*Boooommmm….!!!
*Booommmm….!!!
*Booommmm….!!!
Suara rentetan ledakan, imbas dari pertempuran antara Arthur melawan Boss Serigala, menggema keras disekitar area tanah lapang. Selain menimbulkan ledakan keras yang menghancurkan tempat pertempuran, setiap bentrokan yang dibuat keduanya juga menyebabkan hembusan gelombang kuat. Baik Arthur maupun Boss Serigala, tampak memberikan semua yang mereka punya untuk memenangkan pertarungan.
"Dark Ball!"
Teriak Arthur, segera mengeksekusi teknik serangan jarak jauhnya begitu melihat celah dalam gerakan Boss Serigala yang sedang sedikit mengambil nafas.
Serangan tersebut, mendarat dengan telak pada wajah lawannya. Membuat Boss Serigala terdorong mundur beberapa langkah sambil mengusap-usap wajahnya yang berdarah.
"Auuuuuuu….!!" Lolongan kesakitan dari sang Boss Serigala, mulai terdengar begitu aliran Chi kegelapan yang mendarat di wajahnya, dengan liar mulai memasuki luka berdarah pada wajahnya tersebut.
"Hmmmm…!"
*Wosshhh…!!!
Melihat lawannya kehilangan momentum, Arthur dengan sigap memanfaatkan situasi dengan segera mengambil langkah menerjang maju. Ia menyalakan Hell Fire pada kedua kepalan tangan, dan tanpa ampun memborbardir wajah terluka Boss Serigala, dengan puluhan pukulan tinju yang dialiri Hell Fire.
Arthur yang saat ini terus memborbardir wajah terluka lawan di hadapannya, tampak sangat menikmati penyiksaan yang ia lakukan, seringai lebar terus menghiasi wajah bocah ini bersamaan dia terus melancarkan serangan. Membuat wajahnya yang saat ini penuh dengan basuhan darah yang menyiprat dari luka lawannya, menjadi tampak seperti wajah Iblis dari neraka yang sedang menghukum penduduk baru dari neraka yang ia tempati.
Sampai pada akhirnya, Arthur yang dapat merasakan aliran Chi dalam tubuh Boss Serigala tampak mulai bergerak tak beraturan, dimana menandakan lawannya ini sudah diambang kematian, berada dalam kondisi terlemah, segera memanfaatkan momentum yang ia dapat untuk menyiapkan tinju yang di aliri Hell Fire lebih intens, begitu membara.
Kemudian tanpa menunda, setelah tinjunya tersebut siap, ia memberikan pukulan terakhir pada wajah Boss Serigala, dimana pukulan dahsyat ini langsung membuat sang Boss Serigala yang bahkann sudah tak mampu mengangkat wajahnya, terpental jauh. Mendarat dengan debumam keras saat tubuhnya yang terpental, menabrak pohon raksasa. Makhluk ini mati terkapar dengan wajah hancur.
Hampir bersamaan dengan kematian Boss Serigala tersebut, pertempuran disisi lain dimana Skull Lizard menghadapi kawanan Serigala kecil, juga hampir selesai.
Dengan semburan api hitam membara yang diakhiri sabetan ekor keras, Skull Lizard menghabisi lawan terakhirnya. Dan dengan cepat kemudian bergerak kearah Arthur begitu ia selesai menghabisi semua lawan-lawannya.
"Hmmmm…. Kerja bagus! Dengan begini tak sia-sia aku membangkitkan mu kembali! Hahahah…!" Kata Arthur, memuji Skull Lizard yang saat ini mengambil posisi membungkuk di hadapannya.
Tapi, tepat ketika semua pertempuran berakhir, sekelompok Demonic Beast, mulai menampakkan diri dari balik rerimbunan hutan. Bergerak perlahan dengan ekspresi wajah liar kearah tubuh tak bernyawa Boss Serigala.
Yang paling mencolok dari kelompok yang baru saja keluar ini adalah tiga Demonic Beast yang berada di posisi paling depan. Ketiganya tampak memiliki aliran Chi lebih kuat dari kawanan Demonic Beast yang ada di belakangnya. Dan dengan pandangan singkat, Arthur bisa menduga tiga makhluk ini adalah Demonic Beast kelas rendah tingkat puncak. Kekuatan ketiganya berada pada level yang sama dengan Boss Serigala yang baru saja ia kalahkan.
