Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika Angel dan Leon tiba di Apartment mereka.
Bipp bipp
Angel menekan password dan membuka pintu. Karena tangan Leon penuh dengan kantongan belanja.
Leon menaruh sebagian kantongan belanja di ruang tamu dan di dapur.
"Makasih sayang," ucap Angel dan mengecup sekilas bibir suaminya.
"You’r welcome sayang," balas Leon dan mengecup kening istrinya.
"Semoga sofa ajaibku sudah tiba!" batin Leon.
"Leon... Aku mandi duluan ya sayang... Badan gerah banget...!" seru Angel dan berjalan masuk menuju kamar mereka.
"Ok sayang! Biar aku rapikan belanjaan kamu!"
"Makasih! Muahh..." balas Angel sebelum membuka pintu.
Ceklek!
"Leon...!" pekik Angel dari dalam kamar.
Leon langsung saja menaruh asal kantongan yang dia pegang mendengar teriakan Angel.
"Ada apa sayang?!!" tanya Leon khawatir dengan nafas sedikit tersengal akibat lari masuk ke dalam kamar.
"Apa pria itu lebih penting! Hahh!! Dasar jalang!” Teriak Aldi begitu kesal, memikirkan Liliana pasti bertemu dengan pria yang semalam telponan dengan dirinya.Dan bersamaan saat Aldi berteriak. Pintu terbuka."Siapa yang kau sebut jalang Aldi?" suara gemetar Liliana dan menjatuhkan kantongan di tangannya. Sehingga isi di dalam kantongan tersebut hancur tak beraturan dari dalam boxnya. Hatinya begitu perih."Kamu!" ketus Aldi dengan raut wajah memerah. Dirinya tidak dapat menahan amarahnya. Dia sendiri bingung dengan perasaannya. Tapi begitu tahu Liliana ingin bertemu pria lain. Dia tidak terima.Liliana mengepalkan tangannya, "Ah... Maaf kalau wanita jalang ini membuatmu marah." ucap Liliana sambil menunduk, ia berlutut dan mengambil kembali kantongan yang jatuh di lantai. Tangannya gemetar sambil memungut kantongan tersebut.Aldi hanya diam dan menatap Liliana dengan tajam. Dadanya masih bergemuruh."Maaf sepertinya bubur ini sudah t
"Iya!" gumamnya dengan nada yang lemas dan memijit keningnya.Liliana naik ke atas kasur dan duduk di sisi Aldi."Sini aku yang pijit,” Liliana memindahkan posisi kepala Aldi ke pahanya. Membuat Aldi tanpa sadar tersenyum."Mau panggil dokter lagi ?" tanya Liliana dengan suara begitu pelan dan penuh perhatian."Ehmm gak perlu! Setiap dokter yang datang jawabannya sama!""Ya sudah, mau makan?" tawar Liliana sambil terus memijit kening Aldi dengan lembut.Aldi hanya menggelengkan kepala "Belum lapar.""Ok." jawab Liliana singkat.Mereka berdua pun tidak melanjutkan percakapan. Hanyut dalam pikiran mereka masing-masing."Ehmm, siapa yang telpon?" tanya Aldi memecah keheningan."Teman," jawab Liliana singkat."Di Singapore?""Bukan... ""Lalu?" Aldi mengernyitkan alisnya. Sepengetahuannya Liliana tidak memiliki kenalan di Indonesia."Di sini, baru kenalan dua minggu lalu," Liliana men
Kevin dan Eliza keluar dari Ruangan Dokter dengan wajah yang begitu bahagia. Namun perhatian Eliza teralihkan melihat seseorang yang terasa familiar."Eh... bukannya itu?" gumam Eliza."Ada apa sayang?" tanya Kevin.Eliza menggeleng pelan kepalanya, "Emm, gak yank. Aku salah lihat," ujar Eliza."Tidak mungkin ‘kan dia datang ke dokter kandungan?" batin Eliza.~POV RubiSetelah memakai topi hitam dan masker. Sebelum turun dari mobil, Rubi melirik kiri dan kanan melihat keadaan. Dengan sangat berhati-hati Rubi berjalan di koridor Rumah Sakit."Sus... aku yang tadi sudah buat janji dengan Dokter Maharani via telpon...""Atas nama siapa Bu?"balas Suster."Rubi.." bisik Rubi ke suster."Baik Bu... Silahkan."Rubi masuk ke dalam ruangan. "Selamat siang Nona..." sapa Dokter Maharani ke Rubi."Siang Dok," balas Rubi dengan kikuk. Ini adalah kunjungannya yang ke tiga kali."Silahkan duduk
