Share

BAB 2

Author: Ha Na
last update Last Updated: 2024-06-03 00:29:02

Zimba ingin membuat video kenangan di hpnya ternyata ketinggalan di lantai dua. Romi dan Irwan yang sangat sibuk memanggang daging tidak bisa menemaninya. Zimba akhirnya pergi sendirian. Pada saat mengambil hp, Zimba mendengar ada suara aneh dari lantai 3. Zimba yang pemberani pergi menaiki tangga secara berlahan mengikuti arah dari suara itu.

Kamar ujung yang sengaja didesain tertutup tidak tampak terlihat, Zimba curiga keluarga Romi pasti ada yang psikopat. Pintunya sedikit terbuka. Pada saat Zimba mengintip, tiba-tiba ada bayangan orang yang hanya memakai bokser dari belakang menghampirinya.

Tiba-tiba bayangan itu semakin mendekat dan memegang pantat Zimba yang montok. Zimba sangat terkejut akan aksi pria itu terhadapnya. Setelah menoleh ke belakang ternyata sosok pria yang mandi di kolam berenang yang sudah dilirik Zimba sebelumnya. Zimba tidak dapat marah hanya memberikan senyuman saja. Zimba ingin mencoba meraba nenen pria itu tetapi Romi memanggilnya dari bawah.

Zimba segera turun ke bawah dengan tergesa-gesa.

“Kamu kenapa Zim?” tanya Romi.

“Tidak apa-apa Rom, tadi saya mendengar ada suara aneh dari atas. Aku hanya penasaran saja.” Jawab Zimba.

“Itu abang aku namanya Morgan. Dia seorang gamers jika pintunya terbuka suaranya sedikit bising ke bawah Zim.” Mereka pun pergi dari ruangan itu.

Zimba melanjutkan memanggang sementara Romi dan Irwan berenang. Zimba melihat ke arah jendela kaca lantai 3, Morgan sedang memperhatikanya. Zimba sampai salah tingkah melihat penampilan Morgan yang hanya memakai bokser.

Zimba mengalihkan perhatianya berpura-pura untuk mentake video Romi dan Irwan saat berenang. Kefokusan Zimba hilang ketika berjalan di pinggiran kolam tidak tau itu licin membuatnya tercebur ke kolam. Romi yang sigap menolong Zimba yang hampir tenggelam karena tidak pintar berenang.

Semua rencana Zimba batal ingin membalaskan dendamnya kepada Irwan, Romi dan Bob. Zimba merasa lemas dan tidak sanggup lagi untuk makan. Romi memutuskan Zimba untuk menginap dan beristrahat di kamar tamu. Romi menyuruh Zimba meminjamkan pakaiannya karena tidak ada cewek di rumah Romi, hanya ada pembantu. Beberapa saat kemudian Romi dan Irwan mengetuk pintu kamarnya. Memberikan pakaian dalam yang baru dibelikannya. Zimba tertawa geli melihat celana dalam dan bra tersedia dari size s-xl.

Romi masuk ke dalam kamar membawa hair drayer kemudian langsung mengeringkan rambut Zimba. Zimba salah tingkah melihat sifat Romi yang perhatian dan dewasa tidak seperti pada saat di kampus yang kekanakan. Romi juga memberikan obat dan air hangat kepadanya.

Karena sudah merasa lelah Romi dan Irwan juga kembali istrahat. Rencana makan-makan juga gagal. Makanan yang mereka panggang juga banyak tersisa. Romi menyuruh pembantunya meletakkan makanan itu di meja dapur. Romi tau Zimba pasti nanti akan kelaparan.

Zimba terbangun ingin melihat jam di hpnya. Zimba baru teringat kalua hpnya jatuh ke dalam kolam. Zimba keluar melihat arah kolam tidak ada juga. Zimba sangat khawatir karena itulah hp satu-satunya tidak sanggup lagi membelinya, untuk makan saja irit.

Muka Zimba sangat sedih duduk termenung di pinggir kolam. Morgan pura-pura batuk menghampiri Zimba memberikan Hpnya yang sudah rusak tidak bisa lagi hidup. Zimba semakin terpukul dan tidak bisa lagi berkata-kata dan kembali masuk ke dalam rumah.

