Share

Bab 19 Labirin

Diikuti para personelnya, Akarsana melangkah cepat menelusuri jalan panjang yang semakin suram dan dingin. Di akhir jalan, ketika ia mau melewati sebuah lawang, anak buah Maruk muncul—satu, tiga, lima—berlompatan dari balik reruntuhan. Mereka memilih bungkam saat Akarsana bertanya tentang lokasi Maruk dan para warga yang disandera. Tanpa banyak bicara, para kriminal itu menyerang.

Namun, ada satu hal yang membuat Raesaka terganggu. Matanya mengerjap lebih sering dari biasanya, berpikir terkena debu atau iritasi. Ia tercenung beberapa kali, mencoba memahami apa yang terjadi. Meskipun serangan para kriminal itu dapat dengan mudah ditangkis dan dilawan balik, Raesaka tidak dapat melihat jelas wajah mereka. Mata, telinga, dan mulut mereka ditutupi lapisan buram, seperti uap embun pada permukaan cermin. Setelah para kriminal itu dikalahkan, tangan dan kaki mereka diikat supaya tidak melarikan diri.

Hal yang sama terjadi lagi begitu memasuki jalan berikutnya, dan Raesaka yakin, hanya dir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status