh cepat, tersenyum kecil.“Oh Althea, silahkan masuk” Ucap Leah mempersilahkanAlthea berdiri di ambang pintu dengan tampilan yang sama seperti pertama kali datang. Blazer krem terbuka di bagian dada, menampakkan garis tipis gaun hitam di dalamnya. Bibirnya berlapis lipstik merah yang berani, kontras dengan kulitnya yang pucat halus. Rambutnya disisir rapi, sedikit bergelombang di ujung, memberikan kesan elegan sekaligus menggoda.“Selamat pagi, Leah,” sapanya lembut, dengan senyum yang sudah terlatih. “Kau kelihatan segar sekali hari ini.”Leah terkekeh pelan, menyingkir memberi jalan. “Kau selalu tahu cara memuji orang, Thea. Masuklah, aku baru saja membuat teh. Ria masih di kamarnya, dia bangun agak siang har

  • Sentuh Aku Seperti Kau Milikku   Bab 159 His daughter

    Gadis kecil itu mengenakan hoodie abu-abu dan celana tidur, rambutnya tergerai acak. Mata abunya terlihat kontras di bawah cahaya lampu gudang yang pucat. Ia menggenggam payung lipat yang tampak belum sempat dipakai, dan di wajahnya tidak ada ketakutan. Hanya rasa ingin tahu yang tenang dan sedikit keheranan.“Papa?” suaranya lembut tapi membuat dada Alesco menegang. “Papa ngapain di sini?”Alesco membeku sesaat. Ia tidak pernah berniat memperlihatkan sisi ini pada putrinya. Tangannya masih memegang senjata yang belum ia letakkan. Dengan cepat ia menurunkannya, menyandarkannya di meja kerja, lalu menatap Valeriah datar.“Kenapa kau bangun sepagi ini?” suaranya rendah, nyaris serak.Valeriah mengangkat bahu. “Aku dengar suara dari jendela. Kupikir ada orang. Tapi ternyata Papa.” Ia menatap sekitar, mata mudanya menangkap peti-peti besar yang belum tertutup rapat. “Ini semua... apa?” tanyanya lagi,

  • Sentuh Aku Seperti Kau Milikku   Bab 158 Side to side

    Alesco keluar dari kamar mandi dengan langkah tenang, hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggang. Rambutnya basah, tetes air mengalir perlahan di sepanjang punggungnya yang berotot dan berhenti di garis pinggang, membuat cahaya lampu malam yang hangat memantul samar di kulitnya.Ia mengambil celana training longgar dari walk in closet, memakainya dengan gerakan otomatis, tenang, presisi, seperti seseorang yang terbiasa mengatur segalanya dengan disiplin militer. Saat ia merapikan sabuk, suara hujan di luar makin deras, mengguyur atap rumah hingga terdengar seperti irama berat dari jauh.Leah sudah tertidur. Napasnya tenang, perutnya naik turun perlahan. Alesco beranjakduduk di tepi ranjang, menatapnya istrinya dengan lembut. Tangannya menyentuh perut Leah lama. Seolah ia mencoba mengingat sensasi kehidupan itu untuk menahan dirinya tetap manusia.Ponsel yang ia lekatakn di atas nakal berbunyi — pesan singkat dari Morgan.“P

  • Sentuh Aku Seperti Kau Milikku   Bab 157 Tidak malam ini, sayang

    Rumah mereka di pinggiran kota Columbus masih terang saat mobil Alesco berhenti di depan gerbang.Jam menunjukkan pukul 01.16 dini hari ketika penjaga membukakan gerbang secara otomatis dan menunduk hormat padanya.Alesco masuk pelan, menutup pintu tanpa suara. Di ruang tamu, lampu gantung masih menyala lembut. Leah tertidur di sofa, selimut menutupi sebagian tubuhnya. Buku terbuka di dadanya, rambutnya berantakan.Pemandangan yang bagi kebanyakan orang sederhana tapi bagi Alesco, itu seperti pisau tajam yang menusuk pelan.Ia berjalan mendekat, menatap wajah istrinya dari jarak dekat. Ada noda kecil di kemejanya, bukan darah, tapi debu logam halus yang berkilat samar. Ia berusaha menyibakkannya sebelum Leah terbangun, tapi terlambat.“...Ale?” suara lembut itu terdengar.Leah membuka mata perlahan, matanya setengah sayu.“Kau baru pulang?”“Ya,” jawabnya cepat. “Ada urusan di pelabuhan.

  • Sentuh Aku Seperti Kau Milikku   Bab 156 Rahasia Alesco

    Udara di pelabuhan Cleveland malam itu terasa berat. Dingin yang menusuk datang dari perairan luas di belakang kompleks terminal kargo, bercampur bau logam, solar, dan debu garam yang menempel di udara. Lampu-lampu sodium di sepanjang dermaga memantulkan warna oranye redup di permukaan air, membuat bayangan peti-peti besi tampak seperti siluet monster raksasa yang berbaris di bawah langit kelabu.Sebuah SUV hitam berhenti di sisi dermaga 17—area yang secara resmi digunakan untuk pengiriman alat berat. Tapi malam ini, di bawah bendera legalitas perusahaan logistik “LES International Shipping”, aktivitas yang berlangsung jauh dari kata bersih.Dari dalam SUV, pintu terbuka perlahan. Sepasang sepatu kulit menginjak tanah lembab.Alesco keluar tanpa suara.Kemeja hitamnya terbalut mantel panjang hingga lutut, kerahnya tegak menahan angin malam. Sorot matanya menatap lurus ke arah tumpukan kontainer yang tertata rapi, tapi hanya ia dan beberapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status