Ketiga Demonic Beast tersebut, memiliki wujud Bison raksasa, Panda ungu, serta seekor Demonic Beast tipe terbang yang memiliki bentuk Angsa bertaring.
"Hmmmm… Kalian pikir sudah menjadi cukup pintar dengan menunggu pertempuran selesai dan berniat melancarkan serangan menyergap setelahnya?" Gumam Arthur. Tampak tak memiliki titik-titik rasa takut sama sekali pada ekspresi wajahnya. Justru malah kembali memasang seringai lebar begitu melihat gerombolan Demonic Beast mulai mendekati posisinya.
"Sungguh bodoh! Ingin melakukan perangkap sergapan, tapi justru kalianlah yang sebenarnya telah masuk dalam perangkap!" Kata Arthur. Kini mulai mengalirkan Hell Fire pada kedua tangannya.
Dengan gerakan cepat, Arthur melompat kearah tubuh tak bernyawa Boss Serigala, dan tanpa menunda segera menusuk kepala makhluk tersebut, diteruskan dengan mencongkel Demonic Core yang ada di dalamnya.
Langkah Arthur yang mengambil Demonic Core dari Boss Serigala tersebut, segera ditanggapi dengan teriakan marah dari kumpulan Demonic Beast yang saat ini sedang mengepungnya. Bagaimanapun juga, setiap Demonic Beast yang saat ini berada di lokasi, tengah mengincar Demonic Core dari Boss Serigala yang telah mati.
Para Demonic Beast adalah makhluk yang tumbuh dan bertambah kuat, dengan cara memakan Demonic Core dari sesamanya. Walaupun memang dengan memakan manusia, mereka juga bisa tumbuh lebih kuat, meskipun tak terlalu signifikan. Selama ini mereka mengincar manusia hanya karena di dorong insting liar dalam dirinya, terlebih pada lidah para Demonic Beast, cita rasa tubuh manusia lebih nikmat dari pada rasa Demonic Core.
Oleh karena itu, pertarungan Arthur yang seorang manusia, melawan Boss Serigala yang merupakan Demonic Beast kelas rendah tingkat puncak, segera menarik perhatian banyak Demonic Beast lain. Keduanya merupakan sebuah kombinasi pilihan makanan yang sangat sulit untuk di tolak.
Saat ini, ketika para Demonic Beast hendak menerjang maju kearah Arthur dengan ekspresi marah yang menyeramkan. Arthur yang baru saja mengambil Demonic Core dari Boss Serigala, tanpa menunda melanjutkan aksinya dengan membakar habis tubuh makhluk tersebut menggunakan Hell Fire nya.
Tindakan Arthur tentu saja disikapi dengan teriakan liar para Demonic Beast, mereka semakin marah karena Arthur justru melenyapkan tubuh Serigala raksasa dimana juga merupakan sumber makanan berharga bagi mereka.
Namun, ketika para Demonic Beast yang sangat marah ini hendak sampai pada posisi Arthur….
"Bangkit!"
Arthur bergumam, mengucapkan sepatah kata yang diiringi dengan mulai menyalanya Hell Fire ganas dilokasi tempat sebelum nya tubuh Boss Serigala berada.
"Aaaauuuuuhhhhhh…..!!!"
Dari dalam kobaran Hell Fire, Boss Serigala bangkit kembali, kini dengan bentuk tubuh tulang belulang yang seluruhnya di selimuti api hitam membara. Yang paling mencolok adalah dua tanduk besar diatas kepala makhluk tersebut, dimana terus mengeluarkan suara derakan dari api hitam yang begitu intens.
Seperti Skull Lizard, Boss Serigala yang bangkit kembali, kini mengalami kenaikan kelas satu tahap, menjadi Demonic Beast kelas menengah tingkat rendah. Tekanan yang dikeluarkan oleh Boss Serigala yang baru saja bangkit dengan kekuatan baru ini, segera membuat setiap Demonic Beast yang awalnya menerjang maju, mulai menghentikan langkah masing-masing, tampak ragu untuk melanjutkan sergapan mereka.
