Fahri terbayang wajah Sera setiap malam, ia bertanya-tanya kenapa sera terlihat begitu sedih dan angkuh setiap kali betemu dengannya. Ini aneh padahal tidak ada yang memaksa nya melakukan itu, lalu saat ia ingin mengulangi nya wanita itu menolak dengan tegas, seakan tidak terjadi apa-apa.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Kenapa wanita itu selalu datang dalam pikirannya sekarang?
...
Pagi ini Sera berpapasan lagi dengan Fahri, sudah seminggu ini ia menghindari agar tidak bertatap muka dengan Bossnya itu.
Mereka berada didepan lift, sama-sama sedang menunggu pintu terbuka, saat pintu terbuka tidak ada orang lain lagi yang masuk, itu membuat mereka berduaan didalam lift.
" Kenapa kau selalu menghindariku, dan kenapa kau selalu menatap ku sesinis itu, apa ada yang salah dengan diriku?"
" Tidak ada apa-apa pak."
Pintu terbuka Sera bergegas ingin keruangannya, tetapi saat ingin masuk ia ditahan oleh Fadil yang sudah menunggu didepan ruangan Sera.
Sedangkan Fahri lanjut ke lantai berikutnya.
"Saya sudah lama nunggu kamu."
"Ada apa pak,?"
"Saya ingin kamu menjelaskan proyek terbaru yang kamu pimpin, dan saya juga ingin tau detail lokasinya, bisa temani saya?"
"Baik pak."
Mereka berdua menuju lift ingin segera turun keparkiran lalu berangkat kelokasi.
Tiba-tiba lampu lift mati, ada suara guncangan dan lift tidak berjalan lagi, mereka terjebak didalamnya.
Fadil segera menekan tombol darurat, untuk memberi tau petugas, tetapi sudah 15 menit belum juga ada pertolongan, mereka berteriak agar ada yang mendengar. Ponselpun tak berguna karena tidak ada signal.
"Sera kamu jangan takut ya, pasti kita akan keluar dari sini,"
"Iyah, tapi lama-lama ruangan ini sesak pak, sebaiknya kita jangan terlalu banyak bergerak dan menghabiskan energi dengan berteriak."
" Ya kamu benar, semoga ada yang menyadari ketidak beradaan kita."
***
Sudah 2 jam Fahri menunggu kedatangan fadil untuk meeting, tetapi ia tidak bisa dihubungi.
Sekretarisnya mengatakan jika dia ingin meninjau lokasi proyek bersama Sera.
"Sialan" umpat Fahri dalam hatinya.
Fahri memerintahkan sekretaris nya untuk menghubungi Sera agar segera kembali kekantor tetapi juga tidak ada respon.
Fahri memikirkan hal lain, jangan-jangan Sera dan fadil melakukannya juga, ah apa peduliku ucapnya dalam hati.
Fahri tidak mengerti kenapa pikirannya dipenuhi tentang Sera saat ini, hingga ia bosan dan ingin keluar kantor, saat ia berjalan menuju lift, ia melihat satpam dan petugas teknisi memperbaiki lift.
"Ada apa ini?"
"Seperti nya ada yang terjebak didalam lift pak, dan dugaan kami itu pak Fadil, tapi tim kami sedang cek cctv untuk mengetahui lebih pasti."
Lalu seorang pria berlari dan membenarkan jika yang didalam itu adalah Boss Fadil.
"Apa yang kalian lakukan ,ini berarti sudah 2jam Fadil terjebak didalam, bisa kehabisan nafas adikku didalam.. cepat."
Fadil dan sera mendengar teriakan Fahri didepan, fadil tersenyum kepada Sera.
"Benarkan pasti ada yang membantu kita. Hahaha lihat lah,abangku yang terlihat galak, bahkan dia pikir aku akan mati karena kehabisan nafas"
Fadil tertawa terbahak-bahak.
"Dia itu sebenarnya hatinya lemut entah lah setan apa yang membuatnya jadi sedingin itu sekarang, kamu jangan takut lagi ya,"
Sera tidak menjawab dia hanya tersenyum.
