Share

Bab 75

Author: Mommy_Ar
last update Last Updated: 2025-09-15 08:08:11

Hari berikutnya, matahari baru saja naik, menyinari kota dengan cahaya keemasan yang lembut. Udara masih segar, jalanan mulai ramai dengan aktivitas pagi.

Ara sudah rapi dengan dress sederhana berwarna pastel, rambutnya tergerai indah, dan sedikit make-up natural yang membuat wajahnya tampak segar meski semalaman ia masih sulit tidur karena terlalu banyak memikirkan Aga dan pernikahan mereka.

Dari jendela apartemen, ia melihat mobil Aga sudah berhenti di depan lobi. Mobil hitam itu berkilau terkena sinar matahari pagi.

Jantungnya berdegup lebih cepat hanya karena tahu lelaki itu sudah menunggunya.

“Ra, hati-hati ya. Salam buat Aga.” Ucap Mama Indri yang mengantar Ara sampai pintu.

Ara tersenyum tipis, “Iya Ma. Doakan Ara ya.”

Begitu Ara melangkah keluar apartemen, Aga sudah berdiri bersandar di mobilnya dengan kemeja putih lengan panjang digulung sampai siku.

Penampilannya sederhana tapi berwibawa, membuat Ara refleks menelan saliva. Aga langsung menol
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 79

    “Dia merasa kita berbeda,” ucap Aga pelan, nadanya berat, seperti kata-kata itu menyakitkan untuk keluar dari bibirnya.Ara menoleh dengan dahi berkerut. Ia bisa melihat rahang Aga yang mengeras, menahan emosi. “Berbeda bagaimana, Ga?” tanyanya hati-hati, takut jawaban yang keluar justru membuat hatinya ikut perih.Aga terdiam lama. Pandangannya lurus ke depan, menembus kaca mobil, tapi jelas Ara tahu kalau pikirannya tidak ada di jalanan yang mereka lewati. Ia sedang berjalan di lorong masa lalu.“Dia ngerasa, gak punya apa-apa, Ra,” gumam Aga akhirnya.Ara menahan napas, tak menyela.“Dulu, hidupnya susah banget. Bahkan sekolah SMA aja dia gak lulus karena biaya. Dia harus banting tulang kerja sana-sini buat biayain keluarganya. Aku masih ingat, tangan dia kasar karena kerja dari pagi sampai malam. Tapi dia gak pernah ngeluh. Dia selalu bilang dia kuat. Dan itu yang jadi daya tariknya.’’ Suara Aga bergetar, mengandung sisa kekaguman yang masih tersisa

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 77

    ‘’Lupain aku!’’ ucap Aga lalu día segera menarik tangan Ara, wajahnya gelap dan tegang. Ia hampir menyeret gadis itu keluar dari restoran, tak peduli dengan tatapan orang-orang yang masih berbisik penuh rasa ingin tahu.“Aga tunggu! Aga! Aga jangan tinggalin aku! Agaaa!” jerit Marsha sambil menangis terisak, suaranya pecah bergema di dalam restoran. Ia bahkan sempat berlari kecil mencoba menyusul, namun langkahnya terhenti ketika pintu mobil Aga tertutup dengan keras.Mobil itu melaju kencang, meninggalkan Marsha yang terduduk di depan restoran, tubuhnya goyah, bahunya naik turun menahan sesak. “Kamu jahat, Ga, mana janji kamu dulu,” gumamnya parau, tangannya menutup wajah yang penuh air mata.**Sementara itu, di dalam mobil, suasana begitu menyesakkan. Hanya suara mesin yang terdengar, bercampur dengan tarikan napas kasar Aga. Kedua tangannya mencengkeram erat setir, urat-urat di lengannya menegang, menunjukkan amarah sekaligus frustrasi yang ia