"Hehehehe….! Bangkit!"
Merasa kurang, Arthur kembali menyalurkan Hell Fire kearah tubuh-tubuh tak bernyawa puluhan Serigala yang lebih kecil, membangkitkan mereka semua dari kematian. Berakhir menjadi makhluk dengan bentuk tubuh tulang belulang yang diselimuti api hitam, sama seperti Boss nya.
"Grrrrrrrr……!!!!"
"Aaaauuuuuhhhhhh…..!!!"
Puluhan Serigala kecil yang telah bangkit, segera mengeram sambil memasang tatapan liar kearah kawanan Demonic Beast yang berada disekitar lokasi, erangan tersebut, diakhiri dengan lolongan khas Serigala yang panjang.
"Hehhehe…! Kalian pikir aku tak tahu bahwa selama pertarungan tadi, kalian bergerak mengendap-ngendap mengawasi? Sungguh lucu!" Kata Arthur, masih dengan seringai lebarnya yang kini tampak sangat licik.
"Sekarang untuk biaya dari kebodohan tersebut, kalian bisa mati disini dan kemudian melanjutkan hidup sebagai bawahanku! Hahahhaha….!" Kata Arthur lagi, diakhiri dengan tawa lantang penuh kepuasan.
"Skull Lizard! Wolfie dan kawanannya! Semuanya! Serang! Jangan biarkan satupun dari mereka kabur!"
Bersamaan dengan teriakan intruksi Arthur tersebut, Skull Lizard bersama dengan Wolfie dan kawanannya, tanpa menunda segera menerjang maju, menyerang setiap Demonic Beast yang berada paling dekat dengan posisi mereka.
Disisi lain, Arthur kini mulai mencari tempat nyaman, duduk bersandar dengan santai pada pohon raksasa, sambil mengamati pertempuran.
Di dalam kawah, saat ini Theo terlihat tengah berdiri tegak tanpa luka, sambil menggendong Arthur yang telah kembali ke wujud normal di pundaknya. Seperti sedang membawa sekantung beras.Melihat keponakannya baik-baik saja, Bosweric segera merasa lega. Theo yang kini ada di hadapannya terlihat sangat berbeda dari yang dia kenal, meskipun secara fisik tak terlalu berubah, Bosweric bisa merasa aura yang di keluarkan Theo sangatlah dalam dan kuat. Belum lagi sorot matanya terus menerus mengeluarkan ketajaman yang seharusnya tak di miliki oleh anak seusianya. Ketajaman yang sama seperti milik ayahnya Lord Arduric. Bahkan menurut Bosweric melebihinya.Setiap orang disekitar lokasi masih termenung menatap Theo ketika dia tiba-tiba melemparkan Arthur yang ada di pundaknya kearah Master Dario."Ahhh.. tuan muda..!!!" Dengan sigap Master Dario menangkap Arthur dan segera memeriksa kondisinya. Terlihat sangat khawatir."Tenang saja, dia masih hidup untuk saat ini. Sege
"BOCAHHH..!! TENANGKAN DIRIMU…!!!" Teriak Theo lantang.Semua orang di sekitar lokasi segera termenung melihat kedatangan tiba-tiba pemuda di hadapan mereka."Hoooaaaaarrrrgggggggg….!!!! Siapa yang kau sebut bocahhh????" Arthur Wild kembali berteriak gila setelah berdiri."Siapa lagi? Kau bocah nakal tak berguna yang bahkan tak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri! Kau itu lebih bocah dari pada bocah! Dasar bocah ingusan." Kata Theo, sambil menatap remeh Arthur.Mendengar kata-kata Theo, mata hitam Arthur mulai melotot. Dia terlihat sangat marah."Siapa yang kau sebut bocah ingusan!!!!" Arthur berteriak marah, segera maju menerjang kearah Theo.Melihat bocah dihadapannya semakin menggila, Theo memasang kuda-kuda. Bersiap ikut menerjang kedepan. Menyambut serangan Arthur."Anak muda..!! Apa yang coba kau lakukan? Cepat menghindar! Itu berbahaya..!!" Bosweric yang k