Hari-hari terasa membosankan untuk Fahri yang hingga hari ini belum bisa memikirkan jawaban yang tepat soal belum adanya calon menantu untuk ayahnya.Tetapi waktu begitu cepat berlalu, Fahri tidak mau pasrah saja menerima perjodohan dari orangtuanya, dia ingin memilih sendiri wanita untuknya, tapi untuk saat ini dia belum memiliki getaran-getaran cinta, kecuali kepada Sera, Dia bahkan belum yakin itu Cinta atau hanya perasaan bersalah.Karena dia takut ini hanya perasaan sesaat, ia berusaha menyangkalnya, tetapi semakin berusaha menyangkal tetap saja otaknya selalu menunjukkan raut wajah Sera pada malam itu..Berbeda dengan adiknya.Fadil sangat santai bukan karena dia telah memiliki kekasih, tetapi dia punya rencana lain untuk menghadapi ayahnya.Fadil merayu Luna dan menawarkan kesepakatan padanya.Fadil memiliki niat untuk mendekati Sera, tetapi statusnya sebagai janda pasti akan sangat dipertimbangkan oleh ora
Pagi ini Sera mengajak Reihan ke dokter untuk kontrol rutin.Keadaan Reihan semakin membaik, Sera bersyukur sekali.Sera mengajak Reihan ke yayasan penderita kanker, agar Rei bisa lebih bersyukur dan berbagi pengalaman untuk menyemangati orang lain yang masih dalam keadaan sakit."Hai anak manis.." Sera dan Reihan segera berjalan kearah ibu Fatimah.Beliau donatur rutin diyayasan ini, beliau juga selalu datang untuk menyemangati para penderita kanker disini.Sera tersenyum menyapa ibu Fatimah, dan memberi instruksi kepada Rei untuk segera memberi salam."Pagi Bu..""Bagaimana keadan Rei sudah sembuhkan?""Alhamdulillah, saya ajak rei kesini supaya dia bisa menyemangati yang lainnya bu, terutama yang masih seusia dia."Ibu Fatimah tersenyum mendengar jawaban dari Sera, beliau kagum kepada wanita tangguh itu, andai saja Sera belum pernah menikah, pasti dia akan dijadikan kandidat calon menantuny
Toktoktok"Permisi ini semua filenya pak, saya permisi dulu.""Tunggu disini saja."Sera bingung, Fahri harusnya membaca dulu semua laporan tetapi kenapa menahannya disini, ini akan menghabiskan waktu."Tapi kan pak, biasanya anda akan membaca semuanya memastikan lagi sebelum menandatangani dokumen apapun. Itu perlu waktu, saya akan kembali menunggu diruang kerja.""Saya sudah selesai, ini..""Baik pak, saya permisi.""Tunggu Sera, bukankah kamu sudah setuju untuk lebih ramah kepada saya.""Iya.." Sera menjawabnya dengan tertunduk."Saya perlu bantuan kamu, bisa temani saya makan malam diluar, ini undangan dari mitra perusahaan,""Ta, tapi..""Sera jangan banyak alasan, ini urusan pekerjaan.. saya rasa kamu orang yang sangat profesional.""Baik pak."***Sera mengenakan gaun hitam yang anggun, dibagian depan ada belahan panjang yang memper
Sera pamit lebih dulu untuk pulang, Luna ingin mengantarnya tapi Sera menolak karena ia tau Luna sudah ada janji dengan seseorang, Sera takut sahabatnya itu akan terlambat.Saat berada tepat didepan lobby ada mobil mewah berhenti didepannya."Saya antar kamu. Ayo masuk.""Tidak perlu pak saya bisa pulang sendiri.""Jangan terlalu banyak alasan, anggap saja ini perintah." Sera semakin geram seenaknya saja menyuruh orang, batin Sera."Anda mungkin atasan saya dikantor tetapi bukan berarti anda bisa seenaknya memerintah saya.""Sera.. masuk." Fahri menarik paksa Sera masuk kedalam mobilnya.Sera tidak berontak karena ia takut akan membuat banyak orang curiga dan malah membuat masalah baru...."Apa yang anda inginkan dari saya." Sera menatap Fahri dengan tatapan yang menusuk."Saya hanya ingin kamu tidak terlalu keras pada saya, lupakan yang telah terjadi diantara kita. Dan kita bisa mulai dari awal lag
Hari ini pekerjaan Sera selesai lebih cepat, ia lalu merapikan mejanya untuk segera pulang kerumahnya."Ser, buru-buru amat? Mau kemana sih?""Mau pulang lun,kerjaanku udah selesai, hehehe seneng deh jadi nggak pulang malam terus, kasian Rei.""Jalan dulu yuk,, seraaa kamu itu juga perlu loh menikmati hidup kamu sendiri, ya.. sekali-kali jalan cuci mata, biar tetep fresh.. jangan terlalu monoton.""Hmmmm nggak perlu lah, aku lebih seneng kalau ketemu Rei lun, rasanya semua capek ku hilang saat liat wajahnya yang polos. ""Seraa... Pliissss aku mau kamu anterin aku ya.. ada yang mau aku beli nih, tapi aku butuh saran dari kamu.""Kamu mau cari apaan sih?""Udah ah..ayukk jalan dulu." Luna langsung menggandeng tangan sera.Sera pasrah mengikuti keinginan Luna.**"Ngapain Lun, cari baju malam seksi,, kamu kan belum punya suami?""Ah Sera, suami emang belum...tapi ini lagi usaha siapa tau ntar di
"kalian kok tangis-tangisan, ada apa?ada masalah?" Fadil mendekat kearah Sera dan Luna, ia juga di ikuti abangnya.Fahri hanya menatap kearah Sera, ia tau Sera sedang menangis, tapi baginya pertanyaan dari fadil sudah mewakilkan rasa ingin tahunya." Oh.. nggak apa-apa kok pak, ini kita lagi curhat, yaa biasaalah cewek kan dikit-dikit baper. Hehehehe""Oke kalau gitu, kita harus pergi untuk acara keluarga, kalian nikmati acaranya ya."Fadil melangkah diikuti dengan Fahri.Tatapan Sera dan Fahri bertemu, mereka terlihat berbicara meskipun saling diam.Tatapan keduanya sulit untuk diartikan orang sekitarnya, tatapan Sera yang terlihat angkuh dan marah besar, seperti Berbanding terbalik dengan fahri yang merasa bersalah, meski ia bossnya ia hanya menikmati tatapan sinis Sera, ia juga tidak tersinggung.****Fahri mendapatkan nomor Ponsel Sera, ia begitu menyesal dan ingin sekali meminta maaf secara langsung, te