Share

Bab 116. SPSG

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2025-09-24 16:50:06

"Hmm, ganti topik Ras, katanya."

"Tapi yang di depan sana susah diganti Nad," celetuk Nimas paling suka jadi kompor mbledug.

Terlihat Kak Saga tengah dirubungi cewek-cewek. Siapa lagi kalau bukan fans-fans dia. Aura pria itu memang susah diabaikan, biarpun sudah menikah masih saja memikat orang.

"Duda lebih menggoda," kata Raisa mengerling.

Benar juga, kalaupun jadi pisah pasti banyak yang menunggu moment itu. Kenapa Nada justru tidak bersyukur menjadi istrinya.

Nada memutar bola matanya malas, lalu mengelus perutnya. Calon ayah dari anaknya itu sepertinya tengah membuat sensasi, belakangan ini terlihat wara-wiri dengan banyak gadis. Entahlah maksudnya apa, mungkinkah sengaja melakukan itu semua agar Nada kesal.

Semakin pria itu berulah, Nada malah semakin yakin dengan keputusannya. Background mereka memang tidak cocok sama sekali.

Tiba-tiba langkah Saga tertuju padanya, membuat tiga perempuan yang tengah bergosip itu langsung heboh seketika. Dua perempuan lebih tepatnya, karena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Ida Nur
udah pergi Saga untuk lanjutin studimu
goodnovel comment avatar
paris_22
jadi keinget Lingga n Moza hehehe tapi ini masih nikah secara hukum anaknya cewe kah
goodnovel comment avatar
Fatiya Hasna
Kok aku ikut nyesek sih, jadinya pakeukeuh² dgn pendirian masing².. Nada kekeh ingin tetap pisah, Saga juga sama kekeh ingin tetap rujuk.... Ntahlah, harus ngomong apa? bingung juga menanggapinya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 185. SPSG

    Salah siapa dulu jahat, Nada memang sudah berdamai dengan masa lalunya, tetapi sejarah itu tak dapat dihapus dari ingatan. Sekarang hampir lupa dengan perlakuannya lantaran dia memberikan kasih sayang lebih dan terbukti menebusnya dengan limpahan kebaikan. "Zea, diajak Dek? Atau gimana?" tanya Saga memastikan. "Iya Mas, diajak aja, nanti kita bisa gantian jagain," ujar Nada membagi tugas. Kasihan kalau harus ditinggal-tinggal terus. Mereka tengah bersiap-siap ke acara walimahan sahabatnya. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari ini adalah hari pernikahan Raisa. Walaupun kemarin sempat ragu dengan ucapan calon suaminya, Raisa menyakinkan diri untuk melanjutkan apa yang sudah direncanakan. Tentu saja karena semua persiapan hampir seratus persen, dan Raisa tidak mau mengecewakan orang tuanya.Raisa berharap kemarin hanya sebuah ucapan emosi sesaat. Setelah menikah mereka bisa saling terbuka dan belajar untuk saling mencintai."Cantik sekali," puji Nimas memperhatikan waja

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 184. SPSG

    Nada ragu-ragu untuk membukanya, tetapi karena penasaran akhirnya dia membuka pesan itu juga. Agak kaget juga dengan kalimat yang ditulis penuh nada perhatian itu. Pasalnya dia sendiri tidak pernah dulu mengirim pesan seakrab ini dengan dosennya. "Perhatian banget, emang gini ya cara mahasiswi menyampaikan terima kasih sama dosennya. Jaman aku dulu segan kali kalau tidak ada perlu," gumam Nada tak mau berpikiran buruk. Tidak mau kepikiran, nyatanya tetap kepikiran. Suaminya itu kan masih muda, tampan, dosen pula. Bisa jadi para mahasiswi bimbingannya itu sedikit banyak ada yang mengagumi. Jaman Nada kuliah dulu juga banyak fenomena seperti ini. Cuma tidak seberani itu sampai berkirim pesan segala. Apalagi yang tidak penting. "Eh, Buna sudah pulang." Saga dan Zea baru saja sampai. Dia baru saja memborong jajanan dari toko biru. "Iya, khawatir Zea rewel, ternyata malah pada nggak di rumah. Zea jajannya banyak banget." "Iya Bunda, Bunda mau," tawar gadis kecil itu membagi p