"Ini berbahaya, bocah ini harus dihentikan, dia tak bisa mengontrol mana nya." Kata Theo.Setelah berkata demikian, Theo memerintahkan Jasia dan Kalina untuk tinggal di tempat. Dan segera pergi kelokasi pertempuran.***"Tuan muda, tenangkan dirimu."Seorang tetua dari house Wildbear terlihat sangat panik, dia terus berteriak kepada pemuda yang berdiri tak jauh di hadapannya untuk tenang."Diam…!!! Siapa tadi diantara kalian yang menyebutku bocah?"Pemuda di hadapan sang tetua bukannya semakin tenang, malah semakin liar memaki. Mana kegelapan mulai merembes keluar menutupi area sekitar pemuda tersebut.Mana kegelapan adalah yang paling ganas diantara semua jenis unsur mana. Unsur ini memiliki kemampuan untuk menyerap energi kehidupan di sekitarnya. Semua yang di lewati oleh unsur ini akan segera mengering dan mati."Ini gawat, tuan muda mulai kehila
"House Wildbear?"Jasia kemudian mulai menjelaskan, Hutan Pinus Beku saat ini terbagi menjadi 4 wilayah kekuasaan. Wilayah-wilayah ini di kuasai oleh 4 kelompok Knight, yakni house Alknight, Ironhead, Thrue Alknight, dan Wildbear.Keempat kelompok ini membagi Hutan Pinus Beku bagian luar dan bagian tengah menjadi wilayahnya masing-masing dengan mulai membangun Basecamp. Sementara wilayah bagian dalam hutan tidak ada yang menguasai. Spirit beast yang tinggal di wilayah dalam terlalu liar untuk diatasi oleh house manapun, sehingga tak ada yang berani membangun basecamp di wilayah bagian dalam hutan pinus beku. Wilayah ini akhirnya hanya menjadi tempat eksplorasi kelompok elite masing-masing house."Jadi seperti itu." Theo kini mulai mengerti.Setelah mendengarkan penjelasan Jasia, kini Theo mulai memperhatikan pertempuran kembali. Dia memperhatikan jalannya pertempuran dengan seksama untuk beberapa saat, sampai ada seorang pemuda dari house Wildbear yang menari
(Dalam beberapa chapter kedepan, menceritakan kehidupan lama Arthur di Gaia Land. Pertemuan awalnya dengan sang mentor. Theodoric Alknight)"Haaaahhh…. Haaahhh.. Haaaa….."Theo kini terbaring penuh luka, sedangkan lawannya juga terbaring, namun dengan kondisi yang lebih buruk dari pada Theo. Selain di dipenuhi luka, kedua tangan dan kedua kaki lawannya patah, dia sekarang sedang mengerang kesakitan dalam sebuah lubang tanah penuh retakan, tak jauh dari posisi Theo.Theo berhasil memenangkan pertempuran dengan banyak usaha dan menggunakan berbagai trik. Bertarung melawan seorang Immortal bumi, ternyata memanglah sudah menjadi batasan maksimal Theo.Melihat kondisinya sekarang, dia tak bisa membayangkan bila harus melawan dua Immortal bumi secara bersamaan. Dari pertarungan ini, dia menjadi sadar bahwa dirinya masih terlalu lemah. Hal ini membuatnya semakin terdorong untuk segera melakukan terobosan menjadi seorang Immortal.Untuk membantu house nya yang
"Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur.Tepat ketika Cecilia menarik bahu Arthur, sehingga membuat Arthur mundur beberapa langkah kebelakang, kabut biru muda menerjang ditempat sebelumnya Arthur berdiri."Hmmm… Itu seperti punya kehendak sendiri!" Gumam Arthur saat melihat pergerakan tak biasa kabut biru muda di hadapannya."Kabut ini menutup semua akses menuju keluar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Cecilia."Aku sendiri juga tak tahu! Lagipula kita juga tak bisa memastikan efek apa yang akan terjadi bila terkena kabut itu!" Jawab Arthur.Situasi kemudian berubah hening saat Cecilia dan Arthur hanya melihat kedepan pada kabut biru muda yang saat ini juga tiba-tiba berhenti bergerak ketika sudah berada di lokasi tempat Arthur sebelumnya berdiri.