Share

6. Selingkuh?

Penulis: Kak Fonnia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-15 10:33:03

“Mas?” panggil Lidya dengan rasa khawatir karena tidak menemukan suaminya di ranjang mereka malam itu.

Khanza yang mendengar suara Lidya perlahan membuka matanya dan menoleh ke arah samping. Di sana, di bawah cahaya temaram kamar, terlihat Rajendra tengah tidur di sampingnya, dengan satu tangan kekar yang masih melingkar erat di tubuhnya.

Dadanya langsung sesak. Tubuhnya terasa berat, bukan hanya karena pelukan itu, tapi juga karena kejadian yang baru saja berlangsung beberapa jam lalu. Tadi malam, Rajendra tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Tanpa aba-aba. Tanpa kata pembuka. Pria itu datang dengan tatapan aneh, tajam, penuh emosi, dan… marah.

Khanza sudah mencoba menahan dan memohon agar pria itu keluar. Tapi sia-sia. Tenaga lelaki itu terlalu kuat. Dan kini, ia hanya bisa menatap langit-langit kamar, masih terperangkap dalam tubuh yang letih, jiwa yang bingung, dan rasa malu yang tak bisa diungkapkan.

Ia tak mengerti apa yang terjadi. Mengapa majikannya bisa berbuat sejauh ini? Mengapa tiba-tiba malam itu berubah menjadi mimpi buruk yang tak bisa ia hentikan?

Dan sekarang, saat suara Lidya memanggil dari luar kamar, rasa panik langsung menyergap tubuh Khanza. Nafasnya tercekat.

Perlahan, ia memindahkan tangan Rajendra yang masih memeluknya, lalu menajamkan telinga. Suara langkah kaki Lidya terdengar mendekat, lalu kembali terdengar panggilan untuk suaminya.

Khanza langsung menyentuh bahu lelaki itu, berusaha membangunkannya.

“Pak? Bangun, Ibu cariin Pak Rajendra,” ucapnya pelan, cemas.

Namun Rajendra hanya menggeliat sebentar lalu justru menarik Khanza kembali ke dalam pelukannya. Seolah tidak ada yang salah. Seolah istrinya tidak sedang mencarinya di luar kamar ini.

Khanza semakin panik. Suara langkah kaki Lidya kini lebih dekat, bahkan berhenti tepat di depan pintu kamarnya.

“Pak? Tolong, sayang tidak mau cari masalah dengan Bu Lidya,” bisik Khanza, hampir menangis. Tubuhnya mulai gemetar.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu membuatnya semakin tegang.

“Khanza?” panggil Lidya dari luar.

Rajendra membuka matanya perlahan, tapi wajahnya tetap tenang. Tak ada ketakutan. Tak ada rasa bersalah.

Ia justru menatap Khanza dan tersenyum samar.

“Kenapa kamu terlihat sangat panik?” gumamnya pelan, seolah situasi ini permainan semata.

Khanza menatapnya dengan mata membelalak, lalu buru-buru menutup mulut lelaki itu dengan tangannya.

“Bapak sebaiknya sembunyi,” bisik Khanza dengan napas terputus-putus. Matanya menajam, memohon penuh kecemasan.

TOK, TOK, TOK!

Suara ketukan Lidya kini lebih keras. Dan di antara detik-detik menegangkan itu, Khanza hanya bisa berharap semua ini tidak terbongkar, dan dirinya tidak dihancurkan lebih jauh.

Khanza langsung melompat dari tempat tidur, sambil memastikan Rajendra tetap diam di balik selimut.

“Ibu panggil saya?” tanya Khanza.

“Iya, Za. Maaf sudah ganggu kamu tidur. saya hanya menanyakan suami saya, apakah kamu tahu dia pergi ke mana? Soalnya di kamar tidak ada. Padahal ini sudah larut malam,” kata Lidya.

“Tidak, Bu. Saya tadi langsung tidur, saya tidak tahu di mana pak Rajendra.” Lagi dan lagi Khanza kembali berbohong pada majikannya itu dan itu semua karena semua ulah suami majikannya itu sendiri.

“Oke, baiklah,” ucap Lidya.

Khanza hanya mampu menganggukkan kepalanya. Sesudah itu dia kembali ke dalam kamar dan di sana sudah tidak ada Rajendra. Khanza melirik ke arah jendela, ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat jendela kamarnya yang sedikit terbuka.

