공유

Bab 85

작가: Mommy_Ar
last update 최신 업데이트: 2025-09-21 09:38:23

Sebelum Ara sempat mengelak, bibir Aga sudah menempel lembut di bibirnya. Ara terdiam kaku, tubuhnya refleks menegang.

Namun detik berikutnya, kehangatan dari ciuman itu menyebar, membuatnya kehilangan kendali. Tangannya yang tadi sempat mendorong dada Aga justru berubah jadi menggenggam kemejanya erat-erat.

‘’Mmppphh,’’ Aga memperdalam ciumannya, penuh perasaan dan sedikit mendesak.

Tatapannya sempat turun sekejap, memastikan Ara tidak menolaknya. Melihat gadis itu terpejam dengan wajah bersemu merah, Aga semakin yakin.

‘’Eughh!’’ Ruang kerja yang biasanya hanya dipenuhi suara ketikan dan tumpukan berkas, kini berubah menjadi saksi bisu keintiman mereka.

Suasana hening, hanya tersisa suara napas yang semakin berat dan detak jantung keduanya yang berpacu cepat.

Ketika Aga akhirnya melepaskan ciumannya, Ara masih terpejam, bibirnya sedikit bergetar. Butuh beberapa detik baginya untuk kembali membuka mata.

“Aga i
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 104

    ‘’Enggakkk!!’’ teriak Rafi dan Marsha hampir bersamaan. Suara keduanya menggema di ruang tamu, membuat Hamzah spontan menutup telinga.“Om ini serius?!” Marsha menunjuk Hamzah dengan ekspresi tak percaya. “Saya datang ke sini minta keadilan, bukan dilamar paksa!”“Pa!” Rafi ikut protes, berdiri sambil menunjuk dirinya sendiri. “Mana ada hukuman model gitu! Rafi tuh gak salah! Lagian, kalaupun salah, terus hukumannya nikah? Emang aku maling ayam, terus disuruh kawin sama ayamnya?!”Hamzah langsung melotot, “Jangan kurang ajar, Raf!”Marsha mengangkat tangan, dramatis, “Saya lebih baik dipenjara daripada menikah sama orang gila ini!”“Eh! Kamu pikir aku mau nikah sama kamu hah?!” Rafi membalas, tangannya menunjuk Marsha dari ujung kaki sampai kepala. “Denger ya, aku masih punya harga diri! Aku gak butuh nikah sama perempuan yang—”Bug! Bantal sofa melayang, dilempar Marsha tepat ke wajah Rafi.“Diam kamu!” seru Marsha.Hamzah hampir tersedak napasnya m

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 103

    Rafi menatap bingung botol air mineral 1500 ml yang kini tergenggam erat di tangan Marsha. Kilatan serius di mata gadis itu membuat suasana sesaat seperti adegan film laga murahan. “Kenapa kamu pakai itu?” Rafi menunjuk botol dengan alis terangkat. “Biar gak berdarah!” jawab Marsha polos, ekspresinya penuh keyakinan seolah botol plastik itu adalah senjata pamungkas. Rafi membeku, menatapnya tak percaya. “Apa kamu yakin, air mineral 1500 mili bisa membunuhku?” suaranya datar, tapi wajahnya hampir tidak bisa menahan ekspresi konyol. “Kalau pun gak bisa bunuh,” Marsha mengangkat botol tinggi-tinggi dengan gaya seperti pejuang, “setidaknya bisa bikin kamu sakit!’’ Hamzah yang sedari tadi menonton dari kursi dengan tangan terlipat, berusaha keras menahan tawanya. Bibirnya bergetar, wajahnya menegang, tapi matanya berkaca-kaca. Dalam hati ia berkata, baru kali ini ada orang niat membunuh, tapi senjatanya air mineral k

