Share

Bab 2

Author: Jingga Amelia
last update Huling Na-update: 2023-03-10 20:37:18

"Iya, seragam keluarga Mas Tohir memang beda. Kemarin habis, jadi aku suruh pakai bekas waktu nikahan Sofia."

"Habis, atau kamu memang sengaja tak memberinya, Bu?"

"Sudahlah, Pak. Mereka memang pantas kok. Nggak usah terlalu di spesialkan karena mereka memang tidak spesial."

Perbincangan antara Tante Gina dan suaminya kudengar jelas ketika aku dan keluarga hendak pulang siang tadi. Sampai sekarang perkataan demi perkataan pedas Tante Gina masih kuingat jelas hingga sampai dini hari pun aku tak mampu memejamkan mata. Begitu rendahnya mereka memandang keluargaku, padahal Tante Gina dan Ayah keluar dari rahim yang sama.

"Mbak, kok belum tidur?" ucap Arum mengagetkanku.

Aku lantas menoleh ke arahnya, lalu tersenyum. "Belum ngantuk, udah kamu istirahat sana. Besok sekolah," ujarku dengan membetulkan letak selimutnya.

Arum sudah membaik sejak sore tadi, sepertinya dia sudah mulai menyadari bahwa perkataannya siang tadi keliru. Sedangkan aku juga belum mengatakan pada Ayah dan Ibu mengenai niat baik Zaki yang ia sampaikan lewat pesan singkat siang tadi.

Tante Gina dan seluruh keluarga tidak boleh memandangku rendah. Mereka harus tahu jika keluargaku bisa bangkit dan tak seharusnya direndahkan terus menerus seperti ini.

..

"Yah, Bu. Sore nanti Zaki dan keluarganya akan datang kemari."

Perkataanku sontak membuat semua anggota keluargaku terkejut. "Zaki? Anak Tuan Muh maksudmu?"

Aku mengangguk. "Iya, Yah. Boleh kan?"

"Untuk apa, Nak? Jangan main-main dengan mereka, mereka orang kaya."

"Zaki mau meminangku, Yah, Bu."

"Apa?" Mereka bertiga berseru bersamaan. Terlihat jelas jika mereka sangat terkejut dengan kabar yang kubawa.

"Nak, kamu tidak salah? Kita orang miskin, mana mungkin bersanding dengan keluarga mereka?" tutur Ayah seperti biasanya. Ia selalu merendah meskipun banyak orang merendahkan harga diri keluarga kami. Ayah selalu menerapkan rasa rendah hati, tapi terkadang hal itu membuat kami sangat di rendahkan oleh orang lain.

"Pak, Bu. Setidaknya biarkan mereka berkunjung kemari, kita harus tetap menjaga silaturahmi kan?"

Mereka terdiam, tapi tak lama berselang Ayah menyetujui perkataanku. Aku tersenyum lega, semoga saja niat baik Zaki bisa di terima dengan baik oleh Ayah dan Ibu.

"Oh iya, hari ini kita diundang lagi ke rumah Gina. Katanya calon besannya mau kesana," ucap Ayah setelah kami selesai sarapan.

"Alah, pasti cuma di suruh bersih-bersih, Yah. Mending nggak usah datang," celetuk Arum dengan nada sinis.

Memang benar sebetulnya, mereka pasti hanya menginginkan tenaga keluarga kami, bukan murni kehadiran kami. 

"Arum, nggak boleh begitu. Walau bagaimanapun dia itu Tantemu." Ibu berkomentar, tapi kali ini aku memilih diam karena rasanya juga sudah muak dengan perbuatan keluarga Tante Gina yang selalu merendahkan keluargaku.

"Perkataan Arum ada benarnya, Pak, Bu. Kita tidak boleh di rendahkan terus menerus. Bagaimanapun juga kita punya harga diri meskipun lebih miskin dari mereka," tuturku geram, karsna selama ini aku juga selalu mengalah seperti Bapak.

"Tapi, Na ...."

"Pak, Nana punya ijazah SMK, biarkan setelah ini Nana mencari pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya. Doakan Nana," ucapku pelan memohon restu.

Mereka semua terdiam, sepertinya mulai menyadari bahwa perkataanku dan Arum adalah benar. Hatiku sudah terlalu sakit dengan perkataan Tante Gina kemarin, mereka begitu merendahkan kami karena miskin.

..

Pada akhirnya aku memutuskan untuk ikut Ayah dan Ibu ke rumah Tante Gina lagi tanpa Arum. Aku tidak ingin jika mereka direndahkan lagi oleh keluarga yang lain.

"Mas Tohir, tolong dong siapin kursi-kursinya, nanti keburu besanku datang," ucap Tante Gina ketika dia baru saja keluar dari kamar.

"Dan Mbak Rita, bantu Mbok Sum di dapur, ya. Banyak yang belum selesai kayaknya." Lagi, Tante Gina memerintahkan kedua orangtuaku bak pesuruhnya.