Rajendra keluar lewat jendela.

***

Prang!

Pagi itu, Rajendra begitu syok mendengar perkataan Khanza yang ingin berhenti kerja di rumah mereka. Saking syoknya sampai sendok yang ada di tangannya terjatuh ke lantai. Matanya menatap lurus ke arah Khanza dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

“Kenapa berhenti kerja di sini, Za? Apa gaji kamu terlalu kecil?” tanya Lidya dengan terkejut. “Saya bisa naikin gaji kamu kok. Atau kamu mau tentuin sendiri kamu?” 

Lidya sepertinya tidak rela jika Khanza berhenti kerja di rumahnya.

“Saya tahu cari ART yang seperti kamu sangat susah, Za. Apalagi saya sudah percayakan semuanya pada kamu, rasanya tidak rela kalau kamu berhenti kerja di sini sama saya dan suami saya.” Lidya berbicara dengan sangat lemah lembut, seperti sedang memohon pada Khanza untuk tetap kerja bersamanya.

Khanza tidak tahu harus berbicara apa lagi. Apalagi melihat wajah Lidya yang memohon padanya. Ditambah tatapan tajam Rajendra yang membuatnya membeku.

“Kamu tetap kerja di sini, ya? Saya dan suami saya naikin gaji kamu dua kali lipat,” kata Lidya.

“Iya, nanti saya tambahin bonu bulanan buat kamu.” Rajendra akhirnya buka suara.

Khanza kembali tetap diam dengan penuh kebingungan.

Melihat Khanza yang hanya diam, Rajendra mengerakkan kakinya di bawah meja menyentuh kaki Khanza dan tentunya perbuatannya itu membuat Khanza terkejut dan langsung menoleh ke arahnya.

Dengan seperti itu membuat Khanza semakin murka pada lelaki itu dan semakin tekad untuk berhenti bekerja di rumah ini.

“Tidak bisa, Bu. Saya akan berhenti bekerja di sini,” ucap Khanza tegas. Dia tidak lagi takut dengan tatapan Rajendra.

Lidya terdiam. Wanita itu tidak rela jika Khanza berhenti kerja di sana.

“Baiklah, kamu boleh berhenti bekerja di sini, tapi saya mohon kamu jangan dulu pergi sampai saya mendapatkan pengganti kamu.” Lidya memohon pada Khanza.

“Boleh, ya, Za?” tanya Lidya memastikan.

Khanza perlahan menganggukkan kepalanya. Sebagai jawaban pada majikannya itu.

Selesai membersihkan dapur, Khanza kembali ke kamarnya untuk mandi. Namun, dia dibuat syok dengan kedatangan Rajendra di kamarnya. Wanita itu bahkan memundurkan langkahnya saat Rajendra melangkah mendekatinya. Pikirnya tadi lelaki itu sudah berangkat kerja, ternyata belum dan sekarang ada di dalam kamarnya.

“P--- Pak, Bapak kenapa ada di sini?” tanya Khanza dengan raut wajah panik penuh ketakutan, bahkan dia telah terpojok di sudut dinding kamar.

Rajendra tidak menjawab, dia semakin mendekat dengan sorot mata tajam seperti seorang harimau yang hendak memangsa mangsanya. Kemudian ia tumpukan satu tangannya pada dinding seakan mengunci pergerakan Khanza agar tidak lolos darinya.

“Katakan sekali lagi di hadapan saya jika kamu ingin berhenti kerja di rumah ini,” ucap Rajendra akhirnya.

Khanza menghela nafas panjang. Dia berusaha untuk menenangkan jantungnya yang berdebar dengan sangat kencang. Setelah merasa sedikit tenang, Khanza memberanikan diri untuk menatap lelaki di hadapannya itu.

“Saya ingin berhenti bekerja di rumah ini,” ucap Khanza, tegas.

Rajendra menyinggung senyum penuh arti. “Apa kamu lupa dengan uang—”

Drtd drdt drdt!

Ucapan Rajendra terjeda karena ponselnya berdering. Ia merogoh ke dalam kantong celananya lalu membuka ponselnya.

Rajendra mengangkat telepon dari nomor tidak dikenal tersebut dan dengan sengaja menaikkan volume pada ponselnya.

“Sepertinya istri Anda sangat senang bermain dengan banyak pria.” Terdengar suara seorang pria dari seberang sana.