Morgan menghalangi jalan Zimba masuk ke dalam pintu.

“Kamu pake saja sementara.” Memberikan kotak hp.

“Hah?” Ekspresi muka Zimba yang bengong.

Morgan langsung pergi begitu saja tanpa basa-basi.

Zimba melihat isi dari kotak tersebut ternyata di dalamnya hp. Zimba sangat senang. Zimba pun pergi ke lantai 3 ingin berterima kasih. Zimba ingin membuka pintu kamar. Morgan langsung menyahut dari belakang Zimba membuatnya terkejut lagi. Morgan tidak langsung ke dalam kamar saat memberikan hp itu. Morgan masih ke dapur mengecek makanan yang masih tersedia dan membawanya ke atas.

Zimba ingin mengucapkan rasa terima kasihnya dan berjanji akan mengembalikanya lagi. Tiba-tiba perutnya berbunyi keroncongan karena ikut lapar juga. Morgan mengajak Zimba masuk ikut ke dalam kamar. Zimba sangat heran melihat kamarnya yang sangat rapi dan bersih semua koleksi-koleksi mainan Morgan tertata sangat rapi.

Zimba yang penuh hati-hati saat makan. Nantinya akan mengotori kamar Morgan. Suasana mereka canggung dan pasif. Morgan yang tidak banyak berbicara. Akhirnya Zimba membangun suasan itu dengan memperkenalkan dirinya. Biasanya Zimba tidak banyak bertanya dengan kehidupan pribadi seseorang. Entah kenapa Zimba selalu membuka suara untuk bertanya kepada Morgan.

Semakin jawaban Morgan ketus. Zimba semakin bersemangat untuk menginterogasinya. Setiap kali Morgan bergerak Zimba selalu mengikutinya. Zimba semakin menggeramkan karena Morgan tidak suka dengan kebisingan. Morgan menutup mulut Zimba menyuruhkan berhenti berbicara. Setelah selesai makan. Zimba meminta izin masuk ke toilet menyuci tangan.

Zimba sengaja meletakkan flashdisk merahnya di atas wastafel cuci tangan. Sesudah Zimba keluar dilanjut Morgan yang masuk. Zimba ingin berpamitan kembali ke bawah. Morgan menanyakan fdnya yang ketinggalan. Zimba pura-pura kelupaan dan memintanya kembali. Morgan tidak langsung memberikan dan ingin langsung memasang ke komputer. Zimba pun langsung merebut kembali tetapi tidak bisa karena tubuh Morgan yang tinggi tidak bisa menggapai dari tangannya.

Zimba menutup rapat pintu kamar Morgan dan langsung mencium bibir Morgan. Morgan yang syok akan hal itu Zimba berhasil merebut fdnya dan kembali pergi dari kamar itu. Morgan langsung menggapai tangan Zimba menciumnya kembali. Tinggi badan Morgan tidak tercapai, Zimba menaiki kursi gamenya, memegang kepala Morgan dari belakang mereka memulai adegan bercumbu.

Zimba yang semakin teransang mulai menjilat leher Morgan, tangan nakalnya meraba-raba buah pisang Morgan. Suasana semakin membasah mereka memutuskan berbaring di atas tempat tidur. Morgan membuka pakaianya dan juga milik Zimba.

Ujung lidah Zimba menari-nari di atas kemaluan Morgan. Morgan memerankan tanganya meremas payudara Zimba. Zimba mulai menggesek-gesek buah kesemeknya ke buah pisang Morgan. Gairah mereka semakin memuncak kemaluan mereka sudah bercumbu di dalam.

Morgan menggantikan posisi di atas. Morgan mengguncangkan alat vital Zimba, suara ledakan desahan yang semakin kencang membuat lava Morgan muncrat dan bergegas ke toilet. Mereka berdua sudah sangat kelelahan. Zimba langsung memakai pakaianya segera pergi ke turun ke kamar tamu.

Pagi hari yang cerah, Romi membuka gorden kamar dan membangunkan Zimba untuk cuci muka, gosok gigi dan mengajak untuk sarapan. Mereka menuju dapur disambut dengan Irwan dan Morgan. Zimba ingin memutar balik tetapi Romi memegang pundaknya dan memperkenalkan dia kepada kakaknya. Muka Zimba langsung pucat pasi sampai dirinya juga cegukan mengingat kejadian tadi malam.

