แชร์

Bab 20. Secepat Itukah?

ผู้เขียน: Mini Yuet
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-08 12:10:56

"Tuan, apakah kamu sudah sembuh? Kok bisa berjalan dan berdiri tegak seperti tidak lumpuh?" tanya Mei Yan dengan wajah yang merah.

"Apakah selama ini Tuan menipuku dan menipu keluargamu?" cecar wanita itu lagi.

Chen Fu berdiri menatap persis manik mata Mei Yan. Diam seribu bahasa. Hanya mendengarkan pertanyaan Mei Yan yang bertubi-tubi. Pria itu kembali menghela nafas panjang. Ingin melepaskan beban yang menghimpitnya. Belum pernah dia selemah ini di hadapan perempuan. Biasa dia akan melibas orang-orang yang menghalanginya.

"Mei, sudah saatnya aku terus terang kepadamu karena kamu sudah mengetahui sendiri. Bahkan kamu memang sudah menggodamu. Kamu sangat jail.

Dia menarik tangan Mei Yan dan menggenggamnya. Setelah itu dia mengecup lembut. Mei Yan hanya diam saja. Chen Fu juga meraih dagu gadis itu. Entah mengapa Mei Yan tidak menolaknya. Bahkan dia pasrah.

Hingga mereka bertatapan sangat lama. Tidak ada kata-kata yang diucapkan. Mereka berdiri lama di depan jendela yang ter
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 22. Tuan Putri Kesakitan

    Cukup lama Chen Fu menunggu di luar kamar mandi. Dia sangat gelisah tidak menyadari kalau saat ini dia berdiri di depan kamar mandi tanpa menggunakan kursi roda. Dia pun sudah tidak peduli yang ada di pikirannya hanyalah Mei Yan. Dia sangat menyesal karena telah meminta gadis itu melakukan sesuatu yang mungkin Gadis itu belum siap. Tapi dia merasa tidak pernah memaksa karena sudah menanyakan dulu kepada wanita itu. Kembali Chen Fu mengetuk pintu kamar mandi. "Mei, kamu tidak apa-apa kan?" teriak Chen Fu nunggu di depan kamar mandi. Mei Yan tidak menjawab. Dia hanya bersedih karena setelah hubungan semalam itu berarti dia memulai hidup dengan pria asing yang tidak begitu dikenalnya. Bagaimana latar belakangnya, sifatnya dan keluarganya. Apakah dia baik atau jelek. Chen Fu memberikan ruang pada Mei Yan untuk menenangkan diri. Dia berdiri bersandar di dinding kamar mandi sederhana. Meremas rambutnya yang sedikit gondrong. Artinya setelah hubungan semalam dia telah menitipkan benih pew

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 21. Tuan Muda Mesum

    Sudah siang pukul sembilan pagi tapi kamar Mei Yan belum terbuka. Papanya, Hung Mao hanya tersenyum sambil ngerokok di meja makan. Menuggu mereka keluar untuk sarapan. Sementara kedua ajudan Chen Fu, Austin dan Felix jalan mondar mander di depan kamar Mei Yan. Mereka memakai celana pendek dan kaos sambil sesekali garuk-garuk kepala. "Ngapain kalian nungguin di depan kamar tuan mudamu?" tanya Hung Mao. "Takut terjadi apa-apa Pak Tua," sahut Felix spontan. Pria tua itu tersenyum. "Mereka itu suami istri. Mungkin sudah melaksanakan malam pertama jadi jangan ditunggu. Wah sebentar lagi aku akan punya cucu. Mari bersulang!" Hung Mao mendadak berdiri dan merangkul kedua pundak ajudan Chen Fu. Mengajak duduk di meja makan. Felix dan Austin hanya bisa saling pandang saja. Hung Mao mengambil anggur milknya kemudian tiga cangkir sloki. Tanpa ragu ragu lagi Hung Mao menuangkan anggur itu ke dalam sloki. Mengajak kedua ajudan Chen Fu untuk bersulang. "Selamat untuk calon penerus Tuan M

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 20. Secepat Itukah?