“Apa mungkin pelayanan Anda padanya kurang memuaskan? Sehingga dia sangat senang mencari kepuasan dengan lelaki di luar sana,” kata lelaki itu lagi.

Mendengar hal itu, Rajendra tidak beraksi apa pun. Ia sepertinya sudah tahu semua tentang keburukan istrinya yang sering gonta ganti pria. Termasuk bersama atasannya di kantor tempat istrinya bekerja.

“Apa besok Lidya akan bertemu lelaki itu lagi?” ucap Rajendra. Dengan mata tak lepas menatap Khanza.

Sementara Khanza, ia sangat syok dengan ucapan lelaki di seberang sana yang dia dengar dari ponsel Rajendra.

‘Jadi, Bu Lidya selingkuh?’ batin Khanza tidak percaya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eka Wati
kenapa iklannya nggak mau ya...
goodnovel comment avatar
Ida Pariastuti84
Ya udh nikah sirih aja kalian
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Bab 72

    “Dok? Bagaimana keadaan Lita?” tanya Arga. “Maaf Pak, kami belum bisa memberikan yang terbaik,” jawab dokter dengan suara pelan. “Maksud, dokter?” tanya Arga semakin panik. “Kami tidak bisa—”“Tidak bisa apa, dok?” potong Arga yang terlihat semakin panik. “Dok? Adik saya tidak kenapa-kenapa, ‘kan?” Khanza juga terlihat panik. “Kami belum bisa memberikan yang terbaik, karena bisa saja pasien mengalami lupa ingatan,” jelas dokter. Mendengar perkataan dokter, Arga dan Khansa secara bersamaan menghela nafas panjang. Pikir mereka Lita tidak bisa diselamatkan, ternyata gadis itu hanya akan mengalami lupa ingatan. “Tapi Ibu dan Kapan tenang saja, karena ingatannya akan kembali sekitar 3 bulan. Jadi tidak perlu terlalu khawatir, sekarang kita tinggal menunggu pasiennya sadar.” “Iya, dok. Terima kasih banyak,” ucap Neli dan Rosa bersamaan. “Iya, sekarang Bapak dan Ibu sudah boleh masuk dan lihat pasien di dalam. Jika pasien sadar atau ada sesuatu yang terjadi dengan pasien, tolong ber

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   bab 71 Lita Tak Terselamatkan

    Arga sudah pulang dari kampung, akan tetapi ia tidak bertemu Lita. Bahkan saat ia sampai di kampung ia tanyakan juga pada tetangga, tapi kata tetangga Lita tidak pernah pulang kampung sejak mereka berobat ke kota. Sesampainya di kota, lelaki itu langsung ke kediaman Rajendra. Sayangnya saat ia baru tiba di sana, ia mendapatkan informasi dari ART, bahwa Lita mengalami kecelakaan maut dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Jadi, saat ini Rajendra dan yang lainnya di rumah sakit. Karena saat ini Lita dilarikan ke rumah sakit. Mendengar berita yang mengenaskan, Arga langsung melesat mobilnya meninggalkan kediaman Rajendra. Ia melesat mobilnya menuju rumah sakit. Pikirannya makin tidak tenang saat mendengar kabar Lita mengalami kecelakaan maut. Arga mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Di posisi lain, tepatnya di rumah sakit. Khanza dan Neli tidak bisa menahan tangis saat melihat kondisi Lita yang sangat parah. Wajah dan tubuh gadis itu berlumuran darah.Rajendra dan Rosa teru

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Bab 70 Kecelakaan

    Lita sudah kemas semua pakaiannya. Dia sudah putuskan untuk kembali ke kota. Dia tidak mau buat Khanza kecewa lagi hanya karena kebodohan dirinya. Di luar sudah ada taksi yang sudah menunggunya. Setelah berpakaian rapi dan bersiap diri untuk pulang. Lita bergegas keluar dari kamarnya sambil mendorong kopernya. Di ruang keluarga ada Khanza dan Rajendra. Pasangan suami istri itu terkejut melihat Lita keluar dari kamar sambil mendorong koper dan juga menenteng tas ransel. Lita meletakkan kopernya, lalu ia menghampiri Khanza dan Rajendra. Ia akan berpamitan pada Khanza dan Rajendra. Gadis itu masih tetap tersenyum walaupun matanya masih bengkak karena menangis semalaman. “Kamu mau kemana? Kenapa bawa koper?” tanya Rajendra. “Lita pamit. Lita mau balik ke kampung,” jawab Lita sambil tersenyum. Menyembunyikan rasa sakit dan sedihnya. Ia tidak hanya tersenyum pada Rajendra, tapi juga pada Khanza. “Kak? Lita pamit ya,” ucap Lita pada Khanza. Khanza tidak menjawab. Ia diam dengan mata