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 102

    Ting, tong,Suara bel rumah berbunyi keras, mengiris ketenangan siang itu. Di depan pintu, Marsha berdiri dengan napas ngos-ngosan, rambut acak, mata sembab wajahnya memerah tidak hanya karena tangisan, tapi juga karena kemarahan yang mendidih. Tangannya tak henti menekan bel seperti orang yang nyaris putus asa.Di dalam, suara shower baru saja berhenti. Rafi baru selesai mandi. rambutnya masih basah. Ia hendak melangkah ke dapur, mencari makanan karena dia lapar belum makan sejak kemarin. Tapi tiba tiba bunyi bel itu memecah keheningan.Cklek!Rafi membuka pintu rumahnya, Sontak ia tertegun melihat sosok Marsha berdiri di ambang, mata penuh amarah. Punggung Rafi menegang instingnya memberi tahu ini bukan sekadar tamu biasa.“Ngapain kamu kesini?” suaranya keluar sinis, setengah celingak-celinguk karena keadaan mendadak.Marsha menatap Rafi, suaranya menusuk, “Aku mau bunuh kamu!”Kata-kata itu meledak di ruang tamu seperti petir. Rafi mengejapkan mata, satu langkah mundur. Wajahn

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 101

    Restoran yang tadinya riuh karena tangisan Marsha mulai mereda, walau beberapa tamu masih melirik dengan rasa penasaran. Ara berdiri dari kursinya dengan wajah jengah, lalu menggandeng tangan Aga erat.Marsha, yang masih duduk di kursi dengan wajah belepotan air mata dan riasan yang luntur, langsung menoleh cepat. Matanya melebar penuh tanda tanya.“Kalian berdua mau kemana?” tanyanya dengan suara tercekat, nadanya penuh heran sekaligus ketakutan ditinggalkan.Ara menoleh sebentar, wajahnya datar, dingin tanpa sedikitpun rasa iba.“Ke kamar!” jawabnya singkat, tanpa basa-basi.Marsha memekik lirih. Tangannya menghantam meja, membuat sendok dan gelas bergetar.“Kok ke kamar sih! Terus aku gimana?” serunya, seperti anak kecil yang merengek tidak mau ditinggal.Ara mendengus. Bahunya terangkat cuek.“Terserah kamu mau gimana!” katanya ketus.Ekspresi Marsha langsung berubah murka. Air matanya yang tadi terus jatuh kini bercampur dengan wajah kesalnya

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 100

    Setibanya di restauran, Ara dan Aga memilih meja dekat jendela, menikmati suasana hangat sambil bergenggaman tangan. Senyum Ara merekah, ia merasa tenang bersama Aga.Tapi, baru saja sendok Ara menyentuh bibirnya, suara melengking terdengar dari arah pintu restoran."Agaaaa!" panggil seorang gadis dengan nada manja, cukup keras hingga beberapa tamu menoleh.Ara langsung mendesah panjang, memutar bola matanya dengan ekspresi malas."Astaga, biang kerok datang juga," gumamnya ketus, jelas sekali ia tidak suka dengan kedatangan orang itu.Aga menghela napas. Senyum romantis yang tadi menghiasi wajahnya hilang seketika, berganti raut datar. Dia meremas lembut tangan Ara, mencoba menenangkan istrinya."Ngapain kamu di sini?" tanyanya dingin, tanpa basa-basi.Marsha mendengus, matanya berair. Tanpa meminta izin, ia langsung menarik kursi dan duduk di sebelah Aga, membuat beberapa tamu lain berbisik-bisik heran."Huaaa Aga, aku habis diperkosa!" teriaknya sa

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 99

    Sementara itu, di kamar yang berbeda, suasana jauh dari tawa bahagia pesta pernikahan.Terdengar suara teriakan begitu melengking memenuhi ruangan hotel yang sunyi."Huaaaaaaaaaa!" teriak seorang gadis, tubuhnya langsung meringkuk dan mengeratkan selimut menutupi dirinya. Matanya membelalak, air mata membanjiri wajahnya.Laki-laki yang tidur di sebelahnya tersentak bangun. Dengan mata masih sayu, ia mengucek wajahnya."Apa sih, berisik banget!" gumamnya setengah kesal, belum sepenuhnya sadar.Namun, seketika jantungnya berdegup keras saat sadar gadis itu—Marsha—menatapnya dengan tatapan penuh benci dan panik."Bangsattt! Apa yang kamu lakuin hah!" teriak Marsha, tubuhnya gemetar hebat.Tangannya menunjuk pria itu sambil bergetar, seolah melihat iblis di depan matanya."Kamu perkosa aku, huaaaaaa!" suaranya pecah, penuh tangis dan kemarahan.Rafi, pria yang dituduh, langsung membuka mata lebar. Seketika kantuknya hilang. Ia menatap Marsha dengan wa

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status