Kami masih terdiam, ikut duduk bersama keluarga yang lain yang baru datang. Namun Tante Gina tak hentinya menyuruh Ayah dan Ibu tanpa henti.

"Nana, kamu juga bantu ibumu, ya. Sana ke dapur, nanti di sini bakal buat tamu."

"Maaf, Tante. Kenapa hanya keluargaku saja? Kenapa keluarga Om Burhan, Budhe Siti, atau yang lain tidak disuruh bantu-bantu?" ujarku setengah menantang.

"Apa? Ya mana mungkin aku menyuruh mereka, mereka kan ...."

"Karena mereka kaya? Dan keluargaku miskin?" tuturku sontak membuat semua orang menatap kami.

"Nana!" bentak Tante Gina.

"Kenapa, Tante? Benar kan? Selama ini kami diam, tapi justru semakin diinjak-injak. Maaf, saya tidak akan membiarkan keluargaku di rendahkan terus menerus," kataku dengan tegas membuat wajah Tante Gina merah padam.

"Kamu anak bau kencur tahu apa? Ha?"

"Ayo Pak, Bu. Kita pulang saja. Percuma kita di sini jika hanya dijadikan babu dadakan," ujarku lagi dengan menarik lengan kedua orangtuaku.

Dadaku bergemuruh ketika semua orang menatapku dengan pandangan aneh. Terutama Tante Gina, terlihat jelas sorot kebencian di matanya. Padahal kami sama sekali tidak pernah mencari masalah dengannya, tapi dia selalu saja memandang rendah keluarga kami.

"Pak, Bu. Nana janji, akan mengangkat derajat keluarga kita. Doakan semua usaha Nana berhasil, dengan atau tanpa bantuan Zaki," ucapku ketika kami bertiga berjalan ke arah jalan raya.

Kedua orangtuaku terdiam, sepertinya mereka juga masih terkejut dengan sikapku yang berubah seratus delapan puluh derajat. Biar saja, aku memang tidak suka jika harga diri kedua orangtuaku diinjak-injak.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Suka dengan ketegasan Nana
goodnovel comment avatar
Fernando Kanine
tambah seru
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Seragam Bekas Milik Keluargaku    Bab 7

    Aku mundur begitu Alex berkata demikian. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Kemarin dia memintaku untuk kembali dan rujuk dengannya. Aku kira, itu artinya dia juga akan mau menerima bayi ini dengan senang hati."Alika. Kamu bohong, kan?" Lagi, pertanyaan itu diajukan oleh Alex.Namun kali ini aku sudah tidak kuasa menjawabnya. Kulangkahkan kakiku mundur dari hadapannya dan berjalan ke teras.Satu persatu ingatanku soal Gibran terulang. Ia memakiku karena aku bisa secepat ini percaya lagi pada Alex. Bukan perkara mudah, aku melakukan semua ini karena ada janin di dalam rahimku. Aku pikir, dengan adanya bayi ini maka Alex akan semakin baik. Dan juga, aku tidak mungkin egois dengan tetap mengajukan perceraian karena di dalam rahimku ada darah dagingnya.Lantas sekarang, saat semua sudah berubah seperti ini aku bisa apa?"Alika. Jawab! Kenapa kamu justru pergi?"Aku menghela nafas panjang, lalu menatapnya. "Aku? Bohong? Lalu kamu pikir ini anak siapa?"Kali ini dia mengalihkan pand

  • Seragam Bekas Milik Keluargaku    Bab 6

    "Dia itu jahat, Alika. Jahat." Entah sudah kata keberapa yang diucapkan Gibran kali ini.Hari ini tiba-tiba saja dia mengajakku bertemu dan tanpa kuduga dia justru berkata demikian. Ini masih soal orang yang sama, Alex.Kali ini bukan aku yang mengatakan jika Alex jahat, tapi justru Gibran. Awalnya aku tak percaya dengan apa yang dia katakan, tapi ketika dia menyodorkan sebuah foto dihadapanku anggapanku sedikit berubah."Tapi, dia sangat baik di depanku, Gibran. Aku yakin dia sudah berubah. Siapa tahu ini hanya temannya, atau kebetulan bertemu saja dan kamu beranggapan lain," ujarku masih berusaha membela Alex.Gibran mengacak rambutnya kasar, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi. "Terserah jika kamu tidak percaya. Yang terpenting aku sudah mengatakan yang sebenarnya padamu, bahwa Alex itu masih sama jahatnya." Dia seperti sudah menyerah, tapi aku memang sudah percaya lagi dengan Alex. Aku yakin dia sudah berubah."Tidak. Buktinya dia sekarang tidak pernah main tangan kepadaku. Bahkan

