Share

Bab 40 : Aku Liar

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-06-22 14:07:39

Semalaman Sofia tidak bisa tidur. Vila utama ini membuatnya sesak dan ucapan Galtero terngiang di telinganya. Dia pun seakan tidak mampu menanggapinya.

Bahkan alam bawah sadarnya begitu merindukan kehadiran Galtero di ranjang. Pria itu tidak tidur di kamar, katanya masih harus memeriksa keadaan Terra.

Sofia memilih terlelap di kursi baca samping jendela yang menghadap istal. Padahal dia mencuri pandang suaminya yang memperhatikan kuda betina itu.

Pagi ini, Sofia mendatangi kandang kuda dan menatap bayi Terra yang sedang menyusu. Segelas susu pun menjadi satu-satunya pengisi perut paginya.

“Ya, ampun!” pekik Sofia, saat berbalik. Seekor kuda hitam mendekat tanpa suara, membuatnya terlonjak. Matanya mendelik pada Galtero yang seakan tertawa dalam diam, berdiri di samping tubuh kekar kuda itu.

“Ini Veral,” kata pria itu mengusap kepala kuda dengan lembut. “Mau berkuda?”

Galtero memberikan tali kekang Veral pada Sofia. Wanita itu menolaknya dan melangkah mundur. Alih-alih menyatakan sec
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 81 : Tidak Pernah Lahir

    Setelah percakapan menakutkannya bersama Galtero, Sofia melangkah ragu ke kamar Carlitos. Ternyata anak itu sudah tertidur sambil memeluk bantal, tubuh kecilnya tidak menggunakan selimut. Mungkin gerah.Sofia mengatur suhu agar Carlitos nyaman. Dia menyelimutinya sebatas pinggang, lalu berdiri memandangi wajah polos anak itu.‘Apa kamu siap berbagi ayah? Di perutku ada adikmu,’ batinnya lirih. Dia hendak membelai rambut Carlitos, tetapi anak itu menggeliat kecil. Sofia mengurungkan niatnya. “Mimpi indah, Carlitos.”Dia pun masuk ke kamarnya. Menemukan Galtero baru saja selesai berbincang di telepon—entah dengan siapa. Mungkin sang mantan.Sofia menggembungkan pipi, darahnya berdesir panas, dada terasa sesak. ‘Ini pasti pengaruh bayi,’ pikirnya sambil melirik perut.Galtero mendekat. Pria itu langsung membelai perut sang istri. Meskipun garis wajahnya datar, sentuhannya terasa … hangat.Apa hormon kehamilan seperti ini? Apa bakal janin ini ingin dekat dengan ayahnya? Sofia menunduk. Ap

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 80 : Karena Kamu Ibu Dari Anakku

    Sofia menyentuh tengkuknya yang berkeringat. Dia merasa merinding melihat wajah pria tambun itu, padahal ini pertengahan musim panas. Matahari sedang terik. Dia bukan takut pada Alonso, melainkan pada apa yang akan disampaikan. Tidak tahu kenapa, Sofia merasa ini ada hubungan dengannya. Alonso sempat menatap ke arahnya sejenak, lalu merangkul bahu Galtero dan mereka berbicara dengan suara pelan di tengah kebun anggur yang luas itu. Sofia tidak bisa mendengar perbincangan itu, hanya embus angin dan gemericik dedaunan yang sampai di telinganya. Sementara itu, Galtero merasa ini informasi penting. Alonso tidak mungkin repot mencarinya ke Costa Brava jika itu hanya urusan pekerjaan biasa. "Ada apa, Paman?" Alonso menahan napas sejenak, sebelum berbisik sangat hati-hati, "Tuan Nicolas Marquez ada di Costa Brava. Beberapa hari ini dia juga menginap di Barcelona." Darah Galtero seketika mendidih mendengarnya. Cuaca panas makin membakar energi amarah dari dalam raganya. Dia menoleh pada