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 183. SPSG

    "Kalau ternyata telat gimana Mas?" tanya Nada khawatir. Dia merasa belum siap hamil lagi, jadi rasanya pasti akan sangat tidak nyaman. "Memangnya sudah telat berapa hari? Mau dianterin ke dokter saja?" tawar Saga mencari jalan yang terbaik. Kasihan juga kalau belum siap lahir batin, takutnya malah tertekan dengan keadaan. Dia juga harus memikirkan kesiapan calon ibu. "Baru beberapa hari, tapi biasanya kan udah tanggal segini. Mas sih waktu itu kelepasan, mana pas aku lagi subur lagi," ujar Nada mengingat tempo kemarin. Saga langsung merasa tidak nyaman melihat wajah merengut istrinya. Takut banget kalau membuat moodnya berantakan. "Maaf ya, lain kali aku akan lebih hati-hati. Belum tentu hamil, udah jangan mikirin yang belum terjadi. Bobo sayang, Zea sudah merem lagi tuh." "Nggak ngantuk, tadi kan sudah tidur," ujar wanita itu malah bangkit dari pembaringan. Padahal Saga sebenarnya sudah ngantuk. "Mau ke mana?" Saga ikut turun, mengekor istrinya yang berjalan menuju so

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 182. SPSG

    Sagara langsung pulang begitu urusannya di kampus selesai. Sedari tadi dia kepikiran rumah mengingat anaknya sedang sakit, ditambah telfon dan pesannya tadi tidak dibalas sama sekali. Mungkin saja Nada terlalu sibuk sehingga belum sempat menilik ponselnya. Pria itu sampai rumah mendapati ruangan yang berantakan. Bantal sofa tidak di tempatnya, kamar tidur yang belum dibereskan dan sprintilan mainan Zea yang lepas dari tempatnya. Ini pemandangan yang biasa sebenarnya, saat hari libur, rumah ini akan lebih berantakan karena dirinya menyaksikan langsung bagaimana putrinya berulah. Hanya saja Nada selalu telaten membereskannya. Namun, sore ini terlihat tidak tersentuh oleh tangan istrinya, dan Saga memahami itu. Saat pria itu membuka kamar putrinya, terlihat Nada tengah tidur di dekat Zea yang terlelap. Wajahnya terpantau begitu lelah, kasihan pasti seharian ini istrinya kecapean sampai ketiduran begitu tidak nyaman. Saga melangkah pelan menghampiri, mengulurkan punggung tangannya

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 181. SPSG

    Malam ini diajak begadang suaminya, tidak bisa menolak, apalagi setiap kali sentuhan-sentuhan lembut itu menyapa sekujur tubuhnya, Nada pasrah menerima setiap hujaman cinta darinya. "Dek, kamu kok wangi banget, pakai apa sih?" bisik pak suami masih bermanja-manja di dekatnya. Setelah melewati sesi panas beberapa menit yadi, keduanya sama-sama berselimut mesra. "Hah, sesuatu deh," jawab Nada diam-diam rajin olahraga setiap kali ada kesempatan. Olahraganya di rumah saja, via youtube dan di kamar pastinya, biar tidak ketahuan orang-orang. "Hem, kalau kaya gini kan bikin aku makin gteget," kata pria itu mencium-cium mesra pipinya. "Ish, geli Mas, hari ini aku capek banget," keluh Nada merubah posisi tubuhnya hingga saling berhadapan. Tangan kanannya melingkarkan dalam pelukan. "Karena bantuin mama? Kan aku udah nyuruh pulang ada Bik Surti juga." "Bukan, di rumah mama aku malah nggak begitu bantuin. Cuma ngerasa capek aja," keluh perempuan itu mendusel manja di dada bidang

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 180. SPSG

    Padahal cuma perkataan kecil tapi mampu membuat seorang Sagara tersenyum bahagia. Jadi gemesh sendiri kan, pingin ngurungin tapi mau balik lagi mengajar. "Mau pulang atau jemput Zea?" tanya pria itu memberikan pilihan. "Jemput Zea, nanti pulangnya naik taksi aja, Mas kalau mau langsung ke kampus tidak apa-apa.""Kalau dibolehin mama sih, soalnya kan sekarang Zea betah banget di rumah omanya.""Jadi ngerepotin mama terus nggak enak," jawab Nada benar adanya. "Ya nggak apa-apa, orang yang direpotin aja malah senang. Mama tuh jadi tidak kesepian katanya kalau ada Zea."Sampai di rumah ibu mertuanya, Zea sedang asyik ngerecokin omanya di dapur. Dibantuin Bik Surti yang tengah membuat jajanan. Nada langsung menyambut ibu mertuanya dengan salam. "Mau ada acara, Ma? Kok banyak banget makanan?" tanya Saga melihat snack yang sudah terbungkus rapih. "Iya, nanti sore ketempatan PKK di sini. Jadinya bikin banyak jajanan.""Aduh ... maaf ya Ma, sedang repot malah ketitipan Zea. Kenapa tadi ng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status