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 77

    Aga hanya diam. Tatapannya datar, wajahnya nyaris tak menunjukkan emosi meski pipinya memerah akibat tamparan itu. Sementara di hadapannya, seorang wanita dengan rambut panjang terurai berdiri sambil menangis. Bahunya naik-turun, matanya merah penuh amarah dan luka. “Tega kamu, Ga!” suaranya bergetar, nyaring dan penuh dendam. “Jahat kamu! Aku benci sama kamu, aku benciii!!” Wanita itu menghantam dada bidang Aga dengan kedua tangannya, memukul tanpa henti seolah melampiaskan sakit hati yang menggunung. Ara terperangah. Jantungnya berdegup cepat, pikirannya kosong tak mengerti apa yang sedang terjadi. Ia segera melangkah maju, mencoba menghentikan tangan wanita itu. “Hei, maaf… kamu siapa ya?” tanyanya hati-hati. Wanita itu tiba-tiba berhenti, lalu menoleh ke arah Ara. Tatapannya berubah semakin tajam, menusuk penuh kebencian. Bibirnya bergetar menahan tangis, lalu tiba-tiba ia berteriak, “Dasar jalang! Ini semua gara-gara kamu!!” Tanpa peringatan, ia mendorong tubuh

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 76

    Sambil menunggu, Aga tetap menggenggam tangan Ara, tak membiarkan jarinya terlepas. Ara yang semula gugup mulai merasa lebih tenang, meski jantungnya masih berdebar kencang.Hari itu, di Queen Jewelry, mereka tak hanya membeli cincin. Mereka juga diam-diam sedang mematri janji yang lebih dalam janji untuk menapaki jalan baru bersama, meski masih banyak rintangan menanti di depan.Setelah keluar dari toko perhiasan, Aga dan Ara berjalan beriringan menuju restoran yang berada di lantai atas mall. Restoran itu memiliki interior elegan dengan nuansa kayu hangat, dihiasi lampu gantung modern yang menambah suasana nyaman. Dari balik kaca besar yang mendominasi satu sisi ruangan, hamparan gedung pencakar langit tampak jelas, memberikan kesan tenang sekaligus mewah.‘’Selamat siang, untuk berapa orang?’’‘’Dua saja Mbak,”‘’Mari ikut saya,” Pelayan menyambut mereka ramah, lalu mengantarkan ke meja pojok yang agak tersembunyi. ‘’Silahkan,”‘’Terima

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 75

    Hari berikutnya, matahari baru saja naik, menyinari kota dengan cahaya keemasan yang lembut. Udara masih segar, jalanan mulai ramai dengan aktivitas pagi. Ara sudah rapi dengan dress sederhana berwarna pastel, rambutnya tergerai indah, dan sedikit make-up natural yang membuat wajahnya tampak segar meski semalaman ia masih sulit tidur karena terlalu banyak memikirkan Aga dan pernikahan mereka.Dari jendela apartemen, ia melihat mobil Aga sudah berhenti di depan lobi. Mobil hitam itu berkilau terkena sinar matahari pagi. Jantungnya berdegup lebih cepat hanya karena tahu lelaki itu sudah menunggunya.“Ra, hati-hati ya. Salam buat Aga.” Ucap Mama Indri yang mengantar Ara sampai pintu.Ara tersenyum tipis, “Iya Ma. Doakan Ara ya.”Begitu Ara melangkah keluar apartemen, Aga sudah berdiri bersandar di mobilnya dengan kemeja putih lengan panjang digulung sampai siku. Penampilannya sederhana tapi berwibawa, membuat Ara refleks menelan saliva. Aga langsung menol

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 74

    Aga masih menatap wajah Ara yang tertidur lelah di pelukannya. Tapi saat gadis itu bergerak kecil, membuka mata dengan sisa air mata di sudutnya, hati Aga seperti terhantam. Ia tidak tega melihat Ara terus menerus larut dalam duka.“Ra…” bisiknya lirih, sambil menghapus lembut air mata yang masih menempel di pipi gadis itu.Ara menatapnya dengan mata merah, bengkak, dan penuh kelelahan. “Ga… aku capek banget,” suaranya serak, hampir tidak terdengar.Aga tersenyum tipis, meski hatinya perih. “Aku tahu. Dan aku ada di sini, untuk kamu.”Tanpa berpikir panjang, Aga menunduk dan mengecup bibir Ara dengan lembut. Awalnya hanya sekilas, sebuah ciuman ringan penuh kasih sayang seolah ingin menenangkan luka Ara tanpa kata-kata.Namun, Ara yang semula hanya terdiam, perlahan membalas. Kedua matanya terpejam, bibirnya ikut bergerak mengikuti ritme lembut Aga. Dari sentuhan penuh ketulusan itu, perlahan api kecil menyala.Ciuman yang tadinya tenang dan pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status