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 79 : Aku Tahu Kamu Bohong

    “Mau ke mana?” Pria bertubuh tinggi dengan kaus hitam pekat seperti malam hari itu makin mendekat. Mata birunya bersinar di bawah cahaya bulan. Sofia merinding dibuatnya, dia sampai menahan napas. Refleks memegangi perutnya. “Apa Tuan Torres menahanmu, Nona Morales?” Suara itu terdengar dingin dan menyesakkan. “Kamu terlambat 30 detik.” Sofia menggeleng.“Maaf, saya terlambat, Tuan Marquez.” Nicolas tersenyum sinis. Lalu menggerakkan tangannya, mempersilakan Sofia berjalan di depan. Saat memasuki bangunan vila yang tidak terlalu besar itu, Sofia merasa ini sama sekali tidak cocok dikatakan milik seorang Tuan Muda. Namun, untuk apa dia mempertanyakannya? Nicolas mempersilakan Sofia untuk duduk di sofa besar biru tua. Pria itu menyodorkan segelas anggur. Refleks Sofia menjauh dan menatap Nicolas dengan bingung. Lagi-lagi dia melihat pria itu sedikit berbeda, ada sebuah rasa yang sulit dijelaskan. “Maaf, tapi … saya tidak bisa minum,” tolaknya lemah lembut. Tawa mengejek mengge

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 78 : Hanya Kamu, Sofia

    Beberapa jam lalu di Barcelona. Nicolas yang baru saja selesai menyetubuhi asistennya mendapat pesan singkat dari Isabel. [Galtero dan Sofia ke Costa Brava ... kamu bisa menemui mereka di sana!]Pria itu menyeringai. Dia tahu Isabel saat ini bekerja sebagai staf di Torres Lumière. Wanita itu pasti mengorek informasi dari sekretaris CEO. Licik, tetapi ini berguna. Tanpa membalas apa pun, Nicolas menatap tajam pada foto dia pria muda di ponselnya.“Fernando Galtero Torres, kamu sudah menghancurkan adikku. Dan aku akan melakukan yang sama pada kekasihmu. Aku ingin melihatmu merasakan sakitnya kehilangan.” Nicolas mengepalkan tangan.Dia memerintah asistennya untuk menyewa vila di Costa Brava, tepat di samping vila Galtero.**“Bagaimana ini?” Sofia berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kukunya. Dia ingin pergi, tetapi pasti sangat sulit. Tak lama, pintu terbuka. Sofia menoleh dan melihat suaminya datang membawa kasur lipat, selimut, serta bantal. Pria itu merapikan di samping kur

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 77 : Menahan Marah atau Sudah Melunak?

    Galtero mendekat, menatap wanitanya yang hanya memakan roti panggang tanpa tambahan protein apa pun. Wajah cantik itu tampak pucat dan matanya sayu. Dadanya berdesir nyeri, apalagi teringat bagaimana amarah dalam dada memaksanya meninggalkan sang istri, semalam. Satu hal yang dia harapkan, Sofia tidak akan pernah tahu bahwa dia menghabiskan malam di rumah Isabel. Sambil terus melangkah, Galtero teringat pada percakapannya beberapa saat lalu dengan Alonso di mobil—dalam perjalanan pulang. “Sofia hamil.” “Akhirnya, Tuan. Anda berhasil, Anda sudah sembuh 100%. Tidak perlu ragu lagi. Saya yakin Nyonya Livy dan Nyonya Pamela akan senang mendengarnya. Ini kabar baik.” Alonso begitu antusias, matanya berbinar menyambut anggota keluarga baru. “Kenapa Anda tidak senang?” tanya pria tambun itu melihat ekspresi Galtero yang muram. “Aku ragu. Anak itu … milikku atau …,” gumam Galtero, sikunya bersandar pada pintu dan jemarinya memijat pelipis. Saking geramnya, Alonso sampai mengguna

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 76 : Anak Siapa?

    “Anak siapa?” Andai saja tubuh Sofia buatan manusia, pasti sudah tumbang di tempat. Dia berpegangan pada kusen jendela, mencoba tetap berdiri, walau hatinya remuk. Senyum kecut terukir di bibir agak penuhnya yang masih bau darah. Pria itu yang menuntutnya hamil, sekarang meragukan darah dagingnya sendiri. Keterlaluan! “Apa kamu pikir aku begitu rendah sampai harus tidur dengan pria lain demi punya anak?” Sofia menahan napas. “Kalau memang kamu menganggapku begitu, untuk apa semua ini?” Galtero mengepalkan tangan dan menghantam kasur. “Sofia, ini bukan waktunya untuk bercanda,” ucapnya datar dan beraura menakutkan. Sofia bisa melihat jelas bagaimana rahang Galtero mengeras, napasnya memburu, dan urat di tangannya makin menegang. “Apa kamu peduli pada anak ini? Tidak ‘kan?” Sofia menatap tajam pada sang suami. Luka di hatinya tidak tertahan lagi. Galtero melangkah maju. Tatapannya begitu menusuk pada perut Sofia. “Kalau itu anak Jose … kalian berdua tidak akan hidup ten

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status