Sinar matahari pagi masuk dari celah jendela kamar dua insan manusia yang masih terlelap di bawah selimut tebal.Dan tidak terasa, sekarang usia kehamilan Eliza sudah memasuki usia 4 bulan.Eliza menggeliat masuk ke dalam pelukan suaminya. Tubuhnya mulai tidak bisa bergerak bebas karena perutnya sudah semakin membesar."Morning sayang..." gumam Kevin dan mengecup kening Eliza."Uhmm, morning sayang." balas Eliza dengan senyum simpulnya. Kevin mengecup bibir Eliza. Dan melumatnya dengan begitu lembut. Eliza hanya tersenyum. Karena sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan suaminya. Padahal Eliza sudah sering kali melarangnya karna Eliza tidak pede alias percaya diri dengan aroma mulutnya yang baru bangun tidur.Namun si Suami mengatakan, "Aku suka semuanya sayang."Dan ciuman pagi merupakan hal wajib mereka sebelum beraktifitas. Walau kadang lebih sering berlanjut ke olahraga pagi yang begitu panas."Sayang, hari ini jadwal ke Dokter..." ucap Eliza."Iya sayangku, nanti aku jemput jam 10 y
Leon yang melihat tingkah istrinya hanya tersenyum."Istriku lagi cemburu ya??" batinnya."Wahh... mantep benar ini sayang!" puji Leon melihat mie kuah yang dimasak istrinya. Angel hanya tersenyum menanggapi pujian Leon.Leon duduk dan mulai memakan makanannya."Enak gak sayang?" tanya Angel."Enak banget!" Leon menjawab sambil menyantap mie dengan lahap.Tapi tatapan mata Angel tidak lepas dari ponsel Leon.DrzzzBunyi ponsel Leon kembali terdengar, Leon mengambil ponselnya dan membalas chat Rikki dan Kevin di grup."Makan dulu sayang, baru lanjutin chatnya!" Tegur Angel sambil makan tidak melihat wajah Leon."Ok sayang, sorry... abisnya lagi seru!" jawab Leon."Hmm! Penting ya sayang chatnya?" Angel bertanya, yang tiba-tiba selera makannya hilang. Hatinya tiba-tiba bergemuruh. Ada perasaan tidak senang. Wajah kesal dan cemburunya tidak bisa dia tutupi. Tapi karena lagi makan dia berusaha tidak merusak suasana."Iya sayang, karena kalau nih temanku marah bisa ribet yank... makanya ak
"Ough... Angel! Remasanmu membuatku gila sayang!" racau Leon dengan tatapan penuh nafsu ketika miliknya full masuk ke milik istrinya."Aku mulai sayang!" bisik Angel dan melumat bibir Leon sambil perlahan bergerak maju mundur. Gerakan favorit suaminya ketika dia berada di atas."Ahh Angel! Sayang.." Leon menggeram, sambil menutup matanya menikmati permainan Angel."Ahh..."Angel juga terus mendesah. Karena semua titik kelemahannya di lumat oleh Leon. Mata Leon terpejam dan sesekali terbuka. Mulutnya tak berhenti bergerilya di tiap sudut kulit Angel. Kedua tangannya terus meremas. Menyentuh dan bermain di tubuh Angel. Remasan dan hisapan di payudara Angel terus dia lakukan. Posisi Angel begitu membuatnya lupa diri. Penglihatannya mulai kabur akibat panas tubuhnya.Angel memompa dirinya naik turun hingga mengeluarkan suara tabrakan kulit basah mereka."Leon ah! Enakk banget sayang!" gumam Angel dan mengangkat wajah Leon dari kedua payudaranya agar dia