  • Seragam Bekas Milik Keluargaku    Bab 5

    Rasa penasaranku masih tinggi saat Alex tak kunjung menyahut panggilanku. Entah karena dia tak mendengar atau sengaja tak menjawab."Alex ...." ucapku lagi dengan setengah berteriak agar dia mendengar panggilanku.Aku masih menunggu di luar kamar, karena jujur saja aku takut jika dia marah ketika aku bertanya banyak soal yang dia lakukan di dalam. Terlebih aku sangat takut jika dia kembali memukuliku ketika aku berusaha masuk tanpa seijinnya.Namun sepertinya dugaanku salah, beberapa saat setelah aku meneriakinya, Alex menyembulkan kepalanya di pintu dengan senyuman lebar. Hal itu benar-benar di luar dugaanku."Ya, ada apa? Kamu tadi memanggilku?" ucapnya dengan lantas membuk pintu kamar lebar-lebar."Em, iy-iya. Kamu sedang apa?" tanyaku dengan hati-hati."Oh, aku sedang memasang foto pernikahan kita kembali. Maaf, seingatku dulu aku melepasnya dari dinding."Ya, saat itulah yang membuatku sekarang sangat trauma. Saat itu aku memaksa masuk dan bertanya perihal ia yang melepas beberap

  • Seragam Bekas Milik Keluargaku    Bab 4

    Kedua mata kami bertemu, rasanya di dalam relung hati sana masih ada getaran untuknya. Meski yang bagaimanapun dia tetap ayah dari janin yang kukandung dan kami pernah saling mencintai dengan sangat dalam."Aku sudah pernah mencintaimu dengan sangat, begitu juga sudah pernah kecewa dengan sikapmu. Rasanya aku hampir tak bisa mengenali kata-katamu lagi. Apakah itu serius, atau tidak," jawabku dengan mengatur nafasku, karena sejujurnya saja aku takut jika dia akan melayangkan pukulan atau tamparan kepadaku.Bukan karena apa, aku hanya takut jika bayi dalam kandunganku kenapa-kenapa. Meskipun dia belum tahu, tapi aku wajib melindunginya sampai dia lahir di dunia.Beberapa detik kemudian dia mengalihkan pandangannya dan menjambaki rambutnya. "aarrghh! Sudah cukup Alika. Aku memang pernah bersalah, dan kedatanganku sekarang ingin menebusnya. Tolong, percaya lah."Dia berjalan menjauh dariku dengan memakai baju yang ia ambil dengan kasar. Aku tak tahu harus percaya dengan kata-katanya atau

  • Seragam Bekas Milik Keluargaku    Bab 3

    Kehamilanku sudah masuk usia ke empat, jika diperhatikan perutku sudah mulai menyembul. Namun semenjak hamil aku selalu menggunakan baju yang lebih longgar dari biasanya.Bukan karena apa, aku hanya takut orang-orang mengejekku karena hamil dan ditinggalkan oleh suamiku. Namun, tak kusangka jika Alex akan kembali ke rumah ini malam ini.Entah untuk tujuan apa, padahal dia sudah pernah mengirimiku pesan bahwa ia akan meninggalkanku. Dan malam ini dia seakan lupa dengan semua yang sudah ia perbuat selama ini.Bahkan aku sudah sempat akan mengejar cinta lamaku setelah kepergiannya. Bagiku Alex sudah benar-benar meninggalkanku, dan tak menginginkanku lagi. Namun ternyata dia justru datang lagi ke dalam hidupku.Apapun itu aku akan tetap mengajukan perpisahan dengannya. Sikapnya selama menjadi suamiku benar-benar membuatku tak nyaman, terlebih sikap tempramentalnya. Aku bahkan sudah pernah menginap di IGD rumah sakit karena kekerasan yang ia perbuat.Malam sudah larut, aku memutuskan untuk

  • Seragam Bekas Milik Keluargaku    Bab 2

    Kisah AlikaBagian 2Perkataan Dea masih mengganggu pikiranku meski sudah sampai di rumah. Dea mengatakan jika tempo hari ia bertemu Alex dan Alex pun berniat mengajakku keluar negeri. Apa itu benar? Namun, bahkan kita sudah tak saling berhubungan lagi. Jadi bagaimana bisa Alex berkata jika ia akan membawaku keluar negeri. Lagipula untuk apa?Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam kepalaku. Sampai pukul setengah sebelas aku belum berhasil memejamkan mata meski segala cara telah kulakukan. Pertemuanku dengan Dea siang tadi benar-benar membuatku berfikir keras.Saat ini aku tinggal disebuah rumah yang memang sudah kutinggali dengan Alex dari awal menikah. Ini merupakan rumah yang kami beli hasil dari uang tabungan kami sewaktu masih bujang. Namun entah kenapa selang beberapa saat setelah menikah Alex justru berubah, suka memukuliku, dan sekarang dia pergi dari rumah ini tanpa kabar.Tokk tokk tokkSayup kudengar suara pintu depan di ketuk oleh seseorang. Seketika jantungku berdebar, karen

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status