Morgan menghidupkan mobil sportnya memanggil mereka supaya segera berangkat. Zimba yang sudah selesai membenahi dirinya sementara Irwan dan Romi masih belum siap. Morgan membuka pintu mobilnya mempersilahkan Zimba untuk masuk. Zimba sengaja memilih bangku belakang. Morgan melarangnya duduk di belakang menyuruh untuk pindah di depan. Zimba tetap tidak mau. Morgan ingin menariknya keluar tetapi Romi langsung menghampiri Zimba.

.......

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 32

    Zimba termenung seandainya Morgan hadir pasti akan semakin seru lagi. Sampai kapan kerinduannya itu terus tertahan. Zimba tidak sadar sudah meminum beberapa gelas sampai kepalanya sudah mulai pusing. Irwan dan Romi masih asyik berjoget. Ini kesempatan besar untuk pria gatal itu menggodanya. Zimba tidak memberontak tetapi tertelan dengan godaan pria licik itu. "Kamu lagi kesepian yah???" Kata pria itu menyodorkan minuman ke Zimba. "Kamu????? Kamu siapa????" Zimba sudah mabuk. "Aku di sini mau menolong mu." Pria itu mengajak Zimba ke tempat lain. "Kita ke mana?" "Ke tempat paling nyaman." Pria itu membawa ke tempat khusus di mana para laki-laki dan wanita sedang mabuk-mabukan dan juga bermain-main kuda-kudaan. Pintu terbuka. Kumpulan mereka sangat terpana, kali ini mangsanya berbeda sangat mulus, cantik dan montok. Zimba diletakkan di tengah para laki-laki untuk menggodanya diajak minum sampai benar-benar mabuk jika bisa sampai pingsan. Berjalannya acara salah sa

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 31

    Zimba merasakan belaian itu di seluruh tubuhnya. Nafsu Zimba sangat berapi-api ia juga membalas belaian itu ke Morgan. Mereka beradu cumbu mesra. Saatnya mereka akan beradu adegan. Bunyi-bunyi itu sangat nyaring terdengar. Zimba membuka matanya ternyata semua itu hanya mimpi. Zimba sangat berharap itu semua nyata. Zimba mengelus-elus wajah Morgan lewat ponselnya untuk melepas kerinduan. Untuk memulai aktivitasnya Zimba mandi terlebih dahulu. Kebiasaan di kostnya dulu setiap hari libur selalu merapikan tempat tidurnya. Zimba sudah terbiasa walau tinggal di rumah Morgan tetap jiwa itu melekat. Pagi yang cerah sangat cocok memasak pancake. Zimba mencari semua bahan-bahan yang dibutuhkan di kulkas dan lemari. Zimba mengerjakan semua dari pada mengajak mereka berdua nanti malah menambah pekerjaan lagi. Sedikit melelehkan tetapi Zimba sangat senang dalam hal memasak. Setelah pencakenya matang Zimba melanjutkan membuat susu. Semua sudah kelar Zimba membangunkan Romi dan Irwan. Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 30

    Ibu Bob sangat berharap Zimba berjodoh dengan anaknya. Sampai sekarang Ibunya masih salah paham terhadap Zimba dan Bob. Ibunya berpikir mereka pacaran. “Kapan kalian berdua minta restu sama Ibu? Selagi Ibu masih hidup.”“Restu apa mama? Tanya Bob.(Ibunya melirik ke Zimba.)“Mama jangan salah paham. Kami hanya sebatas teman saja.”“Ibu sudah ada calon menantu yang lain. He he he he.” Zimba tertawa supaya tidak tegang.“Siapa?”(Bob sudah membuat gerak-gerik untuk tidak diceritakan tentang pacarnya akan tetapi Zimba tetap membahasnya.)“Bob belum mengenalinya sama Ibu?” Lanjut Zimba.“Belum. siapa nak?.”"Ada Bu. Mahasiswa kam..." Bob menyumpal mulut Zimba untuk tidak melanjutkan perkataannya."Yah sudah tidak usah dilanjut." Ibunya menghentikan mereka.Bob masih belum ingin memperkenalkan pacarnya ke orang tuanya. Bob tidak ingin memberikan kekecewaan yang menurut dia itu masih dini untuk diberitahukan. Bob ingin orang tuanya hanya memandang kefokusannya dalam proses kuliah.....Mer