    "Tuan, apakah kamu sudah sembuh? Kok bisa berjalan dan berdiri tegak seperti tidak lumpuh?" tanya Mei Yan dengan wajah yang merah. "Apakah selama ini Tuan menipuku dan menipu keluargamu?" cecar wanita itu lagi. Chen Fu berdiri menatap persis manik mata Mei Yan. Diam seribu bahasa. Hanya mendengarkan pertanyaan Mei Yan yang bertubi-tubi. Pria itu kembali menghela nafas panjang. Ingin melepaskan beban yang menghimpitnya. Belum pernah dia selemah ini di hadapan perempuan. Biasa dia akan melibas orang-orang yang menghalanginya. "Mei, sudah saatnya aku terus terang kepadamu karena kamu sudah mengetahui sendiri. Bahkan kamu memang sudah menggodamu. Kamu sangat jail. Dia menarik tangan Mei Yan dan menggenggamnya. Setelah itu dia mengecup lembut. Mei Yan hanya diam saja. Chen Fu juga meraih dagu gadis itu. Entah mengapa Mei Yan tidak menolaknya. Bahkan dia pasrah. Hingga mereka bertatapan sangat lama. Tidak ada kata-kata yang diucapkan. Mereka berdiri lama di depan jendela yang ter

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 19. Aduh Lupa

    Setelah makan malam Mei Yan masuk ke dalam kamarnya. Dia mengganti dengan baju tidur celana pendek dan kaos tipis. Malam itu memang cerah tidak ada mendung sama sekali. Mei Yan membuka gorden jendela kamarnya. Bertepatan dengan pemandangan kolam ikan dan kebun yang luas. Terkadang dia memandangi ikan -ikan itu sambil ngomong sendiri seolah mengajak curhat dengan hewan peliharaan papanya. Dia juga tidak menyalakan pendingin ruangan. Membuka lebar kamar itu sehingga suara serangga terdengar serta hembusan angin sepoi -sepoi. Mei Yan membiarkan rambutnya yang panjang tertiup angin musim panas tahun itu. Gadis itu masih tidak percaya kalau saat ini dia sudah menikah dengan Tuan Muda Chen Fu. Pemilik Dinasty Group. Seperti mimpi saja. Bahkan dia tidak pernah membayangkan akan menikah dengan pria yang lumpuh itu."Apakah aku benar-benar sudah menikah?" tanya Mei Yan seolah pada dirinya sendiri. "Bagaimana perasaanku dengan Jeff yang selama ini aku kagumi tapi tidak pernah

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 18. Curiga

    Mei Yan dan Austin menyiapkan makanan untuk makan siang sementara Hung Mao menyiapkan meja yang sudah di berikan taplak dari plastik sehingga mudah untuk membuang sampah. Chen Fu terlihat sangat segar setelah berganti baju dan membersihkan seluruh badannya dari lumpur. Dia datang didorong oleh Felix. Hung Mao yang mengetahui menantunya datang dengan wajah yang segar terlihat sangat tampan dengan alis mata yang tebal dan hidung yang mancung walau matanya sipit tetapi dia seperti terlihat sangat gagah.Punya karisma sendiri. Pria tua yang sudah mengetahui cerita dari Mei Yan pura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi terhadap menantunya."Aku sangat penasaran dengan yang dilakukan oleh Tuan Muda Chen Fu yang menguasai Dinasti Group apalagi sampai berani masuk ke dalam kampung padahal dia terkenal kaya raya. Pasti banyak gadis yang akan mencoba masuk ke dunia Tuan Muda ini tapi karena kecelakaan putrikulah yang menjadi istri sah dari Tuan Muda Chen Fu. Ada apa ya?" tanya Hung

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 17. Semakin Jelas

    Mei Yan masih kepikiran dengan Chen Fu yang bisa berlari. Hingga ketika sampai dapur dia meletakkan sayuran begitu saja kemudian berlari menemui Papanya. Padahal Austin ada di belakangnya. Dia tidak peduli. Pria tampan itu hanya menunggu di luar. "Ada apa dengan Nona Mei Yan," batin Austin. "Papa... Papa...!" teriak Mei Yan mencari Papanya di dalam rumah. Hung Mao yang sedang merapikan rumah terkejut melihat wajah anaknya sedikit panik. "Ada apa Mei? Di mana suamimu? Apa kamu tinggal di kebun?" tanya Hung Mao. "Ada, itu sama ajudannya. Papa sini deh. Tadi masak Tuan Chen Fu bisa berlari. Waktu itu aku goda dengan menakuti pakai ular. Kok dia lari ketakutan. Apakah dia bisa berjalan atau pura-pura lumpuh. Kira-kira menurut Papa bagaimana?" bisik Mei Yan. Hung Mao mengerutkan kening dan membetulkan kaca matanya."Benarkah? Nanti aku lihat apakah dia benar-benar lumpuh atau pura-pura saja," jawab Hung Mao. "Apa Papa punya rencana?" tanya Mei Yan lagi. "Aku ada rencan

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status