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   bab 69 Pelacur Kecil

    Plak!Plak! Lita begitu syok, dia baru saja pulang jalan-jalan bersama Arga, tapi disambut oleh Kakaknya dengan menamparnya.“Kak—”“Kau itu masih kecil, Dek! Kenapa kamu sudah melakukan dosa yang sama seperti Kakak?!” ucap Khanza memotong ucapan Lita. Mendengar suara Khanza yang menggelegar, Rajendra berlari keluar dari kamar dan ia terkejut melihat istrinya yang memarahi Lita. Rajendra mendekati Khanza, namun ia dikejutkan tamparan keras istrinya itu pada adik iparnya. Plak! Tamparan kembali mendarat sempurna di pipi Lita. Lita hanya diam dengan mata yang lekat menatap Kakaknya yang saat ini sedang memarahinya. Rajendra tidak bisa melakukan apapun, karena kalau dia membela Lita, sudah pasti dia juga yang dimarahi dan dipersalahkan oleh istrinya itu. “Kakak pikir kamu tidak akan jadi gadis yang rusak, tapi kamu sama dosanya dengan Kakak!” “Kakak merasa gagal jadi seorang kakak jagain Adiknya,” ucap Khanza lagi. Amarahnya membludak saat Rajendra mengatakan kalau adiknya itu sud

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   bab 68 Ketahuan oleh Khanza

    “Ayo, kita bisa membuktikannya di kamar kamu. Atau bisa juga kita coba di mobil saya,” bisik Arga lagi dan tentunya membuat Lita tak bisa berkutik. Melihat Lita yang tidak bisa berkutik, Arga tersenyum. “Lain kali jangan menantang saya, kalau sudah pernah saya buat kewalahan.”Arga tersenyum dengan dada yang berdebar kencang. Ditambah lagi gejolak dalam dirinya. Lita benar-benar menguji keimanannya. Gadis itu benar-benar nakal dan keras kepala. “Atau kamu mau coba disini?” bisik Arga lagi. Lita yang tidak kuat lagi dan takut dilihat oleh Rajendra dan Khanza, ia pun menggigit kuat lengan kekar lelaki itu. Tapi semakin dia berontak dan berusaha gigit lelaki itu justru semakin mengeratkan melingkar tangannya di pinggangnya. “Mau coba disini juga boleh banget. Saya juga mau coba hal baru yang mungkin lebih menyenangkan,” ucap Arga. Mendengar itu, Lita la langsung memasang raut wajah masam dan memanyunkan bibirnya. “Apaan sih? Lepaskan saya!” ujar Lita kesal. Arga terkekeh. Ia tah

  • Sentuhan Haram Suami Majikan   Bab 67 Lita Arga Semakin Menantang

    Lidya duduk di ruangan istirahat para karyawan cleaning servis. Wanita itu duduk dengan kedua tangan menopang dagunya. Saat ini yang istirahat hanya dia, sedangkan yang lain sudah kembali menjalankan tugas mereka. Semenjak benar-benar pisah dari Rajendra dan tidak berurusan lagi dengan kedua orang tuanya, Lidya terlihat lebih diam dan tubuhnya juga terlihat kurus. Tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Sekarang yang memperhatikan dirinya adalah Rangga. Walaupun pernah memarahi dan mengancam wanita itu, Rangga masih berbaik hati padanya dengan memberikan pekerjaan dan juga memberikan jam istirahat yang lebih dari karyawan lain. Bahkan lelaki itu juga sering belikan makan siang untuk Lidya. Seperti saat ini lelaki itu keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ruang istirahat cleaning servis. Ia samperin Lidya yang duduk sendirian di ruangan itu. Melihat Lidya yang duduk dengan kedua tangan menopang dagu dengan tatapan kosong, Rangga pun menghampiri dan ikut duduk di samping Lidy

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status