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 29

    “Keren bangattttt.” Irwan tidak sabar membuka kotak kadonya. “Tas Hermes???” Irwan shok.“Yang ulang tahun siapa? Yang unboxing siapa?” Ibunya menarik telinga Irwan.“Iya iya Maaf mama.”“Oh iya. Ini anak pertama tante.” Memperkenalkan ke Zimba.Mereka saling salaman. Romi tidak perlu lagi karena sudah saling kenal. Jiwa kegatalan Zimba merana melihat saudara Irwan juga tak kalah dengan kagantengannya. “Kalian pasti sudah lapar kan? Tante tadi ada masak rendang sama ayam gulai.”“Tidak perlu repot-repot Tan. Kami tidak bisa lama-lama mau pergi ke rumah teman lagi. Orang tuanya lagi datang dari kampung jadi mau silaturahmi juga ke sana. Kamu ikut enggak?” Romi mengajak Irwan.“Ikutlah. Aku sekalian ke rumah Romi lagi nginap yah Ma. Tunggu dulu aku ganti baju” Irwan masuk ke dalam kamarnya.“Kalau begitu tante bungkus saja. Biasanya kamu suka rendang masakan tante.” “Iya. Tidak apa-apa Tan.”Ibu Irwan menyiapkan ke dapur. “Bagaimana pekerjaanya bang? Lancar?” Tanya Romi ke Ari abangn

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 28

    Romi masih tetap membujuk Zimba agar tidak pulang.“Sampai besok saja kamu menemani aku. Nanti sore pekerja pulang karena besok libur.” Romi mengembalikan tas Zimba ke dalam kamar.“Kamu tinggal memerintahkan mereka. Sini tas ku.” Merampas tasnya.“Aku sudah bilang. Tidak perlu merasa bersalah. Pergi bukan jalan satu-satunya melupakan masalah ini. Kamu ngerti enggak??” Romi mengeluarkan sifat dewasanya.“Kamu tidak bisa pergi selama abang ku belum datang.” Tegas Romi lagi.(Zimba menangis.)“Sudah. Kamu tidak usah menangis.” Memeluk Zimba.“Hari ini kita lupakan saja Lebih baik kita memikirkan hari esok saja.” “Tumben kamu dewasa.” Zimba memukul pelan dada Romi.“Kamu istrahat saja. Nanti malam kita pergi ke rumah Irwan sekaligus ke tempat Bob.”“Ngapain ke sana?” “Mau kasih kado buat mama Irwan. Orang tua Bob kan sudah sampai, kita juga harus menyapanya. Aku mau istrahat juga yah.” Romi kembali ke kamarnya.……Sore menjelang malam pun tiba. Romi terbangun karena pembantu menggedor

  • Separuh Jiwa yang Tertutupi    BAB 27

    Hari ini hari yang sangat membosankan. Zimba menyuguhkan susu dan roti untuk sarapan mereka. Romi sedang berenang Zimba pun membawanya ke sana. Cuaca yang gerah Zimba ingin ikut melompat ke kolam namun Zimba sedikit trauma dengan tragedi tenggelam.Romi sudah membujuk agar ikut saja nanti akan dibantu. Zimba masih tetap tidak mau. Semakin mendengar deruan air Zimba semakin ingin beranjak. Zimba pun mengganti pakaiannya ke rumah. Zimba hanya berenang di pingir-pinggir kolam yang terdangkal karena semakin ke tengah kolam akan semakin dalam. Romi memegang tangan Zimba melatihnya berenang. Pelan-pelan Romi membawa ke area terdalam kolam. Jika Zimba yang tenang tidak memikirkan hal negatif yang dapat mencelakainya semua bisa dilalui. Zimba heran kenapa dirinya bisa. Romi membanggakan dirinya semua berkat bantuannya. Zimba lagak berani sendiri berenang ehhhh masih belum jauh dirinya hampir tenggelam. Jika Romi tidak cepat menggapai tangannya bisa saja dia nyungsep.“Jangan berlagak pinta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status