MasukNada mencari kontak Raisa, nomor yang sudah lama sekali menghilang dari room chat. Terakhir ya pas nikahan dia. Sekitar dua bulan yang lalu. Sengaja dia ingin mengucapkan terima kasih atas pemberian kuenya. Walaupun dalam hati agak ragu, tetapi apa salahnya memulai setelah dijembatani. [Assalamu'alaikum ... Raisa, terima kasih kuenya. Sudah sampai di tangan saya]~Begini saja sudah membuat Raisa kegirangan. Begitu tahu dapat chat dari Nada, dia terharu setelah membacanya. Dari minggu-minggu lalu Raisa seperti terbebani ingin meminta maaf. Tetapi bingung cara menemuinya. Baru dapat ide sekarang dan alhamdulillah direspon dengan baik. Raisa senang sekali, bisa kembali terhubung dengan Nada. [Waalaikumsalam ... sama-sama. Alhamdulillah sudah sampai. Kamu apa kabar, Nad? Maafkan atas kesalahan dan kekeliruan aku waktu itu ya]~Nada mendapat balasan bernada minta maaf. Dia tersenyum lega membacanya. Sedari awal, Nada tidak ingin ada permusuhan. Dia bahkan sangat menjaga hubungannya denga
Gegara sakit urusannya jadi terbengkalai. Mau bagaimana lagi, situasinya sedang tidak bersahabat. Mengurus diri sendiri saja kepayahan. Bagaimana mau ngurus yang lain. "Mau makan sesuatu?" tawar pria itu bersedia mengabulkan permintaannya. "Nggak, mau makan kamu malah. Hehe .... " "Lagi kangen ya, emang udah enakan." Saga pikir minta dimanja hal lain, ternyata prank aja. "Enggak, becanda aja. Lagi nggak mood, jangan sentuh-sentuh." "Lah, tadi katanya mau makan aku. Bukannya itu artinya butuh ehem ya Dek?" "Ish, pikiran Mas semrawut banget. Bukan itu lah, cuma gemes aja sama suamiku. Kok sekarang bisa jadi manis gini sih." "Udah kena sawan cintanya Dek Nada, makanya jadi kaya gini." "Haha ... kayaknya emang iya deh. Mas, jemput Zea, nanti sore anterin ngaji juga ya, dia udah beberapa hari nggak masuk, gegara sampai sore di rumah mama." "Siap sayang, mau ikut?" "Nggak, mau di rumah saja. Aku lagi nggak mood keluar." Beneran kalau malas ya mager aja. Bawaannya mau tiduran,
Tahu istrinya hamil lagi, Saga bahagia sekali. Ini adalah kesempatan dia untuk memperlakukan Nada dengan lebih baik. Dulu sewaktu hamil Zea, Saga tidak ada kesempatan membersamainya. Sekarang dia benar-benar ingin menebus semua kesalahannya. Meratukan istrinya sepenuhnya. "Aku coba telfon mama dulu ya, nyariin orang buat bantu-bantu di rumah. Kalau ada nggak usah dari agensi segala." "Iya Mas, makasih ya, sebenarnya aku bisa sih urys-urue rumah sambil jagain Zea. Biasanya kan gitu, cuma kalau ada yang bantu ya alhamdulillah." "Percaya kamu bisa, tapi aku nggak mau kamu capek. Pokoknya kamu harus jagain kehamilan kamu." Pria itu mencoba meminta tolong Mama Zee. Dia sekalian mengabari kalau saat ini Nada sedang hamil lagi. Tentu saja informasi itu menjadi berita bahagia untuk keluarga Pak Bian. Mengingat Sagara adalah anak satu-satunya. Kehadiran adik Zea menjadikan bertambah keluarga besar Alvarez. Nyonya Zee pikir, Saga ingin memintanya untuk menjemput Zea lagi besok. Ternyata
"Ada apa Dek?" tanya pria itu lagi melihat kebingungan istrinya. Apa Nada kepikiran tentang ayahnya. "Ada yang ingin aku sampaikan. Pertama mungkin sedikit mengejutkan kamu. Keduanya aku nggak tahu Mas suka atau tidak." "Ya udah katakan saja, aku kan sudah bilang kalau ada apa-apa ngomong." "Iya, ini mau ngomong, jangan marah dulu." "Aku nggak marah sayang, ngomong yang jelas. Ada apa nggak usah bingung." "Aku ... aku hamil lagi Mas," kata Nada membuat Saga tersenyum senang. Mau memberikan berita bahagia seperti ini kenapa belibet. Padahal ngomong dari tadi saja, dijamin Saga langsung berbinar senang. "Alhamdulillah ... akhirnya keinginan aku sama Zea terkabul," ucap Saga penuh syukur. Ini berita bahagiakan, tetapi kenapa Nada tidak bahagia. Apa dia masih ragu dengan perasaan aku sehingga membuatnya takut. "Jangan khawatir, aku janji bakalan lakuin yang terbaik. Bertanggung jawab penih terhadap kamu dan keluarga kita. Aku mencintai kamu, Sayang, kenapa wajahmu tidak s
"Zea lucu ya, masa dedek bayi disuruh beli," kata Nada mengingat tadi. "Namanya juga bocil, sah sah saja kan? Ayo kita wujudkan mimpi Zea sayang." "Maksudnya?" tanya perempuan itu menatap curiga. Saga malah mengerling seraya senyum-senyum penuh arti. "Bikin project bareng lah, masa yang tampan ini dianggurin." Saga menarik istrinya hingga terjerembab ke dalam pelukan. Mumpung si cantik Zea sudah bobo, saatnya quality time berdua bareng pasangan. Nada sampai menjerit, endingnya pasrah saat suaminya mulai merusuh. Malam ini diajak begadang sampai larut. Maklum, lagi seneng-senengnya punya mainan baru. Bucin akut, jadi wajar kalau setiap ada kesempatan pinginnya begituan terus. "Terima kasih, lanjut besok pagi ya," kata pria itu mengecup keningnya dengan sayang. Perasaannya membuncah bahagia setelah mendapatkan apa yang dia mau. Istrinya sudah menjadi candu baginya. "Ish, capek Mas," keluh perempuan itu mengusak lembut di dada bidang suaminya. Mereka tertidur dalam suasa
Beberapa hari lalu, Nada seperti diteror dari panggilan gelap dan pesan dengan nada tidak mengenakan. Dia menyimpan semua bukti-bukti. Kalau benar semua ini ulah Aksa, Nada harus melakukan langkah hukum karena pria itu sangat mengganggunya. "Apa Aksa masih mengirim pesan-pesan aneh ke kamu?" "Sementara nggak, terakhir ya pas aku bilang ke kamu Mas. Cuma ada beberapa panggilan dari nomor tidak dikenal aku abaikan."Saga mulai tidak tenang, sepertinya dia harus menemuinya secara personal. Untuk apa mengganggu istrinya terus menerus. Toh dia sudah beristri, seharusnya fokus dengan keluarga barunya. "Sayang, nanti Zea berangkat sama aku aja." Mereka tengah menikmati sarapan bersama. "Nggak usah Mas, rencananya aku mau sekalian keluar. Nanti ada acara sama ibu-ibu yang suka nungguin anaknya ke rumah teman.""Acara apa?" "Itu loh Mas, ada yang lahiran temen wali murid dari temannya Zea, jadi mau jenguk dedek bayinya.""Owh gitu, ya sudah, eh ya, sudah jadi testpack Dek? Kok diem-diem b